Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GEOLOGI MIGAS DAN GAS BUMI


“ANALISIS DATA SEISMIK DALAM PETROLIUM EKSPLORASI”

Disusun Oleh :

RAHAYU UTAMI WOLOLI


F 121 19 030

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK GEOLOGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan pada waktunya.

Menyadari kekurangan yang ada pada penyusunan makalah ini, baik dari segi
penyajian, maupun substansi, maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan demi
perbaikan makalah ini.

Selesainya makalah ini pastinya tidak lepas dari banyak pihak yang telah
memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung. Akhir kata semoga
makalah ini bermanfaat sesuai dengan maksud dan tujuannya, khususnya bagi
penyusun sendiri dan bagi semua pihak.

Palu, 26 maret 2022

Rahayu Utami Wololi


F 121 19 030
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Gelombang Seismik


2.2 Konsep gelombang seismik
2.3 Sumber Seismik
2.4 Tipe Gelombang seismik
2.5 Metode seismik refleksi

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidrokarbon memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi


manusia. Kebutuhan akan energi yang semakin tinggi memerlukan langkah yang
efektif guna meningkatkan produktivitas minyak dan gas bumi. Peningkatan produksi
dapat dilakukan melalui kegiatan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi minyak dan gas
bumi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menemukan cadangan-cadangan baru
yang berpotensi menghasilkan minyak dan gas bumi. Kegiatan eksplorasi tersebut
dapat dilakukan melalui kajian-kajian geologi, geokimia dan geofisika
(Koesoemadinata, 1980).

Kajian geologi merupakan suatu kajian dasar yang dilakukan oleh para ahli
geologi untuk menemukan suatu daerah yang mempunyai potensi adanya minyak dan
gas bumi. Ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi dalam menemukan potensi
minyak dan gas bumi di bawah permukaan. Kondisi ini dikenal dengan Petroleum
System. Indikator penentu adanya potensi minyak dan gas bumi adalah source rock,
migrasi, reservoir, perangkap (trap) dan penutup (seal) (IATMI SMUI, 2014).
Apabila salah satu dari indikator tersebut tidak ada maka daerah tersebut
kemungkinan tidak mempunyai potensi minyak dan gas bumi.

Kajian geofisika merupakan kajian yang biasanya dilakukan dengan


menerapkan metode-metode geofisika. Untuk mengetahui potensi hidrokarbon, salah
satu metode geofisika yang umum digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas bumi
adalah metode seismik (Koesoemadinata, 1980).

Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan


penjalaran gelombang seismik untuk mengidentifikasi struktur lapisan-lapisan bawah
permukaan bumi guna mengetahui daerah sebaran hidrokarbon. Eksplorasi dengan
menggunakan metode seismik banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan minyak
untuk melihat kemungkinan adanya jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari
penampang seismik (Badley, 1985). Salah satu komponen penting dalam interpretasi
seismik adalah deteksi patahan.

Atribut seismik adalah segala informasi yang diperoleh dari data seimik
melalui pengukuran langsung, komputasi, maupun pengalaman (Chen dan Sydney,
1997). Atribut seismik diperlukan untuk memperjelas anomali yang tidak terlihat
secara kasat mata pada data seismik biasa. Informasi utama dari seismik atribut
adalah amplitudo, frekuensi, dan atenuasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar pengklasifikasian atribut lainnya (Brown, 1999). Atribut seismik telah
mengalami banyak perkembangan, sehingga semakin banyak informasi yang dapat
diekstrak dan ditampilkan untuk keperluan interpretasi yang dihubungkan dengan
geologi bawah permukaan. Tujuan dari analisis atribut seismik salah satunya adalah
untuk mengidentifikasi karakteristik resevoar pada daerah patahan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana mengidentifikasi karakteristik reservoir pada daerah patahan ?


2. Bagaimana konsep gelombang seismik ?
3. Bagaimana menganalisis seismik dalam ekplorasi petroleum?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut

1. Mengidentifikasi karakteristik reservois pada daerah patahan


2. Mengetahui konsep gelombang seismic
3. Menganalisis seismic dalam eksplorasi petroleum.
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam pencarian lokasi cadangan migas, harus dilakukan studi geologi


dan geofisika yang cermat. Pada saat studi geologi, para ahli geologi mula-mula
melakukan survei untuk memetakan kondisi permukaan bumi secara detail. Survei
yang di lakukan dapat berupa meneliti batuan yang terbentuk di lokasi yang
tersebut. Para ahli geologi kemudian memetakan sebaran batuan, formasi batuan,
umur batuan, kandungan mineral pada batuan, fosil, geokimia, stratigrafi,
sedimentasi, serta struktur geologi.
Adapun studi geofisika merupakan survei seismik yang dilakukan dengan
tujuan memetakan kondisi lapisan bebatuan yang ada di bawah permukaan tanah.
Gambaran lapisan pada bebatuan diperoleh dengan mencatat gelombang pantulan
getaran dari dalam tanah pada kedalaman tertentu kemudian direkam oleh alat
pencatat penerima getaran, seperti alat pendeteksi gempa.

2.1 Gelombang Seismik


Gelombang secara umum adalah fenomena perambatan gangguan dalam
medium yang mengalami perbedaan distribusi stress dalam dominan waktu.
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang di sebabkan karena adanya
gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan.
Energi ini akan merambat dan dapat terekam oleh seismometer. Gelombang
seismik disebut juga gelombang elastik karena osilasi partikel- partikel medium
terjadi akbibat interaksi antar gaya gangguan (gradient stress) melawan gaya-gaya
elastik. Ditinjau berdasarkan lintasannya, gelombang seismik dapat dibedakan
sebagai berikut:
a. Geolobang langsung adalah gelombang yang merambat dari sumber langsung
kepenerima melewati lapisan awal.
b. Gelombang pantul adalah gelombang yang terbentuk pada saat antara lapisan
apabila nilai kecepatan pada lapisan 1 lebih kecil dari kecepatan lapisan 2
dan kemudian langsung dipantulkan kembali.
c. Gelombang bias adalah gelombang yang melewati dua medium yang
mempunyai kecepatan rambat yang berbeda.

2.2 Konsep gelombang seismik


Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih lazim
digunakan dari pada dari pada seismik refraksi. Hal tersebut di sebabkan karena
seismik refleksi mempunyai kelebihan dapat memberikan informasi yang lebih
lengkap dan baik mengenai keadaan struktur bawah permukaan.
Penyelidikan seismik di lakukan dengan cara membuat getaran dari suatu
sumber getar. Getaran itu kemudian akan merambat ke segala arah di bawah
permukaan bumi sebagai gelombang getar. Gelombang yang datang mengenai
lapisan-lapisan batu di bawah permukaan akan mengalami pemantulan,
pembiasan, dan penyerapan. Respon batuan terhadap gelombang yang datang
berbeda-beda tergantung sifat fisik batuan yang meliputi densitas, porositas, umur
batuan kepadatan, dan kedalaman batuan. Gelombang yang di pantulkan akan di
tangkap oleh geophone di permukaan dan di teruskan ke instrumen untuk direkam.
Hasil rekaman akan mendapat penampang seismik.

2.3 Sumber Seismik


Sumber gelombang seismik ada dua, yang berasal dari alam dan gelombang
sismik yang di buat untuk kepentingan eksplorasi. Pada awalnya sumber gelombang
seismik berasal dari gempa bumi alam, berupa gempa tektonik maupun gempa
vulkanik, namum dalam seismik eksplorasi sumber gelombang yang di gunakan
adalah gelombang seismik buatan. Ada beberapa macam sumber gelombang
seismik buatan yang bisa di gunakan dalam akuisisi survei seismik antara lain
dinamit, air gun, water gun, vaporcho, maupun vibroseis. Sumber gelombang
seismik buatan tersebut pada hakekatnya membangkitkan ganguan sesaat dan lokal
yang di sebut sebagai gradien tegangan (stress).

2.4 Tipe Gelombang seismik


Tipe gelombang seismik dibedakan menjadi menurut cara bergetarnya,
menurut tempat berjalarnya, dan menurut bentuk muka gelombangnya.
a. Menurut cara bergetarnya
Desain survei seismik dibuat dengan berdasarkan prinsip-prinsip pada
metode seismik pantul. Jika membicarakan desain dan susunan geometri
survei seismik maka akan sangat membantu apabila dapat mengenal dua tipe
gelombang yang umum ditemukan dalam survei seismik yaitu:
 Gelombang P (P-wave)
Gelombang P lebih dikenal sebagai gelombang longitudinal
(longitudinal wave) atau gelombang primer, dan bersifat sebagai
gelombang tekan(compressional wave) karena terbentuk dari osilasi
tekanan yang menjalardari satu tempat ke tempat lain.

 Gelombang S (S-wave)
Gelombang ini dikenal sebagai gelombang transversal
(transversalwave) yang bersifat sebagai gelombang geser (shear-
wave) gerakan partikel medium tegak lurus terhadap arah penjalaran
gelombangnya.

b. Menurut tempat menjalarnya


Gelombang seismik dibedakan menjadi dua yaitu gelombang tubuh
(body wave) adalah gelombang yang menjalar masuk menembus medium
dan gelombang permukaan (surface wave). Beberapa gelombang yang
termasuk dalam gelombang permukaan adalah gelombang rayleigh,
gelombang love, dan gelombang stoneley ataupun gelombang tabung.

c. Menurut bentuk muka gelombangnya


Gelombang seismik dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu
gelombang bidang/datar, gelombangsilinder, gelombang bola dan gelombang
kerucut.
Pada Gambar 7 terlihat bahwa sumber S memancarkan gelombang bola di

pertama. Pada lapisan kedua yang kecepatannya sama dengan daripada

lapisan
lapisan pertama, muka gelombangnya lebih cepat menjalar. Apabila diperhatiakan,
pada sudut yang datang lebih besar dari sudut yang kritis muncul gelombang
head wave yang pada muka gelombangnya berupa bidang datar bergerak dengan
kecepatan V2 yang lebih besar. Terjadi hal yang sama pada bidang batas antara
lapisan dua atau tiga.

2.5 Metode seismik refleksi


Prosesing data seismik merupakan bagian dari kegiatan eksplorasi migas.
Penampang- penampang seismik lama yang di akuisi tahun 60 dan 70an tentunya
memiliki kekurangan dalam menampilkan resolusi yang baik. Apabila penampang
seismik tersebut direproses kembali, maka akan mendapatkan hasil resolusi yang
lebih baik sehingga pada akhirnya dapat memetakan struktur perangkap migas
yang dulunya tidak terlihat. Metode seismik adalah metode geofisika yang
diaplikasikan dalam dunia perminyakan untuk eksplorasi hidrokarbon, saat ini
metode seismik mengalami perkembangan yang sangat signifikan sehingga peran
dari metode seismik ini menjadi sangat penting di bidang hidrokarbon.
Apabila di tinjau secara umum metode seismik refleksi dibagi ke dalam tiga
bagian penting yaitu:
1. Akuisisi (pengambilan data lapangan)
2. Pengolahan data (processing)
3. Interpretasi (menganalisa data seismik).
Pada saat pengambilan data seismik dilapangan wajib diketahui terlebih
dahulu kondisi geologi kawasan sekitar, hal ini sangat mempengaruhi kualitas
data yang kita dapatkan, oleh karenanya pada saat pengambilan data harus
diperhatikan parameter- parameter lapangan yang digunakansehingga informasi
target dapat diketahui dengan sangat akurat sehingga data yang di peroleh benar-
benar bagus dan tidak memiliki banyak noise.
Apabila data dari lapangan sudah didapatkan, selanjutnya adalah
pengolahan data sehingga menjadi sebuah model atau gambaran kondisi geologi
bawah permukaan bumi (subsurface) sesuai dengan parameter sifat fisis yang telah
ditentukan, model tersebut dapat dibuat dalam bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi.
Pengolahan data dimulai dari bagaimana sensor (geophone) menerima gelombang
seismik, kemudian diatur kembali kedalam format demultiplex (SEG-Y) kemudian
diolah sesuai dengan aturan pengolahan seismik refleksi. Pada saat pengolahan
data diperlukan berbagai peralatan pendukung sebagai pelengkap seperti:
komputer (hardware) dan perangkat lunak (software).

Seismik 2-D atau 3-D dapat dilakukan menggunakan teknik inversi atau
dapat juga mengunakan atribut agar dapat memperjelas citra. Setelah langkah
pengambilan data dan pengolahan data selesai, langkah terakhir adalah
menganalisa interpretasi data seismik fungsinya untuk menentukan struktur
perangkap hidrokarbon. Kombinasi dari data seismik dengan data geologi kawasan
yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan ada atau tidaknya keberadaan
hidrokarbon di suatu wilayah. Dalam interpretasi data seismik sehingga
mempermudahkan untuk melihat keberadaan hidrokarbon (anomaly)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran metode sismik dalam eksplorasi migas dapat memberikan gambaran


yang jelas permukaan bawah bumi. Adapun hasil dari pengelolaan data yang
telah di dapatkan berfungsi untuk mengenali adanya komponen petroleum system
yang merupakan petunjuk ada tidaknya jebakan migas di suatu daerah. Teknologi
seismi dapat juga di gunakan sebagai analisa stratigrafi juga estimasi jenis dan sifat
batuan. Jika di lihat dari hasil studi geologi dan geofisika, suatu lokasi dinyatakan
memiliki prospek cadangan minyak alam dan gas alam apabila memenuhi seluruh
kriteria sistem hidrokarbon (petroleum system), dimana dalam sistem tersebut
terkandung adanya keterdapatan batuan sumber (source rock), migrasi, reservoir
(tempat di mana hidrokarbon tertampung), perangkap reservoir (reservoir trap), dan
batuan lapisan penyekat (seal rock).
DAFTAR PUSTAKA

Abdelrahman, F. A. (2021). Groundwater resources exploration of Harrat Khaybar


area, northwest Saudi. Journal of King Saud University - Science, 1-20.

Hasanudin, M. (2005). Teknologi Seismik Refleksi Untuk Eksplorasi Minyak Bumi


dan Gas Bumi. Jurnal Oseana, 30(4), 1-10.

Lowrie, W. (2007). Fundamentals of Geophysics. New York : Cambridge University


Press.

Mayoe, I. N. (2016). Model Inversi Data Geolistrik Untuk Penentuan Lapisan


Bawah Permukaan Daerah Panas Bumi Bongongoayu, Gorontalo. Jurnal
Ilmiah Matematika, Sains Teknologi, dan Terapan, 4(8), 358-371.

Manyoe, I. N., & Hutagalung, R. (2020). Subsurface Shallow Modelling Based


on Resistivity Data in The Hot Springs Area of Libungo Geothermal,
Gorontalo. Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and
Technology, 5(2), 87-93.

Muchlis, M. (2015). Anomalous amplitude attenuation method to enhance seismic


resolution. Journal of Aceh physics Society, 4(1), 1-3.

Purwatiningsih, A. (2012). Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan Minyak dan


Gas Bumi di Laut Natuna Bagian Utara Laut Yuridiksi Nasional Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kepulauan Natuna. Reformasi,
2(2).

Ramdhani, E., Dewanto, O., Karyanto, K., & Yulianto, N. (2018). Perhitungan
Cadangan Hidrokarbon Formasi Talang Akar Menggunakan Analisis
Petrofisika Dan Seismik Inversi AI Dengan Pendekatan Map Algebra
Pada Lapangan Bisma, Cekungan Sumatera Selatan. Jurnal Geofisika
Eksplorasi, 4(3), 3-14.

Saman, R. T., Sianturi, H. L., & Pingak, R. K. (2017). Pemetaan Mikrozonasi


Seismik di Desa Nunkurus Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang.
Jurnal Fisika: Fisika Sains dan Aplikasinya, 2(2), 66-74.

Santoso, D. (2001). Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: ITB Press.

Tohidin, T. (2020). Pengaruh Dampak Kegiatan Seismik 3 D Terhadap


Pertumbuhan

Tanaman Pangan Dan Buah-buahan Di Kabupaten Indramayu. Jurnal Agro


Wiralodra, 3(1)

Anda mungkin juga menyukai