Anda di halaman 1dari 43

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

PENGUKURAN NILAI RESISTIVITAS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN


BUMI DAERAH SEKITAR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN KAMPUS TAMALANREA

LAPORAN LENGKAP

OLEH

SAWITTO ISRA SALEH


NIM D621 13 002

GOWA
2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
PENGUKURAN NILAI RESISTIVITAS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN BUMI
DAERAH SEKITAR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN KAMPUS
TAMALANREA
LAPORAN LENGKAP

Laporan lengkap ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
dalam Matakuliah Geofisika Terapan Pada Program Studi Teknik
Pertambangan Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin
Oleh :
SAWITTO ISRA SALEH
D621 13 002
Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Hasanuddin
Gowa
2016
ii

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

HALAMAN PENGESAHAN

Judul

: Pengukuran Nilai Resistivitas Material Bawah Permukaan


Bumi Daerah Sekitar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kampus Tamalanrea

Oleh

: Sawitto Isra Saleh / D621 13 002

Gowa, 23 Mei 2016


Disetujui oleh,

Dosen Pengampuh I,

Dosen Pengampuh II,

Asran Ilyas ST.MT.PhD

Dr. Ir. Muhammad Ramli, MT

NIP.19730314 200012 1 001

NIP. 19680718 199309 1 001

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan laporan penelitian yang berjudul PENGUKURAN NILAI
RESISTIVITAS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN BUMI DAERAH SEKITAR FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN KAMPUS TAMALANREA. Meskipun banyak
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bpk Asran Ilyas ST. MT. PhD
dan Bpk Dr. Ir. Muhammad Ramli, MT selaku dosen pembimbing yang telah membantu
dan membimbing kami dalam mengerjakan laporan penelitian ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan penelitian
ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
penelitian ini. Karena itu kami berharap semoga laporan penelitian ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Gowa, 23 mei 2016

Penyusun

iv

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................................

ii

Halaman Pengesahan..............................................................................

iii

Kata Pengantar .......................................................................................

iv

Daftar isi .................................................................................................

Daftar Gambar ........................................................................................

vi

Daftar Tabel ............................................................................................

vii

Daftar Lampiran ......................................................................................

viii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

1.1 Latar Belakang .........................................................................................

1.2 Tujuan Penelitian .....................................................................................

1.3 Manfaat Penelitian....................................................................................

1.4 Tahapan Penelitian ...................................................................................

BAB II METODE RESISTIVITAS ...............................................................

2.1 Geofisika .................................................................................................

2.2 Sifat Listrik Material ..................................................................................

2.3 Metode Resistivitas...................................................................................

12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................

19

3.1 Persiapan dan Peralatan ...........................................................................

19

3.2 Pengambilan Data ....................................................................................

20

3.3 Pengolahan Data......................................................................................

21

BAB IV RESISTIVITAS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN BUMI SEKITAR AREA


FAKULTAS TEKNIK UNHAS MAKASSAR ...................................................

23

4.1 Proses Perekaman Data ............................................................................

23

4.2 Interpretasi Tahanan Jenis ........................................................................

27

BAB V PENUTUP ......................................................................................

31

5.1 Kesimpulan..............................................................................................

31
v

5.2 Saran ......................................................................................................

31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1. Tahapan Kegiatan Penelitian .................................................................... 4


2.1. Tempat Geofisika didalam geosain secara skematik.................................... 7
2.2. Penggunaan Berbagai Metode Geofisika .................................................... 9
2.3. Neraca Resistivitas dan Konduktivitas Batuan ............................................ 11
2.4. Konfigurasi Schlumberger ........................................................................ 16
2.5. Konfigurasi Wenner ................................................................................. 18
4.1. memasukkan data olahan ke notepad ....................................................... 23
4.2. Tampilan Awal Software Res2DINV ........................................................... 23
4.3. Membaca Data File Ke Notepad ................................................................ 24
4.4. Informasi Data Masukkan ........................................................................ 25
4.5. Memilih Menu Inversion ........................................................................... 25
4.6. Menyimpan Data Inversion ...................................................................... 26
4.7. Melakukan Iterasi Data ............................................................................ 26
4.8. Hasil Iterasi Data .................................................................................... 27
4.9. Hasil Pengolahan data dengan software Res2DINV .................................... 28

vii

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

2.1. Harga Tahanan Jenis Material ................................................................ 10


4.1. Hasil Interpretasi dengan Konfigurasi Wenner ........................................... 29

viii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Geofisika adalah ilmu yang mempelajari bumi dengan menggunakan metode fisika

dan logika geologi untuk mempelajari struktur bawah permukaan bumi. Dalam
pengaplikasiannya metode geofisika dapat menggunakan sumber-sumber pengukuran
yang berbeda. Salah satu sumber yang digunakan dapat berupa sumber kelistrikan.
Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika eksplorasi yang
kompleks yang terdiri dari beberapa macam metoda, seperti metode tahanan jenis
(resistivity), metode polarisasi terimbas (IP), metode potensial diri (self potential) dan
metode mise ala masse. Metode geolistrik tahanan jenis ini pada dasarnya memanfaatkan
sifat resistivitas listrik batuan untuk mendeteksi dan memetakan kondisi bawah
permukaan.
Metode yang menggunakan sumber kelistrikan ini salah satunya adalah metode

resistivitas. Metode resistivitas adalah salah satu metode geofisika yang menyelidiki
struktur bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Resistivitas
juga berfungsi untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori (minyak, gas dan air). Besaran
resistivitas batuan dideskripsikan dengan Ohm meter, dan biasanya dibuat dalam skala
logarithmic dengan nilai antara 0.2 sampai dengan 2000 Ohm meter. salah satu metode
aktif geolistrik yang digunakan untuk mengetahui nilai resistivitas dari lapisan atau batuan,
sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer, yaitu lapisan
batuan yang merupakan lapisan pembawa air.
1

Pengetahuan akan metode resistivitas ini sangat diperlukan bagi seorang lulusan
mahasiswa pertambangan agar dapat mengetahui kondisi ataupun lapisan yang berada di
bawah permukaan. Oleh karena itu, dalam mata kuliah geofisika terapan dilakukan
praktikum metode resistivitas terkhusus untuk konfigurasi wenner agar mahasiswa lebih
memahami prinsip kerja dari salah satu metode geolistrik (konfigurasi wenner).

1.2

Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakan penelitian ini adalah:

1.

Mahasiswa dapat menentukan resistivity dari lapisan bawah tanah berdasarkan


hasil pengolahan data lapangan.

2.

Mahasiswa dapat menginterpretasi litologi bawah permukaan berdasarkan hasil


pengolahan data lapangan dengan software Res2DINV 3.56.

1.3

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi

tentang lapisan batuan yang berada di sekitar area gedung fakultas teknik Universitas
Hasanuddin Kota Makassar.

1.4

Tahapan Penelitian
Tahapantahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1. Persiapan
Persiapan merupakan tahapan yang paling awal dilakukan sebelum melakukan
penelitian, meliputi persiapan administrasi dan persuratan yang terkait dalam
2

penelitian, pengumpulan berbagai literatur-literatur mengenai masalah yang diteliti


agar dapat menunjang penelitian, persiapan bahan-bahan yang digunakan dan
konsultasi dengan dosen pengampuh mata kuliah serta asisten dosen yang terkait.
2. Pengukuran Lapangan
Pengukuran lapangan dilakukan di lapangan fakultas teknik universitas hasanuddin,
makassar. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat geolistrik dengan
pengaturan konfigurasi wenner. Hasil dari pengukuran lapangan ini menghasilkan data
yang langsung di input ke dalam komputer.
3. Studi Literatur
Studi

literatur

dilakukan

sebelum,

selama

penelitian

berlangsung

hingga

penyusunan laporan. Studi literatur dikumpulkan dari informasi-informasi yaitu melalui


jurnal, buku dan referensi lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dikaji pada
penelitian ini.
4. Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data dilakukan pada data-data yang telah dikumpulkan dan
dianalisis sehingga diperoleh pemecahan dari permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini. pengolahan data dilakukan dengan menganalisis data yang telah
didapatkan. Data yang didapatkan dari pengukuran langsung dilapangan di analisis
dengan menggunakan software Res2DINV.
5. Interpretasi Data
Data yang telah dianalisis dengan menggunakan software menghasilkan output
berupa gambaran sebaran ataupun lapisan tanah dibawah permukaan sekitar daerah
penelitian. Gambar yang telah didapatkan tersebut kemudian diinterpretasi untuk

memperkirankan sebaran ataupun lapisan yang terdapat dibawah permukaan tanah


sekitar area penelitian.
6. Penyusunan Laporan
Tahapan penyusunan laporan geolistrik tambang merupakan tahapan paling akhir
yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan penelitian. Seluruh hasil penelitian akan
disusun dan dilaporkan secara sistematis sesuai aturan penulisan yang telah
ditetapkan pada Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.

Persiapan

Pengukuran Lapangan

Studi Literatur

Pengolahan Data

Interpretasi Data

Penyusunan Laporan

Gambar 1.1. Tahapan Kegiatan Penelitian

BAB II
METODE RESISTIVITAS
2.1

Geofisika

2.1.1 Pengertian Geofisika


Geofisika merupakan bagian dari ilmu geosains, geosains menurut bath terbagi
atas empat bagian : geodesi, geografi, geologi, dan geofisika seperti yang disketsakan
pada gambar 2.1, sedangkan menurut Physics and Astronomy Classification Scheme
(PACS) yang dibuat oleh American Institute Of Physics (AIP), geofisika dibagi menjadi

Solid

Earth

Physics,

Hydrospherics

and

Atmoshperics

Geophysics,

Geophysical

Observation, Instrumentation, and Techniques, Physics of the Ionosphere and


Magnetosphere dan Solar System; Planetology. Di dalam bagian tersebut terdapat
berbagai

bidang

ilmu

lagi

yang

jumlahnya

mencapai

seratus

bidang

lebih

(www.aip.org/pacs). Kembali pada pembagian Bath yang sederhana, geofisika sendiri


terbagi atas: geokosmofisika, meterologi, Oseanogragi, hidrologi, dan fisika bumi padat.
Fisika bumi padat ini dibagi atas: seismologi, vulkanologi, geomagnetisma, geolistrik,
tektonofisika, gravimetric, geokosmologi, geotermi, dan geokronologi. Geologi sendiri
mempelajari keadaan permukaan bumi secara dugaan empiris/logis, sedangkan geofisika
justru mempelajari segala sesuatu yang ada dibawah permukaan bumi yang tidak dapat
dilihat dengan mata, dengan memakai alat-alat fisika yang ditempatkan di atas permukaan
bumi. Hal ini berarti, bagi geofisikawan bumi merupakan sebuah kotak hitam yang ingin
diketahui apa yang ada didalamnya dengan mengukur sinyal-sinyal yang dengan
sendirinya keluar dari kotak tersebut, misalnya gaya berat (pasif), atau dimasukkannya
sebuah sinyal ke dalam bumi (aktif). Demikian pula halnya dengan pencarian bahan-bahan
5

tambang di lapangan, metode geofisika bekerja memanfaatkan prinsip aktif dengan cara
mengukur dan mengevaluasi hasil ukur untuk dicari perubahan-perubahn sinyal yang
signifikan.
Di dalam geofisika semua pengaruh lingkungan medium bumi (baik yang di dalam
maupun yang di luar bumi) turut terukur oleh alat ukur sesuai dengan kadarnya masingmasing. Sehingga harus diadakan pemrosesan data yang sangat seksama untuk
membuang gangguan-gangguan yang tidak relevan terhadap target studi. Kalau variabel
yang akan dikaji adalah sinyal, maka variabel yang mengganggu adalah noise, sehingga
sebelum dilakukan interpretasi dan kesimpulan perlu dilakukan koreksi atau memperbaiki

sinyal to noise ratio, suda tentu semakin besar signal to noise ratio semakin baik semakin
menonjol informasi target yang akan dkaji. Interpretasi data hasil pengukuran dilapangan
secara geologis merupakan tujuan dan produk akhir dari pekerjaan eksplorasi. Interpretasi
yang dimaksud adalah menentukan posisi anomaly, dimensi, dan ukuran atau arti geologis
enomali target tersebut melalui data pengukuran. Sering interpretasi juga termasuk
reduksi data, pemilihan dan pemrosesan data tertentu, serta lokalisasi target yang akan
dicari. Interpretasi tidak bisa dinilai benar atau salah, karena keadaan geologi
sesungguhnya tidak ada yang tahu. Interpretasi hanya bisa diuji mengenai konsistensinya
daru suatu data/fenomena/pernyataan de data/fenomena/pernyataan berikutnya atau ke
lainnya.
Apabila trend data/polanya tersebar secara random atau tidak konsisten, sehingga
menyulitkan penelususran konsistensinya dalam menginterpretasi, maka sebagai seorang
interpreter harus dapat membuat kemungkinan-kemungkinan yang masih dapat konsisten
dengan data lainnya. Tetapi biasanya hanya satu interpretasi saja yang diminta, oleh
karena itu, ia harus dapat dan berani menarik satu kemingkinan/kebolehjadian/kesimpulan
6

yang palik besar peluangnya dan yang paling dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan
data yang ada. Karenanya seorang onterpreter harus optimis dan yakin akan
pekerjaannya.

Gambar 2.1. Tempat Geofisika Didalam Geosain Secara Skematik (Bath, 1973)
2.1.2 Metode-metode geofisika
Ada beberapa metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
lapisan geologi bawah permukaan (Verhoef, 1992: 199) diantaranya:
a. Metode seismik
Dalam metode seismik penyelidikan didasarkan pada kecepatan rambat dari
getaran suara, yang tergantung dari kerapatan material dan massa. Metode seismik
terdiri dari metode refraksi seismik dan metode refleksi seismik.
b. Metode geolistrik
Pada metode geolistrik penyelidikan didasarkan pada variasi vertikal dan horizontal
yang menyangkut perubahan dalam hantaran elektrik suatu arus listrik. Metode ini
banyak digunakan dalam penentuan struktur geologi, ketebalan lapisan penutup,
kadar kelembaban tanah dan permukaan airtanah.

c. Metode magnetic
Metode magnetik merupakan salah satu bentuk pengukuran terhadap variasi
dalam medan magnetik bumi. Metode ini banyak digunakan dalam pencarian material
magnetik dalam lingkungan yang tidak magnetis atau sebaliknya.
d. Metode Elektromagnetik VLF (Very Low Frequency)
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah
metode elektromagnetik. Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi
benda-benda konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi
konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan
elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja membangkitkan
medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini disebut
teknik pengukuran aktif. Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik.
Metode ini kurang praktis dan daerah observasi dibatasi oleh besarnya sumber
yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, teknik ini
memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara
sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik
seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang
digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan
mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Salah satu metode fisika yang dipakai geofisika sebagai dasar untuk mempelajari
struktur bawah permukaan bumi dan penerapannya, besaran fisisnya yang diukur dan
sumber

penyebab

anomalinya

disajikan

pada

tabel

2.1,

seperti

metode

getaran/gelombang elastic yang dikenal dengan metode seismik, gravitasi, Resistivity,


magnetic, elektromagnetik, panas, dan radioaktivitas.
8

Gambar 2.2. Penggunaan Berbagai Metode Geofisika (Mugiono, 1986)

2.2

Sifat Listrik Material


Tahanan jenis atau resistivitas, dapat ditentukan dengan menggunakan hukum

ohm:
=

.................................................... persamaan

2.1

dimana:

= Tahanan Jenis (ohm.m)

= Tegangan (Volt)

= Arus listrik yang melewati bahan berbentuk silinder

(Ampere)
A

= Luas Penampang (m2)

= Panjang (m)

Menurut (Telford et al., 1990) aliran arus listrik di dalam batuan dapat digolongkan
menjadi tiga macam besarnya dipengaruhi oleh porositas batuan dan juga dipengaruhi
oleh jumlah air yang terperangkap dalam pori-pori batuan, yaitu :
a. Konduksi elektronik jika batuan mempunyai elektron bebas sehingga arus listrik
dialirkan oleh elekron-elektron bebas.
b. Konduksi elektrolit terjadi jika batuan bersifat poros dan pori-pori terisi oleh cairan
elektrolit. Pada konduksi ini arus listrik dibawa oleh lektrolit.
c. Konduksi dielektrik terjadi jika batuan bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik
yaitu terjadi polarisasi saat bahan dialiri arus listrik.

Tabel 2.1. Harga Tahanan Jenis Berbagai Mineral, batuan, maupun Fluida
(Waluyo, 1984:179)

10

Gambar 2.3 Neraca Resistivitas dan Konduktivitas Batuan (Telford, 1990).


Secara teknis hubungan antara besarnya nilai tahanan jenis dengan macam batuan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai tahanan jenis batuan yang lepas lebih rendah dari batuan yang kompak.
2. Nilai tahanan jenis batuan akan lebih rendah, jika air tanah berkadar garam tinggi.
3. Tidak terdapat batas yang jelas antara nilai tahanan jenis dari tiap-tiap batuan.
4. Tahanan jenis batuan dapat berbeda secara menyolok, tidak saja dari lapisan yang
satu terhadap lapisan yang lain, tetapi juga didalam satu lapisan batuan.
5. Batuan yang pori-porinya mengandung air, hambatan jenisnya lebih rendah dari
yang kering. Kandungan air didalam batuan akan menunjukan harga resistivitas.
Ketentuan umum dari sifat kelistrikan batuan adalah besarnya tahanan dinyatakan
dengan perantaraan nilai tahanan jenisnya. Tahanan jenis berbanding terbalik dengan
daya hantar listrik, sehingga:
11

........................................................ persamaan 2.2

dimana:

2.3

= tahanan jenis (ohm-meter)

= daya hantar listrik.

Metode Resistivitas
Tahanan jenis didefinisikan sebagai hambatan suatu unit bahan terhadap arus

(searah) yang mengalir melalui media tersebut atau arah tegak lurus terhadap dua bidang
yang berhadapan. Besarnya tahanan ini tergantung pada dimensi unit satuan yang
dialirinya. Satuan tahanan ini lazim dinyatakan dalam Ohmmeter atau Ohmmilimeter.
Berbagai satuan batuan adalah bersifat sebagai pengantar listrik yang baik dalam
penimbangan terhadap beberapa factor berikut:
1. Kandungan mineral atau jenis bahan.
2. Kandungan air atau kejenuhan.
3. Hambatan berbagai garam dan kandungan ion bebas didalamnya.
4. Struktur dan tekstur batuan.
Kebanyakan berbagai mineral pembentuk batuan termasuk silikat memiliki
Tahanan Jenis yang tinggi, sedangkan mineral sulfida dan beberapa oksida logam, dan
oleh karena itu, dalam keadaan kurang dan kondisi tidak kotor, kebanyakan batuan atau
mineral tersebut praktis bukanlah bersifat penghantar listrik yang baik dan dengan
demikian memiliki sifat Tahanan Jenis yang tinggi.
Keterdapatan cairan atau air dalam sistem atau ruang antar butir dapat
menurunkan nilai tahanan jenis batuan tersebut. Jenis batuan beku, ubahan (metamorf),
atau batuan sedimen termampatkan umumnya memiliki tahanan jenis tinggi, sebaliknya,

12

jenis batuan lepas seperti pasir, kerikil, apabila jenuh air tawar akan memiliki tahanan
jenis sedang; tahanan jenis itu akan lebih rendah atau lebih rendah lagi apabila terdapat
air payu atau air asin di dalamnya. Batuan lempung yang mengandung air dan larutan
berbagai ion didalamnya mempunyai nilai tahanan jenis rendah. Pada umumnya tahanan
jenis batuan sedimen ditentukan oleh komposisi mineral dan struktur geologinya. Batauan
yang keras dan padat memiliki tahanan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan
batuan yang kurang padat atau bahan yang lepas sifatnya.
Metode tahanan jenis batuan merupakan suatu cara untuk menyelidiki variasi
tahanan jenis batuan baik secara vertikal maupun lateral. Untuk pengukuran tahanan jenis
kelistrikan suatu formasi batuan bawah permukaan atau akuifer digunakan suatu
perangkat alat geolistrik, berikut perlengkapannya. Untuk mendapatkan nilai tahanan jenis
semu setiap lapisan dapat diperoleh dari beberapa konfigurasi penempatan elektroda.
Konfigurasi

penempatan

elektroda

yang

umum

digunakan

adalah

konfigurasi

Schlumberger, Wenner, Pole-Dipole, Pole-Pole, Equatorial Dipole-Dipole dan Dipole-Dipole.


2.3.1. Konfigurasi Schlumberger

Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada


tahun 1912. Metoda geolistrik konfigurasi Schlumberger merupakan metoda favorit yang
banyak digunakan untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan
dengan biaya survei yang relatif murah.
Kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat
permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Pada konfigurasi
Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis
tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB

13

sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya
tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada
elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga
diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik high impedance dengan
akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang
koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai
tegangan listrik DC yang sangat tinggi.
Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk
mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan
membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.
1.

Posisi Elektroda
Pada pendugaan geolistrik Schlumberger, elektroda ditempatkan dalam satu garis

lurus, simetris terhadap tititk pusat, seperti terlihat dalam Gambar 2.4. Jarak elektorda C1
dan C2 (AB) dibuat lebih besar dari jarak antara dua elektroda potensial P1 dan P2 (MN).
Biasanya dalam praktek di lapangan digunakan jarak AB = 5 MN dan hasilnya cukup baik.
Titik duga 0 terletak ditengah-tengah sebagai titik duga. Arus listrik I dialirkan dan diukur
antara kutub-kutub arus listrik C1 dan C2 sedangkan tegangan listrik V diukur antara
kutub-kutub P1 dan P2.
2.

Analisa Tahanan Semu


Kalau bumi bersifat homogen isotropic, maka tahanan jenis yang diperoleh

tahanan jenis yang sebenarnya. Tahanan jenis sebenarnya ini dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.3;
=


................................................... persamaan

2.4
14

dimana:

= Tahanan jenis sebenarnya (Ohm meter)

= beda potensial (volt)

= kuat arus material (ampere)

= Luas penampang material (m2)

= Panjang jarak pengkuran

Karena di bumi tidak ada lapisan batuan yang homogen isotropik, maka tahanan
jenis yang diperoleh adalah tahanan jenis semu. Tahanan jenis semu ini dinyatakan
dengan Persamaan (2.5):
=

.................................................. persamaan 2.5

dimana:

= tahanan jenis semu (Ohm meter)

= factor geometri yang tergantung dari kedudukan elektroda

Dengan mengunakan konfigurasi Schlumberger, maka factor koreksi geometri


dihitung dengan persamaan (2.6):
k=

. [( ) ( ) ] .................................. persamaan 2.6


2
2

dimana:
a

= Jarak dari penempatan dua elektroda potensial (m)

= Jarak dari penempatan dua elektroda arus listrik (m)

= 3.14

Pendugaan geolistrik yang terdiri dari satu seri tahanan jenis semu (Ra) yang diplot
terhadap jarak (1/2) pada kertas logaritma akan menghasilkan penampang tahanan jenis
bahwa permukaan.

15

Untuk memperoleh hasil interpretasi yang baik menggunakan program komputer


yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Konfigurasi lapisan
b. Koreksi vertikal kurva lapangan dengan mengeser percabangan dan koreksi harga
tahanan jenis dan kedalaman yang benar.
c. Penyimpangan dan penyajian kurva tahanan jenis dengan interpretasi tahanan
jenis.
Program yang memiliki kriteria di atas adalah program Res2Dinv, IP2WIN dan Progres3.

Gambar 2.4. Konfigurasi Schlumberger


2.3.2. Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner dikembangkan oleh Wenner di Amerika yang ke-empat buah
elektroda-nya terletak dalam satu garis dan simetris terhadap titik tengah. Jarak MN pada
konfigurasi Wenner selalu sepertiga (1/3) dari jarak AB. Bila jarak AB diperlebar, maka
jarak MN juga harus diubah sehingga jarak MN tetap sepertiga jarak AB.
Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan
pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang

16

relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan
impedansi yang relatif lebih kecil.
Data yang didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan
faktor non homogenitas batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.
1.

Posisi elektroda
Penyusunan titik ukur mengunakan mengunakan system grid, sehingga lokasi

tersebut dapat terukur dari berbagai arah. Jarak antara grid dan intervalnya diatur sesuai
luas lokasi. Pada gambar 2.7. memperlihatkan empat buah kutub listrik yang ditancapkan
dengan interval yang sama pada sebuah garis lurus. Cara rangkaian seperti ini disebut
konfigurasi Wenner.
Jarak elektroda C1 dan C2 (AB) dibuat tiga kali dari jarak antara dua elektroda
potensial (MN). Titik duga no 0 terletak di tengah-tengah. Arus listrik I dihubungkan
antara arus listrik C1 dan C2 lalu dialirkan secara bertahap. Kemudian hasil pembacaan
tegangan V diukur selisihnya antara kutub tegangan P1 dan P2. Tahap demi tahap interval
kutup AB diperpanjang dengan titik duga sebagai pusat untuk memperoleh hasil
pengukuran yang baik.
2.

Analisis Nilai Tahanan Semu


Rumus untuk tahanan jenis sebenarnya dan tahanan jenis semu pada konfigurasi

Wenner tidak terlalu jauh berbeda dengan konfigurasi Schlumberger, perbedaannya hanya
terletak pada faktor koreksi geometri.
K = 2 a .................................................. persamaan 2.7
Dimana:
K

= faktor koreksi geometri

= jarak dari penempatan elektroda potensial (m)


17

Gambar 2.5. Konfigurasi Wenner

18

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Persiapan dan Peralatan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah geolistrik (resistivity meter)

McOHM-EL Model 2119 dengan spesifikasi sebagai berikut:


1. Resistivity meter with borehole logging function.
2. 24 bit Delta-Sigma A/D converter.
3. High resolution thermal printer.
4. Floppy Disk storage 720KB /1.2MB /1.44MB
5. High transmitting voltage 400 V
6. Low power-external 12 VDC
7. Light weight 8 Kg
Alat tersebut dilengkapi dengan:
1. Patok
Patok digunakan untuk mengetahui penempatan elektroda yang akan dipasang.
2. Palu
Palu digunakan untuk menancapkan elektroda potensial dan elektroda arus di
tanah.
3. Accu

Accu (elemen kering) sebagai sumber arus.


4. Elektroda

19

Elektroda yang berupa elektroda potensial untuk menangkap potensial batuan dan
elektroda arus untuk aksi arus kepada lapisan.
5. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur panjang lintasan yang akan diteliti.
6. Kabel
Kabel listrik digunakan sebagai kabel penghubung dengan elektroda.
7. Tabel Data
Tabel data digunakan untuk menulis data hasil pengukuran.
8. ATK
Alat tulis menulis digunakan untuk menulis data dari hasil pengukuran.
9. GPS
GPS (Global Positioning System) digunakan untuk menentukan posisi tempat
penelitian.
10. Kompas
Kompas digunakan untuk menentukan arah pengukuran.

3.2

Pengambilan Data
Tahap-tahap pengambilan data dilapangan adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat resistivity meter di tengah area yang akan di ukur.


2. Membentangkan meteran dari sisi kiri dan sisi kanan alat resistivity meter sejauh
80 meter.
3. Menancapkan elektroda pada permukaan tanah dengan spasi yang teratur (dalam
hal ini spasi sejauh 10 meter)

20

4. Membentangkan kabel yang digunakan sebagai penghantar arus dan potensial


yang menghubungkan antar elektroda dengan alat resistivity meter.
5. Memasang kabel ke elektoda untuk menghubungkan kabel dengan elektroda agar
arus atau potensial dapat terhubung pada elektroda.
6. Menghubungkan terminal kabel, dan kabel sudah terhubung dengan resistivity

meter.
7. Langkah selanjutnya mentransfer data dari manual dengan komputer.

3.3

Pengolahan Data
Diagram Alir proses pengolahan data software geolistrik konfigurasi wenner alpha

adalah sebagai beriut:


1. Memindahkan data mentah kedalam microsoft excel.
2. Pengolahan data perhitungan nilai R, Faktor geometri, Resistivitas semu, Datum

point dan Depth baik secara dengan menggunakan microsoft excel.


3. Membuat data atau keterangan tambahan di excel berupa spasi terkecil, kode
wenner, lokasi mid point kode resistivity, datum point, depth, dan apparent.
4. Membuka program Res2Dinv yang sudah terinstal kemudian pilih menu edit lalu
pilih edit data file dan pindahkan data excel tadi ke dalam notepad lalu save.
5. Pilih menu file dan klik read data file, lalu data yang diinginkan dipilih untuk
diproses.
6. Setelah itu masuk ke menu inversi lalu pilih least square inversion sehingga akan
muncul 3 buah penampang.
7. Setelah itu melakukan iterasi pada data sehingga nilai erornya dapat diminimalisir.

21

8. Lalu pilih display dan klik show inversion result, kemudian setelah itu pilih menu
display sections lalu klik display data and model sections dan pilih iterasi yang anda
inginkan dan pilih logarithmik contour intervals maka akan muncul 3 penampang
yang berbeda.
9. Kemudian membuat penampang resistivity dengan topografi pada menu display
sections kemudian pilih include topography in model display.
10. Setelah itu melakukan pembahasan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
11. Menarik kesimpulan yang didapat.
12. Selesai.

22

BAB IV
RESISTIVITAS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN BUMI
SEKITAR AREA FAKULTAS TEKNIK UNHAS MAKASSAR
4.1

Proses Perekaman Data


Adapun proses perekaman data atau pengolahan data yang dilakukan adalah:

1. Buka file notepad yang telah didapatkan dari hasil pengukuran lapangan.
2. Pengolahan data perhitungan nilai R, Faktor geometri, Resistivitas semu, Datum
point dan Depth baik secara dengan menggunakan microsoft excel.
3. Input data yang telah diolah melalui excel ke notepad dan simpan dalam ektensi
.dat

Gambar 4.1. memasukkan data olahan ke notepad


4. Membuka software Res2DINV

23

Gambar 4.2. Tampilan awal software Res2DINV


5. Membuka data yang telah ke software

Gambar 4.3. membaca data file notepad ke software


6. Jika format data yang di masukkan benar maka akan muncul informasi seperti
dibawah ini.

24

Gambar 4.4. Informasi data yang dimasukkan sudah benar


7. Meng-Klik menu inversion lalu pilih sub menu least-squere inversion. Pada
pengolahan ini pertama kita abaikan dulu bed datum pointsnya.

Gambar 4.5. memilih menu inversion lalu pilih sub menu least-squere
inversion
8. menyimpan data inversi dengan mengklik tombol save

25

Gambar 4.6. Menyimpan data inversi


9. melakukan iterasi hingga RMS Error minimal.

Gambar 4.7. Melakukan Iterasi Data


10. Hasil dari inversi yang dilakukan

26

Gambar 4. 8. Hasil Iterasi Data

4.2

Interpretasi Tahanan Jenis


Pemodelan tahanan jenis dilakukan dengan cara mencatat nilai kuat arus yang

diinjeksikan dan perubahan beda potensial yang terukur dengan menggunakan konfigurasi
wenner. Pengukuran dilakukan di lapangan fakultas teknik universitas hasanuddin kota
makassar dengan lintasan pengukuran sepanjang 160 meter. Titik 0 pada pengukuran
mempunyai koordinat 5o0800.5 LS dan 119o2911.1 BT sedangkan titik 160 meter
mempunyai koordinat 5o0800.5 LS dan 119o2910.4 BT.
Data yang diperoleh yaitu nilai kuat arus dan beda potensial digunakan untuk
menghitung nilai tahanan jenis semu. Harga resistivitas semu yang didapatkan, kemudian
diolah dengan software Res2Dinv 3.56. Dari pengolahan data dengan software tersebut
didapatkan model tahanan jenis bawah permukaan di sepanjang lintasan, kedalaman
lapisan, dan nilai RMS error. Model distribusi tahanan jenis bawah permukaan dapat
mencerminkan kondisi bawah permukaan di sepanjang lintasan pengukuran, sehingga
dapat dilakukan interpretasi kondisi litologi bawah permukaannya.

27

Datum point atau titik pengukuran di bawah permukaan lintasan pengukuran


merupakan titik tengah dari total spasi elektroda arus dan tegangan untuk setiap nilai
spasi a. Semakin kecil jarak spasi elektroda a, maka akan semakin banyak jumlah datum
pointnya. Kedalaman jangkauan dipengaruhi oleh jumlah spasi elektroda dan panjang
lintasan pengukuran. Semakin panjang lintasan maka kedalaman jangkauan yang
didapatkan akan lebih dalam.
Hasil perhitungan dan pengolahan data dengan software Res2Dinv Version 3.56
diperoleh nilai RMSerror sebesar 19,6 % dan pemodelan distribusi nilai tahanan jenis
material di bawah permukaan di sepanjang daerah penelitian seperti terlihat pada Gambar
4.9.

Gambar 4.9. Hasil Pengolahan data dengan software Res2DINV


Dari hasil pengolahan data menggunakan software Res2Dinv Version 3.54, maka
dapat dilakukan interpretasi untuk menentukan litologi penyusunnya. Litologi penyusun
daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 kontur, adapun penjelasan atau
interpretasi dari hasil pengolahan menggunakan software Res2DINV 3.56 dapat dijelaskan
dengan melihat nilai resistivitasnya. Interpreasi data dibuat dalam tabel sebagai berikut ;

28

Tabel 4.1. Hasil interpretasi dengan konfigurasi wenner


No

Warna kontur

Resistivitas

0,00748 1 m

1 76,1 m

76,1 500 m

76,1 5000 m

Lintasan membentang sepanjang 160 meter. Gambar 4.9 memperlihatkan profil


bawah permukaan sepanjang lintasan dengan distribusi nilai tahanan jenis yang terdeteksi
pada posisi dan kedalaman tertentu dengan Abs. Error sebesar 19,6%.
Hasil pengukuran pada lintasan menunujukkan besarnya nilai resistivitas sebesar
0,00748 1 m. Nilai resistivitas sebesar 0,00748 1 m merupakan lapisan yang
terkandung air tanah. Namun, tidak semua nilai yang mempunyai nilai resistivitas sama
tersebut merupakan air tanah. Warna atau nilai resistivitas yang sama yang berada pada
posisi yang lebih dangkal dari air tanah dapat disebut dengan air resapan. Hal ini
mengindikasikan bahwa akan ditemukan air tanah pada kedalaman 18,5 meter.
Nilai resistivitas sebesar 1 76,1 m diperkirakan merupakan lapisan clay atau
lempung yang dapat menyimpan air dan mengalirkannya dalam jumlah yang terbatas.
Nilai resistivitas sebesar 76,1 500 m merupakan lapisan pasir. Lapisan pasir
merupakan batuan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah yang disebut
akuifer. Lapisan akuifer ini, jika dilihat dari sifat fisisnya, merupakan lapisan batuan yang
memiliki celah-celah atau rongga sehingga bisa diisi oleh air dan juga dapat bergerak
melalui celah-celah atau rongga. Rongga-rongga dan celah pada batuan akuifer dapat
29

disebut pori-pori. Porositas adalah perbandingan antara seluruh pori-pori dengan volume
total batuan dan dinyatakan dalam persen. Porositas menentukan banyaknya air yang
dapat dikandung dalam batuan. Nilai porositas pasir yang cukup besar yaitu sekitar 35 %
sampai 45 % inilah yang memungkinkan lapisan pasir dapat diinterpretasikan sebagai
akuifer, dan untuk Nilai resistivitas sebesar 76,1 5000 m merupakan lapisan pasir yang
bercampur kerikil.

30

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Interval nilai resistivitas berdasarkan gambar hasil pengolahan memberikan 4


interval resistivitas yang berbeda. Nilai dari resistivitas tersebut sebagai berikut:
a. 0,00748 1 m merupakan lapisan yang terkandung air
b. 1 76,1 m merupakan lapisan clay
c. 76,1 500 m merupakan lapisan pasir
d. 76,1 5000 m merupakan lapisan pasir yang mengandung kerikil
2. Litologi penyusun daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 macam jenis
batuan penyusun yaitu:
a. lapisan yang terkandung air tanah.
b. Lapisan pasir lempunga.
c. Lapisan pasir.
d. Lapisan pasir berkerikil.

5.2

Saran
Adapun saran yang bisa diberikan ialah mengenai alat yang di pake dilapangan

agar di siapkan lebih banyak setidaknya untuk tiap kelompok. Agar setiap kelompok dapat
bekerja masing-masing serta mengetahui cara pengambilan data dilapangan.

31

DAFTAR PUSTAKA
Hendrajaya, L. 1990. Metode Geolistrik Tahanan Jenis. ITB. Bandung.
M. Bath. Introduction to seismology. Birkuser Verlag. 1973
R. Mugiono. 1986. Geofisika, Objek Studinya, Metodanya, Pembatasannya, Hasilnya.
Naskah Pidato, Fakultas Pasca Sarjana. UGM.
Sehah dan Sugito. 2011. Pencitraan Resistivitas 2D Bawah Permukaan Tanaman Jati

(Tectona Grandis Sp.) Menggunakan Konfigurasi Wenner (Studi Kasus: Lahan


Tanaman Jati di Belakang Gedung MIPA Unsoed). Berkala Fisika Vol. 14, No.
1. Purwokerto: Fakultas Sains dan Teknik.

Taib,M.I.T. 2004. Eksploras Geolistrik, Diktat Kuliah Metoda Geolistrik. Departemen Teknik
Geofisika, ITB, Bandung.
W.M. Telford, L.P., Geldart, dan R. Sheriff. 1990. Applied Geophysics. New York, USA:
Cambridge University Press Geofisika non seismic. Laboratorium Geofisika
FMIPA UGM.

32

LAMPIRAN

33

RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. IDENTITAS DIRI
Nama

: Sawitto Isra Saleh

Tempat, TanggalLahir

: Ambon, 10 Oktober 1995

NIM

: D621 13 002

Program Studi

: Teknik Pertambangan

Email

: sawittoisrasaleh10@gmail.com

No. HP

: 0822 3353 1907

Riwayat Pendidikan

SDN BUBUTAN II/70 SURABAYA TAHUN AJARAN 2001-2007

SMP KAWUNG 1 SURABAYA TAHUN AJARAN 2007-2010

SMA NEGERI 13 SURABAYA TAHUN AJARAN 2010-2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pembuatan
laporan matakuliah Geofisika terapan.
OTOBIOGRAFI
Penulis bernama lengkap Sawitto Isra Saleh, atau biasanya di panggil
Witto. Penulis lahir di Maluku utara tepatnya di Kota Ambon pada tanggal 10
Oktober 1995, dari pasangan suami istri Muhammad Saleh dan Martati La Idi
Malik. Penulis merupakan anak pertama dari dua Bersaudara. Penulis memulai
jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) pada tahun 2001 di SDN
Bubuta/II 70 Surabaya dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Kawung 1 Surabaya dan lulus pada tahun 2010.
Selanjutnya penulis melanjutkan studi di SMA Negeri 13 Surabaya, dan lulus pada
34

tahun 2013. Selanjutnya penulis melanjutkan studi kejenjang pendidikan yang


lebih tinggi dan diterima Lewat Jalur SNMPTN sebagai mahasiswa di Universitas
Hasanuddin Fakultas Teknik Jurusan Geologi Program Studi Pertambangan pada
tahun

2013.

Semasa

kemahasiswaan

studi

internal

penulis

kampus,

ikut

penulis

aktif

dalam

merupakan

beberapa
anggota

kegiatan
PERMATA

(Persatuan Mahasiswa Tambang), dan Pengurus GKM Futsal pada kampusnya


dengan posisi sebagai Comunication.

B. Penghargaan selama menjadi mahasiswa (dari asosiasi, atau institusi lainnya)


No. Jenis Penghargaan

Juara 3

Institusi Pemberi
Penghargaan
BEM Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin
Makassar

Lomba

Tahun

Economic Futsal
Challenge

2015

35

Anda mungkin juga menyukai