BAB I
DASAR – DASAR MINERALOGI
1.1 Mineralogi
Mineralogi merupakan ilmu yang membahas tentang sifat kimia, struktur
kristal, dan fisika (termasuk optik) suatu mineral. Studi ini juga mencakup proses
pembentukan dan perubahan mineral. Pada awalnya, mineralogi lebih
menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan.
International Mineralogical Association (IMA) adalah suatu organisasi
atau suatu kumpulan ahli mineralogi dari berbagai negara. Aktivitas organisasi ini
yaitu mengelola penamaan mineral, lokasi mineral yang telah diketahui, dsb.
Hingga tahun 2004 telah diketahui lebih dari 4.000 spesies mineral yang diakui
oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 spesies dapat digolongkan “umum”, sedangkan
50 spesies lainnya “kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”.
Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik
eksperimental (seperti difraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang ada,
telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan sangat akurat.
Ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup permasalahan yang lebih umum
dalam bidang kimia anorganik dan fisika zat padat. Meskipun demikan, bidang ini
tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral
pembentuk batuan (seperti pada perovskites, mineral lempung dan kerangka
silikat). Secara khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan
struktur mineral dan kegunaannya. Contoh yang menonjol berupa akurasi
perhitungan dan perkiraan sifat elastik mineral, yang telah membuka pengetahuan
mendalam mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang
berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi.
1.2 Mineral
Mineral adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah (geologis),
seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya dan
mempunyai kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk fisiknya. Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi. Agar dapat diklasifikasikan sebagai
Ibnu Khaldun
2
mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan dan memiliki struktur
kristal. Senyawa tersebut juga harus terbentuk secara alami dan memiliki
komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak memasukkan senyawa
seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa organik. Pada tahun 1995,
IMA telah mengajukan definisi baru tentang definisi mineral yaitu:
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan
normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi.
Klasifikasi modern telah mengikutsertakan senyawa organik ke dalam daftar
mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz.
Ibnu Khaldun
3
Atom dari unsur yang sama bersifat sama sedangkan dari unsur
yang berbeda bersifat berbeda pula.
Atom dapat berikatan secara kimiawi menjadi molekul.
2. Hukum komposisi tetap (The Law of Constant Composition oleh Proust
(1799):
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap senyawa adalah tetap”
1.4.1 Warna
Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat
dibedakan menjadi dua yaitu idiokromatik dan alokromatik. Idiokromatik yaitu
bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang
Ibnu Khaldun
4
tidak tembus cahaya (opak), seperti galena, magnetit, dan pirit (Gambar 1.1).
Sedangkan alokromatik yaitu mineral yang memiliki warna tidak tetap, tergantung
dari mineral pengotornya. Mineral jenis ini pada umumnya terdapat pada mineral-
mineral yang tembus cahaya, seperti kwarsa (SiO2) dan kalsit (CaCO3).
Ibnu Khaldun
5
(3) Kilap sutera (silky luster): memberikan kesan seperti sutera, umumnya
terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat seperti asbes, aktinolit
(Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2), dan gipsum.
(4) Kilap damar (resinous luster): memberikan kesan seperti damar, contohnya
sfalerit (Zn,Fe)S, resin, dan amber.
(5) Kilap mutiara (pearly luster): memberikan kesan seperti mutiara atau seperti
bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit
(KAl2(AlSi3O10)(F,OH)2, atau (KF)2(Al2O3)3(SiO2)6(H2O).), dan tremolit
(Ca2Mg5Si8O22(OH)2).
(6) Kilap lemak (greasy luster): memberikan kesan menyerupai lemak atau
sabun, contohnya talk, dan serpentin.
(7) Kilap tanah (earthy) atau kilap buram (dull): kenampakannya buram seperti
tanah, misalnya kaolin, limonit, dan bentonit.
Contoh kilap mineral dapat dilihat pada Gambar 1.3 berikut ini:
Ibnu Khaldun
6
1.4.3 Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif
sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs yang dikembangkan
oleh Friedrich Mohs (1773 – 1839) pada 1812, yang dimulai dari skala 1 yang
paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras. Skala Mohs
tersebut meliputi:
Ibnu Khaldun
7
Gambar 1.5 Gores dari kristal (a) pirit (FeS2) dan (b) rhodochrosite (MnCO3)
Ibnu Khaldun
8
bidang yang datar dan licin. Contoh belahan sempurna terdapat pada
mineral muscovite, calcite, dan galena.
(2) Belahan Baik (good): bidang belahannya rata, namun tidak sebaik
sempurna, tetapi masih dapat pecah pada arah lain. Contoh belahan baik
terdapat pada mineral feldsfar dan hyperstones.
(3) Belahan Jelas (distinct): bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata,
dapat dipecah pada arah lain dengan mudah. Contoh belahan jelas terdapat
pada mineral Hornblende dan Staurolite.
(4) Belahan Tidak Jelas (indistinct): dimana kemungkinan untuk membentuk
belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar. Contoh
belahan tidak jelas terdapat pada mineral magnetit, dan corundum.
(5) Belahan Tidak Sempurna (imperfect): dimana bidang belahan sangat tidak
rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil
daripada untuk membentuk pecahan. Contoh belahan tidak sempurna pada
mineral Apatite dan Calsiterite.
Ibnu Khaldun
9
Contoh dari pecahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.6 berikut ini
(a) (b) (c) (d) (e)
Ganbar 1.6 Jenis-jenis pecahan mineral, (a) Conchoidal fracture, (b) Splintery
fracture, (c) Uneven fracture, (d) Earthy fracture, (e) Hackly fracture
Ibnu Khaldun
10
Sifat fisik mineral galena (PbS) disajikan dalam Tabel 1.2 berikut ini.
Ibnu Khaldun
11
1.6 Rangkuman
(1) Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur
kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral.
(2) Mineral adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah (geologis),
seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya dan
mempunyai kristal kerakteristik yang tercermin dalam bentuk fisiknya.
(3) Prinsip-prinsip kimia yang berhubungan dengan kimia mineral yaitu
hukum perbandingan tetap (Proust) dan teori atom Dalton.
(4) Sifat-sifat fisik mineral yaitu warna, kilap (luster), kekerasan (hardness),
gores (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture), struktur/bentuk
kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity), dan kemagnetan.
(5) Mineral dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelompok yaitu (1) unsur, (2)
mineral sulfida atau sulfonat, (3) oksida dan hidroksida, (4) haloid, (5)
Nitrat, karbonat dan borat, (6) sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, (7)
fosfat, arsenat, dan vanadat, dan (8) silikat.
Ibnu Khaldun
12
1.7 Evaluasi
A. Soal Essay
1. Kelompokkanlah mineral-mineral yang mengandung aluminium berikut
ini berdasarkan klasifikasi Dana.
2. (a) Corundum (Al2O3), (b) Cryolite (Na3AlF6), (c) beryl (Be3Al2Si8O10),
(d) feldspar (KAlSi3O8).
3. Berdasarkan rumus kimianya, apakah galena, magnetit dan pirit termasuk
ke dalam golongan mineral yang sama? Jelaskan.
4. Tuliskan rumus kimia kwarsa dan kalsit (calcite) dan apakah kedua
mineral tersebut adalah segolongan?
5. Rumus kimia dari Be3Al2Si8O10 disebut dengan.............
(a) corundum (b) cryolite, (c) beryl, (d) feldfar, (e) galena
03. Yang bukan merupakan sifat fisik 04. Warna mineral yang selalu tetap
mineral adalah ....................... (idiokromatik) terdapat pada
(A) luster mineral ..............
(B) hardness (1) kwarsa
(C) streak (2) magnetit
(D) tenacity (3) kalsit
(E) electronegativity (4) pirit
05. Mineral berikut ini yang 06. Mineral Fluorite lebih keras
mengandung unsur timbal daripada mineral Apatit.
adalah ........
(A) kwarsa SEBAB
(B) magnetit
(C) kalsit Mineral Fluorite dapat menggores
(D) galena mineral Apatit.
(E) pirit
Ibnu Khaldun
13
07. Di antara mineral berikut ini yang 08. Mineral berikut ini yang memiliki
paling lunak menurut skala Mohs kilap seperti sutera yaitu ...............
adalah ........ (A) Gipsum
(A) Topaz (B) Kwarsa
(B) Kwarsa (C) Sfalerit
(C) Korundum (D) Dolomit
(D) Calcite (E) Bentonit
(E) Feldspar
09. Berikut ini merupakan ciri-ciri 10. Mineral berikut ini berdasarkan
yang dimiliki oleh mineral klasifikasi Dana adalah satu
kwarsa, kecuali.... kelompok, kecuali....
(A) Mengandung unsur silikon (1) BaSO4 dan (Fe,Mn)WO4
(B) Memiliki kekerasan sebesar 7 (2) K2CrO4 dan CaF(PO4)3
menurut skala Mohs (3) Pb5Cl(VO4)3 dan CaF(PO4)3
(C) Warna mineralnya selalu (4) (Fe,Mn)WO4 dan CaF(PO4)3
putih seperti kaca.
(D) Merupakan senyawa silikat
(E) Memiliki rumus kimia SiO2
DAFTAR PUSTAKA
1. http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_minerals
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Mineralogi
3. Nurhakim, Draf Modul Bahan Galian Industri Teknik Kimia, Bab III, Hal. 3–
7
Ibnu Khaldun