LAPORAN LAPANGAN
OLEH :
ALIEFIA SHATILA DIVA KHAIRUNNISA
C1L021001
KELOMPOK 6
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
1
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : C1L021001
Kelompok : 6 (Enam)
Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam kegiatan praktikum mata kuliah
Ekologi dan Perilaku Satwa iar.
Menyetujui,
2
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................6
1.2 Tujuan......................................................................................................................7
BAB II KONDISI UMUM LOKASI PRAKTIKUM.....................................................8
2.1 Sejarah Kawasan......................................................................................................8
2.2 Letak dan Luas.........................................................................................................8
2.3 Kelembagaan............................................................................................................9
2.4 Peta Kawasan dan Zonasi/Petak/Blok......................................................................9
BAB III METODE PENGAMATAN............................................................................11
3.1 Waktu dan Lokasi Pengamatan...............................................................................11
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................11
3.2.1 Alat Pengamatan..............................................................................................11
3.2.2 Bahan Pengamatan..........................................................................................11
3.3 Metode Pengambilan Data.....................................................................................11
3.3.1 Wawancara......................................................................................................11
3.3.2 Observasi.........................................................................................................12
3.3.3 Pengukuran......................................................................................................12
3.4 Analisis Data..........................................................................................................12
3.4.1 Deskriptif.........................................................................................................12
3.4.2 Kuantitatif.......................................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................14
4.1 Karakteristik Habitat Burung Kakaktua.................................................................14
4.2 Karakteristik Sarang Burung Gosong.....................................................................16
4.3 Karakteristik Habitat dan Morfologi Kalelawar.....................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................19
5.1 Kesimpulan............................................................................................................19
5.1.1 Karakteristik Habitat kakatua..........................................................................19
3
5.1.2 Karakteristik Habitat Sarang Burung Gosong.................................................19
5.1.3 Karakteristik Habitat, Jenis, dan Morfologi Kalelawar....................................19
5.2 Saran......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
LAMPIRAN...................................................................................................................22
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I PENDAHULUAN
6
hayati yang melimpah dari Kawasan Konservasi Pulau Moyo adalah penopang
keseimbangan ekosistem didalamnya. Oleh karena itu, penting untuk
melakukan pengamatan terkait dengan keanekaragaman, karakteristik habitat
dan sarang dari satwa yang tersimpan di Pulau Moyo, terkhususnya Kawasan
Konservasi Tanjung Pasir.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan keanekaragaman hayati yang ada di Pulau
Moyo, sebagai berikut :
1. Mengetahui karakteristik habitat burung kakatua kecil jambul kuning
(Cacatua sulphurea).
2. Mengetahui karakteristik gundukan sarang burung gosong (Megapodius
reinwardt).
3. Mengetahui karakteristik habitat dan morfologi kalelawar.
7
BAB II KONDISI UMUM LOKASI PRAKTIKUM
8
oleh pesisir pantai serta savana dengan bagian landau di sebelah utara sebagai
wilayah penduduk. Vegetasi yang mendominasi adalah pohon asam jawa
(Tamarindus indica), bidara (Ziziphus mauritiana), dan malaka (Phyllanthus
emblica).
2.3 Kelembagaan
Pulau Moyo memiliki beberapa lembaga yang berperan dalam kehidupan
masyarakatnya. Salah satu lembaga penting di Pulau Moyo adalah Pemerintah
Desa, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pembangunan di desa-desa
yang ada di pulau ini. Selain itu, terdapat juga lembaga adat yang memiliki peran
penting dalam menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai budaya di Pulau Moyo.
9
pengembangan pariwisata dan fasilitas pendukungnya, seperti hotel dan restoran.
Zona peruntukan khusus digunakan untuk aktivitas tertentu, seperti pemukiman
dan pertanian.
Selain itu, terdapat juga peta zonasi terumbu karang dan ekosistem laut
Pulau Moyo. Zona-zona tersebut mencakup zona inti yang dilindungi, zona buffer,
dan zona penggunaan laut. Zona inti adalah zona yang tidak boleh diakses dan
dilindungi untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan satwa laut. Zona buffer
adalah zona yang memperbolehkan aktivitas tertentu dengan batasan tertentu,
sementara zona penggunaan laut adalah zona yang dapat digunakan untuk
kegiatan seperti perikanan dan olahraga air.
Peta kawasan dan zonasi Pulau Moyo sangat penting dalam menjaga
keberlangsungan lingkungan, sumber daya alam, dan keanekaragaman hayati
Pulau Moyo, serta dalam pengembangan pariwisata dan pembangunan wilayah di
Pulau Moyo.
10
BAB III METODE PENGAMATAN
11
(Yusuf, 2014). Dalam hal ini wawacara dilakukan bersama
pengelola BKSDA setempat untuk mendapat informasi terkait
satwa yang ada maupun sejarah dari Kawasan.
3.3.2 Observasi
Menurut Sugiyono (2018), observasi adalah suatu teknik
pengumpulan data yang memiliki karakteristik yang khusus
dibandingkan dengan teknik pengumpulan data lainnya. Dalam hal
ini observasi dilakukan untuk mengumpulkan data actual dari
lapangan terkait dengan karakteristik habitat dan morofologi dari
satwa yang ada.
3.3.3 Pengukuran
Suharsimi Arikunto (2019) menjelaskan bahwa pengukuran
merupakan proses pengambilan data yang menggunakan tes, kuis,
skala, atau alat ukur lainnya sebagai sarana untuk memperoleh
informasi tentang konstruk yang diukur. Dalam hal ini, pengukuran
bertujuan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan mengenai
suatu konstruk tertentu. Konstruk tersebut dapat berupa variabel
atau sifat tertentu yang ingin diukur atau diobservasi secara
sistematis dan akurat. Dalam hal ini pengukuran dilakukan untuk
mendata secara pasti setiap detail karakteristik yang berusaha
dikumpulkan.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Deskriptif
Analisis data deskriptif, menurut Arikunto (2019), adalah suatu
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau merangkum
data dengan menggunakan tabel, grafik, atau angka-angka tertentu,
seperti rata-rata, median, modus, dan lain-lain. Teknik ini bertujuan
untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematis mengenai
karakteristik data yang dianalisis, sehingga dapat membantu
peneliti dalam membuat kesimpulan dan mengambil keputusan
yang tepat berdasarkan data yang telah dianalisis.
12
3.4.2 Kuantitatif
Sugiyono (2018) menyatakan bahwa analisis data kuantitatif
merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
dan menguji hipotesis melalui penggunaan alat statistik dalam
penelitian. Teknik ini dapat diterapkan untuk menentukan korelasi
antara variabel, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
suatu fenomena, dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang
telah dianalisis.
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kombinasi dari suhu dan kelembaban yang tinggi, serta topografi yang
beragam, memberikan kondisi yang sangat cocok bagi kehidupan burung
kakatua kecil jambul kuning di Pulau Moyo. Burung ini membutuhkan habitat
yang cukup luas dengan pohon-pohon besar sebagai tempat bersarang dan
mencari makanan. Mereka umumnya mengunjungi hutan-hutan terbuka, hutan
sekunder, dan daerah perbukitan yang masih memiliki keanekaragaman hayati
yang cukup tinggi. Burung kakatua kecil jambul kuning biasanya memakan
buah-buahan, biji-bijian, dan kuncup-kuncup daun. Mereka juga dikenal
sebagai burung yang sangat sosial dan sering terlihat dalam kelompok besar,
terutama saat mencari makanan di hutan atau di sekitar tepi pantai.
14
Habitat lainnya ditemukan pada pohon asam jawa (Tamarindus indica)
yang berdiameter 57 cm dan memiliki tinggi 10 m. tajuk dari pohon ini
berbentuk payung dengan lebar tajuk ke arah utara sepanjang 15,6 m; ke arah
barat 12,3 m; kea rah timur sepanjang 12,7 m; dan kea rah selatan sepanjang
9,8 m. Adapun sarang dari burung kakatua kecil jambul kuning terlihat pada
bagian ranting dengan ketinggian sekitar 6,5 m dari atas permukaan tanah.
15
4.2 Karakteristik Sarang Burung Gosong
Megapodius reinwardt, atau dikenal sebagai burung gosong, memiliki
sarang dengan istilah "tumpukan sarang" atau “gundukan” karena dibangun
dengan cara yang sangat unik dan berbeda dengan kebanyakan burung
lainnya. Sarang burung gosong terdiri dari tumpukan besar yang terbuat dari
daun, ranting, dan serasah yang diletakkan di atas lapisan pasir atau tanah di
bawahnya. Tumpukan ini dapat mencapai ketinggian hingga 2 meter dan
lebar sekitar 4 meter, dan memiliki bentuk bundar atau elips.
16
yang terdeteksi sebesar 879 lux dengan kelembapan udara 70% dan suhu
sekitar 31,8 °C.
17
badannya hanya mencapai 7 cm, namun memiliki lebar sayap sebesar 35 cm.
Panjang telinganya sebesar 2 cm dengan Panjang kaki dan ekor yang sama-
sama sebesar 5 cm. sama seperti barong besar, jenis ini tidak memiliki tragus
maupun antitragus, namun memiliki cakar pada jari sayap kedua.
18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Karakteristik Habitat kakatua
Burung Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
merupakan burung endemik Indonesia, termasuk di Pulau Moyo. Habitat
alami burung ini adalah hutan mangrove, hutan tropis lebat, dan hutan
sekunder. Secara umum, karakteristik lingkungan tempat hidup burung
kakatua kecil jambul kuning di Pulau Moyo adalah wilayah yang cukup
lembap dan subur, serta terdapat berbagai jenis tumbuhan yang menjadi
tempat berlindung dan sumber makanan bagi burung tersebut.
5.1.2 Karakteristik Habitat Sarang Burung Gosong
Burung Gosong (Megapodius reinwardt) di Pulau Moyo biasanya
membuat sarang di pantai berpasir. Sarang yang dibuat oleh burung ini
tidak seperti sarang pada umumnya, melainkan berupa suatu kubangan
berpasir yang dibuat dengan cara menyusun pasir dan daun kering.
Karakteristik habitat sarang burung gosong di Pulau Moyo adalah pantai
berpasir yang stabil pada zona pasang surut, terbuka dengan tanah
berpasir yang cukup untuk membuat sarang, dan memiliki ketinggian
antara 0-2 meter di atas permukaan laut. Habitat harus terbuka dan tidak
ditumbuhi vegetasi atau pohon agar burung dapat dengan mudah
mengakses sarang.
5.1.3 Karakteristik Habitat, Jenis, dan Morfologi Kalelawar
Di Pulau Moyo, terdapat beberapa spesies kelelawar yang hidup di
berbagai habitat. Secara umum, karakteristik habitat yang cocok untuk
kelelawar di Pulau Moyo mencakup hutan tropis yang lebat yang
menyediakan tempat berlindung yang ideal dan akses mudah ke sumber
makanan, pohon buah seperti pisang, kelapa, dan durian, area air terbuka
seperti sungai atau pantai, dan batu dan gua yang menyediakan tempat
berlindung dan tempat berkembang biak untuk beberapa spesies
kelelawar. Secara keseluruhan, karakteristik habitat untuk kelelawar di
19
Pulau Moyo melibatkan kombinasi area hutan, pohon buah, air terbuka,
dan batu dan gua yang menawarkan berbagai tempat berlindung dan
sumber makanan untuk spesies kelelawar yang berbeda.
Ditemukan dua spesies pada saat pengamatan, yaitu Barong besar
(Hipposideros diadema) dan kalelawar tapal kuda bertelinga besar
(Rhinolophus philippinensis) yang kedua sama-sama merupakan jenis
kalelawar micro. Spesies barong besar memiliki ukuran tubuh yang lebih
besar dibandingkan dengan jenis tapal kuda bertelinga besar.
5.2 Saran
Pada saat melakukan pengamatan, pengamat harus menjadi alam itu
sendiri dengan tidak menggunakan pakaian berwarna mencolok dan
menggunakan wewangian yang dapat menjauhkan satwa yang endak diamati.
Selalu utamakan keselamatan dan mematuhi segala tata tertib maupun aturan
yang telah diarahkan oleh pengelola setempat.
20
DAFTAR PUSTAKA
BKSDA NTB. 2015. Buku Informasi Kawasan Konservasi Nusa Tenggara Barat.
Mataram.
21
LAMPIRAN
22
Gambar 2. Pengukuran Kelembapan Sarang Burung Gosong
23
Gambar 3. Pengukuran Besar Sarang Burung Gosong
24
Gambar 4. Tallysheet (1)
25
Gambar 5. Tallysheet (2)
26