Anda di halaman 1dari 21

LAPISAN LITOSFER

Dosen Pengampu :

Hasrullah S.T., M.T

Disusun Oleh
Herliana (2240301020)
Klarisa Aprilina (2240301061)
Luthfi Mardiansyah (2240301062)
Muhayani (2240301063)
Natasya Adisti P. (2240301064)
Nurul Ain (2240301065)
Ricky Anugrah S. (2240301067)
Ririn Handayani (2240301068)
Fahira Nur A. (2240301069)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi Litosfer
Litosfer adalah lapisan kerak bumi paling luar. Dapat dikatakan juga
lapisan litosfer merupakan lapisan kulit bumi karena berada dipaling atas
atau paling luar. Litosfer sendiri digolongkan menjadi dua jenis yakni
Litosfer Benua dan Samudra.
Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam
silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO 2 dan AL 2 O3. Pada
lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan
sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang
terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat
padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.Kerak bumi ini terbagi menjadi
dua bagian yaitu:
a. Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di
bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini
yang merupakan benua.
b. Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di
Laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik
dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan
peridolit. Kerak ini menempati dasar Samudra

Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang


tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa
SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada
lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km.
B. Proses Pembentukan Litosfer
Proses terbentuknya lapisan litosfer melibatkan sejumlah kejadian
geologis yang terjadi selama sejarah panjang bumi. Berikut adalah beberapa
langkah proses terbentuknya lapisan litosfer:
1. Pembekuan Kerak Bumi Awal:
Pada awalnya, Bumi dalam keadaan panas setelah terbentuk dari debu
dan gas di tata surya. Seiring berjalannya waktu, suhu Bumi mulai
turun. Ketika suhu turun, material yang terutama terdiri dari silikat
mulai membeku dan membentuk kerak bumi awal.
2. Pembentukan Lapisan Batuan:
Selama proses pendinginan, batuan yang ada di permukaan Bumi
mengalami kristalisasi dan membentuk batuan padat seperti granit dan
basalt. Proses ini membentuk bagian awal dari lapisan litosfer.
3. Proses Pemekaran dan Pembentukan Lempeng Tektonik:
Bumi mengalami proses pemekaran melalui aktivitas tektonik. Proses
ini menghasilkan pembentukan lempeng tektonik yang bergerak secara
lambat di atas astenosfera, lapisan plastis yang terletak di bawah litosfer.
Interaksi dan pergeseran lempeng ini menciptakan berbagai fitur
geologis seperti pegunungan, lembah, dan cekungan.
4. Subduksi dan Pemadatan:
Di daerah subduksi, satu lempeng tektonik dapat tenggelam ke bawah
lempeng tektonik lainnya. Selama proses subduksi, litosfer yang
tenggelam mengalami pemadatan dan pemanasan, yang kemudian
mempengaruhi sifat dan komposisi lapisan litosfer di daerah tersebut.
5. Pembentukan Dorsal Middens (Punggung Tengah Laut):
Di punggung tengah laut, lempeng tektonik terpisah dan magma dari
mantel bumi naik ke permukaan. Ketika magma mencapai permukaan,
itu membeku dan membentuk kerak baru. Proses ini, dikenal sebagai
spreading, menyumbang pada pertumbuhan lapisan litosfer.
6. Pelapukan dan Sedimentasi:
Cuaca dan pelapukan berkontribusi pada pembentukan sedimen di
permukaan Bumi. Sedimen ini dapat menumpuk dan membentuk lapisan
batuan sedimen di atas kerak bumi.
7. Erosi dan Perubahan Lapisan Litosfer:
Faktor seperti erosi oleh air, angin, dan es dapat memengaruhi lapisan
litosfer seiring waktu. Proses ini dapat menyebabkan perubahan dalam
komposisi dan struktur lapisan litosfer.

Proses-proses ini, bersama-sama, membentuk dan memodifikasi


lapisan litosfer Bumi sepanjang miliaran tahun. Litosfer adalah lapisan yang
dinamis dan terus berubah sebagai akibat dari aktivitas geologis yang
berlangsung di seluruh planet.
BAB II
STRUKTUR LITOSFER
A. Kandungan mineral litosfer
Litosfer mengandung berbagai jenis mineral yang membentuk
batuan di dalamnya. Di kerak bumi, mineral-mineral seperti kuarsa, feldspar,
piroksen, amfibol, dan mika dapat ditemukan. Komposisi mineral di kerak
samudra dan kerak benua sedikit berbeda, dengan kerak samudra memiliki
lebih banyak mineral densitas tinggi seperti basalt, sementara kerak benua
lebih kaya akan granit dan batuan granodiorit.
Selain itu, di bagian atas mantel, mineral utama termasuk olivin,
piroksen, dan amfibol. Kandungan mineral ini dapat bervariasi tergantung
pada kedalaman dan tekanan di dalam lithosfer. Keseluruhan, lithosfer
adalah kompleksnya kombinasi mineral yang menciptakan kerak dan mantel
bumi, memberikan kontribusi pada struktur dan sifat unik dari lapisan luar
planet ini.

B. Karakteristik geologi litosfer


 Ketebalan: Ketebalan litosfer bervariasi dari 50 km di dasar samudra
hingga 200 km di bawah pegunungan
 Komposisi: Litosfer tersusun atas batuan dan mineral yang sangat
beragam.

Batuan litosfer dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama yaitu :


1. Batuan Beku
Jenis batuan pertama yang membentuk litosfer adalah batuan
beku. Batuan beku ini terbentuk dari magma pijar yang membeku
dan menjadi padat karena proses pendinginan. Batuan beku
terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Batuan Tubir: batuan tubir disebut juga sebagai batuan kristal.
Batuan tubir ini disebut demikian karena terdiri dari kristal-
kristal dan proses pembentukannya terjadi di dalam kulit
bumi. Batuan tubir memiliki bongkahan kristal yang
berukuran besar sebagai akibat dari proses
pendinginan yang berjalan lambat. Salah
satu contoh batuan tubir adalah batu
granit
b. Batuan Leleran: batuan leleran memiliki nama lain batuan
beku luar. Batuan ini disebut sebagai batuan beku luar karena
proses pembekuannya terjadi di bagian luar
kulit bumi. Oleh karena itu, penurunan
temperaturnya juga terjadi sangat cepat.
c. Batuan Korok: batuan korok disebut juga sebagai batuan
gang. Sesuai namanya, jenis batuan yang satu ini terbentuk di
korok atau gang. Karena lokasinya yang dekat
dengan permukaan, proses pendinginan batuan tersebut juga
berlangsung lebih cepat.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari endapan dari struktur batuan
yang mudah lepas dan terbawa air, angin, dan es. Lama
kelamaan, endapan tersebut akan
menumpuk dan mengeras, kemudian
terbentuk menjadi batuan. Oleh karena
itu, nama batuannya adalah batuan
sedimen. Proses pengerasan batuan ini disebut dengan
pembaruan.
Ditinjau dari proses pembentukannya batuan sedimen dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Batuan sedimen klastik yaitu batuan asal yang mengalami
penghancuran secara mekanis dari ukuran besar menjadi
kecil. Setelah itu, batuan tersebut mengalami pengendapan
dan membentuk batuan endapan klastik. Salah satu batuan
endapan klastik adalah batuan pasir dan batu lempung
(shale).
b. Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terjadi karena
proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dan
dehidrasi. Contoh batuan sedimen kimiawi yang terjadi
secara langsung adalah batuan sedimen kapur, yaitu
stalaktit dan stalagmit. Stalaktit dan stalagmit tersebut
dapat ditemukan di gua-gua kapur.
c. Batuan sedimen organik merupakan batuan yang dalam
proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme,
antara lain sisa-sisa bangkai binatang yang tertimbun di
dasar laut, contohnya kerang dan terumbu karang.
3. Batuan Metamorf
Metamorf adalah batuan hasil perubahan dari
batuan beku dan batuan endapan yang terjadi
akibat proses metamorphosis. Faktor-faktor
penyebab perubahan batuan antara lain:
 Suhu tinggi
 Tekanan tinggi
 Kombinasi suhu dan tekanan tinggi
 Penambahan bahan lain.

BAB III
PROSES TERJADINYA PERGERAKAN LITOSFER
A. Teori pergerakan lempeng tektonik
Teori pergerakan lempeng tektonik adalah teori yang menjelaskan
bahwa kerak bumi, yang merupakan lapisan terluar bumi, terpecah menjadi
lempeng-lempeng yang bergerak. Lempeng-lempeng ini dapat berupa kerak
benua, kerak samudera, atau gabungan dari keduanya. Pergerakan lempeng-
lempeng ini disebabkan oleh adanya arus konveksi di mantel bumi.

B. Bukti-bukti pergerakan lempeng tektonik


 Pola penyebaran benua. Penelitian geologi menunjukkan bahwa benua-
benua di bumi pernah bergabung
menjadi satu benua besar yang disebut Pangea. Pangea kemudian
pecah menjadi beberapa benua yang kita kenal saat ini.
 Kesamaan fosil. Fosil-fosil tanaman dan hewan yang ditemukan di
benua-benua yang berbeda menunjukkan bahwa benua-benua tersebut
pernah menyatu.

 Kesamaan struktur geologi. Struktur geologi, seperti pegunungan dan


patahan, yang ditemukan di benua-benua yang berbeda menunjukkan
bahwa benua-benua tersebut pernah menyatu.
C. Dampak pergerakan lempeng tektonik pada manusia
 Dampak positif pergerakan lempeng tektonik:
1. Pembentukan bentang alam. Pergerakan lempeng tektonik
menyebabkan terbentuknya berbagai bentang alam, seperti
pegunungan, palung, dan gunung berapi. Bentang alam ini dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, seperti
pertanian, permukiman, dan pariwisata.
2. Pembentukan sumber daya alam. Pergerakan lempeng tektonik
juga menyebabkan terbentuknya berbagai sumber daya alam,
seperti minyak bumi, gas alam, dan mineral. Sumber daya alam ini
dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan.
 Dampak negatif pergerakan lempeng tektonik:
1. Bencana alam. Pergerakan lempeng tektonik dapat menyebabkan
terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, dan
letusan gunung berapi. Bencana alam ini dapat menimbulkan
korban jiwa dan kerusakan harta benda.

a) Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan
bumi akibat pelepasan energi dari dalam bumi. Ketika
lempeng tektonik saling bergerak, tekanan yang
terakumulasi dapat mengakibatkan gempa bumi.

b) Tsunami
 Gempa bumi tektonik: Ketika lempengan tektonik
saling bergeser, terjadi perpindahan besar pada
dasar laut yang memicu tsunami.
 Letusan gunung berapi subakut: Letusan gunung
berapi di dasar laut dapat menciptakan pergerakan
massa air yang mengakibatkan tsunami.
 Longsoran bawah laut: Longsoran bawah laut
akibat gempa bumi atau letusan gunung berapi
dapat memicu terjadinya tsunami.
c) Gunung Berapi
Letusan gunung api terjadi ketika magma, gas, dan
material padat dari dalam bumi dikeluarkan melalui
saluran yang disebut kawah. Letusan gunung api dapat
disebabkan oleh tekanan gas yang terakumulasi di dalam
magma atau akibat pergerakan lempeng tektonik yang
menyebabkan penumpukan magma di bawah permukaan
bumi.

2. Perubahan iklim. Pergerakan lempeng tektonik dapat


menyebabkan perubahan iklim di suatu wilayah. Hal ini dapat
berdampak pada kehidupan manusia, seperti perubahan pola
cuaca, meningkatnya risiko kekeringan, dan meningkatnya risiko
penyakit.
BAB IV
DAMPAK LITOSFER DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

A. Potensi sumberdaya alam di dalam litosfer


Di dalam litosfer terdapat berbagai potensi sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Beberapa sumber daya alam yang terdapat di
dalam litosfer beserta sumbernya antara lain:
1. Mineral dan Logam:
 Emas, Perak, Tembaga, dan Besi: Ditemukan dalam bentuk
bijih di berbagai lokasi di seluruh dunia.
 Batu Bara: Terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang telah
mengalami proses dekomposisi selama jutaan tahun.
2. Bahan Bakar Fosil:

 Minyak Bumi dan Gas Alam: Terbentuk dari sisa-sisa


organisme laut yang terkubur dan terkena tekanan dan panas di
dasar laut selama berjuta-juta tahun.
3. Batuan dan Material Bangunan:

 Granit, Marmer, dan Batu Kapur: Digunakan sebagai bahan


bangunan karena sifat-sifatnya yang kokoh dan estetis.
 Pasir dan Kerikil: Digunakan sebagai bahan konstruksi dalam
pembuatan beton.
4. Panas Bumi:
 Energi Panas Bumi: Dihasilkan dari panas yang berasal dari
dalam bumi, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik.
5. Air Tanah:

 Air Tanah: Merupakan sumber air yang terdapat di dalam


lapisan tanah, digunakan untuk kebutuhan air bersih.
6. Geotermal:

 Energi Geotermal: Dihasilkan dari panas yang berasal dari


dalam bumi dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik
atau pemanasan.
7. Batu Mulia dan Batu Permata:

 Berlian, Zamrud, dan Batu Mulia Lainnya: Terbentuk dari


proses geologi yang kompleks dan ditemukan di berbagai
wilayah.
8. Tanah Pertanian:
 Topsoil: Lapisan atas tanah yang subur dan kaya akan
nutrien, sangat penting untuk pertanian dan pertanaman.
Pemanfaatan sumber daya alam ini harus dilakukan dengan bijaksana
untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan menghindari eksploitasi yang
berlebihan. Pengelolaan yang baik dapat memastikan bahwa sumber daya
alam ini dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
B. Dampak lingkungan dan Kesehatan karena aktifitas litosfer
Aktivitas litosfer, seperti eksploitasi sumber daya alam dan kegiatan
manusia lainnya yang terkait dengan litosfer, dapat memiliki dampak
signifikan pada lingkungan dan kesehatan. Berikut adalah beberapa dampak
yang dapat terjadi:
1) Pencemaran Tanah
Dampak: Tanah dapat tercemar oleh logam berat, pestisida, dan zat
kimia lainnya, mengakibatkan kerusakan ekosistem tanah dan
potensi pencemaran sumber air tanah.

2) Erosi Tanah
Dampak: Tanah hilang akibat erosi, yang dapat merusak lapisan
tanah subur, menyebabkan banjir, dan mengurangi ketersediaan
sumber daya tanah untuk pertanian.
3) Gempa Bumi dan Letusan Vulkanik
Dampak: Gempa bumi dan letusan vulkanik dapat menyebabkan
kerusakan struktural, kehilangan nyawa, dan dampak jangka panjang
terhadap lingkungan sekitarnya.

4) Pencemaran Udara
Dampak: Emisi gas rumah kaca, partikulat, dan polutan udara
lainnya dapat merusak kualitas udara, menyebabkan masalah
pernapasan, dan berkontribusi pada perubahan iklim global.

5) Perubahan Tata Guna Tanah


Dampak: Hilangnya habitat alami, deforestasi, dan perubahan tata
guna tanah dapat mengancam keanekaragaman hayati dan
menyebabkan kehilangan habitat.
6) Gejala Radon
Dampak: Gas radon dapat merembes ke dalam bangunan dan
menyebabkan masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko
kanker paru-paru.

7) Kerusakan Tanah dan Lanskap


Dampak: Merusak lanskap alami, menyebabkan hilangnya habitat,
dan dapat mengakibatkan longsor tanah.

Penting untuk menerapkan praktik-praktik pengelolaan yang


berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak negatif
ini dan memastikan keberlanjutan ekosistem dan kesehatan manusia. Selain
itu, regulasi dan pemantauan yang ketat diperlukan untuk memitigasi
dampak lingkungan dan kesehatan yang mungkin timbul dari aktivitas
litosfer.
Penanganan masalah yang muncul dari dampak litosfer memerlukan
kerjasama antara pemerintah, industri, masyarakat, dan lembaga lingkungan
untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan menjaga keseimbangan
ekosistem.

BAB V
KESIMPULAN
Litosfer adalah lapisan kerak bumi paling luar. Lapisan sial yaitu
lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL2O3. Lapisan sima (silisium
magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam
silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO

Jenis batuan pertama yang membentuk litosfer adalah batuan


beku. Batuan beku terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu batuan tubir, batuan
leleran, dan batuan korok.

Batuan sedimen terbentuk dari endapan dari struktur batuan yang


mudah lepas dan terbawa air, angin, dan es.
a. Batuan sedimen klastik
b. Batuan sedimen kimiawi
Pergerakan lempeng tektonik dapat menyebabkan terjadinya bencana
alam, seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Pergerakan
lempeng tektonik dapat menyebabkan perubahan iklim di suatu wilayah. Hal
ini dapat berdampak pada kehidupan manusia, seperti perubahan pola cuaca,
meningkatnya risiko kekeringan, dan meningkatnya risiko penyakit.
Aktivitas litosfer, seperti eksploitasi sumber daya alam dan kegiatan
manusia lainnya yang terkait dengan litosfer, dapat memiliki dampak
signifikan pada lingkungan dan kesehatan. Berikut adalah beberapa dampak
yang dapat terjadi:. Penting untuk menerapkan praktik-praktik pengelolaan
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak
negatif ini dan memastikan keberlanjutan ekosistem dan kesehatan manusia.
Selain itu, regulasi dan pemantauan yang ketat diperlukan untuk memitigasi
dampak lingkungan dan kesehatan yang mungkin timbul dari aktivitas
litosfer. Penanganan masalah yang muncul dari dampak litosfer memerlukan
pendekatan yang terpadu dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka
https://www.gramedia.com/literasi/litosfer/#Pengertian_Litosfer

https://www.zenius.net/blog/pengertian-litosfer#Pengertian_Litosfer

http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2012/02/proses-terbentuknya-
litosfer.html

https://www.academia.edu/22761083/Makalah_Sumber_daya_alam

https://bpbd.bogorkab.go.id/mitigasi-adalah-upaya-mengurangi-risiko-berikut-
langkah-langkah-dan-contohnya/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/16/180000569/pencemaran-
tanah-dampak-dan-solusi?page=all

Anda mungkin juga menyukai