MINERALGI FISIS
Mineral adalah bahan padat di alam yang mempunyai sifat fisis dan kemis tetap,
dapat berupa unsur tunggal maupun dalam bentuk persenyawaan kimia tetap, pada
umumnya bersifat homogen yang terbentuk secara anorganik.
Pengertian definisi dari MINERAL secara komprehensif:
“terdapat di alam”, ini berarti bahwa benda hasil kerja laboratorium yang
mengkristal pada bentuk tertentu bukan mineral.
“benda padat homogen”, mineral berwujud satu fase padat, hanya satu macam
material, yang tidak dapat diuraikan menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana oleh suatu proses fisika.
“terbentuk secara anorganik”, benda-benda padat yang homogen , bukan hasil
aktivitas binatang dan tumbuh-tumbuhan.
“mempunyai KOMPOSISI KIMIA pada batas-batas tertentu”, mineral adalah
suatu senyawa kimia, dan senyawa kimia yang mempunyai komposisi pada
batas-batas tertentu yang dinyatakan dengan suatu rumus.
“atom-atom yang tersusun secara teratur”, merupakan ukuran dari keadaan
kristalisasinya, cara lain untuk suatu pembentukan, susunan atom yang teratur
ini tergambar atau tercermin pada bentuk luar kristalnya.
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral, baik sifat-sifat fisik,
kimia, maupun optis
Sifat sifat mineral dapat dipelajari dari sisi sifat fisis mineral, sifat kimia mineral
dn sifat optis minral. Pada Modul kali ini yang didiskusikan adalah SIFAT FISIS
MINERAL.
1. Siftat KOHESI
Sifat Fisis yang pertama adalah Sifat KOHESI yaitu Sifat Fisis yang
mengindikasikaan/menya-takan kekuatan atau kelekatan dari setiap atom
penyusunnya
B. PECAHAN
Pecahan atau fracture adalah sifat fisis suatu mineral yang apabila mendapat
tekanan yang dipaksanakan pada bidang permukaan mineral melampaui batas
elastisitas dan plastisitasnya,maka menyebabkan mineral tersebut pecah secara tidak
teratur.
Sifat dalam mineral dimaksudkan adalah sifat atau daya tahan dan kekuatan mineral
apabila mendapat mendapat tekanan dari luar. Macam-macam sifat dalam suatu
mineral adalah:
Brittle; mineral mudah hancur bila dipukul: Kuarsa, Clay
Sectile; dalam kondisi dingin, mineral dapat dipotong dengan pisau: misal mineral
Gypsum
Maleable; yaitu mineral dapat dibuat dibuat lempengan tipis dan tidak mudah
hancur: sperti pada mineral emas (Gold), tembaga (Copper), dan perak (Silver)
Ductile; yaitu mineral dapat ditarik dan diulur seperti kawat, dan tidak kembali
seperti semula: Asbestos
Flexible; yakni mineral dapat dilengkungkan dengan bebas, dan dapat dikembalikan
seperti semula dengan sedikit simpangan, misal pada : Mika, Gypsum
Elastic; yaitu mineral dapat merenggang bila ditarik, dan dapat kembali seperti
semula bila dilepaskan: misal pada mineral Hematite tipis, Mika lembaran
D. KEKERASAN (Hardness)
Sifat kekerasan suatu mineral adalah daya tahan mineral terhadap remasan
(scratching) atau terhadap goresan (F. Mohs, Austria, 1882).
Cara penentuan tingkat kekerasan mineral atau suatu media missal batuan yang benar
adalah dengan menlakukan pengecekan/menggores menggunakan media atau mineral
atau bahan yang lebih keras kemudian ditekankan/remasan kepada bahan mineral
yang lebih lunak atau mudah teergores, jangansampai teebalik yang mucah tergores
atau mudah hancur untuk menggores mineral yang lebih kera.
Beberapa benda yang sudah dicek mempunyai tingkat kekerasan berbeda antara lain:
Dengan tidak adanya kepastian kondisi benda untuk menentukan kekerasan benda
secara pasti, saat tertentu, maka seorang ahli mineralogi-petrografi menciptakan skala
kekerasan mineral/batuan yaitu bernama F. Mohs, Austria, pada tahun
1882. Akhirnya skala kekerasan mineral/batuan tersebut dikenal dengan “ Skala
Mohs” yang terdiri dari 10 (sepuluh) tingkat kekerasan mineral/batuan, dari yang
paling keras sampai dengan yang paling lunak adalah sebagai+ berikut:
Reaksi atau respon mineral terahadap cahaya adalah bagaimana 6sifat mineral
apab6ila dikenai cahaya sinar dari sumbernya, apakah diserap semua panjang
gelombang sianarnya, atau dipantulkan seluruh gelombang cahaya sinar oleh bidang
mineral atau ada yang diserap dan ada yang dipantaulkan. Berdasarkan atas sifat fisis
mineral terhadap pemantulan dan penyerapan gelombang cahaya tersebut, dapatlah
dibedakan reaksi mineral terhadap cahaya, yaitu:
1. Warna mineral (Color): pemantulan cahaya oleh permukaan mineral
2. Daya Tembus (Transparency): daya tembus mineral oleh cahaya.
3. Kilap (Luster): cahaya yang dipancarkan langsung dari permukaan mineral.
4. Gores/cerat (Streak): warna khas mineral (serbuk).
5. Warna Spesifik (Play of Color): permainan warna-warna mineral.
Warna Mineral
Kilap ( Luster)
a). Umumnya mineral transparent dan translucent, mempunyai gores putih atau
tak berwarna.
b) Mineral non metalik berwarna gelap, mempunyai gores lebih terang.
Contoh: Dolomite (kuning) gores putih
c) Mineral metalik, kadang mempunyai gores lebih gelap dari warna mineralnya.
Contoh: Copper (merah) gores hitam
d). Mineral dengan warna dan gores sama.
Contoh: Magnetite (hitam)
Bentuk atau perawakan tubuh (body) mineral (shape) dapat bermacam bentuk:
Foliated (mendaun); yakni tampak belahan-belahan yang mudah dipisahkan, seperti
lapisan (lamellar) atau memapan (micaceous). Misal mineral Mika
Columnar (meniang) ; adalah bentuk bentuk kristal mineral prismatic seperti contoh:
Pyrolusite
Bladed (membilah); adalah bentuk mineral menyerupai balok kayu, missal pada
Calaverite
MAGNETISM
Magnetisme adalah sifat fisis mineral yang menunjukkansifat kemagnetan suatu
mineral
Paramagnetik
Mineral mempunyai sifat seperti magnet (dapat menarik logam lain atau ditarik
magnet). Contoh: Phyrite, Magnetite
DETERMINASI MINERAL
Selamat Belajar