UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LAPORAN LENGKAP
OLEH
GOWA
2016
Laporan lengkap ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
dalam Matakuliah Geofisika Terapan Pada Program Studi Teknik
Pertambangan Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin
Oleh :
SAWITTO ISRA SALEH
D621 13 002
Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Hasanuddin
Gowa
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
Oleh
Dosen Pengampuh I,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan laporan penelitian yang berjudul PENGUKURAN NILAI
RESISTIVITAS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN BUMI DAERAH SEKITAR FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN KAMPUS TAMALANREA. Meskipun banyak
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bpk Asran Ilyas ST. MT. PhD
dan Bpk Dr. Ir. Muhammad Ramli, MT selaku dosen pembimbing yang telah membantu
dan membimbing kami dalam mengerjakan laporan penelitian ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan penelitian
ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
penelitian ini. Karena itu kami berharap semoga laporan penelitian ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Gowa, 23 mei 2016
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................................
ii
Halaman Pengesahan..............................................................................
iii
iv
vi
vii
viii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
12
19
19
20
21
23
23
27
31
5.1 Kesimpulan..............................................................................................
31
v
31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Geofisika adalah ilmu yang mempelajari bumi dengan menggunakan metode fisika
dan logika geologi untuk mempelajari struktur bawah permukaan bumi. Dalam
pengaplikasiannya metode geofisika dapat menggunakan sumber-sumber pengukuran
yang berbeda. Salah satu sumber yang digunakan dapat berupa sumber kelistrikan.
Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika eksplorasi yang
kompleks yang terdiri dari beberapa macam metoda, seperti metode tahanan jenis
(resistivity), metode polarisasi terimbas (IP), metode potensial diri (self potential) dan
metode mise ala masse. Metode geolistrik tahanan jenis ini pada dasarnya memanfaatkan
sifat resistivitas listrik batuan untuk mendeteksi dan memetakan kondisi bawah
permukaan.
Metode yang menggunakan sumber kelistrikan ini salah satunya adalah metode
resistivitas. Metode resistivitas adalah salah satu metode geofisika yang menyelidiki
struktur bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Resistivitas
juga berfungsi untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori (minyak, gas dan air). Besaran
resistivitas batuan dideskripsikan dengan Ohm meter, dan biasanya dibuat dalam skala
logarithmic dengan nilai antara 0.2 sampai dengan 2000 Ohm meter. salah satu metode
aktif geolistrik yang digunakan untuk mengetahui nilai resistivitas dari lapisan atau batuan,
sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer, yaitu lapisan
batuan yang merupakan lapisan pembawa air.
1
Pengetahuan akan metode resistivitas ini sangat diperlukan bagi seorang lulusan
mahasiswa pertambangan agar dapat mengetahui kondisi ataupun lapisan yang berada di
bawah permukaan. Oleh karena itu, dalam mata kuliah geofisika terapan dilakukan
praktikum metode resistivitas terkhusus untuk konfigurasi wenner agar mahasiswa lebih
memahami prinsip kerja dari salah satu metode geolistrik (konfigurasi wenner).
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakan penelitian ini adalah:
1.
2.
1.3
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi
tentang lapisan batuan yang berada di sekitar area gedung fakultas teknik Universitas
Hasanuddin Kota Makassar.
1.4
Tahapan Penelitian
Tahapantahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan
Persiapan merupakan tahapan yang paling awal dilakukan sebelum melakukan
penelitian, meliputi persiapan administrasi dan persuratan yang terkait dalam
2
literatur
dilakukan
sebelum,
selama
penelitian
berlangsung
hingga
Persiapan
Pengukuran Lapangan
Studi Literatur
Pengolahan Data
Interpretasi Data
Penyusunan Laporan
BAB II
METODE RESISTIVITAS
2.1
Geofisika
Solid
Earth
Physics,
Hydrospherics
and
Atmoshperics
Geophysics,
Geophysical
bidang
ilmu
lagi
yang
jumlahnya
mencapai
seratus
bidang
lebih
tambang di lapangan, metode geofisika bekerja memanfaatkan prinsip aktif dengan cara
mengukur dan mengevaluasi hasil ukur untuk dicari perubahan-perubahn sinyal yang
signifikan.
Di dalam geofisika semua pengaruh lingkungan medium bumi (baik yang di dalam
maupun yang di luar bumi) turut terukur oleh alat ukur sesuai dengan kadarnya masingmasing. Sehingga harus diadakan pemrosesan data yang sangat seksama untuk
membuang gangguan-gangguan yang tidak relevan terhadap target studi. Kalau variabel
yang akan dikaji adalah sinyal, maka variabel yang mengganggu adalah noise, sehingga
sebelum dilakukan interpretasi dan kesimpulan perlu dilakukan koreksi atau memperbaiki
sinyal to noise ratio, suda tentu semakin besar signal to noise ratio semakin baik semakin
menonjol informasi target yang akan dkaji. Interpretasi data hasil pengukuran dilapangan
secara geologis merupakan tujuan dan produk akhir dari pekerjaan eksplorasi. Interpretasi
yang dimaksud adalah menentukan posisi anomaly, dimensi, dan ukuran atau arti geologis
enomali target tersebut melalui data pengukuran. Sering interpretasi juga termasuk
reduksi data, pemilihan dan pemrosesan data tertentu, serta lokalisasi target yang akan
dicari. Interpretasi tidak bisa dinilai benar atau salah, karena keadaan geologi
sesungguhnya tidak ada yang tahu. Interpretasi hanya bisa diuji mengenai konsistensinya
daru suatu data/fenomena/pernyataan de data/fenomena/pernyataan berikutnya atau ke
lainnya.
Apabila trend data/polanya tersebar secara random atau tidak konsisten, sehingga
menyulitkan penelususran konsistensinya dalam menginterpretasi, maka sebagai seorang
interpreter harus dapat membuat kemungkinan-kemungkinan yang masih dapat konsisten
dengan data lainnya. Tetapi biasanya hanya satu interpretasi saja yang diminta, oleh
karena itu, ia harus dapat dan berani menarik satu kemingkinan/kebolehjadian/kesimpulan
6
yang palik besar peluangnya dan yang paling dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan
data yang ada. Karenanya seorang onterpreter harus optimis dan yakin akan
pekerjaannya.
Gambar 2.1. Tempat Geofisika Didalam Geosain Secara Skematik (Bath, 1973)
2.1.2 Metode-metode geofisika
Ada beberapa metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
lapisan geologi bawah permukaan (Verhoef, 1992: 199) diantaranya:
a. Metode seismik
Dalam metode seismik penyelidikan didasarkan pada kecepatan rambat dari
getaran suara, yang tergantung dari kerapatan material dan massa. Metode seismik
terdiri dari metode refraksi seismik dan metode refleksi seismik.
b. Metode geolistrik
Pada metode geolistrik penyelidikan didasarkan pada variasi vertikal dan horizontal
yang menyangkut perubahan dalam hantaran elektrik suatu arus listrik. Metode ini
banyak digunakan dalam penentuan struktur geologi, ketebalan lapisan penutup,
kadar kelembaban tanah dan permukaan airtanah.
c. Metode magnetic
Metode magnetik merupakan salah satu bentuk pengukuran terhadap variasi
dalam medan magnetik bumi. Metode ini banyak digunakan dalam pencarian material
magnetik dalam lingkungan yang tidak magnetis atau sebaliknya.
d. Metode Elektromagnetik VLF (Very Low Frequency)
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah
metode elektromagnetik. Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi
benda-benda konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi
konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan
elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja membangkitkan
medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini disebut
teknik pengukuran aktif. Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik.
Metode ini kurang praktis dan daerah observasi dibatasi oleh besarnya sumber
yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, teknik ini
memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara
sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik
seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang
digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan
mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Salah satu metode fisika yang dipakai geofisika sebagai dasar untuk mempelajari
struktur bawah permukaan bumi dan penerapannya, besaran fisisnya yang diukur dan
sumber
penyebab
anomalinya
disajikan
pada
tabel
2.1,
seperti
metode
2.2
ohm:
=
.................................................... persamaan
2.1
dimana:
= Tegangan (Volt)
(Ampere)
A
= Panjang (m)
Menurut (Telford et al., 1990) aliran arus listrik di dalam batuan dapat digolongkan
menjadi tiga macam besarnya dipengaruhi oleh porositas batuan dan juga dipengaruhi
oleh jumlah air yang terperangkap dalam pori-pori batuan, yaitu :
a. Konduksi elektronik jika batuan mempunyai elektron bebas sehingga arus listrik
dialirkan oleh elekron-elektron bebas.
b. Konduksi elektrolit terjadi jika batuan bersifat poros dan pori-pori terisi oleh cairan
elektrolit. Pada konduksi ini arus listrik dibawa oleh lektrolit.
c. Konduksi dielektrik terjadi jika batuan bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik
yaitu terjadi polarisasi saat bahan dialiri arus listrik.
Tabel 2.1. Harga Tahanan Jenis Berbagai Mineral, batuan, maupun Fluida
(Waluyo, 1984:179)
10
dimana:
2.3
Metode Resistivitas
Tahanan jenis didefinisikan sebagai hambatan suatu unit bahan terhadap arus
(searah) yang mengalir melalui media tersebut atau arah tegak lurus terhadap dua bidang
yang berhadapan. Besarnya tahanan ini tergantung pada dimensi unit satuan yang
dialirinya. Satuan tahanan ini lazim dinyatakan dalam Ohmmeter atau Ohmmilimeter.
Berbagai satuan batuan adalah bersifat sebagai pengantar listrik yang baik dalam
penimbangan terhadap beberapa factor berikut:
1. Kandungan mineral atau jenis bahan.
2. Kandungan air atau kejenuhan.
3. Hambatan berbagai garam dan kandungan ion bebas didalamnya.
4. Struktur dan tekstur batuan.
Kebanyakan berbagai mineral pembentuk batuan termasuk silikat memiliki
Tahanan Jenis yang tinggi, sedangkan mineral sulfida dan beberapa oksida logam, dan
oleh karena itu, dalam keadaan kurang dan kondisi tidak kotor, kebanyakan batuan atau
mineral tersebut praktis bukanlah bersifat penghantar listrik yang baik dan dengan
demikian memiliki sifat Tahanan Jenis yang tinggi.
Keterdapatan cairan atau air dalam sistem atau ruang antar butir dapat
menurunkan nilai tahanan jenis batuan tersebut. Jenis batuan beku, ubahan (metamorf),
atau batuan sedimen termampatkan umumnya memiliki tahanan jenis tinggi, sebaliknya,
12
jenis batuan lepas seperti pasir, kerikil, apabila jenuh air tawar akan memiliki tahanan
jenis sedang; tahanan jenis itu akan lebih rendah atau lebih rendah lagi apabila terdapat
air payu atau air asin di dalamnya. Batuan lempung yang mengandung air dan larutan
berbagai ion didalamnya mempunyai nilai tahanan jenis rendah. Pada umumnya tahanan
jenis batuan sedimen ditentukan oleh komposisi mineral dan struktur geologinya. Batauan
yang keras dan padat memiliki tahanan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan
batuan yang kurang padat atau bahan yang lepas sifatnya.
Metode tahanan jenis batuan merupakan suatu cara untuk menyelidiki variasi
tahanan jenis batuan baik secara vertikal maupun lateral. Untuk pengukuran tahanan jenis
kelistrikan suatu formasi batuan bawah permukaan atau akuifer digunakan suatu
perangkat alat geolistrik, berikut perlengkapannya. Untuk mendapatkan nilai tahanan jenis
semu setiap lapisan dapat diperoleh dari beberapa konfigurasi penempatan elektroda.
Konfigurasi
penempatan
elektroda
yang
umum
digunakan
adalah
konfigurasi
13
sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya
tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada
elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga
diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik high impedance dengan
akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang
koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai
tegangan listrik DC yang sangat tinggi.
Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk
mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan
membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.
1.
Posisi Elektroda
Pada pendugaan geolistrik Schlumberger, elektroda ditempatkan dalam satu garis
lurus, simetris terhadap tititk pusat, seperti terlihat dalam Gambar 2.4. Jarak elektorda C1
dan C2 (AB) dibuat lebih besar dari jarak antara dua elektroda potensial P1 dan P2 (MN).
Biasanya dalam praktek di lapangan digunakan jarak AB = 5 MN dan hasilnya cukup baik.
Titik duga 0 terletak ditengah-tengah sebagai titik duga. Arus listrik I dialirkan dan diukur
antara kutub-kutub arus listrik C1 dan C2 sedangkan tegangan listrik V diukur antara
kutub-kutub P1 dan P2.
2.
tahanan jenis yang sebenarnya. Tahanan jenis sebenarnya ini dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.3;
=
................................................... persamaan
2.4
14
dimana:
Karena di bumi tidak ada lapisan batuan yang homogen isotropik, maka tahanan
jenis yang diperoleh adalah tahanan jenis semu. Tahanan jenis semu ini dinyatakan
dengan Persamaan (2.5):
=
dimana:
dimana:
a
= 3.14
Pendugaan geolistrik yang terdiri dari satu seri tahanan jenis semu (Ra) yang diplot
terhadap jarak (1/2) pada kertas logaritma akan menghasilkan penampang tahanan jenis
bahwa permukaan.
15
16
relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan
impedansi yang relatif lebih kecil.
Data yang didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan
faktor non homogenitas batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.
1.
Posisi elektroda
Penyusunan titik ukur mengunakan mengunakan system grid, sehingga lokasi
tersebut dapat terukur dari berbagai arah. Jarak antara grid dan intervalnya diatur sesuai
luas lokasi. Pada gambar 2.7. memperlihatkan empat buah kutub listrik yang ditancapkan
dengan interval yang sama pada sebuah garis lurus. Cara rangkaian seperti ini disebut
konfigurasi Wenner.
Jarak elektroda C1 dan C2 (AB) dibuat tiga kali dari jarak antara dua elektroda
potensial (MN). Titik duga no 0 terletak di tengah-tengah. Arus listrik I dihubungkan
antara arus listrik C1 dan C2 lalu dialirkan secara bertahap. Kemudian hasil pembacaan
tegangan V diukur selisihnya antara kutub tegangan P1 dan P2. Tahap demi tahap interval
kutup AB diperpanjang dengan titik duga sebagai pusat untuk memperoleh hasil
pengukuran yang baik.
2.
Wenner tidak terlalu jauh berbeda dengan konfigurasi Schlumberger, perbedaannya hanya
terletak pada faktor koreksi geometri.
K = 2 a .................................................. persamaan 2.7
Dimana:
K
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
19
Elektroda yang berupa elektroda potensial untuk menangkap potensial batuan dan
elektroda arus untuk aksi arus kepada lapisan.
5. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur panjang lintasan yang akan diteliti.
6. Kabel
Kabel listrik digunakan sebagai kabel penghubung dengan elektroda.
7. Tabel Data
Tabel data digunakan untuk menulis data hasil pengukuran.
8. ATK
Alat tulis menulis digunakan untuk menulis data dari hasil pengukuran.
9. GPS
GPS (Global Positioning System) digunakan untuk menentukan posisi tempat
penelitian.
10. Kompas
Kompas digunakan untuk menentukan arah pengukuran.
3.2
Pengambilan Data
Tahap-tahap pengambilan data dilapangan adalah sebagai berikut:
20
meter.
7. Langkah selanjutnya mentransfer data dari manual dengan komputer.
3.3
Pengolahan Data
Diagram Alir proses pengolahan data software geolistrik konfigurasi wenner alpha
21
8. Lalu pilih display dan klik show inversion result, kemudian setelah itu pilih menu
display sections lalu klik display data and model sections dan pilih iterasi yang anda
inginkan dan pilih logarithmik contour intervals maka akan muncul 3 penampang
yang berbeda.
9. Kemudian membuat penampang resistivity dengan topografi pada menu display
sections kemudian pilih include topography in model display.
10. Setelah itu melakukan pembahasan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
11. Menarik kesimpulan yang didapat.
12. Selesai.
22
BAB IV
RESISTIVITAS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN BUMI
SEKITAR AREA FAKULTAS TEKNIK UNHAS MAKASSAR
4.1
1. Buka file notepad yang telah didapatkan dari hasil pengukuran lapangan.
2. Pengolahan data perhitungan nilai R, Faktor geometri, Resistivitas semu, Datum
point dan Depth baik secara dengan menggunakan microsoft excel.
3. Input data yang telah diolah melalui excel ke notepad dan simpan dalam ektensi
.dat
23
24
Gambar 4.5. memilih menu inversion lalu pilih sub menu least-squere
inversion
8. menyimpan data inversi dengan mengklik tombol save
25
26
4.2
diinjeksikan dan perubahan beda potensial yang terukur dengan menggunakan konfigurasi
wenner. Pengukuran dilakukan di lapangan fakultas teknik universitas hasanuddin kota
makassar dengan lintasan pengukuran sepanjang 160 meter. Titik 0 pada pengukuran
mempunyai koordinat 5o0800.5 LS dan 119o2911.1 BT sedangkan titik 160 meter
mempunyai koordinat 5o0800.5 LS dan 119o2910.4 BT.
Data yang diperoleh yaitu nilai kuat arus dan beda potensial digunakan untuk
menghitung nilai tahanan jenis semu. Harga resistivitas semu yang didapatkan, kemudian
diolah dengan software Res2Dinv 3.56. Dari pengolahan data dengan software tersebut
didapatkan model tahanan jenis bawah permukaan di sepanjang lintasan, kedalaman
lapisan, dan nilai RMS error. Model distribusi tahanan jenis bawah permukaan dapat
mencerminkan kondisi bawah permukaan di sepanjang lintasan pengukuran, sehingga
dapat dilakukan interpretasi kondisi litologi bawah permukaannya.
27
28
Warna kontur
Resistivitas
0,00748 1 m
1 76,1 m
76,1 500 m
76,1 5000 m
disebut pori-pori. Porositas adalah perbandingan antara seluruh pori-pori dengan volume
total batuan dan dinyatakan dalam persen. Porositas menentukan banyaknya air yang
dapat dikandung dalam batuan. Nilai porositas pasir yang cukup besar yaitu sekitar 35 %
sampai 45 % inilah yang memungkinkan lapisan pasir dapat diinterpretasikan sebagai
akuifer, dan untuk Nilai resistivitas sebesar 76,1 5000 m merupakan lapisan pasir yang
bercampur kerikil.
30
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;
5.2
Saran
Adapun saran yang bisa diberikan ialah mengenai alat yang di pake dilapangan
agar di siapkan lebih banyak setidaknya untuk tiap kelompok. Agar setiap kelompok dapat
bekerja masing-masing serta mengetahui cara pengambilan data dilapangan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Hendrajaya, L. 1990. Metode Geolistrik Tahanan Jenis. ITB. Bandung.
M. Bath. Introduction to seismology. Birkuser Verlag. 1973
R. Mugiono. 1986. Geofisika, Objek Studinya, Metodanya, Pembatasannya, Hasilnya.
Naskah Pidato, Fakultas Pasca Sarjana. UGM.
Sehah dan Sugito. 2011. Pencitraan Resistivitas 2D Bawah Permukaan Tanaman Jati
Taib,M.I.T. 2004. Eksploras Geolistrik, Diktat Kuliah Metoda Geolistrik. Departemen Teknik
Geofisika, ITB, Bandung.
W.M. Telford, L.P., Geldart, dan R. Sheriff. 1990. Applied Geophysics. New York, USA:
Cambridge University Press Geofisika non seismic. Laboratorium Geofisika
FMIPA UGM.
32
LAMPIRAN
33
RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. IDENTITAS DIRI
Nama
Tempat, TanggalLahir
NIM
: D621 13 002
Program Studi
: Teknik Pertambangan
: sawittoisrasaleh10@gmail.com
No. HP
Riwayat Pendidikan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pembuatan
laporan matakuliah Geofisika terapan.
OTOBIOGRAFI
Penulis bernama lengkap Sawitto Isra Saleh, atau biasanya di panggil
Witto. Penulis lahir di Maluku utara tepatnya di Kota Ambon pada tanggal 10
Oktober 1995, dari pasangan suami istri Muhammad Saleh dan Martati La Idi
Malik. Penulis merupakan anak pertama dari dua Bersaudara. Penulis memulai
jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) pada tahun 2001 di SDN
Bubuta/II 70 Surabaya dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Kawung 1 Surabaya dan lulus pada tahun 2010.
Selanjutnya penulis melanjutkan studi di SMA Negeri 13 Surabaya, dan lulus pada
34
2013.
Semasa
kemahasiswaan
studi
internal
penulis
kampus,
ikut
penulis
aktif
dalam
merupakan
beberapa
anggota
kegiatan
PERMATA
Juara 3
Institusi Pemberi
Penghargaan
BEM Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin
Makassar
Lomba
Tahun
Economic Futsal
Challenge
2015
35