Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN OBSERVASI EKOWISATA

“TALAGA REMIS KUNINGAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Struktur Mata Kuliah Biologi Konservasi


Dosen pengampu : 1. Bambang Ekanara, M.Pd
2. Dr. Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 3

1. Aldi Alfiansyah. W 2008106019


2. Fatimatuzzahro 2008106039
3. Halya Himmatul. A 2008106041
4. Moh. Ali Yusuf. P 2008106031
5. Nina Sonia 2008106038
6. Putri Dwiyana 2008106046
7. Putri Laila Rozasqonain 2008106040
Biologi B/5

JURUSAN TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU


TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena segala
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam kami limpahkan kepada jungjungan kita Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Laporan Observasi ini membahas tentang “Ekowisata Talaga Remis Kuningan”. Dalam
penyusunan laporan observasi ini, kami banyak mendapatkan informasi dari pihak terkait
seperti pengelola objek wisata, pedagang sekita dan pengunjung wisata. Kemudian Laporan
ini dilengkapi dari berbagai sumber artikel dan jurnal yang terkait.
Adapun isi dari laporan observasi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan kami, baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun kemampuan apersepsi.
Sehingga harap dimaklumi apabila isi laporan observasi yang kami buat banyak kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan laporan observasi ini.
Semoga laporan observasi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Cirebon, Desember 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3. Tujuan................................................................................................. 2
1.4 Manfaat...................................................................................................2
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis............................................................................3
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat.....................................................................3

BAB II METODOLOGI..........................................................................................3
2.1. Waktu dan Lokasi..................................................................................4
2.2. Metode Penelitian..................................................................................4
.
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
3.1. Aksesbilitas ........................................................................................ 4
3.2. Luas Objek Wisata Talaga Remis............................................................5
3.3 Daya Tarik Wisata .............................................................................. 5
3.4. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 6
3.5. Peran Pengelola .................................................................................. 10
3.6. Upaya Konservasi Sumber Daya Alam Hayati & Lingkungannya ....... 11
3.7. Penjual dan Pengunjung Talaga Remis ................................................ 11
3.8. Tingkat Keanekaragaman Hayati............................................................12
3.8.1. Fauna yang ada di kawasan talaga remis......................................13
3.8.2. Flora yang ada di kawasan talaga remis........................................14

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 12


3.1 Simpulan ............................................................................................ 12
3.2 Saran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13


LAMPIRAN.......................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu destinasi pariwisata yang sudah di kenal di dunia
karena memiliki daya tarik yang unik dan beragam serta memiliki kekhasan baik alam,
budaya, flora serta fauna sehingga banyak wisatawan baik domestik maupun
mancanegara yang berkunjung untuk menikamatinya, selain keunikan serta keragaman
yang sudah ada. Salah satu dari kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia berada di
Kabupaten Kuningan. Kabupaten Kuningan, merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi
Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kuningan. Kabupaten ini terletak di bagian
timur Jawa Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon sebelah utara, Kabupaten
Brebes (Jawa Tengah) di timur, Kabupaten Ciamis di selatan, serta Kabupaten
Majalengka di barat.
Kuningan memiliki banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk menjadi
daya tarik wisata. Salah satu kawasan wisata alam potensial yang ada di kabupaten
kuningan yaitu Telaga remis. Telaga Remis adalah salah satu objek wisata alam di
Kabupaten Kuningan yang berupa sebuah danau yang terletak di Desa Kaduela,
Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, berjarak ±37 km dari pusat kota Kuningan
dan 12 KM dari Kota Cirebon. Nama danau ini diambil dari binatang remis, yaitu sejenis
kerang bewarna kuning yang banyak hidup di sekitar telaga tersebut. Kawasan Telaga
Remis mempunyai suhu udara yang berkisar 22 C-25° C, dengan kelembaban udara
sekitar 80% serta curah hujan rata-rata 3.500 mm/tahun.
Talaga Remis merupakan tempat rekreasi sangat sejuk, rindang dan asri. Konfigurasi
umum lahan ini berbukit-bukit, dengan kemiringan lahan agak curam. stabilitas tanah
sedang, dan daya serap tanah baik, serta kualitas lingkungan cukup. Didaerah ini terdapat
tumbuh-tumbuhan tropis berhawa sejuk cocok untuk perkemahan. Luas lokasi sekitar 28
hektar. Luas Telaga sekitar 3 hektar. Saat musim kemarau telaga dengan kedalaman
sekitar 5 meter ini tak pernah kering. Airnya menjadi nadi kehidupan masyarakat
Pasawahan dan sekitarnya, bahkan diandalkan warga Cirebon. Air telaga juga
menghidupkan perekonomian warga sekitar karena menghidupi budidaya air tawar.
Selain itu kawasan wisata alam Telaga Remis ini Terdapat 8 telaga yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik agar menambah daya tarik
bagi wisatawan yang datang yaitu Telaga Leat, Telaga Nilem, Telaga Deleg. Situ Ayu
Salintang. Telaga Leutik, Telaga Buruy, Telaga Tespong, dan sumur Jalatunda. Obyek
wisata Telaga Remis pun mempunyai keanekaragaman flora dan fauna, kurang lebih
terdapat 160 jenis tumbuhan diantaranya sonokeling, malaka, kosambi dan lain-lain.
Salah satu daya tarik tempat ini adalah adanya satu jenis tumbuhan langka yaitu "Pisang
Hyang".
Fasilitas yang tersedia di obyek wisata alam Telaga Remis ini berupa perahu motor,
sepeda air, saung peristirahatan, mushola, toilet, cafetaria, toko cinderamata, dan tempat
parkir. Telaga remis ini pernah menjadi kawasan wisata unggulan yang banyak
dikunjungi oleh wisatawan. Namun sayang kondisi saat ini berbeda Telaga Remis
mengalami kemunduran baik dari kualitas maupun dari kunjungan wisatawan. Salah satu
penyebab menurunnya kualitas dari obyek wisata Alam Telaga Remis ini adalah
pengembangan atraksi wisata yang kurang optimal. Hal ini terlihat dari kurangnya
keberagaman atraksi wisata yang dapat menunjang kegiatan wisata.
Objek wisata merupakan tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya
wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan
sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang
mempunyai kekayaan alam yang mempesona. Selain faktor kekayaan alam dan
kebudayaan, keramah tamahan masyarakat Jawa Barat menjadi nilai tambah tersendiri.
Oleh karena itu, dengan beberapa latar belakang masalah yang terdapat pada Objek
Wisata Talaga Remis penulis memutuskan untuk meneliti lebih lanjut mengenai Objek
Wisata Talaga Remis, sebagai salah satu objek wisata alam di sekitar lingkungan
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian kami sebagai berikut :
1. Mengapa talaga remis dijadikan sebagai kawasan objek wisata?
2. Bagaimana warga sekitar memanfaatkan kawasan talaga remis?
3. Apa saja yang terdapat di objek wisata talaga remis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan Penelitian Lapangan ini yaitu :
1. Untuk dapat mengetahui sejarah terbentuknya objek wisata Talaga Remis
2. Untuk dapat mengetahui ciri khas objek wisata Talaga Remis
3. Untuk dapat mengetahui tingkat keanekaragaman hayati di sekitar objek wisata
Talaga Remis

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Penulis :
1. Mengetahui wisata alam talaga remis
2. Mengetahui keanekaragaman hayati di wisata talaga remis
3. Mengetahui peluang konservasi di wisata talaga remis
4. Dapat menghimbau masyarakat tentang upaya konservasi di talaga remis

1.4.2 Bagi Masyarakat :


1. Agar masyarakat lebih menjaga kelestarian alam di wisata talaga remis yang berguna
dan bermanfaat untuk lingkungan masyarakat
2. Jika kelestarian alam terjaga masyarakat akan mendapatkan manfaat dari alam yg
terjaga
3. Upaya masyarakat menyadari pentingnya menjaga dalam upaya konservasi wisata
talaga remis
BAB II

METODOLOGI

2.1 Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang bertempat di
kawasan objek wisata talaga remis Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
45559. Rute menuju lokasi tidaklah sulit. Akses jalan yang cukup bagus yang apabila jika
melewati Desa Cikalahang kalian hanya melihat beberapa bagian dari jalan yang sedikit
berlubang dari arah Cirebon yang hanya berjarak sekitar 12 Km. Kemudian melanjutkan
perjalanan menuju arah Kab. Majalengka. Jika kalian sudah memasuki kawasan kerajinan
Batu Bobos yang berarti telah dekat lokasi. Ketika bertemu di Perempatan Cikalahang akan
melihat papan petunjuk yang mengarah ke sebelah kiri dimana dia berada objek wisata
Telaga Remis Ikuti jalan itu hingga kalian sampai di Balai Desa Cikalahang. Lalu belok kiri
sekitar 500 meter, kemudian akan melihat adanya papan petunjuk menuju ke lokasi Telaga
Remis yang menunjuk ke arah sebelah kanan. Ikutilah jalan tersebut sampai memasuki
gerbang masuk di Objek Wisata Telaga Remis.

2.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data dalam pelaksanaan


Penelitian ini adalah partisipasi, observasi, dan interview. Observasi, yaitu pengamatan dan
pencatatan dengan system tentang fenomena – fenomena yang diselidiki atau teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung
pada obyek penelitian yang merupakan sumber data. Adapun menurut Sugiyono (2013)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan. Interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan pada tujuan penelitian.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Aksesbilitas
Telaga remis didirikandan dijadikan objek wisata pada tahun 1982 oleh perhutani. akses
menuju kawasan wisata dari kampus IAIN menuju kearah talun kemudian menuju kearah
hutan kota sumber setelah itu belok kiri kearah dewi sartika, lalu, lurus sejauh 3,5 km
menuju sindang jawa mandirancang setelah 1 km belok kanan kejalan cisaat-kramat
kemudian lurus sejauh 3,1 km dan sampai di objek wisata telaga remis pasawahan kuningan
aksesbilitas menuju wisata cukup ramai dan lancar didaerah menuju talun sampai dengan
sindang jawa mandiranjang. Setelah mendekati kawasan objek wisata telaga remis kondisi
jalan mulai berkelok-kelok dan bergelombang, sekitar 1 km menuju objek wisata kondisi jalan
dan penerangan sangat tidak terawat karena objek wisata telaga remis jauh dari pemukiman
warga. Himbauan kepada para pengunjung yang ingin berkunjung ke objek telaga remis
untuk berhati-hati saat berkunjung. Observasi dilakukan dengan menggunakan sepeda motor
sebanyak 4 motor dan 7 orang. Waktu yang ditempuh dari iain menuju objek wisata telaga
remis sekitar 1 jam perjalanan Terdapat jalur evakuasi menuju kawasan objek wisata. Namun,
pengunjung kebanyakan menggunakan petunjuk jalan yang tersedia di google maps. Terdapat
jalur evakuasi menuju kawasan objek wisata. Namun, pengunjung kebanyakan menggunakan
petunjuk jalan yang tersedia di google maps.

3.2 Luas Objek Wisata Talaga Remis


Objek Wisata Alam Talaga Remis secara astronomi dan geografis terletak pada
108°24’54” BT dan 6°47’18” LS. Batasan administratif kawasan ini dikelilingi oleh 4 desa
yaitu Desa Kaduela, Desa Pasawahan, Desa Padabeunghar Kecamatan Pasawahan
Kabupaten Kuningan dan Desa Cikalahang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Luas
areal Obyek Wisata Alam Talaga Remis yaitu ± 27,848 ha yang baru dioptimalkan ± 13,3
ha dengan luas danau Talaga Remis ± 3,5 ha, kedalaman 1675 mdpl, dan 17 titik mata
air dengan debit 130 liter/detik. Menurut pembagian wilayah Taman Nasional Gunung
Ciremai maka Objek Wisata Alam Talaga Remis berada di dalam wilayah kerja Resort
Pasawahan dan Seksi Pengelolaan Taman Nasional I wilayah Kuningan, Balai taman
nasional Gunung Ciremai.
Letak, Luas, dan Batas Objek Wisata AlamTalaga Remis Objek Wisata Alam Talaga
Remis secara astronomi dan geografis terletak pada BT dan LS. Batasan administratif
kawasan ini dikelilingi oleh 4 desa yaitu Desa Kaduela, Desa Pasawahan, Desa Padabeunghar
Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan dan Desa Cikalahang Kecamatan Sumber
Kabupaten Cirebon (PDAU 2011). Luas areal Obyek Wisata Alam Talaga Remis yaitu ±
27,848 ha yang baru dioptimalkan ± 13,3 ha dengan luas danau Talaga Remis ± 3,5 ha,
kedalaman 1675 mdpl, dan 17 titik mata air dengan debit 130 liter/detik. Menurut pembagian
wilayah Taman Nasional Gunung Ciremai maka Objek Wisata Alam Talaga Remis berada di
dalam wilayah kerja Resort Pasawahan dan Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Wilayah
Kuningan, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (PDAU 2011).
Gambar 3.2.1 Talaga Remis
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2022)

3.3 Daya Tarik Wisata


Setelah melakukan wawancara kepada salah satu pengunjung, kami mendapatkan
informasi bahwa Setiap hari senin-kamis jumlah pengunjung objek wisata telaga remis
jumlah pengunjung anak-anak sebanyak kurang lebih 50-80 orang dan dewasa sebanyak 80-
100 orang. Pada hari jumat-minggu kurang lebih jumlah pengunjung anak-anak 80-100
orang dan dewasa 100-130 orang. Jenis wisata yang ditawarkan terdapat di objek wisata telaga
remis wahana bermain air, perkemahan, ziaroh, wisata alam. Aktivitas yang dapat dilakukan
wisatawan yaitu wisata dapat melakukan aktivitas bermain sambil belajar karena selain
menawarkan keindahan dan fasilitas di objek wisata telaga remis disana juga terdapat makan
para pendiri objek wisata telaga remis. Ciri khas yang dimiliki oleh objek wisata telaga remis
yang pengunjung mungkin belum mengetahuinya yaitu terdapat makam disekitar kawasan
objek wisata telaga remis. Objek daya tarik wisata telaga remisdapat berupa wisata alam dan
religi. Omset yang dapat diperoleh dari adanya objek wisata telaga remis perbulanya berkisar
antara berkisar antara 30-40 juta rupiah karena tiket orang dewasa 15/orang dan anak anak 10
ribu/ orang. Omset yang diperoleh digunakan untuk mengelola sarana dan prasarana objek
wisata telaga remis.
PDAU (2011) menyatakan bahwa daya tarik wisata alam yang dimiliki oleh Objek
Wisata Alam Talaga Remis antara lain : 1. Talaga Remis Panorama alam sekitar danau
Talaga Remis memberikan pesona keindahan dan berhawa sejuk yang ditunjang oleh adanya
tegakan vegetasi hutan serta lingkungan pegunungan dan perbukitan. 2. Panorama Alam
Objek Wisata Alam Talaga Remis dikelilingi dan berbatasan dengan lahan garapan dan
kebun/ladang penduduk. Keberadaan lahan garapan dan ladang sugar-mager penduduk
tersebut mendukung potensi wisata dalam kawasan. 3. Ziarah Ziarah ke tempat makam
leluhur dan petilasan yang dikeramatkan merupakan budaya yang berkembang pada
masyarakat Cirebon dan sekitarnya, yang tumbuh dari perkawinan Hindu, Confusius, dan
Islam sejak Kesunanan dan Kesultanan Cirebon. Ziarah yang ada di Objek Wisata Alam
Talaga Remis diantaranya Makam Buyut Meremes, Buyut Salintang, dan Pangeran
Salingsingan. 4. Buper (Bumi Perkemahan) yang sering digunakan oleh para pelajar dan
mahasiswa untuk kegiatan berkemah. 5. Arena bermain anak-anak berupa ayunan, seluncuran
anak, dan sebagainya. 6. Wisata air berupa sepeda air, angsa boat, dan perahu boat. 4.6
Sejarah Peralihan Obyek Wisata Alam Talaga Remis Objek wisata alam yang semula dikenal
sebagai Wana Wisata Talaga Remis dibawah pengelolaan Perum Perhutani ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 369/Kpts/Um6/1978 tanggal 9 Juni 1978
dengan luas 13,3 ha. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 424/Menhut-II/2004 penetapan
luas Taman Nasional Gunung Ciremai ± 15.500 ha berubah statusnya menjadi kawasan
pelestarian alam dibawah pengelolaan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai yang
pengembangannya diarahkan untuk optimalisasi fungsi hutan yaitu sebagai perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya yang terkandung didalamnya serta
mengembangkan aspek rekreasi atau pariwisata

3.4 Fasilitas Sarana dan Prasarana


Tiket orang dewasa 15/orang dan anak-anak 10 ribu/ orang. Terdapat 4 MCK, dengan
kondisi tidak terlalu bersih namun sumber air melimpah, Terdapat satu mushola. Fasilitas
yang ada di telaga remis belum mencukupi karena objek wisata belum terawat

Gambar 3.4.1 Mushola


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2022)

Gambar 3.4.2 Toilet Umum


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2022)

Gambar 3.4.3 Fasilitas bersantai


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2022)

Gambar 3.4.4 Fasilitas Perahu Air


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.4.5 Warung


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.4.6 Akses Pejalan Kaki


Sumber : https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=371760

Gambar 3.4.7 Fasilitas Penginapan


Sumber : https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=371760
Gambar 3.4.8 Pos
Sumber : https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=371760

3.5 Peran Pengelola


Objek wisata telaga remis dikelola oleh pemerintah kabupaten kuningan lewat PDAU
(Perusahaan Umum Daerah) yang sekarang berubah Namanya menjdai PERUMDA. Petugas
yang mengelola objek wisata telaga remis berkisar antar 15-20 orang yang terdiri dari penjaga
tiket, petugas kebersihan, perawat situs bersejarah kawaasan telaga remis. Metode yang
digunakan oleh pengelola objek wisata telaga remis yaitu dengan cara merenovasi kawasan
telaga remis dan menambah fasilitas baru sehingga para pengunjung dapat tertarik untuk
berkunjung ke objek wisata telaga remis. Manfaat objek wisata telaga remis bagi pengelola
selain mendapatkan keuntungan berupa material adanya objek wisata telaga remis bermanfaat
untuk menjaga tumbuhan danhewan yang ada disekitar objek wisata telaga remis agar tetap
lestari. Kerugian yang dialami pengelola seperti masa pandemi kemaren karena tidak adanya
pengunjung sehingga menimbulkan kerugian bagi pengelola karena harus membayar pegawai
dan merenofasi fasilitas yang sudah rusak karena terbengkalai cukup lama. Peran pemerintah
dalam pengembangan SDA yaitu menjaga kawasan objek wisata telaga remis agar tetap
terpelihara dan tetap asri serta pemerintah secara tegas akan menindaklanjuti apabila ada yang
merusak kelesarian

3.6 Upaya Konservasi Sumber Daya Alam Hayati & Lingkungannya


Cara pengelolaan kawasan telaga remis secara berkelanjutan yaitu dilakukan dengan
cara melindungi hewan dan tumbuhan yang ada dikawasan telaga remis sehingga hewan dan
tumbuhan tersebut dapat lestari dikawasan telaga remis. Hal tersebbut merupakan upaya
konservasi SDA dan lingkungan yang dilakukan oleh pengelola kawasan telaga remis.
Metode yang digunakan oleh pengelola objek wisata telaga remis untuk mengembangkan
strategi pemasaran yang lebih efektif yaitu dengan cara memperkenalkan lewat social media
dan memperbaiki fasilitas objek wisata telaga remis agar pengunjung tetap nyaman dan
tertaru untuk mengunjungi kawasan telaga remis. Metode yang digunakan cukup efektik
karena pengunjung mulai tertarik untuk berkunjung kekawasan telaga remis. Terdapat papan
informasi mengenai pengelolaan telaga remis yang terletak didekat loket masuk.
Menurut Direktorat PJLKKHL 2014, Kegiatan di lingkup Program Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem, terdiri dari:
a) Kegiatan Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam. Penanggung jawab dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi
Alam. Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kegiatan Pemolaan dan
Informasi Konservasi Alam adalah terjaminnya efektivitas pemolaan dan penataan
pengelolaan kawasan konservasi, serta ketersediaan data dan informasi konservasi
alam;
b) Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi. Penanggung jawab dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah Direktorat Kawasan Konservasi. Sasaran yang ingin dicapai
dari pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi adalah terjaminnya
efektivitas pengelolaan kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan taman
buru;
c) Kegiatan Konservasi Spesies dan Genetik. Penanggung jawab dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati. Sasaran yang
ingin dicapai dari pelaksanaan Kegiatan Konservasi Spesies dan Genetik adalah
terjaminnya efektivitas upaya konservasi spesies dan sumberdaya genetik;
d) Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi. Penanggung jawab
dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Hutan Konservasi. Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kegiatan
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi adalah terjaminnya efektivitas
pemanfaatan jasa lingkungan hutan konservasi;
e) Kegiatan Pembinaan Konservasi Kawasan Ekosistem Esensial. Penanggung jawab
dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem
Esensial. Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kegiatan Pembinaan
Konservasi
f) Kawasan Ekosistem Esensial adalah terselenggaranya pembentukan dan pembinaan
pengelolaan kawasan ekosistem esensial;
g) Kegiatan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati. Penanggung jawab dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah Balai Besar/Balai KSDA di seluruh Indonesia.
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kegiatan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati adalah terjaminnya efektivitas pengelolaan kawasan konservasi non
taman nasional di tingkat tapak serta pengelolaan keanekaragaman hayati di dalam
dan di luar kawasan hutan;
h) Kegiatan Pengelolaan Taman Nasional. Penanggung jawab dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah Balai Besar/Balai Taman Nasional. Sasaran yang ingin dicapai
dari pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Taman Nasional adalah terjaminnya
efektivitas pengelolaan taman nasional; serta
i) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal KSDAE. Penanggung jawab dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
Sekretariat Direktorat Jenderal KSDAE. Sasaran yang ingin dicapai dari
pelaksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Direktorat Jenderal KSDAE adalah terwujudnya reformasi tata kelola
kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal KSDAE.
3.7 Penjual dan Pengunjung Telaga Remis
Penjual diperbolehkan berjualan di telaga remis sekitar tahun 2000an, jam buka
sekitar jam 08.00-17.00. penjual bisa berada di bagian tepi telaga remis, dimana tidak
terdapat biaya sewa karena sudah disediakan oleh pengelola talaga remis. Umumnya para
penjual asli berasal dari daerah sekitarnya. Menurut para penjual pengunjung berkurang
karena efek dari pandemi sehingga pengunjung kurang minat dalam hal berbelanja.
Penghasilan dari penjualan bisa sekitar 200.000 rupiah. Penjual tertarik untuk berjualan
karena sebelum pandemi, telaga remis ini ramai pengunjung dan kawasan telaga remis
menarik. Fasilitas dari para penjual terdapat saung, tempat duduk dan gazebo, sedangkan
sarana prasarana terdapat terpal, sapu dan tempat sampah. Terdapat sekitar 10 warung.
Manfaat objek wisata bari penjual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi berupa sumber
pendapatan para penjual. Kerugian yang dialami oleh para penjual yaitu ketika sedang sepi
pengunjung. Terdapat oleh-oleh khas dari telaga remis yaitu pahat kayu, aquarium kecil dan
blangkon. Terdapat larangan dalam menjual minuman keras, Karna dapat membahayakan
pengunjung dan penjualnya yang akan memberikan dampak buruk bagi penjual maupun
pengunjung tersebut.
Pengunjung mendapatka informasi mengenai objek wisata terlaga remis dari internet
dan orang tua. Menurut pengunjung aksesbilitas sangat susah dijangkau terutama
menggunakan kendara mobil, terutama jika hujan jalanan menjadi licin dan becek. Jalanan
curam dan banyak yang rusak.

3.8 Tingkat Keanekaragaman Hayati


3.8.1 Tingkat Keanekaragaman Hayati.
3.8.1.1 Flora dan Fauna di Sekitar Kawasan Wisata Talaga Remis
a. Flora
1. Pinus
Pinus memiliki ciri morfologi seperti Batang pinus tidak berbanir dan kulit
batangnya memiliki tekstur kasar berwarna cokelat kelabu hingga cokelat tua dan
tidak mudah mengelupas. Daun pinus termasuk daun jarum yang pada
bagiannpangkalnya terdapat sarung sisi yang mengelilingi dua daun jarum. Pohon
pinus umumnya tumbuh dan berkembang secara bergerombol. Kondisi tanah yang
cocok untuk pinus, yaitu tanah asam, berpasir, dan memiliki serapan air yang baik.
Kawasan hutan tersebut dapat ditemukan di daerah dataran tinggi dan bersuhu 18⁰
C hingga -3⁰ C.
Klasifikasi Pinus :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Casuarinales
Famili : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina equisetifoli
https://id.wikipedia.org/wiki/Tusam_sumatra
2. Pohon Salam
Pohon salam memiliki ciri morfologi seperti Pohon bertajuk rimbun, tinggi
mencapai 25 - 30m, berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin. Kulit batang
berwarna cokelat abu-abu, memecah atau bersisik. Daun tunggal, letak
berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5 - 1 cm. Helaian daun berbentuk
lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal
runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip,
permukaan atas licin berwarna hijau muda (Herbie, 2015; Putra, 2015). Daun bila
diremas berbau harum. Bunga dari salam merupakan bunga majemuk tersusun
dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum.
Buahnya buah buni, bulat berdiameter 8-9 mm, warnanya hijau (muda) dan
berubah menjadi merah gelap setelah masak. Biji bulat, penampang sekitar 1 cm,
warnanya coklat (Herbie, 2015; Putra, 2015)
Klasifikasi Pohon Salam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium polyanthum
Author : Putra, 2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Salam_(tumbuhan)

3. Pohon Kelapa
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman serbaguna yang
seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan
manusia. Buah kelapa yang terdiri atas sabut, tempurung, daging buah dan air
kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk
industri. (Suhardiono, 1993). Kelapa merupakan salah satu keluarga Palmae.
Tanaman ini memiliki batang yang lurus dan umumnya tidak bercabang. Tanaman
kelapa merupakan tanaman monokotil dengan bentuk akar serabut dan daun yang
menyirip. Sedangkan bunga tanaman ini terletak diantara ketiak daunnya yang
disebut mayang (Palungkun, 2001)
Klasifikasi Pohon Kelapa :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_(tumbuhan)

4. Kaliandra
tanaman kaliandra cukup banyak tetapi
tanaman kaliandra tidak dapat tumbuh di daerah rawa. Dengan sifatnya yang
mudah tumbuh maka tanaman ini dapat digunakan sebagai penahan erosi tanah
dan air, karena memiliki akar yang berbintil. Tanaman ini juga dapat digunakan
untuk mengurangi pertumbuhan tanaman gulma terutama jika ditanam pada tanah
yang kurang produktif. Calliandra calothyrsus merupakan salah satu spesies
kaliandra yang sangat populer di Indonesia, terutama di masyarakat yang berada
pada areal kawasan hutan di pulau Jawa sebagai tanaman multiguna untuk
konservasi lahan, reklamasi lahan marginal, hijauan pakan ternak, pakan lebah,
penyedia pupuk hijau dan bubur kayu (pulp) untuk membuat kertas (Herdiawan
dkk., 2008; Tangendjaja dkk., 1992).
Klasifikasi tanaman kaliandra merah menurut Nugroho (2015),
Mannetje dan Jones (1992) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Famili : Fabaceae/Leguminosae
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra calothyrsus

https://id.wikipedia.org/wiki/Kaliandra_(tumbuhan)

5. Lamtoro
Lamtoro merupakan perdu ataupun pohon kecil dengan tinggi 2-10 m,
memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar serta batang bulat silindris
dan bagian ujung berambut rapat. Daun majemuk terurai dalam tangkai, menyirip
genap ganda dua sempurna, anak daun kecil-kecil terdiri dari 5-20 pasang,
bentuknya lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 6-21 mm dan lebar 2-5 mm.
Bunga majemuk terangkai dalam karangan berbentuk bongkol yang bertangkai.
Biji, daun, dan seluruh bagian tanaman dapat digunakan untuk mengobati
beberapa penyakit. Diantaranya adalah diabetes melitus, cacingan, bisul,
meningkatkan gairah seks, luka baru dan bengkak, tlusuban, susah tidur (Arisandi,
2006). Nama umum tumbuhan adalah lamtoro. Tumbuhan ini dikenal masyarakat
Indonesia dengan nama daerah yaitu: pete cina, pete selong (Sumatera), pete
selong ( Sunda), lamtoro, peutey, selamtara, pelending, kamalandingan (Jawa),
(Madura) kalandingan (Arisandi, 2006)
Klasifikasi Lamtoro :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala.
https://id.wikipedia.org/wiki/Lamtoro_(tumbuhan)

6. Juwet
Buah juwet merupakan tumbuhan buah-buahan yang berasal dari Asia dan
Australia tropik. Tumbuhan ini biasanya dapat ditemukan pada ketinggian 500
mdpl. Buah juwet dikatakan sudah matang jika kulit dari buah tersebut berwarna
merah tua sampai ungu kehitaman dan daging buahnya berwarna putih, kuning
kelabu, sampai agak merah ungu hampir tidak berbau. Tanaman ini kokoh,
bercabang banyak, percabangannya tidak beraturan dan rendah (Morton, 1978).
Daunnya saling berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong. Pangkal
daunnya berbentuk membundar, sedangkan ujungnya tumpul atau berujung lancip.
Tepi daunnya rata dan berpinggir tipis serta tembus pandang. Selagi muda
daunnya berwarna merah muda, setelah tua daunnya menjadi kasar, berwarna
hijau tua mengkilap pada bagian atasnya. Bunganya kecil-kecil, berwarna putih
keabu-abuan sampai merah jambu, dan wangi.
Klasifikasi Juwet
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium cumini.
https://id.wikipedia.org/wiki/Juwet_(tumbuhan)

7. Pohon Beringin
Pohon beringin merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dijumpai di
berbagai wilayah Indonesia. Pohon beringin memiliki ciri khas berupa akar
gantung yang menjulur dari atas ke bawah dalam jumlah banyak, sehingga tampak
seperti garis-garis vertikal yang menopang pohon tersebut (Hemmer et al., 2004).
Tanaman ini masuk kedalam famili Moraceae yang mudah tumbuh di berbagai
kondisi lahan termasuk lahan kering (Veneklaas et al.,2002). Tanaman ini
memiliki batang tegak, bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, pada
batang tumbuh akar gantung berwarna coklat kehitaman. Daun tunggal, bersilang
berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, bertangkai pendek,
pertulangan menyirip, hijau. Tangkai silindiris, kelopak bentuk corong, bunga
tunggal, benang sari dan putik halus, berwarna kuning, mahkota bulat dan halus,
berwarna kuning kehijauan, akar tunggang berwarna coklat, buah buni berbentuk
bulat (Hutapea, 2010).
Klasifikasi Pohon Beringin :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus L.
Spesies : Ficus benjamina L.
https://id.wikipedia.org/wiki/Beringin_(tumbuhan)

b. Fauna
1. Ikan Gabus
Ikan Gabus adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Menurut
FAO (2017), Ikan Gabus memiliki ciri-ciri tubuh memanjang dengan kepala
bersisik yang berbentuk pipih dan lebar,dengan mata yang terdapat pada bagian
anterior kepala. Sirip punggung lebih panjang dari sirip ekor, serta warna tubuh
pada bagian punggung hijau kehitaman dan bagian perut berwarna krem atau
putih. Ikan ini biasa hidup di sungai, danau, dan kolam/tambak, serta biasa
membuat sarang di daerah rawa-rawa atau diantara belukar yang terdapat pada
tepi tambak dan sungai.
Klasifikasi Ikan Gabus :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_gabus

2. Ikan Lele (Clarias batracus)


Ikan lele secara umum memiliki tubuh yang licin, tidak bersisik namun
berlendir dan mempunyai sungut. Ikan lele mempunyai kepala yang panjang
hampir mencapai seperempat panjang tubuhnya. Kepala bagian atas pipih ke
bawah (depressed) dan kepala bagian bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat.
Tulang pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang yang berisi alat bantu
pernafasan yaitu arborescent organ dengan bentuk menyerupai dedaunan dan
berwarna merah. Arborescent organ berfungsi untuk mengambil oksigen langsung
dari udara, sehingga ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen
minimum. Menurut Susanto (2010), Ikan lele dapat di temukan pada hampir semua
perairan tawar misalnya danau, genangan air dan rawa. Di sungai ikan ini lebih
banyak dujumpai pada tempat-tempat yang aliran airnya tidak terlalu deras.
Klasifikasi Ikan Lele :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : C. batrachus
Author : Linnaeus 1758
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_lele

3. Ikan Nilem
Ikan nilem merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang sangat
potensial untuk dikembangkan menjadi produk unggulan budidaya perikanan.
Dihabitat aslinya, ikan ini banyak ditemukan hidup liar di perairan umum
terutama di sungai-sungai yang berarus sedang dan berair jernih. Selain itu juga
bisa ditemui hidup di rawa-rawa. Klasifikasi Ikan nilam adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Familia : Cyprinidae
Genus : Ostechilus
Spesies : Ostechilus vittatus
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_nilem
4. Ikan Mas
Spesies ikan mas (Cyprinus carpio L.) masuk dalam genus cyprinus dari
famili cyprinidae. Ikan mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang, sedikit pipih
kesamping. Mulut terletak diujung tengah (terminal), mempunyai sungut dua
pasang, sirip punggung dengan jari-jari keras berjumlah 17-22 serta sirip dada
dengan jumlah 15 jari-jari keras.Ikan Mas menyukai tempat hidup (habitat) di
perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras,
seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan Mas dapat hidup baik di daerah
dengan ketinggian 150 - 600 m di ataspermukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-
30 °C. pH air antara 7-8. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan Mas kadang-
kadang ditemukan diperairan payau ataumuara sungai yang bersalinitas 25-30%
(Suseno, 1999).
Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) dikelompokkan ke dalam:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio L

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas

5. Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi
cukup tinggi. Di wilayah beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup dengan baik
(Dinas KP Daerah Sulteng, 2012). Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus)
menurut Saanin (1984), mempunyai bentuk tubuh bulat pipih, pada badan dan
sirip ekor (caudal fin) ditemukan garis lurus. Pada sirip punggung ikan nila
ditemukan garis lurus memanjang. Ikan nila dapat hidup di perairan tawar dengan
menggunakan ekor untuk bergerak. Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung
(dorsal fin), sirip dada (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin),
dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup
insang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip
perut yang berukuran kecil serta sirip anus berbentuk agak panjang. Sementara itu,
jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.Menurut Saparinto &
Rini (2013) klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_nila

6. Ikan Tambakan
Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan
sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya
sendiri berbentuk nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip
dadanya yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi
tubuhnya terdapat gurat sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal
celah insangnya sampai pangkal sirip ekornya. Kurang lebih ada sekitar 43-48
sisik yang menyusun gurat sisi tersebut. Ikan tambakan diketahui bisa tumbuh
hingga ukuran 30 sentimeter. Salah satu ciri khas dari ikan tambakan adalah
mulutnya yang memanjang. Karakteristik mulutnya yang menjulur ke depan
membantunya mengambil makanan semisal lumut dari tempatnya melekat.
Klasifikasi Ikan Tambakan :
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Anabantiformes
Famili : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temminckii
Author : Cuvier, 1829
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_tambakan

7. Ikan Sepat
Ciri morfologi ikan sepat rawa adalah mulut dapat disembulkan (protactile),
ukuran mulut sempit dan posisi mulut berada tepat di ujung hidung (terminal).
Kepala ikan jantan terlihat agak pipih sedangkan kepala ikan betina agak lebih
cembung. Bentuk tubuh pipih (compressed) dan bilateral simetris. Ikan sepat rawa
menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang berair tenang; terutama
yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk
ke kolam-kolam serta saluran- saluran air hingga ke sawah.
Klasifikasi Ikan sepat :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Pisces
Familia : Anabantidae
Ordo : Labyrinthici
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster trichopterus
Author : Saanin, 1968
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_sepat

8. Keluwing
Keluwing yaitu jenis hewan yang termasuk dalam suku Kaki Sejuta
(Diplopoda) dan kelas Kaki Seribu (Myriapoda), ronde pokok hewan bertungkai
ruas (Arthropoda), disebut juga lelue atau titinggi. Panjang tubuhnya 150 mm,
dengan garis tengah 10 mm, terdiri atas 30 ruas, masing-masing berkaki 2 pasang,
berwarna kehitaman dengan kaki merah atau kuning. Kepalanya bulat. Geraknya
lambat, bila tersentuh cepat menggulung diri. Makan daun-daun kering, kadang-
kadang juga ronde tumbuhan hidup. Umumnya hewan ini mencari mekan pada
malam hari, tetapi kadang-kadanf dapat ditemukan berkeliaran pada pagi hari.
Keluwing mengembang biak dalam liang dengan bertelur, setelah bertelur
liangnya ditutup, pengahabisan dilepaskan. Keluwing sebagian besar waktunya di
bawah tanah membentuk gua - gua bawah tanah dan terowongan untuk
beristirahat. Keluwing yaitu herbivora, makan tumbuhan untuk mendapatkan
semua nutrisi yang mereka butuhkan.
Klasifikasi Keluwing
Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Diplopoda
Ordo : Spirostreptida
Famili : Spirostreptidae
Genus : Spirostreptus
Species : Spirostreptus seychellarum.
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2022)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari data diatas bahwa :
1. Kawasan wisata Telaga Remis adalah salah satu tempat wisata alam
yang terletak di Desa Kaduela Kecamatan Mandirancan Kabupaten
Kuningan Jawa Barat, yang merupakan sebuah tempat wisata dimana
para pengunjungnya akan merasa tenang karena keadaan lingkungan
sekitar yang sejuk dan jauh dari polusi udara, suasana yang tenang ini
banyak mendatangkan pengunjung dari dalam maupun luar kota yang
hanya ingin menikmati ketenangan.
2. Setelah melakukan wawancara kepada salah satu pengunjung, kami
mendapatkan informasi bahwa Setiap hari senin-kamis jumlah
pengunjung objek wisata telaga remis jumlah pengunjung anak-anak
sebanyak kurang lebih 50-80 orang dan dewasa sebanyak 80-100
orang. Pada hari jumat-minggu kurang lebih jumlah pengunjung anak-
anak 80-100 orang dan dewasa 100-130 orang. Jenis wisata yang
ditawarkan terdapat di objek wisata telaga remis wahana bermain air,
perkemahan, ziaroh, wisata alam. Aktivitas yang dapat dilakukan
wisatawan yaitu wisata dapat melakukan aktivitas bermain sambil
belajar karena selain menawarkan keindahan dan fasilitas di objek
wisata telaga remis disana juga terdapat makan para pendiri objek
wisata telaga remis. Ciri khas yang dimiliki oleh objek wisata telaga
remis yang pengunjung mungkin belum mengetahuinya yaitu terdapat
makam disekitar kawasan objek wisata telaga remis.
3. Pengunjung mendapatka informasi mengenai objek wisata terlaga
remis dari internet dan orang tua. Menurut pengunjung aksesbilitas
sangat susah dijangkau terutama menggunakan kendara mobil,
terutama jika hujan jalanan menjadi licin dan becek. Jalanan curam dan
banyak yang rusak.

4.2 Saran
Sarannya, untuk kedepannya talaga remis ini bisa dengan mudahnya memiliki
media atau akses ntuk dapat dijangkau.
DAFTAR PUSTAKA
Herbie, Tandi. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat-226 Tumbuhan Obat untuk
Penyembuhan Penyakit dan Kebugaran Tubuh. Yogyakarta: Octopus
Publishing House, p:359.
Palungkun, R. 2001. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta: Penebar Swadaya
Susanto, 2010. Budidaya Ikan Di Pekarangan. Penebar Swadaya, Jakarta. 196
halaman.
Wiranto. 2017. Statistik Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem. Jakarta

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai