PENDAHULUAN
1
2
1. Kerak
Merupakan lapisan terluar yang tipis, terdiri batuan yang lebih ringan
dibandingkan dengan batuan mantel di bawahnya. Densitas rata-rata 2.7 gr/cc.
Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan ini menimbulkan perbedaan
elevasi antara benua dan samudera. Pada daerah pegunungan ketebalannya
lebih dari 50 km dan pada beberapa samudera kurang dari 5 km. Berdasarkan
data kegempaan dan komposisi material pembentuknya, para ahli membagi
menjadi kerak benua dan kerak samudera.
a. Kerak benua, terdiri dari batuan granitik, ketebalan rata-rata 45 km,
berkisar antara 30–50 km. Kaya akan unsur Si dan Al, maka disebut
juga sebagai lapisan SiAl.
b. Kerak samudera, terdiri dari batuan basaltik, tebalnya sekitar 7 km.
Kaya akan unsur Si dan Mg, maka disebut juga sebagai lapisan SiMa.
Tabel 1.1 Unsur-unsur utama penyusun kerak bumi
Unsur % Massa
Oksigen (O) 47%
Silikon (Si) 28%
Aluminium (Al) 8.%
Besi (Fe) 5%
Kalsium (Ca) 4%
Natrium (Na) 3%
Kalium (K) 3%
Magnesium (Mg) 2%
pada tekanan di tempat tersebut. Selain itu, komposisi penyusun inti bumi
juga diketahui dengan mendasarkan pada komposisi meteorit yang dijumpai
mengandung logam besi 90% dan nikel sebanyak sekitar 7% sampai 8%.
Sehingga diperkirakan material logam penyusun inti bumi adalah unsur besi
dan nikel.
1.2. Mineral
Mineral merupakan suatu zat padat homogen yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik,
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-
atom secara beraturan didalamnya atau dikenal sebagai strukutur kristal. Dalam
keadaan padat mineral (kecuali beberapa jenis) memiliki sifat dan bentuk tertentu
sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Berikut ini adalah
beberapa definisi mineral oleh para ahli:
1. A.W.R. Potter dan H.Robinso, 1977
Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposis
kimia tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.
2. L.G. Berry dan B.Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
3. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks,1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktur homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik. Berdasarkan beberapa sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh
mineral, maka mineral-mineral yang ada di alam ini dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok mineral. Bedasarkan hal tersebut, James D.
Dana, seorang Professor Yale University pada tahun 1873
mengelompokkan mineral dalam beberapa kelompok berdasarkan kemiripan
komposisi kimia dan struktur kristal menjadi 8 kelompok, yaitu mineral sulfida,
sulfat, karbonat, silika, oksida, halida, posfat, native mineral atau unsur murni.
5
1. Mineral Silika
Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini,
yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa
unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat
kerak bumi terdiri dari mineral silika. Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan
(metamorf). Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan
magma mulai mendingin.
Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau
jauh di bawah permukaan bukit dimana tekanan dan temperatur
lingkungannya sangat tinggi. Lingkungan pengkristalan dan komposisi kimia
dari magma sangat mempengaruhi macam mineral yang terbentuk.
Contoh, mineral olivin mengkristal pada temperatur tinggi.
Sebaliknya kuarsa mengkristal pada temperatur yang rendah. Silikat
pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan komposisi kimianya, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-
ferromagnesium.
a. Mineral ferromagnesian: mengandung unsur Fe atau Mg, berwarna
gelap. Contohnya, olivin, hornblende, biotit.
b. Mineral non feromagnesian: mineral silikat yang tidak mengandung
unsur besi dan magnesium, berwarna terang. Contohnya, muscovite,
feldspar, kuarsa
2. Mineral Oksida
Terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Banyak oksida berwarna hitam tetapi yang lain bisa sangat
berwarna-warni. Keragaman oksida diakibatkan oleh kelimpahan oksigen di
kerak bumi. Oksida mengandung ikatan ionik tertentu yang bisa dijadikan
patokan untuk membedakan golongan mineral oksida dengan kelompok
mineral lain di alam. Secara umum mineral oksida selalu berkesinambungan
dengan mineral hidroksida. Unsur yang paling utama dalam golongan oksida
adalah besi, mangan , timah dan alumunium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah hematit (Fe2O3), kasiterit (SnO2), dan korundum (Al2O3).
3. Mineral Oksida
Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam
dengan sulfur/belerang (S). Biasanya terbentuk di sekitar wilayah gunung api
yang memiliki sulfur yang tinggi. Pembentukan mineral sulfida berawal dari
proses hidrotermal atau lokasi pembentukannya dekat dengan gunung api
yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan mineralnya biasa
terjadi di bawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Contoh
mineralnya, argentite (Ag2S), kalkosit (Cu2S), pirit (FeS3), galena (PbS),
sphalerite (ZnS), dan cinnabar (HgS).
7
4. Mineral Sulfat
Mineral sulfat adalah kombinasi dari logam atau semi logam dengan
anion sulfat tersebut membentuk mineral sulfat. Pembentukan mineral
sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar
airnya, contohnya adalah danau atau pesisir, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Mineral sulfat jenisnya ada lebih dari 200 jenis dan merupakan
mineral yang langka. Beberapa mineral yang sering ditemukan yaitu, anhidrit
(CaSO4), barit (BaSO4), celestite (SrSO4), dan gipsum (CaSO4.2H20).
Perbedaan yang membedakan satu mineral dan mineral lainnya terletak pada
lingkungan pembentukannya.
5. Mineral Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat.
Seumpama persenyawaan Ca dinamakan kalsium karbonat CaCO3 dikenal
sebagai mineral kalsit. Merupakan mineral utama pembentuk batuan sedimen.
Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton.
karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah karst yang
membentuk gua, stalaktit dan stalagmit. Dalam kelas karbonat ini juga
termasuk nitrat dan borat. Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam
kelompok karbonat adalah dolomit (CaMg(CO3)2, kalsit (CaCO3), dan
magnesit (MgCO3).
7. Mineral Posfat
Mineral fosfat terbuat dari adanya proses persenyawaan logam fosfat.
Kelompok mineral ini sering dicirikan berkilap serta memiliki struktur kristal
berwarna yang indah. Contoh fosfat, yakni apatit, monasit dan turqoise.
b. Menyerat (fibrous)
Bentuk kristal menyerupai serat-serat kecil. Contohnya, asbestos dan
gipsum.
d. Membilah (bladed)
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu dengan
perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh. Contohnya, kyanit
dan kalaverit.
e. Memapan (tabular)
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan
tebal tidak terlalu jauh. Contohnya, barit dan hematit.
13
f. Membutir (granular)
Merupakan kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contohnya,
olivin, anhidrit, rhodochrosite, dan chromite.
3. Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah
mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan refleksi dan
pembiasan (refraksi). Intensitas kilap tergantung dari indeksi bias dari
mineral, apabila makin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah
cahaya yang dipantulkan.
a. Kilap logam (metallic luster), yaitu apabila mineral tersebut
mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang
mempunyai kilap logam adalah emas dan galena.
14
5) Kilap tanah, kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan
sinar yang masuk tidak dipantulkan kembali. Contohnya, kaolinit
dan pirolusit.
4. Kekerasan (hardness)
Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral
terhadap goresan. Penentuan kekerasan relatif mineral adalah dengan
menggoreskan permukaan mineral pada mineral standar kekerasan dari skala
mohs yang sudah diketahui kekerasannya, seperti baja yang kekerasannya 6,5
SM.
Tabel 1.2. Skala Mohs
Skala Mohs Mineral
1 Talk
2 Gipsum
3 Kalsit
4 Fluorit
5 Apatit
6 Feldspar Ortoklas
7 Kuarsa
8 Topaz
9 Korundum
10 Intan
5. Gores (Streak)
Gores adalah warna asli dari mineral yang tampak apabila mineral
ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena
stabil dan penting untuk membedakan dua mineral yang warnanya sama tapi
17
6. Belahan (Cleavage)
Apabila mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan
plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah mengikuti arah
belahannya. Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan
kristal. Belahan tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian
yang kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Setiap
mineral memiliki arah belahan tersendiri.
a. Belahan sempurna
Yaitu jika mineral mudah terbelah melalu arah belahannya yang
merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang
belahannya. Contohnya, kalsit dan muskovit.
b. Baik
Apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata,
tetapi dapat juga terbelah memotong atau tidak melalui bidang
belahannya. Contohnya, feldspar dan augit.
c. Jelas
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi
mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan
tidak rata. Contohnya hornblende dan scheelite.
18
d. Tidak Jelas
Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan
untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar. Contohnya, beryl,
emas, dan platina.
e. Tidak sempurna
Apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahnnya, dan mineral akan
pecah dengan permukaan yang tidak rata. Contohnya, kasiterit, sulfur,
dan apatit.
7. Pecahan (Fracture)
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas plastisitas
dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah, pecahan dapat dibagi
menjadi:
a. Conchoidal, yaitu pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol
atau kulit bawang. Contohnya, kuarsa.
b. Hackly, pecahan mineral runcing-runcing tajam serta kasar tak
beraturan seperti bergerigi. Contohnya, emas, perak, dan tembaga.
c. Even, pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil
dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar. Contohnya.
Muscovite, talk, biotite.
d. Uneven, pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahnya kasar dan tidak teratur. Contohnya, kalsit dan chromite.