PROPOSAL
NIM : 1701040026
KUPANG
2019
1
LEMBAR PENYESAHAN
KATA PENGANTAR
2
Puji dan syukur patut di Panjatlkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas penyertaan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“INVENTARISASI TUMBUHAN LUMUT DI KAWASAN AIR TERJUN OEHALA
KECAMATAN MOLLO SELATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN”
dengan baik. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi dukungan moril maupun materil, sehingga proposal
penelitian ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada:
a. Bapak Dr. Moses K. Tokan, M.Si selaku Dosen yang telah mendidik dan memberikan
bimbingan selama masa perkuliahan.
b. Bapak dan Mama, Kaka adik yang telah memberikan Doa dan semangat dalam masa
perkuliahan
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENYESAHAN...........................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................4
BAB I PENDAHULAUN.............................................................................................6
A. Latar Belakang......................................................................................................6
B. Batasan Masalah....................................................................................................7
C. Rumusan Masalah.................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian...................................................................................................7
E. Mamfaat Penelitian...............................................................................................7
F. Defenisi Operasional..................................................................................................8
E. Kerangka Pikir.....................................................................................................22
B. Jenis Penelitian........................................................................................................22
4
C. Metode Penelitian...................................................................................................23
1. Alat..........................................................................................................................23
2. Bahan...................................................................................................................23
E. Prosedur Penelitian................................................................................................23
1 . Menentukan Lokasi..............................................................................................24
2 . Pengambilan Sampel.............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................26
LAMPIRAN.................................................................................................................27
DAFTAR GAMBAR
5
Gambar 1.Morfologi tumbuhan lumut..........................................................................12
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
7
membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus
kehidupan tumbuhan tersebut . Tumbuhan lumut tidak mempunyai akar , batang
dan dau sejati. Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang tidak berpembuluh,
berukuran kecil, dan mampu tumbuha di beberepa jenis substrat(Ariyanti et,al .,
2008). Kelompok tumbuhan ini penyebarannya, menggunak spora dan telah
mendiami bumi sejak kurang labih 350 juta tahun yang lalu. Lumut dapat di
temukan semua habitat kecuali di laut(Gradstein, 2011). Ciri-ciri umum pada
tumbuahan lumut itu berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas
(plastida). Srtuktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan
pengangkut. Proses penganungkuta air dan zat mineral di dalam tubuh
berlangsung secara difusi dan dibantu oleh alitran sitoplasma. Hidup di rawa-
rawa dan tempat lembab.
Lumut memiliki potensi yang beranekragam dan memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Tanaman ini dimamfaatkan sebagai bahan untuk
hiansan rumah tangga, obat-obatan , bahan untuk ilmu pengetahuan dab sebagai
indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa contoh
yang di gunakan tersebut dalah Calympers, Camplylopus dan Sphagnum
(Damayanti 2006). Sphagnum menganndung zat Sphagnol, digunakan untuk
perawatan bisul dan gigitan nyamuk (Glime, 2007). Kegunaan secara tradisional
dari lumut adalah untuk penyembuhan penyakit jantung, radang, demam,
penyakit kurap, deuretik, obat pencuci perut, obat pembedahan dan luka,
masalah pencernnaan, infeksi, penyakit paru-paru, maslah kulit, penyakit tumor
dan sebagai filter, serta sebagai alat pembersih untuk mengurangi polusi udara.
Lumut, terutama lumut hati menmpunyai bau khas yang memberi kesan
komponene aromatik seperti fenol (Glime, 2007).
Penelitian tentang identifikasi jenis-jenis tumbuhan lumut di wilayah
Indonesia sudah dilakuakan, diantaranya Apriana (2010) di kebun raya Bogor
memeperoleh 33 jenis tumbuhan lumut hati berduan.
Walaupun banayak penelitian yang sudah dilakukan namun saat ini
belum ada informasi yang ribnc mengenai jenis –jenis tumbuhan lumut di
kawasan air terjun Oehala kecamatan Mollo Selatan , Kabupaten Timor tengah
Selatan. Agar keberadaan jenis tumbuhan lumut di suatu kawasan dapat di
ketahui dengan baik, di perlukan suatu penelitian berupa eksplorasi dan
identifikasi. Eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh tanaman yang
8
memepunyai nilai ekonomis dan nilai ilmu penegtahuan yang penting
km=emudiaan di ungkapkan keberadaan jenis tumbhan tersebut.Identifikasi
bertujuan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang
beranekargaman dan memasukan kedalam suatu takson.
Inventraisasi berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomi dan akan
menuntut sebuah sampel kedla suatu urutan identifikasi (Tjitrosopomo, 2005).
Namun identifikasi sendiri tidak dapat di pisahkan dari inventarisasi, secara
umum di lakukan invenratisai dengan tujuan utuk mendatakeanekaagaman jenis
tumbuhan dikawasan air terjun Oehala. Dengan adanya pendataan di kawasan
tersebut akan teresedia informasi tentang keanekaragaman hayati lumut
khususnya di kawasan air tejun Oehala. Oleh karena itu, perlu dilakukan
kegiatan mentrarisasi (meliputi kegiatan ekplorasi dan identifikasi) untuk
mengugkapakan kekyaan flora terutama tumbuha lumt di daerah ir terjun
Oehala ,Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk memndukung konservasi flora.
Berdasarkan uraiaan latar belakang diatas, maka penelitian ingin
melakukan penelitian dengan judul ”Inventarisasi Tumbuhan Lumut di
Kawasan Air Terjun Oehala Desa Oehala Kecamatan Mollo Selatan
Kabupaten Timor Tengah Selatan.”
B. Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah yang dikemukakan dalam penelitia ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan spesimen tumbuhan lumut(Bryophyta) yang ditemukan hanya
dikawasan Air Terjun Oehala Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah
Selatan.
b. Spesimen tumbuhan lumut diamati dan di foto morfologinya, kemudian dilakukan
identifikasi dan pendeskripsian.
c. Kegiatan identifikasi terhadap spesimen tumbuha lumut yang ditemukan
diupayakan sampai nama jenis, jika tidak ditemukan nama jenisnya maka nama
tumbuhan lumut tersebut hanya memakai nama marga yang ditambah kode sp.
9
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka yang terjadi dalam
penelitian ini adalah : Jenis-jenis tumbuha lumut apa saja yang terdapat di
kawsan air terjun Oehala kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah
Selatan?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujaun penelitian ini adalah untuk
mengetahui jeneis –jenis tumbuhan lumut (Bryophyta) di kawasan air Terjun
Oehala Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Sealatan.
E. Mamfaat Penelitian
Adapun mamfaat penelitian yang dilakukan adalah :
1. Bagi Penaliti
Dapat menambah pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan lumut.
2. Bagi Masyrakat
Dapat menambah informasi bagi masyrakat tentang pemamfaatan
tumbuhan lumut
3. Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan sumber belajar bagi guru dan siswa-siswa SMP kelas
VII semester 2 pada materi klasifikasi makluk hidup dan di SMA kelas
X semester 2 pada materi kingdom Plantae.
F. Defenisi Operasional
a. Inventarisasi
Inventarisasi adalah kegiatan untuk mengoleksi atau mengumpulkan
jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu daerah tersebut.
b. Tumbuhan Lumut(Bryophyta)
Lumut merupakan salah satu jenis tumbuhan asli Indonesia , Tumbuhan
lumut ini juga di kenal sebagai tumbuhan perintis bagi tumbuhan-tumbuhan
lainnya karena tumbuh di satu lingkungan dimana tumbuhan lain tidak
mampu bertahan hidup.
c. Spesies
Spesies adalah suatu takson untuk mengenal nama dari janis tumbuhan
lumut maupun jenis flora lainnya.
d. Kawasan
Kawasan merupkan daerah tertentu yang memiliki ciri-ciri tertentu
seperti tempat tinggal.
e. Air Terjun Oehala
Air terjun Oehala berada di kawaasan hutan yang lebat dan di kelilingi
oleh pepohonan lebat sehingga matahari terhalangi olehnya. Bardasarkan
letaknya, membuat kondisi lingkungan di sekitarnya lembab dan begitu
10
sejuk serta menyebabkan kelembaban udara di lingkungan tersebut sesuai
dengan habitat lumut untuk tumbuh dikawasan tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
11
Sebaliknya pada tumbuhan lumut merupakn tumbuhan generasi
seksual(gametofit). Sporofit sangat tereduksi dan selama perkembangannya
melekat dan tergantung pada gametofit(Ariyanti NS, dkk 2018). Sebagian
besar lumut berukuran kecil. Tumbuhan lazimnya terdapat pada pohon,
ranting, batu, tanah, kayu lapuk, atau tembok. Tumbuhan ini sangat menyukai
tempat-tempat lembab. Hal ini kerena proses reproduksi, tumbuhan-tumbuhan
ini sangat membutuhkan air. Tumbuhan ini subur di ligkungan yang lembab
yang hanya di jumpai khususnya di hutan-hutan tropik dan di tanah hutan
daerah iklim sedang yang lembab(Ariyanti NS,dkk 2018). Ukuran tumbuhan
lumut relatif kecil dan jarangbada yang mencapai 15 cm, bahkan ada ang
tingginya hanya beberapa milimeter saja. Bentuk tubuhnya pipih seperti pita
ada pula yang seperti batang dengan daun-daun kecil . Tumbuhan tegak atau
mendatar pda substart nya engn perenntr rizoid . Berdasarkan alat
kelaminnya(gamentagia), lumut dibadakan menjdi dua golongan, yaitu lumut
baruamah satu, bila anteridum dan arkegoinium terletak pada suatu individu
yang berlainan.
a. Batang
Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki
susuna yang berbeda-beda. Jika batang dilihat dari penampang
melintang maka akan tampak bagian-bagian berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang dan
membentuk rhizoid-rhizoid epidermis
2. Lapisan kulit dalam tersusun atas beberapa lapisan sel yang
dinamakan korteks.
12
3. Silinder pusat terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang
untuk mengangkut makanan
b. Daun
Daun lumut umunya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang
daun. Sel-sel daun kecil, sempit, panjang dan mengandung kloroplas
yang tersusun seperti jala. Diantaranya sel-sel mati yang besar dengan
penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel mati ini berfungsi
untuk tempat persediaan air dan cadangan makanan. Pada ujung batang
terdapat titik tumbuh titik tumbuh dengan sel pemula dipuncaknya. Sel
pemula tersebut umumnya bebertuk bidang empat (tetrader: kerucet
terbalik) dan membentuk sel-sel baru ketiga arah menurut sisinya.
Ukuran terbatas mungkin disebabkan karena tidak adanya sel
berdinding sekunder yang berfungsi sebagai penyokong seperti pada
tumbuhan berpembuluh.
c. Rhizoid (bulu-bulu akar)
Rhizoid berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat
tumbuhnya dan menyerap makanan. Rhizoid terdiri dari deret sel yang
memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
Struktur sporofit tubuh lumut terdiri dari:
a) Vaginula yaitu akar yang diselubungi oleh sisa dinding
arkegonium.
b) Seta (tangkai)
c) Apofisis yaitu ujung seta yang melebar dan merupakan
peralihan seta dengan kotak spora.
d) Kaliptra (tudung) berasal dari dinding arkegonium seebelah
atas menjadi tudung kotak spora.
e) Kolumera, yaitu jaringan yang tidak ikut serta dalam
pembentukan spora.
f) Sporagonium (kotak spora)
(Gradstein SR, 2011)
d. Gametofit
Gametofit terdiri atas dua, yaitu:
1. Anteridium atau sel kelamin jantan yang menghasilkan sperma
2. Arkegonium atau sel kelamin betina yang mengahsilkan sel telur.
(Tjitrosoepomo, 2005)
Siklus hidup tumbuhan lumut mengalami metagenensis atau
pengiliran keturunan antar generasi gametofit (selsual) yang memiliki
kromosom haploid (n) dengan generasi sporofit(aseksual) yang
13
berkromosom diploid(2n). Bentuk gametofit yang sering kita temukan
daripada sporofit.
14
B. Klasifikasi Tumbuhn Lumut
a) . Hepaticopsida (Lumut Hati)
Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk
lembaran, pipih, dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun,
misalnya Marchantia dan Lunularia. Namun, ada lumut hati yang berdaun,
misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada
substrat dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di
tanah yang lembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di
permukaan air, misalnya Ricciocarpus natans.
Hepaticopsida berasal dari kata hepatica yang artinya hati, sehingga
lumut ini dikenal dengan nama lumut hati. Kebanyakan hidup di tempat-
tempat basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf.
Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun.
Sebagian besar lumut hati tubuhnya tipis seperti kulit, yang tumbuh
memipih rata diatas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah).
Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral, menempel pada tanah dengan
rizoid.
Struktur talus ada yang berupa lembaran dan ada yang sudah
dibedakan atas bagian yang menyerupai batang dan daun-daun. Sporofit
tidak mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas, terdiri atas bagian
kaki, tangkai (seta) dan kapsul spora. Tetapi ada golongan lumut hati yang
primitif, bagian kaki dan seta ini tidak ada. Dalam kapsul spora berisi
jaringan arkespora yang mana sel – sel arkeospora akan membelah menjadi
sel – sel induk spora dan sel-sel yang panjang, lunak dan mempunyai
penebalan berbentuk spiral namanya elatera. Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Tubuhnya memiliki struktur yang
menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang
menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Terdapat rizoid berfungsi untuk
menempel dan menyerap zat-zat makanan.
Tidak memiliki batang dan daun. Sel-sel induk spora melalui
pembelahan reduksi akan membentuk spora. Spora yang berkecambah
15
hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek atau boleh dikatakan
lumut hati tidak membentuk protonema. Sebagia besar mempunyai sel-sel
yang mengandung minyak. Tubuhnya mempunyai struktur yang higromof,
untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kelembapannya tinggi. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan
Contohnya: genus Riella. Tubuhnya mempunyai struktur yang xeromorf,
untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kering.
Gambar 3. Marchantia, contoh umum lumut hati. Seluruh struktur ditampilkan di sini
adalah sekitar 2 cm
16
yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram atau
payung dengan tepi berlekuk ke dalam seperti jejari. Di bagian bawah
cakram terdapat arkegonium. Arkegonium membentuk sel kelamin
betina (ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk anteridiofor
yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cawan
dengan tepi berlekuk tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat
anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid)
berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum maka terbentuk zigot
yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit terletak tersembunyi di
bagian bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan membentuk
sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).
17
talus yang berbeda (berumah dua). Bangsa ini hanya memuat beberapa
marga yang dimasukkan dalam satu golongan saja, yaitu suku
Anthocerotaceae. Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan
tepi bertoreh. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas hanya
mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar. Pada sisi bawah
talus terdapat stoma denga 2 sel penutup berbentuk ginjal. Sel-sel yang
menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rhizoid, melekat pada
talus gametofitnya. Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk
seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
18
dan permukaan daratan bumi. Lumut daun mudah ditemukan di
permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Di
atas permukaan tanah yang lembap, lumut daun tumbuh rapat, menyokong
satu sama lain, dan memiliki sifat seperti busa yang memungkinkannya
menyerap dan menahan air.
19
Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak
spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh
pada habitat yang cocok. Selain dengan spora, lumut
sdaun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.
C. Habitat lumut(Bryophyta)
20
Hal ini pertama kali pada lakukan negara China, dimana di
zaman dahulu lumut pada jadikan rakyat china buat
menghasilkan ramuan tradisional untuk mengatasi penyakit kulit.
6. Obat pneumonia
21
7. Mengobati luka bakar dan luka luar
22
sebagai akibatnya mampu menjaga ketersediaan air tanah atau air
sumur.
d. Mensuplai oksigen
E. Kerangka Pikir
Bersifat Kosmopolit
Inventarisasi
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
23
dengan memperhatikan tumbuhan lumut epifit dan terestial dikawasan Air
Terjun Oehala Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tenganh
Selatan.
C. Metode Penelitian
1. Alat
a . Meter
b. Pisau
c. Kamera Digital
f. Plastik Spesimen
2. Bahan
b . Alkohol 70%.
E. Prosedur Penelitian
24
Dalam penelitian yang akan dilakukan, prosedur peneliitian terdiri dari
tiga tahap, yaitu:
1 . Menentukan Lokasi
2 . Pengambilan Sampel
a. Menjelajahi air terjun sepanjang 500 m dengan titik awal air terjun.
25
3 . Pembuatan Herbarium Basa
d. Memasukan lumut kedalam toples yang sudah di isi dengan alkohol 70%
dengan masing- masing toples 50 ml. Mengatur posisinya sehingga mudah
diamati.
f. Awetan basah tumbuhan lumut siap digunakan. Secara berkala atau bila di
perlukan, Misalnya larutan menjadi keruh atau berkurang , perlu
mengantikan dengan lrutan pengawet yang baru secara berhati-hati .
a. No. Urut :
b. Nama Kolektor :
c. Nama Daerah :
d. Nama Spesies :
e. Tempat Pengambilan :
f. Tanggal Pengambilan :
g. Habitat :
h. Ciri-Ciri :
26
DAFTAR PUSTAKA
Gradstein, SR. 2013. Guide to the liverworts and hornworts of java bogor :
SEAMEO BIOTROP
27
Najmi Indah. 2013. “ Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, Schyzophyta,
Thallophyta, Bryophyta, Pterydophyta”, Jurusan Biologi Fakultas
MIPA Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan: PGRI Jamber
LAMPIRAN
28
Peta Kabupaten Timor Tengah Selatan
29