Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENGAMATAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI JENEBERANG

Dosen Pengampuh :
Abdul Mannan,S.Si,.M.Pd
Drs. Sulaiman Shiddiq,M.Si

Oleh
Kelompok 7
Nama Anggota NIM
Muhammad Fathur Rahmansah 230110501017
Adam Andhika Arfan 230110500010
Muh. Al Qadri 230110502012
Muh. Al Fadel Mahatir 230110502003
Syamsibah

PROGRAM STUDI GEOGREAFI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAAS NEGERI MAKASSAR
2023

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................i

DAFTAR TABEL......................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1

1. LATAR BELAKANG...................................................................................1

2. TUJUAN KEGIATAN ..................................................................................2

3. WAKTU DAN LOKASI PENGAMATAN...................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN ...........................................................................................5

BAB 3 KESIMPULAN .............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................13

i
Daftar Tabel

Table 1 parameter lokasi 1.......................................................................................................6

Table 2 parameter lokasi 2.......................................................................................................8

Table 3 Parameter Lokasi 3......................................................................................................9

Table 4 Parameter lokasi 4.....................................................................................................11

Daftar Gambar

ii
gambar 1 Lokasi pengamatan pertama....................................................................................5

gambar 2 kondisi alam lokasi 2...............................................................................................7

gambar 3 Air terjun di Desa Lengkese....................................................................................8

gambar 4 Lokasi 4.................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif menembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuataan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup,pengetahuan umum serta
keterampilan yang diperlukan dirimya untuk masyarakat berlandaskan undang-
undang. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Hidup diartikan masih ada terus,
bergerak, dan bekerja sebagaimana semestinya. maka arti hidup adalah maksud
yang terkandung di balik keberadaanmu sebagai manusia yang masih ada sampai
sekarang. Pendidikian Lingkungan Hidup atau yg biasa disingkat PLH adalah
suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli
terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan
dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama , baik secara individu
maupun secara kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan
saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru. Tujuan kegiatan kuliah lapangan
ini untuk memenuhi penilaian Tengah semester mata kuliah pendidikan
lingkungan hidup, melatih mahasiswa untuk memecahkan masalah yang terjadi
di sekitar DAS Jeneberang.

1
A. TUJUAN KEGIATAN

● Mengetahui kondisi dari DAS jeneberang

● Dapat mengetahui penggunaan lahan dan tutupnya vegetasinya

● Dapat mengetahui bahasa yang digunakan oleh penduduk di sekitar kawasan

pengamatan

B. WAKTU DAN LOKASI PENGAMATAN

● Lokasi 1
Tanggal : Sabtu, 7 Oktober 2023
Waktu : 10.13-10.43 WITA
Koordinat : 5°16’08”S - 119° 34’ 49” T
Tempat : Kampung Bujjulu Kel.Bontoparang Kec. parangloe Kab.Gowa

● Lokasi 2
Tanggal : Sabtu, 07 Oktober 2023
Waktu : 11.45 WITA
Koordinat : 5°16’51” S - 119° 48’ 59” T
Tempat : Kampung Tanete, desa Parigi, Kec. Tinggimoncong
Kab.Gowa

● Lokasi 3

Tanggal : Sabtu, 07 Oktober 2023


Waktu : 14.00 WITA
Koordinat : 5°18’22” S - 119° 34 ‘ 19” T
Tempat : Desa Lengkese, Kec. Parigi, Kab. Gowa

● Lokasi 4

Tanggal : Sabtu, 07 Oktober 2023


Waktu : 16.00 WITA
Koordinat : 5°16’50” S - 119° 51’ 27” T
Tempat : Dsn. Patalassang, Desa Majannang, Kec. Parigi, Kab. Gowa

2
a. Lokasi 1
Pada tanggal 7 Oktober 2023 pukul 10.13-10.43 kami melakukan
pengamatan di kampung bujjullu, Kel. Bontoparang, Kec. Parangloe
berada disekitar DAS Jeneberang dan disebelah barat Bendungan Bili-
bili, dengan letak Astronomis 5°16’08” S - 119°34’49” T. Dengan
ketinggian daerah 15 MDPL, penggunaan lahan disekitar DAS
jeneberang digunakan masyarakat sebagai perkebunan untuk penghasilan
sehari-hari. Bentuk lereng di sekitar DAS jeneberang adalah cembung.
Bentang lahan disekitar DAS jeneberang adalah pemandangan indah
umum. Bentuk lahannya adalah perbukitan. Kualitas air dari DAS
jenebrang adalah bersih, karena berasal dari mata air gunung, akan tetapi
masayrakat mengeluhkan kekurangan air karena musim kemarau.
Vegetasi dominan di DAS Jeneberang adalah Jati putih, lontar, dan
manga.

b. Lokasi 2

Lokasi kedua ada di Kampung Tanete, desa parigi, Kec. Tinggimoncong


Kab. Gowa. Vegetasi dominan di daerah tersebut adalah Bambu dan
pohon Jati. Bentuk lereng di daerah tersebut adalah cembung, sementara
bentang lahan di daerah tersebut adalah pegunungan dan bentuk lahannya
adalah Fluvial. Letak astronomisnya adalah 5°16'51" S - 119°48'59" T.
Ketinggian di daerah Kampung Tanete adalah 464,9 MDPL. Kualitas air
di kampong tanete adalah jernih sehingga dapat dikonsumsi secara
langsung.

c. Lokasi 3

3
Lokasi ketiga berada pada Air terjun Lengkese. Vegetasi dominan daerah
tersebut adalah Kopi, Bambu, Pakis. Bentuk lerengnya adalah Terjal.
Bentang lahannya adalah Pegunungan. Bentuk lahannya adalah Fluvial.
Letak astronomis Air terjun lengkese adalah 5°18'22" S - 119°53'19" T.
Elevasi di Air terjun Lengkese adalah 600 MDPL. Kualitas air Air terjun
Lengkese adalah sangat jernih karena dari air mata pegununga

d. Lokasi 4

Lokasi keempat adalah Bonto Lerung, Jembatan merah. Vegetasi


dominan daerah tersebut adalah Pohon asam. Bentuk lerengnya adalah
landai. Bentang lahannya adalah lembah. Bentuk lahannya adalah landai.
Letak astronomis dari Bonto lerung adalah 5°16'50" S - 119°51'27" T.
Elevasi di Bonto Lerung adalah 600 MDPL. Kualitas air di Bonto Lerung
adalah jernih.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

gambar 1 Lokasi pengamatan pertama

a) Lokasi 1
Pada lokasi pertama di Kampung Bujjullu Kec. Parangloe Kab. Gowa. Letak
koordinat daerah ini adalah 5°15'8" S - 119°34'49" T. Lokasi ini merupakan lokasi
pembangunan bendungan, dengan nama Bendungan Bili Bili. Bendungan ini
memiliki luas sebesar 40.428 Hektare dengan luas tampungan efektif dari bendungan
ini adalah 346 juta m3, dan dibangun pada tahun 1998. Bendungan bili bili merupakan
salah satu sumber air bersih PDAM bagi masyarakat Makassar dan kab. Gowa,
namun apabila musim hujan melanda daerah tersebut maka akan berkemungkinan
longsor. Lumpur dan longsor akan turun ke bendungan dan akan memengaruhi

5
kualitas kebersihan air yang akan digunakan oleh masyarakat di kota Makassar dan
Kab. Gowa. Bendungan Bili Bili juga adalah salah satu pembangkit tenaga listrik
bagi daerah Kota Makassar dan Kab. Gowa. Seiring tambah pesatnya perkembangan
penduduk sehingga pembangunan dan pemanfaatan lahan di area sempadan sungai
jeneberang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai aktivitas seperti kawasan
pertokoan, perdagangan, pertanian, dan pemukiman.

Salah satu penyebab banjir di kota Makassar adalah akibat tingginya curah hujan
bagian hulu sungai kota Makassar, volume tampungan Bili-Bili semakin berkurang
dan aliran sungai jeneberang sudah pada level waspada. Fenomena ini menjadi
ancaman bagi bendungan karena bisa menyebabkan kejebolan dan apabila hal itu
terjadi dapat dikatakan bendungan bili bili gagal untuk menampung jumlah air yang
tinggi sehingga pemerintah setempat mengambil keputusan untuk membuka satu
pintu waduk dan menyenbabkan banjir di sebagian kota Makassar dan kab. Gowa
(Kurnia, n.d )

Nama Lokasi Kec. Parangloe, Bili bili Kab. Gowa


Site 5°16'08" S - 119°34'49" T
Elevasi 15 MDPL
Penggunaan Lahan Perkebunan Jagung
Ekspresi topografi Bergelombang
Lereng 15° Miring
Bentuk Lereng Cekung
Bentang lahan Perkebunan Jagung DLL
bentuk lahan Terjang
Kualitas air Air dari gunung
Vegetasi dominan Pohon jati
Flora Pohon jati putih, Pohon pisang

6
Fauna Sapi dan ikan
Singkapan 2 batuan Singakapan Batuan Basald
Ada, karena masih ada material-material
Ancaman Banjir yg tertumpuk di sungai
Ancaman erosi Mundur
Ancaman longsor Ada, karena ada sisa-sisa longsor
Kasus-kasus lingkungan Longsor
Aktifitas matapencaharian penduduk Nelayan
Kualitas pemukiman Asrih
Hasil Perkebunan kurang/lebih
Rerata pendapatan Rp.150.000 per hari
Alternatif Pekerjaan Sopir
Bahasa dominan Makassar
Nama Lokasi Kec. Parangloe, Bili bili Kab. Gowa
Table 1 parameter lokasi 1

b) Lokasi 2

7
gambar 2 kondisi alam lokasi 2

Lokasi Kedua berada di Kampung tanete, Desa parigi, Kec. Tinggimoncong, Kab.
Gowa, dengan letak astronomis 5°16'08" S 119° 34' 49" T. Dan elevasi dari daerah
ini adalah 464.9 MDPL. Rerata Penggunaan lahan di lokasi tersebut adalah tambang
batu dan material dalam bangunan, Masyarakayt juga menggunakan area disekitar
DAS Jeneberag untuk bertani. Aliran sungai DAS Jeneberang merupakan sambungan
alian air hingga ke Bili Bili. Kasus lingkungan di area ini adalah kekeringan dimana
jumlah air di aliran sungai sangat kecil diakibatkan musim kemarau yang terjadi saat
ini. Jumlah air akan naik apabila curah hujan di area tersebut tinggi sehingga
terkadanh menyebabkan banjir bandang di sekita DAS jeneberang.

Nama Lokasi Kec. Tinggimoncong Kab.Gowa


Site 5°16'51" S - 119°48'59" T
Elevasi 464.9 MDPL
Penggunaan Lahan Aliran sungai
Ekspresi topografi Sungai
Lereng 16°
Bentuk Lereng Cembung
Bentang lahan Pegunungan

8
bentuk lahan Fluvial
Kualitas air Jernih, tawar
Vegetasi dominan Bambu dan Pohon jati
Flora Pohon jati
Fauna Sapi, ayam
Singkapan 2 batuan Batuan Beku
Ancaman Banjir Besar/Curah hujan
Ancaman erosi Tinggi
Ancaman longsor Ada
Kasus-kasus lingkungan Longsor dan penguapan air
Aktifitas matapencaharian penduduk Petani dan pekebunan tambang
Kualitas pemukiman Rumah Batu
Rerata pendapatan Tidak menentu
Alternatif Pekerjaan Pedagang
Bahasa dominan Makassar
Nama Lokasi Kec. Tinggimoncong Kab.Gowa
Table 2 parameter lokasi 2

c) Lokasi 3

9
gambar 3 Air terjun di Desa Lengkese

Lokasi pengamatan ke-3 terletak di Desa lengkese, Kec. Parigi, Kab. Gowa. Letak
astronomisnya adalah 5°18'22" S 119° 53' 19" T. Elevasi di daerah ini adalah 1.226
MDPL. Lokasi ketiga adalah lokasi yang berada di kaki gunung bawakaraeng. Bentuk
lahan di lokasi ini adalah fluvial. Kualita asir di lokasi ketiga sangat jernih hingga
dimana dapat dikonsumsi secara langsung tanpa harus melewati tahap-tahap produksi
tertentu terlbih dahulu. Penggunaan lahan diarea ini adalah pertanian seperti kopi,
dan, bambu petuk. Lokasi ketiga dapat dinyatakan sebagai hutan lindung, karena
banyaknya penggunaan lahan yang tak teratur, terdapat banyak fauna di area ini yg
bias dikatakan langka seperti, burung Sulawesi dan endemic seperti Celebargiolestes.
Berdasarkan UU No.5 Tahun 1967 Pasal 3 ayat 1 “ hutan lindung ialah kawasan
hutan yang karena keadaan sifat dalamnya diperuntukkan guna mengatur tata-air,
pencegahan bencana banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah”.

Nama Lokasi Air terjun Lengkese


Site 5°18'22" S - 119°34'19" T
Elevasi 1.226 MDPL
Penggunaan Lahan Perkebunan lahan
Ekspresi topografi Pegunungan
Lereng 11°
Bentuk Lereng Terjal

10
Bentang lahan Pegunungan
bentuk lahan Fluvial
Kualitas air Jernih dan segar
Vegetasi dominan Kopi, bambu, pakis
Flora Tanaman pakis, Bambu besar
Fauna Ayam Hutan dan Capung
Singkapan 2 batuan Pelapukan batuan
Ancaman Banjir Tidak, karena lokasi daratan tinggi
Ancaman erosi Ada
Ancaman longsor Ada
Kasus-kasus lingkungan Longsor
Aktifitas matapencaharian penduduk Pariwisata
Kualitas pemukiman Rumah batu
Kopi 5 juta/panen, lombok 30
Rerata pendapatan juta/panen
Alternatif Pekerjaan Perdagangan
Bahasa dominan Makassar
Nama Lokasi Air terjun Lengkese
Table 3 Parameter Lokasi 3

11
d) Lokasi 4

gambar 4 Lokasi 4

Lokasi ke-4 ada di Dusun patalassang, Desa majannang, Kec. Parigi, Kab. Gowa
dengan letak koordinat 5°16'50" S 119° 51' 27" T. Ketinggian di daerah ini adalah
600 MDPL. Lokasi ke-4 digunakan sebagai lahan pertambangan dari material-materal
bangunan seperti batu, pasir, dan lain-lain. Bentuk lahan di lokasi ini adalah fluvial.
Masyarakat sekitar menggunakan lokasi ke-4 sebagai lahan pertanian untuk aktivitas
mata pencaharian.

Nama Lokasi Bonto lerung, jembatan merah


Site 5°16'08" S - 119°51'27" T
Elevasi 600 MDPL
Penggunaan Lahan Berkebun
Ekspresi topografi Lembah
Lereng 88°
Bentuk Lereng Landai
Bentang lahan Lembah
bentuk lahan Landai

12
Kualitas air Jernih, bersih, dan segar
Vegetasi dominan Pohon asam
Rerumputan, Pohon pisang, pohon
Flora asam, bambu
Fauna Lalat, Belalang, Lumut
Singkapan 2 batuan Batuan andesit
Ancaman Banjir Tidak terancam banjir
Ancaman erosi Erosi dan sedimentasi
Ancaman longsor Besar terjadinya longsor
Kasus-kasus lingkungan Longsor
Aktifitas matapencaharian penduduk Berkebun
Kualitas pemukiman Tidak ada pemukiman
Rerata pendapatan Tidak menentu
Alternatif Pekerjaan Tidak ada pemukiman
Bahasa dominan Makassar
Nama Lokasi Bonto lerung, jembatan merah
Table 4 Parameter lokasi 4

13
KESIMPULAN

Kesimpulan yang kami dapat adalah lokasi-lokasi yang diamati adalah daerah
sekitar DAS Jeneberang, yang dimana lokasi-lokasi tersebut sudah dialihkan
lahannya, seperi lokasi 1 dimana area sekitar DAS Jeneberang digunakan masyarakat
sebagai mata pencaharian mereka, akan tetapi aktivitas juga dapat berdampak negatif
seperti banjir bandang atau longsor yang bias berdampak ke mereka. Oleh karena itu
kami harus berusaha mengedukasi mereka tentang permasalahan di DAS

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, Widya Aprilia. (n.d.). Menuju Permukiman Bebas Septic Tank: Studi
Pengolahan Air Limbah Domestik di Perumahan Graha Natura.
Sambutan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, 84.

Muhammad Munawir Syarif, ANALISIS POTENSI SEBARAN BAHAYA


BANJIR AKIBAT KEGAGALAN TAMPUNGAN BENDUNGAN
BILI-BILI

Yuniartanti, Rizki Kirana. (2018). Rekomendasi adaptasi dan mitigasi


bencana banjir di Kawasan Rawan Bencana (KRB) banjir Kota Bima.
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal
Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan),

https://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan_Bilibili

16

Anda mungkin juga menyukai