Anda di halaman 1dari 7

MODUL 4.

MINERALGI FISIS

Pengertian Mineral dan Mineralogi.

Mineral adalah bahan padat di alam yang mempunyai sifat fisis dan kemis tetap,
dapat berupa unsur tunggal maupun dalam bentuk persenyawaan kimia tetap, pada
umumnya bersifat homogen yang terbentuk secara anorganik.
Pengertian definisi dari MINERAL secara komprehensif:
 “terdapat di alam”, ini berarti bahwa benda hasil kerja laboratorium yang
mengkristal pada bentuk tertentu bukan mineral.
 “benda padat homogen”, mineral berwujud satu fase padat, hanya satu macam
material, yang tidak dapat diuraikan menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana oleh suatu proses fisika.
 “terbentuk secara anorganik”, benda-benda padat yang homogen , bukan hasil
aktivitas binatang dan tumbuh-tumbuhan.
 “mempunyai KOMPOSISI KIMIA pada batas-batas tertentu”, mineral adalah
suatu senyawa kimia, dan senyawa kimia yang mempunyai komposisi pada
batas-batas tertentu yang dinyatakan dengan suatu rumus.
 “atom-atom yang tersusun secara teratur”, merupakan ukuran dari keadaan
kristalisasinya, cara lain untuk suatu pembentukan, susunan atom yang teratur
ini tergambar atau tercermin pada bentuk luar kristalnya.

Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral, baik sifat-sifat fisik,
kimia, maupun optis

Mineralogi Kimia mem-pelajari mineral yang berupa unsur-unsur maupun


senyawa-senyawa yang terdapat di alam, yang merupakan pembentuk bagian-
bagian padat dari alam semesta.

Sifat sifat mineral dapat dipelajari dari sisi sifat fisis mineral, sifat kimia mineral
dn sifat optis minral. Pada Modul kali ini yang didiskusikan adalah SIFAT FISIS
MINERAL.

SIFAT FISIS MINERAL


Sifat fisi mineral dipengaruhi oleh: .Struktur KRISTAL & komposisi KIMIA
penyusunnya.
Sifat Fisi Mineral ini mencakup beberapa sifatfisis yaitu:

1. Sifat KOHESII ( Yaitu sifat Cleavage – Fracture – Tenacity – Hardness)


2. Reaksi terhadap CAHAYA (Color – Transparency – Luster – Streak – Play
of Color)
3. PERAWAKAN Kristal (Habit/ Shape))
4. KEMAGNETAN (Magnetism)
5. BERAT JENIS (Specific Gravity)

1. Siftat KOHESI
Sifat Fisis yang pertama adalah Sifat KOHESI yaitu Sifat Fisis yang
mengindikasikaan/menya-takan kekuatan atau kelekatan dari setiap atom
penyusunnya

Sifat Kohesi ii mencakup diskusi tentang sifat kohesi mineral yaitu:


 Belahan (Cleavage)
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang dipaksanakan melampaui batas
elastisitas dan plastisitasnya, menyebabkan mineral tersebut terbelah mengikuti
bidang permukaan (belahan) sesuai dengan struktur kristalnya.
a. Belahan SEMPURNA (Perfect)
Mineral mudah dibelah melalui bidang belahannya: Calsite, Muskovite
b. BAIK (Good)
Mineral mudah dibelah, tetapi terkadang memotong bidang belahannya:
Feldspar
b. JELAS (Distinct)
Arah belahan mineral terlihat jelas, tetapi sukar untuk terbelah melalui
bidang belahannya: Hornblende
c. TIDAK JELAS (InDistinct)
Arah belahan masih dapat dilihat, tetapi kemungkinan terbelah melalui
arah belahannya = kemungkinan pecah memotong arah belahannya:
Magnetite
d. TIDAK SEMPURNA (ImPerfect)
Tidak terlihat arah belahan mineral, tetapi mineral dapat pecah dengan 88
permukaan rata: Sulfur, Apatite

Macam BELAHAN berdasarkan Arah Bidang Belahan:


Adanya beberapa senyawa unsur kimia yang mempnyai berbeda nilai +velensi
unsur mineral menjadikan adanya berbagai sifat kristal yang terbentuk dalam
mineral tersebut. Termasuk juga apakah mineral tersebut tersusun atas usur
mineral tunggal atau gabungan beberapa unsur kimia. Dengan demikian
berdampak pada arah dari berbagai bigang kirtal mineral mempunyai bidang
kristal yang bebrdeda beda dalam mineral. Berikut arah bidang kristal mineral dan
atau nonkristal yang kita ketahui, yaitu: Satu arah (pinakoid / basal): Mika
i. Mineral dengan 2 (dua) arah (prismatik): contoh Pyroxsine, Amphibol
ii. Mineral dengan 3 (tiga) arah (rombohedral): misal pada mineralvCalsite
iii. Mineral dengan 4 (empat) arah (oktahedral): misal mineral Fluorite
iv. Mineral dengan 6 (enam) arah (dodekahedral): contoh mineral Granat

Umumnya arah bidang belahan mengikuti permukaan sesuai dengan struktur


kristalnya.
Belahan menunjukkan 3 arah, dimana satu dengan yang lain tidak sama
Contoh: pada mineral dengan sistem kristal orthorombik, monoklin, dan triklin
Belahan menunjukkan 3 arah saling tegak lurus dan sama satu terhadap lainnya
Contoh: pada mineral dengan sistem kristal rhombik atau reguler

B. PECAHAN
Pecahan atau fracture adalah sifat fisis suatu mineral yang apabila mendapat
tekanan yang dipaksanakan pada bidang permukaan mineral melampaui batas
elastisitas dan plastisitasnya,maka menyebabkan mineral tersebut pecah secara tidak
teratur.

Macam macam pecahan:


1. Conchoidal
Berbentuk membulat, seperti botol atau kulit bawang: contoh pada mineral
kuarsa, obsidian
2. Hackly
Pecahan berbentuk runc4ing runcing dan tajam, seperti pecahan besi: contoh
pada mineral emas (gold), temabaga (copper), dan silver
3. Even
Pecahan menjadi pecah kecil-kecil dengan permukaan mendekati bidang datar,
seperi galena, sulfur, muscovite
4. Un-even
Pecah dengan bidang pecahan kasar, tidak teratur: cobaltite, arsen
5. Splintery
Mineral pecah dan hancur tajam-tajam seperti benang berserabut (fibrous)
sepertipada mineral brucite, fluorite
6. Earthy
Mineral hancur hancur seperti tanah: talk, kaolin

C. SIFAT DALAM (Tenacity)

Sifat dalam mineral dimaksudkan adalah sifat atau daya tahan dan kekuatan mineral
apabila mendapat mendapat tekanan dari luar. Macam-macam sifat dalam suatu
mineral adalah:
Brittle; mineral mudah hancur bila dipukul: Kuarsa, Clay
Sectile; dalam kondisi dingin, mineral dapat dipotong dengan pisau: misal mineral
Gypsum
Maleable; yaitu mineral dapat dibuat dibuat lempengan tipis dan tidak mudah
hancur: sperti pada mineral emas (Gold), tembaga (Copper), dan perak (Silver)
Ductile; yaitu mineral dapat ditarik dan diulur seperti kawat, dan tidak kembali
seperti semula: Asbestos
Flexible; yakni mineral dapat dilengkungkan dengan bebas, dan dapat dikembalikan
seperti semula dengan sedikit simpangan, misal pada : Mika, Gypsum
Elastic; yaitu mineral dapat merenggang bila ditarik, dan dapat kembali seperti
semula bila dilepaskan: misal pada mineral Hematite tipis, Mika lembaran

D. KEKERASAN (Hardness)

Sifat kekerasan suatu mineral adalah daya tahan mineral terhadap remasan
(scratching) atau terhadap goresan (F. Mohs, Austria, 1882).
Cara penentuan tingkat kekerasan mineral atau suatu media missal batuan yang benar
adalah dengan menlakukan pengecekan/menggores menggunakan media atau mineral
atau bahan yang lebih keras kemudian ditekankan/remasan kepada bahan mineral
yang lebih lunak atau mudah teergores, jangansampai teebalik yang mucah tergores
atau mudah hancur untuk menggores mineral yang lebih kera.
Beberapa benda yang sudah dicek mempunyai tingkat kekerasan berbeda antara lain:

Ujung pensil H=1


Kuku jari manusia H = 2.5
Peniti / kawat tembaga H=3
Paku besi H = 4.5
Pisau baja H = 5 – 5.5
Kikir baja H = 6.5
Lempeng baja H=7
Gurinda H=8–9

Dengan tidak adanya kepastian kondisi benda untuk menentukan kekerasan benda
secara pasti, saat tertentu, maka seorang ahli mineralogi-petrografi menciptakan skala
kekerasan mineral/batuan yaitu bernama F. Mohs, Austria, pada tahun
1882. Akhirnya skala kekerasan mineral/batuan tersebut dikenal dengan “ Skala
Mohs” yang terdiri dari 10 (sepuluh) tingkat kekerasan mineral/batuan, dari yang
paling keras sampai dengan yang paling lunak adalah sebagai+ berikut:

1. Skala kekerasan 10 adalah Intan


2. Skala kekerasan 9 adalah Corundum
3. Skala kekerasan 8 adalah Topaz
4. Skala kekerasan 7 adalah Quartz
5. Skala kekerasan 6 adalah Orthocluse
6. Skala kekerasan 5 adalah Apatit
7. Skala kekerasan 4 adalah Fluorit
8. Skala kekerasan 3 adalah Calcite
9. ..Skala kekerasan2 adalah Gypsum
10. Skala kekerasan 1 adalah Talc

E. REAKSI ATAU TANGGAPAN M/INERAL TEHADAP CAHAYA.

Reaksi atau respon mineral terahadap cahaya adalah bagaimana 6sifat mineral
apab6ila dikenai cahaya sinar dari sumbernya, apakah diserap semua panjang
gelombang sianarnya, atau dipantulkan seluruh gelombang cahaya sinar oleh bidang
mineral atau ada yang diserap dan ada yang dipantaulkan. Berdasarkan atas sifat fisis
mineral terhadap pemantulan dan penyerapan gelombang cahaya tersebut, dapatlah
dibedakan reaksi mineral terhadap cahaya, yaitu:
1. Warna mineral (Color): pemantulan cahaya oleh permukaan mineral
2. Daya Tembus (Transparency): daya tembus mineral oleh cahaya.
3. Kilap (Luster): cahaya yang dipancarkan langsung dari permukaan mineral.
4. Gores/cerat (Streak): warna khas mineral (serbuk).
5. Warna Spesifik (Play of Color): permainan warna-warna mineral.

Warna Mineral

Warna mineral merupakan pemantulan cahaya (reflection) oleh permukaan mineral.


Adaoun faktor-faktor yang6 mempengaruhi terhadap warna mineral adalah:
a. Komposisi mineral
b. Struktur kristal & ikatan atom
c. Pengotoran mineral
d. Perbedaan panjang gelombang yang diserap
Warna mineral pada prinsipnya terdiri atas:
Idiochromatic : warna asli mineral, bersifat tetap dan spesifik.
Allochromatic : warna campuran akibat pengotoran, dapat berubah-ubah.
Ditinjau dari respon/tanggapan mineral terhadap pemantulan cahaya (reflection) oleh
permukaan mineral ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi, yaitu:
Transparent (tembus cahaya), dimana benda yang tertutupi di bawahnya
mineral tampak jelas, contoh: Mika, Calsite
Translucent (semi tembus cahaya) yakni yang tertutupi di bawahnya tampak
samar, contoh: Quartz, Gypsum
Sub TRansparent (agak tembus cahaya) yaitu apabila benda yang tertutupi di
bawahnya tidak jelas.
Opaque (tidak tembus cahaya) yaitu apabila benda yang tertutupi di bawah
mineral terseb6ut tidak tampak.

Kilap ( Luster)

Kilap merupakan kenampakan cahaya yang dipancarkan langsung (radiation) dari


permukaan mineral. Terdapat beberapa sifat fisi kilap suatu mineral, yaitu:
i. Metalic Luster (kilap logam), yakni mineral opaque, indeks bias n > 3
Contoh: Pyrite, Galena
ii. Sub Metalic Luster (kilap semi logam) yakni mineral semi opaque, indeks
bias n = 2.6 – 3
iii. Non Metalic Luster (kilap bukan logam)
Sifat-sifat amineral non metallic luster adalah sifat mineral:
a). Vitrous luster (kilap kaca atau gelas), contoh: quartz, mika, calsite,
fluorite
b). Adamantine luster (kilap intan atau permata), contoh: diamond
c) greasy luster (kilap lemak) atau waxy luster (kilap lilin) contoh:
halite terkena udara
d) silky luster (kilap sutera berserabut)
contoh: asbestos
e). Pearly luster (kilap mutiara, transparent dan translucent struktur
lembaran), contoh: mika, gypsum
f).Earthy luster (kilap tanah) atau dull luster (kilap lempung) contoh:
clay

iv. Mineral transparent dan translucent, indeks bias n < 2

Cerat /gores (Streak)


Cerat atau gores adalah warna mineral dalam k/eadaan atau bentuk serbuk /
bubuk, sebagai warna khas.. Warna-warna cerat atau goresan serbuk mineral
tersebut umumnya terjadi pada mineral-minreral berikut ini:

a). Umumnya mineral transparent dan translucent, mempunyai gores putih atau
tak berwarna.
b) Mineral non metalik berwarna gelap, mempunyai gores lebih terang.
Contoh: Dolomite (kuning)  gores putih
c) Mineral metalik, kadang mempunyai gores lebih gelap dari warna mineralnya.
Contoh: Copper (merah)  gores hitam
d). Mineral dengan warna dan gores sama.
Contoh: Magnetite (hitam)

PERMAINAN SINAR CAAHAYA:


Suatu bidang mineral atau mineral secara utuh, apabila mendapat sinar atau
cahaya dari sumbenyaakan terjadi berbagai permainan sinar dipermukaan atau
dari dalam tubuh mineral. Kejadian permaian sinar cahaya oleh mineral dapat
berupa:
a. Opalescence : pemantulan seperti mutiara.
b. Iridescence : serangkaian prismatik, baik di permukaan maupun di dalam
mineral.
 Adanya film atau selubung (coating) di permukaan.
Adanya kembaran (twin) di dalam mineral.
c. Asterism : refleksi sinar berbentuk bintang.
d. Fluorescence : emisi cahaya bersamaan dengan iradiasi ultraviolet.
e. Phosphorescence : emisi cahaya terus-menerus setelah iradiasi berakhir.
f. Thermoluminescence : bara api bila mineral dibakar.
g. Triboluminescence : percikan api bila mineral dipukul.

HABIT (Perwatakan mineral)

Bentuk atau perawakan tubuh (body) mineral (shape) dapat bermacam bentuk:
Foliated (mendaun); yakni tampak belahan-belahan yang mudah dipisahkan, seperti
lapisan (lamellar) atau memapan (micaceous). Misal mineral Mika

Columnar (meniang) ; adalah bentuk bentuk kristal mineral prismatic seperti contoh:
Pyrolusite

Bladed (membilah); adalah bentuk mineral menyerupai balok kayu, missal pada
Calaverite

Rectangulated (menjarum) ; yakni menyerupai kumpulan jarum-jarum berserakan,


seperti terjadi pada Rutile

Fibrous (menyerat) ; yakni merupakan kumpulan serat-serat berserabut, sepeti


Asbestos, Gypsum

Rectangulated (menjarum) ; yaitu kumpulan jarum-jarum berserakan, seperti


contoh: Rutile

Acicular / Divergent (memencar) ; yakni memencar membentuk kipas. Contoh:


Stibnite

Radiating (radial); merupakan kumpulan membentuk jemari melingkar. Contoh:


Phyrophilite, Marcasite
Dendrytic (menjari) ; yaitu kumpulan membentuk pola seperti pohon atau lumut.
Contoh: Phyrolusite, Silver

Colloform  (membulat), yakni membulat seperti bola-bola


Batryoidal  (bulat seperti bola / buah). Contoh: Opal
Renyform  (bulat seperti ginjal). Contoh: Hematite
Mamillary  (bulat seperti buah dada). Contoh:Opal
Granuler  (bulat seperti butiran tanah). Contoh: Olivine

MAGNETISM
Magnetisme adalah sifat fisis mineral yang menunjukkansifat kemagnetan suatu
mineral

Paramagnetik
Mineral mempunyai sifat seperti magnet (dapat menarik logam lain atau ditarik
magnet). Contoh: Phyrite, Magnetite

DiamagnetiK / Non MagnetiK


Mineral tidak mempunyai sifat seperti magnet (tidak dapat menarik atau ditarik
magnet). Contoh: Asbestos, Clay (lempung)

BERAT JENIS (Specific Gravyty)


Berat Jenis mineral adalah perbandingan antara berat suatu mineral dengan berat air
pada volume yang sama, atau density suatu mineral dibanding dengan density air.
Kerapatan (density) adalah massa per satuan volume (gram/liter).
Density diukur dengan cara perbandingan langsung terhadap cairan yang telah
diketahui berat jenisnya (density), yaitu:
µ Bromoform (CHBr3), BJ = 2.9
µ Acetylena Tetrabromida (Tetrabromethena, CH3Br4), BJ = 2.96
µ Methylena Iodida (CH2I2), BJ = 3.3

DETERMINASI MINERAL

1. Dasar Penggolongan – 1 berdasarakan Kilap (Luster), Logam dan Non


Logam
2. Dasar Penggolongan – 2 3berdasarakan kekerasan (Hardness)

Secara jelas, uraian mengenai SIFAT FISIS MINERAL dapat dicermatai


pada PPT dan6 PPT Narasi .

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai