GEOLOGI DASAR
KARANG SAMBUNG
Praktikum Lapangan
KARANG SAMBUNG
Oleh: (Kelompok 3)
FAKULTAS TEKNIK
BEKASI
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui :
Kepala Prodi Teknik Perminyakan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita hanturkan kepada Alla SWT atas nikmat iman,
kesehatan, kesempatan dan kecerdasan yang diberikan – Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum lapangan dalam mata kuliah geologi dasar
ini dengan sebaik – baiknya.
Tak lupa pula shalawat serta salam kita kirimkan kepada baginda besar
Rasulullah SAW yang mana merupakan tokoh percontohan kita sekalian sekaligus
penyelamat kita dari gelapnya zaman kejahilian menuju zaman ilmu pengetahuan
yang luas seperti saat ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum geologi dasar ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun. Semoga laporan praktikum geologi dasar ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
BAB I.................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................................6
1.3 Tujuan................................................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
2.1 Geomorfologi.....................................................................................................8
2.2 Stratigrafi...........................................................................................................8
BAB III............................................................................................................................12
METODOLOGI...............................................................................................................12
BAB IV............................................................................................................................16
BAB V.............................................................................................................................24
PEMBAHASAN..............................................................................................................24
iv
BAB VI............................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
6.1 Kesimpulan......................................................................................................27
6.2 Saran................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
Lampiran Gambar............................................................................................................29
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai lapisan – lapisan yang ada
di dalam kerak bumi. Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah diterapkan
sejak zaman prasejarah. Bahkan manusia terdahulu sudah mengetahui macam –
macam batuan yang baik bagi bahan baku dan senjata serta mengetahui dimana
mereka bisa mendapatkannya atau mencarinya. Selanjutnya manusia ingin
mengetahui tentang alam sekitarnya, adanya gunung api, bentang alam,
perbukitan dan lembah – lembah. Terjadinya bencana gempa bumi, tanah
longsorm gunung api dan bencana alam lainnya yang mendorong manusia untuk
mempelajarinya.
Kerak bumi terdiri dari beraneka jenis batuan. Tiap – tiap batuan ini berbeda
dari yang lainnya, baik jenis, bentuk, warna, kadar air, proses terjadinya maupun
kekuatannya menahan longsor. Bagi ahli – ahli geologi yang mengkaji kandungan
dan perkembangan bumi secara fisika, pengetahuan tentang ini sangatlah penting.
Begitu juga bagi ahli – ahli geografi. Mereka perlu mempunyai pengetahuan
tentang jenis batuan – batuan yang biasa terdapat dan juga hubungannya dengan
rupa bumi. Batuan adalah sejenis bahan yang terdiri dari mineral dan dapat
dikelaskan menurut komposisi mineralnya. Pengelompokkan ini dibuat
berdasarkan bagian luar bumi yang tertutupi oleh daratan dan lautan dimana
bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi, karena daratan
adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat, maka
banyak hal – hal yang dapat kita ketahui dengan cepat dan jelas.
Jenis – jenis dari batuan dapat diklasifikasikan berdasarkan prinsip dasar:
Mineral pembentuk batuan.
Mineral utama atau esensial batuan.
Perbedaan komposisi mineral berdasarkan struktur dan tekstur dari batuan itu
sendiri.
Di bumi ini terdapat banyak sekali macam – macam dan jenis batuan. Di
Indonesia, hamper di seluruh pelosok negeri ini terdapat berbagai macam batuan,
diantaranya batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
7
Oleh kaarena itu, Universitas Bhayangkara Jaya sebagai kampus yang di
dalamnya menghadirkan program studi geologi, dalam proses pembelajarannya
menginginkan para mahasiswanya tahu lebih banyak tentang ilmu geologi dengan
mengadakan praktikum geologi dasar sebagai salah satu agenda yang wajib diikuti
para mahasiswa.
Untuk itu, setelah melakukan praktikum, penyusun bermaksud untuk
menyusun hasil praktikum ke dalam sebuah laporan yang berjudul “LAPORAN
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR”.
1.3 Tujuan
8
BAB II
GEOLOGI REGIONAL LOKASI PRAKTIKUM
2.1 Geomorfologi
9
2.2 Stratigrafi
10
Situs batuan metamorf sekis mika di Kali Brengkok
Batuan dengan mineral mika yang berkilauan ketika tertimpa sinar
matahari ini adalah batu tertua yang tersingkap di Pulau Jawa. Pengukuran
dengan radioaktif menunjukkan batuan ini berumur 121 juta tahun, dari
Zaman Kapur.
Batuan alas Pulau Jawa ini memiliki nilai ilmiah tinggi karena
membuktikan bahwa sejak zaman itu telah terjadi tumbukan lempeng
samudra dengan lempeng benua di kawasan Karangsambung.
Batuan ini berasal dari batuan pasir yang mengandung mineral asam
dari lempeng benua yang masuk ke zona subduksi dan berubah menjadi
sekis mika.
3. Situs Batuan Beku
Di gunung ini, dapat diamati bentuk kekar kolom seperti yang terdapat
pada Devil’s Tower di Wyoming, Amerika Serikat. Gunung yang tersusun
dari batuan beku Diabas ini merupakan intrusi konkordan berupa sill yang
menerobos Fm. Karangsambung dan Fm. Totogan.
Gambar 2. Berdasarkan peta Geologi Lembar Kebumen, Jawa (S. Asikin, A. Handoyo, H. Busono,
S. Gafoer (1992)
11
Berdasarkan peta Geologi Lembar Kebumen, Jawa (S. Asikin, A. Handoyo, H.
Busono, S. Gafoer (1992), dapat diketahui bahwa batuan di daerah ini mulai dari
yang tertua (Paleosen) hingga termuda (Pliosen) terdiri dari :
Kompleks Melange Luk Ulo yang berupa bongkah-bongkah batuan
Pra Tersier dengan massa dasar serpih hitam (berumur Kapur Atas)
Formasi Karangsambung yang tersusun oleh batulempung bersisik
dengan bongkah batugamping, konglomerat, batupasir,
batugamping dan basal (berumur Eosen). Dalam formasi ini
terdapat pula batugamping terumbu yang berupa olistolit.
Formasi Totogan yang tersusun oleh breksi dengan komponen
batulempung, batupasir, batugamping dan basal (berumur Oligo-
Miosen)
Formasi Waturanda yang tersusun oleh batupasir kasar, makin ke
atas berubah menjadi breksi dengan komponen andesit, basal dan
massa dasar batupasir tuf. Dalam Formasi ini terdapat anggota tuf
yang tersusun oleh perselingan tuf kaca, tuf kristal, batupasir
gampingan dan napal tufaan (berumur Miosen Awal).
Formasi Penosogan yang teridiri dari perselingan batupasir
gampingan, batulempung, tuf, napal dan kalkarenit (berumur
Miosen Tengah).
Diabas yang merupakan batuan beku intrusi hasil aktivitas
volkanik (Miosen Tengah)
Formasi Halang yang tersusun oleh perselingan batupasir,
batugamping, napal dan tuf dengan sisipan breksi (berumur
Pliosen)
Formasi Peniron yang terdiri dari breksi dengan komponen andesit,
batulempung, batugamping, serta massa dasar batupasir tufan
bersisipan tuf.
Endapan Pantai yang berupa pasir lepas
Alluvium yang berupa lempung, lanau, pasir, kerikil dan kerakal.
12
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
13
Gambar 5. Palu Geologi (untuk batuan beku)
5) Kamera
Kamera berfungsi mendokumentasi hasil penelitian dilapangan
Gambar 7. Kamera
6) Kantong sampel
Digunakan untuk mengambil sempel penelitian dilapangan.
14
Gambar 8. Kantong sampel
7) Lup
Lup digunakan untuk melihat struktur batuan lebih jelas
Gambar 9. Lup
15
3.2 Prosedur Kerja
a. Persiapan
Persiapan praktikum ini yaitu dengan mempersiapkan alat alat yang
akan dibawa yaitu alat tulis, kantong sample, kamera, sarung tangan, palu
geologi, kompas geologi, dan loop. Bahan yang disiapkan adalah berupa
larutan HCL yang digunakan untuk mengecek kandungan karbonat pada
suatu batuan. Dan bekal untuk makan siang sudah disediakan oleh pihak
catering untuk makan dilapangan.
16
Dimulai dengan SOP lokasi praktikum tepatnya di Bukit Sipako
desa karang sambung dengan cuaca cerah cukup terik pada pukul 11.
30 WIB. Lalu dilanjutkan dengan makan siang dilokasi lalu turun ke
sungai untuk mendengarkan materi dari asisten dan mengambil
sample batuan dan dokumentasi kegiatan.
- Pos 4
Dimulai dengan SOP lokasi praktkkum tepatnya di Gunung
Parang dengan cuaca cerah pada pukul 12.30 WIB. Lalu dilanjutkan
dengan mendengarkan materi dari asisten dan kemudian dilanjutkan
dengan sketsa batuan beku. Lalu mengambil sample batuan dan
mendokumentasikan kegiatan.
17
BAB IV
HASIL PENGAMATAN LAPANGAN
1. Batuan Pertama
Lokasi : Pos 1 (07◦30’785” LS 109°42’450”)
Kode Batuan : S-1
Warna : merah bata
Jenis :-
Komposisi Mineral : Felsic
Tekstur :
Grain Size : 1/16 siit
Derajat Kristalisasi : Holdrayin
Bentuk Kristal :-
Grain Shape : Subangular
Ukuran Butiran : 1/16 siit
Kemas : tertutup
Derajat Viskositas : ±3 × 10-5 kg/m3
Struktur Batuan : Masif
Bentuk Fisik : Jajar genjang
Permeabilitas : Sangat buruk
Porositas : ±5%
Pemilahan : Terpilah sangat baik (very well sorted)
Kandungan CaCO3 : Kalsit (Dolomit)
Kedalaman : Darat / tebing
Penetrasi Cahaya : 50 %
Kadar Garam : Stabil (2)
Aliran Air Jernih : Aliran air jernih
Kandungan Fosil :-
Kekerasan : agak keras
Kontak : tidak selaras
18
Kandungan Mineral :
Nama – Rumus : halita NaCl
Warna : merah bata
Sistem Kristal :-
Cara Belah : tidak ada
Sifat Khusus : berwarna seperti batu bata
Perlapisan Batuan : silang siur
Struktur Perlapisan : rekah kerut “mud cake”
Nama Batuan : batu rijang
Foto Batuan :
19
2. Batuan kedua
Lokasi : Pos 2 (07°31’279” LS 109°40’561”)
Kode Batuan : S-2
Warna : Abu-Abu
Jenis : Felsic
Komposisi Mineral :-
Tekstur :
Grain Size : 1/256 clay
Derajat Kristalisasi : Holohyain
Bentuk Kristal :-
Grain Shape : Rounded
Ukuran Butiran : 1/256 clay
Kemas : Tertutup
Derajat Viskositas : ±145 × 10-4 kg/m3
Struktur Batuan : Masif
Bentuk Fisik : Ovail
Permeabilitas : Sangat buruk
Porositas : ±5%
Pemilahan : Terpilah sangat baik (very well sorted)
Kandungan CaCO3 :
Kedalaman : Darat / Tebing
Penetrasi Cahaya : 50%
Kadar Garam : stabil
Aliran Air Jernih : tidak ada aliran air
Kandungan Fosil :-
Kekerasan : agak keras
Kontak : tidak selaras
Kandungan Mineral :
Nama – Rumus : Kwarsa (SiO2)
Warna : abu-abu
20
Sistem Kristal :-
Cara Belah : tidak ada
Sifat Khusus : Keras
Perlapisan Batuan : Pelapisan pilihan
Struktur Perlapisan : rekah kerut “mud cake”
Nama Batuan : batuan metamorf
Foto Batuan :
21
3. Batuan ketiga
Lokasi : Pos 3 (07°32’256” LS 109°40’006”)
Kode Batuan : S-3
Warna : Hijau kdirtanan
Jenis : Sekismika
Komposisi Mineral : Mafig
Tekstur :
Grain Size : very fis e sand 1/8
Derajat Kristalisasi : Holohyain
Bentuk Kristal : tuhedral
Grain Shape : Subangular
Ukuran Butiran : 1/8 very fine sand
Kemas : tertutup
Derajat Viskositas : ±4 × 10-4 kg/m3
Struktur Batuan : Masif
Bentuk Fisik : persegi panjang
Permeabilitas : buruk
Porositas : ±3,75%
Pemilahan : very well sared
Kandungan CaCO3 :
Kedalaman : darat / tebinng
Penetrasi Cahaya : 60%
Kadar Garam : stabil
Aliran Air Jernih : tidak ada aliran air
Kandungan Fosil :-
Kekerasan : keras
Kontak : tidak selaras
Kandungan Mineral :
Nama – Rumus : Piroxan group
Warna : Hijau kehitaman
22
Sistem Kristal :-
Cara Belah : Sempurna
Sifat Khusus : Berwarna seperti hijau lumut dan
bertekstur halus.
Perlapisan Batuan : Silang siur
Struktur Perlapisan : Rekah kerut “mudcake”
Nama Batuan : Batuan sekismika
Foto Batuan :
23
4. Batuan Ke-empat
Lokasi : Pos 4 (07°3’450” LS
Kode Batuan : S-4
Warna : abu-abu
Jenis : Diabas
Komposisi Mineral : Felsic
Tekstur :
Grain Size :1/8 fire sand
Derajat Kristalisasi : hipokristalin
Bentuk Kristal : -andhras
Grain Shape :-
Ukuran Butiran : angular
Kemas : terbuka
Derajat Viskositas : ±51 × 10-4 kg/m3
Struktur Batuan : vesikuler
Bentuk Fisik : persegi panjang
Permeabilitas : buruk
Porositas : ±3%
Pemilahan : very well sorted
Kandungan CaCO3
Kedalaman : darat/tebing
Penetrasi Cahaya : 60%
Kadar Garam : stabil
Aliran Air Jernih : tidak ada aliran air
Kandungan Fosil :-
Kekerasan : keras
Kontak : tidak selaras
Kandungan Mineral
Nama – Rumus : Anhindrit CaSO4
Warna : abu - abu
24
Sistem Kristal : membutir
Cara Belah : tidak ada
Sifat Khusus : mempunyai kilap kaca
Perlapisan Batuan : pelapisan sejajar
Struktur Perlapisan : gelembur gelombang “ripple mark”
Nama Batuan : batu beku
Foto batuan :
25
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 POS 1
Lokasi praktikum mata kuliah geologi dasar pos 1 pada hari selasa, 16
Februari 2021 bertempat di Watu Kelir, Kali Muncar pada pukul 10:00 WIB dan
cuaca sangat cerah. Di lokasi ini ditemukan banyak batu rijang dan batuan beku.
Hal ini dapat dibuktikan dengan ciri-ciri batuannya yang berwarna merah cerah
dengan pelapisan batuan sejajar dengan komposisi mineral felsic. Batuan beku di
tempat ini dahulunya adalah batuan yang berada di dalam laut yang kemudian
naik ke atas permukaan
Batuan yang terletak di Kali Muncar ini dulunya adalah batuan yang terletak
di Samudra yang kemudian naik keatas karena pengaruh gaya tektonik
(subduction) pada ratusan tahun yang lalu.
5.2 POS 2
Lokasi praktikum mata kuliah geologi dasar Pos 2 ada hari Selasa, 16
Februari 2021 Didesa Saboro, Pucangan dengan cuaca cerah pada pukul 11: 00
WIB. Dilokasi banyak ditemukan bongkahan batu metamorf yang terletak tebing
pinggir jalan.
26
Gambar 16. Desa Saboro
5.3 POS 3
Lokasi praktikum mata kuliah geologi dasar Pos 3 pada hari Selasa, 16
Februari 2021 di Kali Brengkok dengan cuaca cerah dan sangat terik pada pukul
11:30 WIB
Bukit sipako terletak tidak jauh dari Desa Siboro, untuk menuju lokasi
diatas para mahasiswa harus turun bukit menuju ke sungai dibawah. Di tepian
sekitar sungai terdapat banyak batuan sedimen.
5.4 POS 4
Lokasi praktikum mata kuliah geologi dasar Pos 4 pada hari Selasa, 16
Februari 2021 di gunung parang dengan cuaca cerah dan sangat terik pada pukul
12:30 WIB.
27
Gambar 18. Gunung Parang
Gunung parang ini dulunya adalah gunung aktif namun sudah tidak aktif
lagi. Pada gambar diatas merupakan bagia dalam gunung atau disebut intrusi. Bisa
terlihat karena gunung ini terpisah pada puluhan tahun lalu, senhimgga singkapan
batuan beku bisa terlihat.
PETA JALAN
28
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian lapangan yang kami lakukan dan studi literatur – literatur
terpecaya dapat disimpulkan bahwa:
1. Geomorfologi tiap – tiap lokasi berbeda tergantung kepada letak masing
– masing singkapan dan juga dipengaruhi oleh batuan penyusun daerah
tersebut. Hal ini berkaitan dengan proses geologi yang terjadi di daerah
tersebut pada masa lalu.
2. Pengidentifikasian mineral batuan dengan larutan HCL 0,1, jika saat
ditetesi menunjukkan reaksi berbuih maka bisa disimpulkan bahwa
bataun tersebut mengandung mineral kalsit/dolomit.
3. Biasanya jika nilai porositas tinggi maka permeabilitas akan baik tapi
ternyata tidak selalu begitu karena ada faktor sementasi yang membuat
pori – pori tidak terkoneksi.
6.2 Saran
Alam kita memiliki begitu banyak keunikan di bidang geologi yang menarik
untuk dikaji lebih dalam lagi. Oleh karena itu, sangat diharapkan kepada semua
pihak untuk tetap menjaga kelestariannya, maka diperlukan adanya pengkajian
tentang alam, sehingga diharapkan kedepannya praktikum geologi dasar seperti
ini tetap dilaksanakan sebagai pelatihan kepada mahasiswa – mahasiswi teknik
perminyakan agar terbiasa melakukan kegiatan lapangan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Akbar (2019) Laporan Geologi Dasar, Fakultas matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alma Universitas Tanjumgpura: Pontianak. Tersedia dari
Academia.edu
Susanto, Edy (2018) Modul Praktikum Geologi Dasar Tentang Batuan dan
Mineral, Fakultas Teknik Perminyakan Universitas Bhayangkara Jakarta
Raya : Bekasi.
Zuhdi, Muhammad. (2019). Buku Ajar Pengantar Geologi. Lombok: Duta
Pustaka Ilmu – Gedung Catur 1.2 FPMIPA IKIP Mataram
30
Lampiran Gambar
31
Gambar 21. Pos 1
32
Gambar 23. Pos 3
33
Gambar 25. Pengambilan sampel
34
Gambar 27. Kunjungan ke Museum Melange
35