Anda di halaman 1dari 29

INVENTARISASI TUMBUHAN LUMUT DI KAWASAN AIR TERJUN

OEHALA KECAMATAN MOLLO SELATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH


SELATAN

PROPOSAL

NAMA : ARNI TALOIM

NIM : 1701040026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019

1
LEMBAR PENYESAHAN

Kupang 02 November 2019


Mengetahui
Dosen Pembimbing

Dr. Moses K. Tokan, M.Si


NIP 19631231199203 1 202

KATA PENGANTAR

2
Puji dan syukur patut di Panjatlkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas penyertaan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“INVENTARISASI TUMBUHAN LUMUT DI KAWASAN AIR TERJUN OEHALA
KECAMATAN MOLLO SELATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN”
dengan baik. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi dukungan moril maupun materil, sehingga proposal
penelitian ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada:

a. Bapak Dr. Moses K. Tokan, M.Si selaku Dosen yang telah mendidik dan memberikan
bimbingan selama masa perkuliahan.

b. Bapak dan Mama, Kaka adik yang telah memberikan Doa dan semangat dalam masa
perkuliahan

c. Teman-teman satu bimbingan penelitian proposal.

Meskipun telah berusaha menyelesaiakan proposal penelitian ini sebaik


mungkin, saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membagun dari para pembaca
guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan penelitian ini. Akhir kata
saya berharap semoga proposal penelitian ini bisa berguna dengan baik.

Kupang , 02 November 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENYESAHAN...........................................................................................1

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................4

BAB I PENDAHULAUN.............................................................................................6

A. Latar Belakang......................................................................................................6

B. Batasan Masalah....................................................................................................7

C. Rumusan Masalah.................................................................................................7

D. Tujuan Penelitian...................................................................................................7

E. Mamfaat Penelitian...............................................................................................7

F. Defenisi Operasional..................................................................................................8

BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................9

A. Tinjauan Umum Tentang Lumut.......................................................................9

B. Klasifikasi Tumbuhn Lumut..............................................................................13

C. Habitat Lumut (Bryophyta)...............................................................................18

D. Mamfaat Tumbuhan Lumut(Bryophyta).........................................................19

E. Kerangka Pikir.....................................................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................22

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian...............................................................................22

B. Jenis Penelitian........................................................................................................22

4
C. Metode Penelitian...................................................................................................23

D. Alat dan Bahan.......................................................................................................23

1. Alat..........................................................................................................................23

2. Bahan...................................................................................................................23

E. Prosedur Penelitian................................................................................................23

1 . Menentukan Lokasi..............................................................................................24

2 . Pengambilan Sampel.............................................................................................24

3 . Pembuatan Herbarium Basa................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................26

LAMPIRAN.................................................................................................................27

DAFTAR GAMBAR

5
Gambar 1.Morfologi tumbuhan lumut..........................................................................12

Gambar 2. Metagenesis Lumut (Anonymus, 2010)......................................................14

Gambar 3. Marchantia, contoh umum lumut hati.........................................................16

Gambar 4. Lumut Tanduk(Anthocerotopsida)...............................................................17

Gambar 5 Lumut Daun(Bryopsida)...............................................................................19

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nusa Tenggara Timor adalah propvinsi di Indonesia bagian tengah yang


terdiri dari beberapa pulau. Masing –masing memiliki ciri khas Flora dan Fauna.
Nusa Tenggara Timur merupakan daerah yang terkenal dengan kondisi alam
yang khas dan memeiliki sumber daya alam yang sangat unik, yang memeberi
mamfaat baik secara langsung, maupun tidak langsung, serta memiliki
keanekaragaman Flora dan Fauna yang cukup tinggi. Salah satu di daerah Nusa
Tenggara Timur yang masih memiliki keanekanragaman yang hayati yang tinggi
adalah kawasan air terjun Oehala.
Kawasan air terjun Oehala merupakan salah satu tempat wisata yang
terkenal di kabupaten Timor Tengah Selatan. Kawasan air terjun ini terlatak di
Desa Oehala, Kota So’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara
Timur. Air terjun Oehala berada di kawaasan hutan yang lebat dan di kelilingi
oleh pepohonan lebat sehingga matahari terhalangi olehnya. Bardasarkan
letaknya, membuat kondisi lingkungan di sekitarnya lembab dan begitu sejuk
serta menyebabkan kelembaban udara di lingkungan tersebut sesuai dengan
habitat lumut untuk tumbuh dikawasan tersebut. Topogarfi wilayah ini,
umumnya berbatu, berlumpur yang di kelilingi oleh pepohonan yang sangat
hijau. Salah satu keunikan di air terjun ini adalah memiliki lapisan yang
mencapai tujuh tinggkat.
Lumut merupakan salah satu jenis tumbuhan asli Indonesia , Tumbuhan
lumut ini juga di kenal sebagai tumbuhan perintis bagi tumbuhan-tumbuhan
lainnya karena tumbuh di satu lingkungan dimana tumbuhan lain tidak mampu
bertahan hidup. Lumut termasuk kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari
keanekaragam hayati yang belum banayk mendapat perhatian (Windadri, 2007).
Bryophyta termasuk salah satu bagian kecil dari flora yang belum layak tergali
juga merupakan satu penyokong keanekargam flora.
Tumbuhan lumut tersebar luas dan merupakan kelompok yang menarik.
lumut hidup diatas tanah, batuan, kayu, dan kadang- kadang di dalam air ,

7
membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus
kehidupan tumbuhan tersebut . Tumbuhan lumut tidak mempunyai akar , batang
dan dau sejati. Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang tidak berpembuluh,
berukuran kecil, dan mampu tumbuha di beberepa jenis substrat(Ariyanti et,al .,
2008). Kelompok tumbuhan ini penyebarannya, menggunak spora dan telah
mendiami bumi sejak kurang labih 350 juta tahun yang lalu. Lumut dapat di
temukan semua habitat kecuali di laut(Gradstein, 2011). Ciri-ciri umum pada
tumbuahan lumut itu berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas
(plastida). Srtuktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan
pengangkut. Proses penganungkuta air dan zat mineral di dalam tubuh
berlangsung secara difusi dan dibantu oleh alitran sitoplasma. Hidup di rawa-
rawa dan tempat lembab.
Lumut memiliki potensi yang beranekragam dan memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Tanaman ini dimamfaatkan sebagai bahan untuk
hiansan rumah tangga, obat-obatan , bahan untuk ilmu pengetahuan dab sebagai
indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa contoh
yang di gunakan tersebut dalah Calympers, Camplylopus dan Sphagnum
(Damayanti 2006). Sphagnum menganndung zat Sphagnol, digunakan untuk
perawatan bisul dan gigitan nyamuk (Glime, 2007). Kegunaan secara tradisional
dari lumut adalah untuk penyembuhan penyakit jantung, radang, demam,
penyakit kurap, deuretik, obat pencuci perut, obat pembedahan dan luka,
masalah pencernnaan, infeksi, penyakit paru-paru, maslah kulit, penyakit tumor
dan sebagai filter, serta sebagai alat pembersih untuk mengurangi polusi udara.
Lumut, terutama lumut hati menmpunyai bau khas yang memberi kesan
komponene aromatik seperti fenol (Glime, 2007).
Penelitian tentang identifikasi jenis-jenis tumbuhan lumut di wilayah
Indonesia sudah dilakuakan, diantaranya Apriana (2010) di kebun raya Bogor
memeperoleh 33 jenis tumbuhan lumut hati berduan.
Walaupun banayak penelitian yang sudah dilakukan namun saat ini
belum ada informasi yang ribnc mengenai jenis –jenis tumbuhan lumut di
kawasan air terjun Oehala kecamatan Mollo Selatan , Kabupaten Timor tengah
Selatan. Agar keberadaan jenis tumbuhan lumut di suatu kawasan dapat di
ketahui dengan baik, di perlukan suatu penelitian berupa eksplorasi dan
identifikasi. Eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh tanaman yang

8
memepunyai nilai ekonomis dan nilai ilmu penegtahuan yang penting
km=emudiaan di ungkapkan keberadaan jenis tumbhan tersebut.Identifikasi
bertujuan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang
beranekargaman dan memasukan kedalam suatu takson.
Inventraisasi berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomi dan akan
menuntut sebuah sampel kedla suatu urutan identifikasi (Tjitrosopomo, 2005).
Namun identifikasi sendiri tidak dapat di pisahkan dari inventarisasi, secara
umum di lakukan invenratisai dengan tujuan utuk mendatakeanekaagaman jenis
tumbuhan dikawasan air terjun Oehala. Dengan adanya pendataan di kawasan
tersebut akan teresedia informasi tentang keanekaragaman hayati lumut
khususnya di kawasan air tejun Oehala. Oleh karena itu, perlu dilakukan
kegiatan mentrarisasi (meliputi kegiatan ekplorasi dan identifikasi) untuk
mengugkapakan kekyaan flora terutama tumbuha lumt di daerah ir terjun
Oehala ,Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk memndukung konservasi flora.
Berdasarkan uraiaan latar belakang diatas, maka penelitian ingin
melakukan penelitian dengan judul ”Inventarisasi Tumbuhan Lumut di
Kawasan Air Terjun Oehala Desa Oehala Kecamatan Mollo Selatan
Kabupaten Timor Tengah Selatan.”

B. Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah yang dikemukakan dalam penelitia ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan spesimen tumbuhan lumut(Bryophyta) yang ditemukan hanya
dikawasan Air Terjun Oehala Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah
Selatan.
b. Spesimen tumbuhan lumut diamati dan di foto morfologinya, kemudian dilakukan
identifikasi dan pendeskripsian.
c. Kegiatan identifikasi terhadap spesimen tumbuha lumut yang ditemukan
diupayakan sampai nama jenis, jika tidak ditemukan nama jenisnya maka nama
tumbuhan lumut tersebut hanya memakai nama marga yang ditambah kode sp.

9
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka yang terjadi dalam
penelitian ini adalah : Jenis-jenis tumbuha lumut apa saja yang terdapat di
kawsan air terjun Oehala kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah
Selatan?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujaun penelitian ini adalah untuk
mengetahui jeneis –jenis tumbuhan lumut (Bryophyta) di kawasan air Terjun
Oehala Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Sealatan.
E. Mamfaat Penelitian
Adapun mamfaat penelitian yang dilakukan adalah :
1. Bagi Penaliti
Dapat menambah pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan lumut.
2. Bagi Masyrakat
Dapat menambah informasi bagi masyrakat tentang pemamfaatan
tumbuhan lumut
3. Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan sumber belajar bagi guru dan siswa-siswa SMP kelas
VII semester 2 pada materi klasifikasi makluk hidup dan di SMA kelas
X semester 2 pada materi kingdom Plantae.
F. Defenisi Operasional
a. Inventarisasi
Inventarisasi adalah kegiatan untuk mengoleksi atau mengumpulkan
jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu daerah tersebut.
b. Tumbuhan Lumut(Bryophyta)
Lumut merupakan salah satu jenis tumbuhan asli Indonesia , Tumbuhan
lumut ini juga di kenal sebagai tumbuhan perintis bagi tumbuhan-tumbuhan
lainnya karena tumbuh di satu lingkungan dimana tumbuhan lain tidak
mampu bertahan hidup.
c. Spesies
Spesies adalah suatu takson untuk mengenal nama dari janis tumbuhan
lumut maupun jenis flora lainnya.
d. Kawasan
Kawasan merupkan daerah tertentu yang memiliki ciri-ciri tertentu
seperti tempat tinggal.
e. Air Terjun Oehala
Air terjun Oehala berada di kawaasan hutan yang lebat dan di kelilingi
oleh pepohonan lebat sehingga matahari terhalangi olehnya. Bardasarkan
letaknya, membuat kondisi lingkungan di sekitarnya lembab dan begitu

10
sejuk serta menyebabkan kelembaban udara di lingkungan tersebut sesuai
dengan habitat lumut untuk tumbuh dikawasan tersebut.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Lumut


Lumut (Bryophyta) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Bryon, ‘lumut’.
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptai dengan
lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora
yang yelah mendiami bumisemenjak kurang lebih 350 juta tahn yang lalu.
Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganagang dengan hijau
(Thalophyta) dan tumbuhan berpembuluh, tumbuhan paku dan tumbuhan
berbiji (Carmophyta). Perbedaan mendasar antar ganggang dan lumut dan
tummnuhan berpembuluh mampu beradaptasi dengan lingkungan darat dan
kering, terdiri dari banyak sel (multiseluler) dan zigotnya berkembang menjadi
edidalam embrio dan tetap tinggal didalam gametogonium
betina(Tjitrosopomo,2005).
Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena
lumut kebanyakan tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan.
Selain itu, lumut tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat
menggunakn rhizoid. Alta kelami terdiri dati antogonium dan arkegonium.
Siklus hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda. Pada tumbuhan
berpembuluh (pteridophyta dan spermathopyta) merupak tumbuhan generasi
aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi.

11
Sebaliknya pada tumbuhan lumut merupakn tumbuhan generasi
seksual(gametofit). Sporofit sangat tereduksi dan selama perkembangannya
melekat dan tergantung pada gametofit(Ariyanti NS, dkk 2018). Sebagian
besar lumut berukuran kecil. Tumbuhan lazimnya terdapat pada pohon,
ranting, batu, tanah, kayu lapuk, atau tembok. Tumbuhan ini sangat menyukai
tempat-tempat lembab. Hal ini kerena proses reproduksi, tumbuhan-tumbuhan
ini sangat membutuhkan air. Tumbuhan ini subur di ligkungan yang lembab
yang hanya di jumpai khususnya di hutan-hutan tropik dan di tanah hutan
daerah iklim sedang yang lembab(Ariyanti NS,dkk 2018). Ukuran tumbuhan
lumut relatif kecil dan jarangbada yang mencapai 15 cm, bahkan ada ang
tingginya hanya beberapa milimeter saja. Bentuk tubuhnya pipih seperti pita
ada pula yang seperti batang dengan daun-daun kecil . Tumbuhan tegak atau
mendatar pda substart nya engn perenntr rizoid . Berdasarkan alat
kelaminnya(gamentagia), lumut dibadakan menjdi dua golongan, yaitu lumut
baruamah satu, bila anteridum dan arkegoinium terletak pada suatu individu
yang berlainan.

Gambar 1.Morfologi tumbuhan lumut.

a. Batang
Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki
susuna yang berbeda-beda. Jika batang dilihat dari penampang
melintang maka akan tampak bagian-bagian berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang dan
membentuk rhizoid-rhizoid epidermis
2. Lapisan kulit dalam tersusun atas beberapa lapisan sel yang
dinamakan korteks.

12
3. Silinder pusat terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang
untuk mengangkut makanan
b. Daun
Daun lumut umunya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang
daun. Sel-sel daun kecil, sempit, panjang dan mengandung kloroplas
yang tersusun seperti jala. Diantaranya sel-sel mati yang besar dengan
penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel mati ini berfungsi
untuk tempat persediaan air dan cadangan makanan. Pada ujung batang
terdapat titik tumbuh titik tumbuh dengan sel pemula dipuncaknya. Sel
pemula tersebut umumnya bebertuk bidang empat (tetrader: kerucet
terbalik) dan membentuk sel-sel baru ketiga arah menurut sisinya.
Ukuran terbatas mungkin disebabkan karena tidak adanya sel
berdinding sekunder yang berfungsi sebagai penyokong seperti pada
tumbuhan berpembuluh.
c. Rhizoid (bulu-bulu akar)
Rhizoid berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat
tumbuhnya dan menyerap makanan. Rhizoid terdiri dari deret sel yang
memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
Struktur sporofit tubuh lumut terdiri dari:
a) Vaginula yaitu akar yang diselubungi oleh sisa dinding
arkegonium.
b) Seta (tangkai)
c) Apofisis yaitu ujung seta yang melebar dan merupakan
peralihan seta dengan kotak spora.
d) Kaliptra (tudung) berasal dari dinding arkegonium seebelah
atas menjadi tudung kotak spora.
e) Kolumera, yaitu jaringan yang tidak ikut serta dalam
pembentukan spora.
f) Sporagonium (kotak spora)
(Gradstein SR, 2011)
d. Gametofit
Gametofit terdiri atas dua, yaitu:
1. Anteridium atau sel kelamin jantan yang menghasilkan sperma
2. Arkegonium atau sel kelamin betina yang mengahsilkan sel telur.
(Tjitrosoepomo, 2005)
Siklus hidup tumbuhan lumut mengalami metagenensis atau
pengiliran keturunan antar generasi gametofit (selsual) yang memiliki
kromosom haploid (n) dengan generasi sporofit(aseksual) yang

13
berkromosom diploid(2n). Bentuk gametofit yang sering kita temukan
daripada sporofit.

Gambar 2. Metagenesis Lumut (Anonymus, 2010)

Pada siklus tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang


akan berkecambah menjadi protonema, selnjutnya dari protonema akan
muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom
(haploid) dan mengahasilkan organ seks (gametogonium) yang di sebut
arkegonium yang menghasilkan sel telur dan anteridium yang
mengasilkan sperma berflagela. Gametogonium biasa di luindungi oleh
daun-daun khusus yang din sebut daun pelindung(bract). Gametogonium
jantan (anteridium) berbentuk bult seperti gada, sedangkan
betina(arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar yang di
sebut perutdan bagian yang sempit di sebur leher. Gametangia jantan dan
betina dapat dihasilkan pada tanamanyang sama (monoceous) atau pada
tanaman berbeda (dioceous). Fertilisai sel telur oleh anterzoid
menghsilkan zigot dengan dua set kromosom(diploid). Zigot merupakan
awal generasi sporofit . Selanjutnya pembelahan zigot membentuk
sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gameotofit,
seta atau tangkai dan kaps (sporagonium) di bagian ujungnya. Kapsul
merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meosis. Setelah spora
masak dan dibebaskna dalam kapur berarti satu siklus hidup telah
lengkap.

14
B. Klasifikasi Tumbuhn Lumut
a) . Hepaticopsida (Lumut Hati)
Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk
lembaran, pipih, dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun,
misalnya Marchantia dan Lunularia. Namun, ada lumut hati yang berdaun,
misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada
substrat dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di
tanah yang lembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di
permukaan air, misalnya Ricciocarpus natans.
Hepaticopsida berasal dari kata hepatica yang artinya hati, sehingga
lumut ini dikenal dengan nama lumut hati. Kebanyakan hidup di tempat-
tempat basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf.
Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun.
Sebagian besar lumut hati tubuhnya tipis seperti kulit, yang tumbuh
memipih rata diatas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah).
Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral, menempel pada tanah dengan
rizoid.
Struktur talus ada yang berupa lembaran dan ada yang sudah
dibedakan atas bagian yang menyerupai batang dan daun-daun. Sporofit
tidak mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas, terdiri atas bagian
kaki, tangkai (seta) dan kapsul spora. Tetapi ada golongan lumut hati yang
primitif, bagian kaki dan seta ini tidak ada. Dalam kapsul spora berisi
jaringan arkespora yang mana sel – sel arkeospora akan membelah menjadi
sel – sel induk spora dan sel-sel yang panjang, lunak dan mempunyai
penebalan berbentuk spiral namanya elatera. Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Tubuhnya memiliki struktur yang
menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang
menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Terdapat rizoid berfungsi untuk
menempel dan menyerap zat-zat makanan.
Tidak memiliki batang dan daun. Sel-sel induk spora melalui
pembelahan reduksi akan membentuk spora. Spora yang berkecambah

15
hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek atau boleh dikatakan
lumut hati tidak membentuk protonema. Sebagia besar mempunyai sel-sel
yang mengandung minyak. Tubuhnya mempunyai struktur yang higromof,
untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kelembapannya tinggi. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan
Contohnya: genus Riella. Tubuhnya mempunyai struktur yang xeromorf,
untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kering.

Gambar 3. Marchantia, contoh umum lumut hati. Seluruh struktur ditampilkan di sini
adalah sekitar 2 cm

Pada beberapa jenis lumut hati,


misalnya Marchantia dan Lunularia, gametofit memiliki stuktur khas
berbentuk seperti mangkok yang disebut gemmae cup (piala
tunas). Gemmae cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif
karena di dalamnya terdapat gemmae atau tumbuhan lumut kecil yang
bila terlepas dan terpelanting oleh air hujan akan tumbuh menjadi lumut
baru. Selain dengan gemmae cup, reproduksi vegetatif lumut hati juga
dapat dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian
tubuhnya). Pada umumnya, lumut hati berumah dua,
misalnya Marchantia sp. Namun, ada pula yang berumah satu. Pada
lumut hati yang berumah dua, gametofit betina membentuk arkegoniofor

16
yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram atau
payung dengan tepi berlekuk ke dalam seperti jejari. Di bagian bawah
cakram terdapat arkegonium. Arkegonium membentuk sel kelamin
betina (ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk anteridiofor
yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cawan
dengan tepi berlekuk tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat
anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid)
berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum maka terbentuk zigot
yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit terletak tersembunyi di
bagian bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan membentuk
sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).

Terdapat sekitar 6.500 spesies lumut hati, antara lain Marchantia


polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia
calycina, dan Riccardia indica.

b) Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)

Gambar 4. Lumut Tanduk(Anthocerotopsida)

Anthocerotopsida atau hornwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi


sporofitnya berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung
kutikula. Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah
sporofìt masak, bagian ujungnya akan terbelah dua. Sporogonium
memiliki benang-benang elater yang mengatur pengeluaran spora, dan
pada kapsulnya terdapat stomata. Anteridium dan arkegonium ada yang
terletak pada talus yang sama (berumah satu), ada pula yang terletak pada

17
talus yang berbeda (berumah dua). Bangsa ini hanya memuat beberapa
marga yang dimasukkan dalam satu golongan saja, yaitu suku
Anthocerotaceae. Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan
tepi bertoreh. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas hanya
mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar. Pada sisi bawah
talus terdapat stoma denga 2 sel penutup berbentuk ginjal. Sel-sel yang
menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rhizoid, melekat pada
talus gametofitnya. Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk
seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.

Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan


paling dekat dengan tumbuhan berpembuluh (vaskuler) dibanding dari
kelas lain pada tumbuhan lumut. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi
berbeda pada sporofitnya. Sporofit pada lumut ini membentuk kapsul
memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Habitatnya di daerah yang
mempunyai kelembaban tinggi. Sepanjang poros sporogonium terdapat
jaringan yg terdiri atas beberapa deretan sel mandul yang disebut
Kolumela.

Kolumela diselubungi oleh jaringan yg kemudian menghasilkan


spora, disebut arkespora. Arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul
yang disebut elatera.

Keunikan lumut tanduk dibandingkan lumut lain yaitu masaknya


kapsul spora pada sporogonium tidak bersamaan, melainkan dimulai dari
atas dan berturut-turut sampai bagian bawah.Dinding sporogonium
mempunyai stoma dengan dua sel penutup. Anthocerotales terdiri dari satu
suku, yaitu Anthocerotaceae.

Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang lembap. Terdapat


sekitar 100 spesies lumut tanduk, antara lainAnthoceros punctatus,
Phaeoceros laevis, Folioceros, dan Leiosporoceros.

c) . Bryopsida (Lumut Daun)


Bryopsida merupakan lumut sejati. Jumlahnya paling banyak
dibandingkan spesies dari dua kelas yang lain dan menutupi sekitar 3%

18
dan permukaan daratan bumi. Lumut daun mudah ditemukan di
permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Di
atas permukaan tanah yang lembap, lumut daun tumbuh rapat, menyokong
satu sama lain, dan memiliki sifat seperti busa yang memungkinkannya
menyerap dan menahan air.

Gambar 1.5 Lumut Daun(Bryopsida)

Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang


tumbuh tegak. Pada umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm,
namun ada pula yang mencapai 40 cm, misalnya Polytrichum commune.
Bila diperhatikan dengan cermat, tubuh lumut daun merupakan kormus
yang memiliki bagian akar sederhana (rizoid), batang, dan daun. Rizoid
tersusun dari banyak sel (multiseluler) dan bercabang. Batang lumut
daun bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang. Daun
berukuran kecil dan berkedudukan tersebar di sekeliling batang.

Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit


dengan sporofit. Gametofit dewasa akan membentuk alat kelamin jantan
(anteridium) yang akan menghasilkan spermatozoid, sedangkan alat
kelamin betina (arkegonium) akan menghasilkan ovum. Ada yang
berumah satu dan ada pula yang berumah dua. Fertilisasi ovum oleh
spermatozoid akan menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi
sporofit. Sporofit membentuk sporogonium yang bentuknya bervariasi,
antara lain bulat, kapsul horizontal, kapsul tegak, atau kerucut berparuh.

19
Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak
spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh
pada habitat yang cocok. Selain dengan spora, lumut
sdaun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.

C. Habitat lumut(Bryophyta)

Umumnya lumut(Bryophyta) tumbuh di rawa-rawa yang


membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak
bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati
berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini
bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka
tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam. Di daerah
kering, badan lumut ini bisa berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang
hidup di tanah hutan bisa berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di
daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.
Lumut hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru
banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut
daun merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya
tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.

D. Mamfaat Tumbuhan Lumut(Bryophyta)

a. Manfaat Tanaman Lumut Bagi Dunia Medis

Beberapa jenis tumbuhan lumut dijadikan obat buat mengatasi


beberapa penyakit. Jenis tumbuhan lumut yang umumnya
dipergunakan menjadi bahan pembuatan artinya lumut daun serta
jua lumut hati. Jenis lumut ini, mampu dijadikan obat untuk
membantu kesehatan manusia seperti:

1. Sebagai bahan pembuatan obat kulit

20
Hal ini pertama kali pada lakukan negara China, dimana di
zaman dahulu lumut pada jadikan rakyat china buat
menghasilkan ramuan tradisional untuk mengatasi penyakit kulit.

2. Bahan pembuatan obat mata

Lumut mempunyai sifat yang baik yaitu bisa dijadikan menjadi


antibakteri. Sifat inilah yg digunakan sang global medis buat
mengobati beberapa penyakit mata.

3. Buat obat hepatitis

Tidak hanya bagi mata, penyakit yg menyerang hati seperti


hepatitis pula mampu diobati menggunakan obat yg tebuat asal
lumut jenis marchantia polymorpha.

4. Sebagai obat antiseptik

Lumut pula di pakai sebagai zat antiseptik yang membantu


membunuh kuman-kuman. Zat antiseptik tak jarang jumpai
dalam pembuatan sabun-sabun kesehatan dan pula obat kumur
pembersih lisan. buat membuat zat antiseptik di butuhkan lumut
berjenis frullania tamaricis. Fungsi antiseptik seperti ini pula
terdapat pada :

5. Obat penyakit jantung

Bagi yang mempunyai penyakit jantung tentu akrab dengan obat-


obat untuk mengatasi jantung. Tahukan bahwa salah satunya
terbuat asal lumut. Lebih tepatnya artinya lumut cratoneuron yg
mampu pada buat sebagai obat menormalkan detak jantung.

6. Obat pneumonia

Lumut memang berperan krusial dalam global medis. tidak hanya


mata, kulit, hati, sampai jantung. Lumut jua bermanfaat pada
pembuatan obat buat penyakit pneumonia.

21
7. Mengobati luka bakar dan luka luar

Anda pernah mengalami luka bakar atau luka luar dampak


terjatuh atau tergores benda tajam? Bagi orang china dahulu
ketika mengalami hal serupa, mereka memakai lumut untuk
mengatasinya.

b. Manfaat Tumbuhan Lumut Buat Fungsi Ekologis

Tanaman ini memegang peranan krusial pada ekosisitem. Sifat


perintisnya menjadi pembuka ruang buat ditumbuhi tumbuhan-
tumbuhan lainnya. Bagi manusia sifat yg dimiliki sang tumbuhan ini
sangat berguna dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Tumbuhan lumut yang lebat di alas-alas serta pohon-pohon pada
hutan sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk sekitar. tidak
hanya buat tumbuhan lain, namun jua buat insan.

Kegunaan tanaman lumut bagi lingkungan kita ialah:

a. Menunda erosi tanah

Abrasi tanah jua bisa di tangkal dengan kehadiran lumut. Sifat


penyerap air menggunakan baik yg dimiliki lumut membantu
tanah terjaga kepadatannya serta tidak mudah mengalami erosi.

b. Mengurangi bahaya banjir

Lumut jua berperan dalam mencegah mala banjir, karena air


hujan yang turun diserap menggunakan baik sang tanaman lumut.

c. Mempertinggi asal air

Manfaat tumbuhan lumut jua dirasakan ketika isu terkini kering


tiba. ekspresi dominan yg berpotensi mendatang kekeringan ini
menyampaikan ancaman minimnya ketersediaan air bagi
manusia. Lumut membantu mengatasinya, sebab lumut
meningkatkan kecepatan proses penyerapan air ketika kemarau

22
sebagai akibatnya mampu menjaga ketersediaan air tanah atau air
sumur.

d. Mensuplai oksigen

Lumut juga bagian berasal tanaman yang mempunyai zat hijau.


Layaknya tanaman lain, lumut pula melakukan fotosintesis. hasil
dari fotosintesis ini galat satunya adalah menghasilakan manfaat
oksigen bagi insan.

E. Kerangka Pikir

Ekosistem Hutan Di Sekitar


Kawasan Air Terjun Oehala

Bersifat Kosmopolit

Inventarisasi

Data Dasar Keanekaragaman Hayati

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan diadakan selama satu bulan, Bertempat di kaawsan


Air Tejun Oehala, Kecamatan Mollo Selatan , Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Nussa Tengggara Timur.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dekripstif dengan teknik


penambilan sampel menggunakan metode jelajah dan pengambilan sampel

23
dengan memperhatikan tumbuhan lumut epifit dan terestial dikawasan Air
Terjun Oehala Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tenganh
Selatan.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jelajah


dengan tujuan mengambil sampel lumut untuk diidentifikasi, dan dibuat
dekripsi serta menempatkan tumbuhan lumut pada hirarki taksonominya.
Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan metode jelajah dengan
teknik observasi secara sampling dan dokumentasi.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Pealatan yang digunakan adalah

a . Meter

b. Pisau

c. Kamera Digital

d. Lembar Keterangan Data Jeneis Lumut Yang Ajkan Dicari

e. Alat Tulis Menulis

f. Plastik Spesimen

2. Bahan

Bahan yang akan digunakan adalah :

a . Spisimen lumut yang ditemukan di kawasan Air terjun Oehala

b . Alkohol 70%.

E. Prosedur Penelitian

24
Dalam penelitian yang akan dilakukan, prosedur peneliitian terdiri dari
tiga tahap, yaitu:

1 . Menentukan Lokasi

Penelitan ini merupakan analaisis deskriptif kualitatif yang


bertujuan untuk memberikan informasi tentang spesies lumut yang
dintemukan di kawasan Air Terjun Oehala Kecamatan, Mollo Selatan
Kabupaten Timor Tengan Selatan. Sebelum melakukan pengumpulaan
data, terlebih dahulu di lakukannya survei yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran umum tentang lokasi dikawasan Air Tejun Oehala
Kecamatan Mollo Sekltan Kabupten Timor Tengah Selatan.

2 . Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel, yang akan dilakukan dalam


penelitian ini, peneliti akan diguanakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menjelajahi air terjun sepanjang 500 m dengan titik awal air terjun.

b. Mengambil sampel dari lokasi yang di tentukan berupa lumut yang


menempel di pohon , tanah dan batu.

c. Mengambil lumut dengan menggunakan pisau atau alat pengcongkek, baik


fase gametofit ataupun fase sporofitnya. Hal ini untuk keperluan dan
identifikasi yang jelas .

d. Memasukan lumut kedalam amplop spesimen secara terpisah dari setiap


jenis yang ditemukan.

e. Mendata spesimen yang di temukan, juga mencatat habitat aslinya.

f. Mengambil spesimen untuk membuat herbarium dan membuat foto sebagai


dokumentasi penelitian

g. Melakukan identifikasi dengan kunci identifikasi.

25
3 . Pembuatan Herbarium Basa

Koleksi spesimen atau yang dikenal dengan herbarium ini dapat


dilakukan dengan cara pembuatan herbarium basa. Langkah-langkah
pembuatan herbarium basa , yakni:

a. Membersihkan kotoran tanah dai tumbuhan lumut yang ingin diawetakan

b. Menyiapkan alkohol 70% sebanyak 50 ml.

c. Menyiapkan tempat berupa toples penyimpanan yang bersih, kemudian isi


dengan alkohol 70% sebagai pengawetnya.

d. Memasukan lumut kedalam toples yang sudah di isi dengan alkohol 70%
dengan masing- masing toples 50 ml. Mengatur posisinya sehingga mudah
diamati.

e. Membuat label berupa nama spesies lumut tanpa menggangu pengamatan.

f. Awetan basah tumbuhan lumut siap digunakan. Secara berkala atau bila di
perlukan, Misalnya larutan menjadi keruh atau berkurang , perlu
mengantikan dengan lrutan pengawet yang baru secara berhati-hati .

a. No. Urut :

b. Nama Kolektor :

c. Nama Daerah :

d. Nama Spesies :

e. Tempat Pengambilan :

f. Tanggal Pengambilan :

g. Habitat :

h. Ciri-Ciri :

26
DAFTAR PUSTAKA

Anonymus, 2010” Tumbuhan lumut (bryophita)” (online) tersedia


di:http://www. artikelsiana. com/2015/02/tubuhan- lumut- bryophyta-
ciri-ciri- kalsifikasi Produksi html. diakses 18 oktober 2019

Grandes Arga Kusuma(2011). Inventarisasi Tumnuhan Lumut (Bryophyta)


Dikawasan Air Terjun Titro Kemanten Kecamatan Kali Baru
Kabupaten Bayuwangi.[proposal] Program Stiudi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jamber. Diakses pada tanggal 25 oktober 2019

Gradstein, SR. 2013. Guide to the liverworts and hornworts of java bogor :
SEAMEO BIOTROP

Loveless, A.R. 1989.” Prinsip- prinsip bilogi tumbuhan untuk daerah


tropika 2”. PT Gramedia. Jakarta.

27
Najmi Indah. 2013. “ Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, Schyzophyta,
Thallophyta, Bryophyta, Pterydophyta”, Jurusan Biologi Fakultas
MIPA Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan: PGRI Jamber

Tjitrosoepomo, G.1994. Taksosnomi Tumbuhan . Program studi Biologi


Universitas Gajah Mada. Yokyakarta.

Thomas , Hallingback, Nick Hodgetts.” Mosses, Liverworts and Hornworts"


(united Kingdom: Information press Oxford, 2000).

Windadri. 2017. Lumut (musci) Di Kawasan Cagar Alam Kakenauwe Dan


Suakamargasatwa Lambusango, Pulau Buton: Sulawesi Tenggara

LAMPIRAN

28
Peta Kabupaten Timor Tengah Selatan

Kawasan Air Terjun Oehala

29

Anda mungkin juga menyukai