Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

HASIL PENALITIAN
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
SEJARAH DAN MANFAAT PENGELOLAAN
(Bendungan bili-bili,tambang batu parangloe,pohon pinus dan kebun the malino)

DISUSUN OLEH:
1. Serah watngil
NIM: 230109500003
2. Putri Aprianti
NIM: 230109501006
3. Wahyuni sri wijayah
NIM: 230109500002

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITA NEGERI MAKKASAR
2023
HALAMAN PEGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN


MATA KULIAH :PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
Bendungan bili-bili,tambang batu parangloe,poho pinus dan kebun teh malino

DISUSUN OLEH:

1. Serah watngil
NIM: 230109500003
2. Putri Aprianti
NIM: 230109501006
3. Wahyuni sri Wijaya
NIM: 230109500002

Mengetahui dosen pengampuh

Dr. Maddatuang,M,Si.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan Rahmat,taufiq,serta
hidayah-nya kepada kami,sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan laporanpraktek
lapangan ini yang berjudul “Sejarah dan manfaat di bagunnya (bendungan bili-bili,tambang batu
parangloe,pohon pinus dan kebun teh malino)”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada

 Allah Swt.
 Dosen mata kuliah Pendidikan lingkungan hidup bapak Dr.Maddatuang,M.Si.
 Kaka tingkat dan teman-teman yang telah memberikan batuan dan sarannys

Kami menyadari bahwa laporan praktek lapangan ini masih banyak kekurangandan kesalahan serta
masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua terima kasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang..........................................................................................................................6
1.2 Rumusan masalah...................................................................................................................6
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................6
BAB III
3.1 Tempat dan waktu penelitian..................................................................................................7
3.2 Metode penelitian...................................................................................................................7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah dan manfaat bendungan bili-bili.................................................................................8
4.2 seajarah manfaat tambang batu parangloe...............................................................................9
4.3 sejarah dan manfaat pohon pinus............................................................................................10
4.4 sejarah dan manfaat kebun teh malino....................................................................................11
BAB VI
5.5 kesimpulan...............................................................................................................................12
5.6 saran.........................................................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1.Bendungan bili-bili .................................................................................................8


GAMBAR 1.2 Tambang batu parangloe..........................................................................................10
GAMBAR 1.3 Pohon pinus malino..................................................................................................11
GAMBAR 1.4 Kebun the malino.....................................................................................................12

\
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menurut pasal 1 undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup,dinyatakan bahwa linhkungan hidup adalah kestuan ruang dengan semua
benda,daya keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan dan kesejateraan manusia serta makhluk hidup

Lingkungan hidup juga mempunyai fungsi sebagai penyanga kehidupan yang sangat penting oleh
karena itu pengelolan da pengembangannya diarahkan untuk mempertahankan kesinambunganya
melalui berbagai usaha perlindungan dan rehabilitas serta pemeliharaan sebagai contoh pada
laporan ini.

Pada laporan ini kami akan membahas bagaimana Sejarah dan pemanfaat dari tempat-tempat
seperti bendungan bili-bili,tambang batu parangloe,pohon pinus dan kebun teh malino dimana
didalamnya semua artikel dan pembahasanya telah kami cari dan gali dari sumber-sumber yang
relevav dan hasil praktek lapangan kami sendiri.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja Sejarah dari bendungan bili-bili,tambang batu parangloe,pohon pinus,dan kebun teh
malino?
2. Apa manfaat dikelolanya bendungan bili-bili,tambang batu parangloe,pohon pinus dan kebun
teh malino?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan Sejarah dari bendungan bili-bili,tambang batu parangloe,pohon pinus dan kebun
teh malino
2. Menjelaskan manfaat dikelolanya bendungan bili-bili,tambang batu parangloe,pohon pinus dan
kebun the malino
BAB III

3.1 Tempat dan waktu

Tempat:bendungan bili-bili,tambang batu parangloe,pohon pinus dan kebun teh malino


waktu: pada tanggal oktober 8,2023 waktu 8.45-3.59 WITA

3.2 Metode penelitian

1. Metode observasi
Metode ini merupakan metode yang kami gunakan dimana pengumpulan data yang
dilakukan melalui sesuatu pengamatan,dengan disertai pencatata-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran
2. Metode kualitatif
Metode ini berlandaskan pada filsafat,yang digunakan untuk meneliti pada kondisi ilmiah
Dimana peneliti sebagai instrument Teknik pengumpulan data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah dan manfaat bendungan bili-bili

Sejarah pembangunan Bendungan Bili-bili berawal pada tahun 1974. Saat itu Sungai
Jeneberang meluap dan menggenangi Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Sedikitnya tiga
perempat Makassar tenggelam karena luapan Sungai Jeneberang tersebut.Dari kejadian itu,
pada tahun 1980 dilakukan studi secara intensif untuk membangun sebuah bendungan dalam
mengatasi banjir. Pada masa itu, banjir setiap tahun menerjang permukiman warga.

Gambar 1.1 bendungan bili-bili

Pada tahun 1990 detail desain pembangunan Bendungan Bili-bili telah siap. Mulailah
dilakukan pembebasan lahan untuk kepentingan pembangunan tersebut yang luasnya
kurang lebih 40,428 ha.Pengerjaan konstruksi Bendungan Bili-bili dimulai sejak tahun
1992. Tujuan utama pembangunan bendungan ini adalah untuk pengendalian banjir di
Kota Makassar dan Gowa, dengan fungsi ikutan seperti air baku kota, listrik, irigasi,
perikanan, dan pariwisata. Pada 1993 paket pembuatan jembatan dan pelindung
tebing sungai dikerjakan.

Selanjutnya pada tahun 1994 hingga 1997 merupakan paket akhir pembangunan
berupa pengerjaan coffer dam utama, bendungan utama, dan bendungan sayap kiri
dan kanan, spillway, outlet intake, dan fasilitas outlet.Bendungan ini dibangun dengan
dana pinjaman luar negeri sebesar Rp 780 miliar.
Pembangunan berjalan atas kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency
(JICA).Bendungan ini didesain dengan type rockfill dam dengan inti di tengah (center core
rockfill dam). Dam Bili-bili didesain dengan menggunakan desain seismic coefficient di
Jepang 0,12 (medium earthquake region) yang dikenal sangat rawan gempa, meskipun
Sulawesi Selatan pada umumnya relatif sangat aman dari gempa.Selain itu, juga didesain
dengan inflow discharge 3,100 m3/detik, setara dengan kala ulang 1000 tahun. Pada elevasi
103 design flood water level.
manfaat dari dibangunnya Bendungan Bili-bili adalah untuk pengendalian banjir Sungai
Jeneberang dari debit 2.200 m3 per detik menjadi 1.200 m3 per detik. Lalu untuk penyediaan
air minum (Gowa dan Makassar) dan air untuk industri sampai kebutuhan tahun 2005 untuk
Kota Makassar sebesar 3.300 liter/detik. Bendungan ini juga bermanfaat sebagai tempat
penyimpanan air jikalau kemarau melanda serta juga sebagai tempat pencaharian para
Masyarakat setempat seperti nelayan dan lainya
4.2 sejarah dan manfaat tambang batu parangloe

Desa Lonjoboko merupakan salah satu desa yang berada diwilayah Kecamatan
Parangloe, Desa Lonjoboko adalah wilayah daratan yang berbukit berada dalam
ketinggian 100-600 meter di atas permukaan laut (MDPL). Dilintasi oleh Sungai
Je’neberang sehingga desa ini mempunyai potensi tambang batuan yang melimpah.
Beberapa potensi tambang batuan yang dimiliki oleh Desa Lonjoboko antara lain pasir,
batu kali, tanah, batu gunung dan sirtu. Beberapa tahun belakangan jumlah usaha
tambang pasir batu yang ada di Desa Lonjoboko telah bertambah banyak dan
mengalami perubahan lahan yang semula lahan pertanian menjadi kawasan
pertambangan. Aktifitas pertambangan batuan di Desa Lonjoboko memiliki potensi
material pasir, batu kali dan pasir batu yang berlimpah di sepanjang Sungai
Je’neberang. Dengan kondisi seperti ini Kecamatan Parangloe merupakan kecamatan
penghasil bahan tambang pasir, batu kali dan pasir batu terbesar di Kabupaten Gowa
dan Desa Lonjoboko merupakan Desa yang
memiliki kawasan tambang terluas yang ada di Kecamatan Parangloe.

Gambar 1.2 : tambang batu parangloe

Pada tahun 2006, mulai memproduksi sekitar tahun 2007 yang berlokasi di Dusun
Tombongi Desa Lonjoboko. Berdirinya dilatarbelakangi oleh keinginan untuk
menyediakan sendiri material untuk proyek konstruksinya dan ataupun untuk divisi lain
dari perusahaan lain pula. Seiring dengan perkembangannya maka pada tahun 2007
kembali berdiri sebuah usaha tambang yang masih berlokasi di Dusun Tombongi.
Alasan didirikannya juga tidak terlepas dari banyaknya permintaan material.
Selanjutnya usaha tambang yang ketiga yang menjadi tempat diadakannya penelitian
adalah berdiri pada tahun 2009 yang lokasinya agak lebih jauh kota Makassar, tepatnya
di Dusun Galesong.

Manfaat dari industrialisasi salasatunya yaitu akan membawa perubahan kehidupan


masyarakat ke arah yang modern seperti yang dikemukakan oleh A. Dharman (1986 :
17) bahwa : Industrialisasi berarti adanya pergantian teknik produksi dari cara yang
masih tradisional ke cara modern. (Syamsuridhawati, 2009). Munculnya berbagai usaha
tambang pasir batu di Kecamatan Parangloe telah banyak membuka peluang kerja bagi
masyarakat sekitar terutama masyarakat yang bermukim di Desa Lonjoboko. Bagi
mereka yang tidak terlibat secara langsung dalam proses penambangan, mempunyai
harapan hidup lebih baik dengan adanya usaha tambang batu karena lahan pertanian
yang sebagian besar berupa tegalan sudah semakin menyempit akibat meningkat dan
semakin luasnya usaha tambang batu. Selain itu, dengan hadirnya usaha tambang batu
telah membuka peluang usaha baru bagi masyarakat setempat.

4.3 sejarah dan manfaat pengelolaan pohon pinus dimalino


Kampung Malino terletak di Kec. Tinggimoncong Kab.Gowa, Provinsi Sulawesi
Selatan,YangBerada pada kaki Gunung “Bawa Karaeng”Yg memiliki Arti“Bawa = Mulut”
“Karaeng = Raja” Malino terletak pada ketinggian 1.000 mdpl, sehingga memiliki suhu yg
sejuk dan seringkali diselimuti kabut, Kawasan Hutan Pinus merupakan salah satu atraksi
wisata yang direkomendasikan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pemandangan
hamparan pohon pinus yang luas dan hijau dengan udara sejuk merupakan keunggulan
kawasan wisata ini.

Gambar 1.3 :pohon pinus malino


Awalnya tumbuhan Pinus timbuh dikawasan Old World atau Dunia Lama, seperti Eropa,
Mediterania, Asia hingga akhirnya menyebar ke kawasan lain yang disebut New World atau
Dunia Baru, yaitu Amerika Serikat, Kanada bagian timur dan barat, Meksiko bagian utara dan
lainnya. Di Indonesia memiliki satu spesies pinus asli yang berasal dari daerah Sumatera,
tepatnya di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan. Spesies pinus ini dikenal dengan nama
Sumateran Pine atau merkusii jungh.Pohon pinus dari Indonesia ini telah banyak
dibudidayakan di daerah-daerah lain diluar Sumatera contohnya seperti pohon pinus
dimalino.
Malino juga menyimpan jejak-jejak sejarah Dimana Sebelum terlaksananya Deklarasi
Denpasar, Pada Tanggal 16-25 Juli 1946 diadakan deklarasi Malino oleh Van Mook. dan
bangunan tempat pelaksaan deklarasi masih terjaga hingga sekarang Disepanjang Jalan di
Malino Terdapat Spathodea yg ditanam sudah sejak jaman Belanda yg diprediksi ditanam
sejak Tahun1930.Juga Terdapat Hamparan Pohon pinus yg eksotis. Malino memiliki tempat
tersendiri dihati para wisatawan, Inilah yg membuat masyarakat bangkit untuk mengelola
sumber daya alam yang ada , membangkitkan pariwisata sehingga lahirnya UMKM dan
peningakayan ekonomi masyarakat yang semakin baik.Dengan bangkitnya pariwisata di
Malino, sebahagian besar masyarakat menggantungkan matapencaharian mereka pada sektor
pariwisata salasatunya yaitu wisata 45 KK = Joki Kuda (Wisata Berkuda di areal wisata
pinus)

Manfaat dari pohon pinus tergolong mudah, karena pohon pinus memiliki sifat agresif dan
invasif sehingga sangat mudah tumbuh. Hal ini sangat menguntungkan bagi para pengusaha
industri, karena hampir seluruh bagian pinus, seperti batang kayu, kulit, getah, dan daun
memiliki manfaat ekonomis,manfaat lainnya disekitar hutan pinus juga dapat dijadikan
sebagai tempat wisata dimana dari hal itu maka Masyarakat setempat akan menghasilkan
pemasukan yang dibilang rendah namun menguntungkan.

3.4 sejarah dan manfaat pengelolaan kebun teh dimalino


Negeri Cina menjadi tempat lahimya teh, disanalah pohon teh Cina (Camellia sinensis)
ditemukan dan berasal Tepatnya di provinsi Yunnan, bagian barat daya Cina. Iklim wilayah
itu tropis dan sub-tropis, dimana daerah tersebut memang secara keseluruhan adalah hutan
jaman purba. Daerah demikian, yang hangat dan lembab menjadi tempat yang sangat cocok
bagi tanaman teh, bahkan ada teh liar yang berumur 2,700 tahun dan selebihnya tanaman teh
yang ditanam yang mencapai usia 800 tahun ditemukan ditempat ini.

Gambar 1.4: kebun teh malino

Legenda menjadi bentuk dokumentasi yang paling tua, dimana diceritakan bahwa Shennong
yang menjadi cikal bakal pertanian dan ramuan obat-obatan, juga yang menjadi penemu teh.
Dikatakan dalam bukunya bahwa ia secara langsung mencoba banyak ramuan herbal dan
menggunakan teh sebagai obat pemunah bila ia terkena racun dari ramuan yang dicoba.
Hidupnya berakhir karena ia meminum ramuan yang beracun dan tidak sempat meminum teh
pemunah racun menyebabkan organ dalam tubuhnya meradang
Kabupaten Gowa adalah salah satu penyangga utama ibukota propinsi Sulawesi Selatan
karena perbatasan langsung kota Makassar, olehnya itu tidak mengherankan kalau daerah ini
menjadi pemasok utama kebutuhan sehari-hari penduduk kota Makassar sebagai ibukota
propinsi Daerah kabupaten Gowa terletak antara utara 120.36,6' bujur Timur dan 50.33,6
bujur timur. Letak wilayahnya antara 120.33,19-130.15.17 bujur timur. 5. 550 34. 7" Lintang
Selatan Luas keseluruhan daerah ini adalah 1.883,33 Km, yang terbagi kedalam 18
kecamatan dan 158 Desa/kelurahan. Curah hujan didaerah ini setiap tahun mencapai 2000-
3000 mm, dengan suhu udara pada dataran rendah 22 c-26 c dan suhu pada dataran tinggi 18
c-21 c.
Pengolahan perkebunan teh Malino Highlands memiliki Jenis tanaman teh yang ditanam
dan dikelolah oleh pabrik ini ada dua jenis tanaman yaitu teh hitam dan teh hijau yang
memiliki perbedaan karakteristik yang amat berbeda dengan satu sama lainnya yaitu:
1. Daun teh hitam, ciri-cirinya daunnya lebih besar warnanya lebih gelap dan pada
umumnya dikomsumsi setiap hari sebagai minuman untuk bersantai.
2. Daun teh hijau, ciri-cirinya ukuran daun lebih kecil, dengan warna hijau tua, rasanya
pahit dan sangat bagus untuk kesehatan terutama untuk menurunkan berat badan, dan
daunnya lebih besar warnanya lebih gelap.
Dalam tehnik pembudidayaan tanaman yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah tehnik
vegetatif dan tehnik generatif, namun yang umum digunakan yaitu tehnik vegetatif yaitu
suatu tehnik dengan menggunakan ranting tanaman dengan cara di steak sebagai bibit. Dan
dalam satu kali (sehari) hasil produksi yang diperoleh biasanya 3-4 ton, dimana I ton teh
biasanya diolah menjadi 200 kg teh jadi. Produksi teh yang dihasilkan oleh prusahaan ini 92 -
95% dikirim ke Jepang untuk dikelolah kembali dalam berbagai rasa. Yang kemudian di
ekspor kembali kebeberapa negara termasuk Indonesia
Pengolahan perkebunan teh Malino Highlands memiliki Jenis tanaman teh yang ditanam dan
dikelolah oleh pabrik ini ada dua jenis tanaman yaitu teh hitam dan teh hijau
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil praktek lapangan di atas kita dapat mengetahui bahwa Tujuan utama
pembangunan bendungan ini adalah untuk pengendalian banjir di Kota Makassar dan
Gowa, dengan fungsi ikutan seperti air baku kota, listrik, irigasi, perikanan, dan
pariwisata. Pada 1993 paket pembuatan jembatan dan pelindung tebing sungai
dikerjakan
2. diwilayah Kecamatan Parangloe, Desa Lonjoboko adalah wilayah daratan yang berbukit
berada dalam ketinggian 100-600 meter di atas permukaan laut (MDPL). Dilintasi oleh
Sungai Je’neberang sehingga desa ini mempunyai potensi tambang batuan yang
melimpah
3. Manfaat dari pohon pinus tergolong mudah, karena pohon pinus memiliki sifat agresif
dan invasif sehingga sangat mudah tumbuh. Hal ini sangat menguntungkan bagi para
pengusaha industri, karena hampir seluruh bagian pinus, seperti batang kayu, kulit,
getah, dan daun memiliki manfaat ekonomis
4. Pengolahan perkebunan teh Malino Highlands memiliki Jenis tanaman teh yang
ditanam dan dikelolah oleh pabrik ini ada dua jenis tanaman yaitu teh hitam dan teh
hijau, Produksi teh yang dihasilkan oleh prusahaan ini 92 - 95% dikirim ke Jepang
untuk dikelolah kembali dalam berbagai rasa. Yang kemudian di ekspor kembali
kebeberapa negara termasuk Indonesia,sehinga memiliki keuntungan.

5.2 Saran dan kritik

Dalam laporan kami memberikan rekomendasi tempat wisata menarik dan tempat-tempat
dimana yang menurut kami penting dimana pemanfaatanya dapat berguna bagi Masyarakat
setempat dan Masyarakat luar,kami berharap dengan dikelolanya tempat-tempat tersebut
maka akan membawa dampak yang lebih baik lagi,

Anda mungkin juga menyukai