Anda di halaman 1dari 13

Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783

E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

STUDI ARACEAE BALI : KERAGAMAN DAN POTENSINYA

(BALI ARACEAE STUDY: DIVERSITY AND POTENTIAL)

Ni Putu Sri Asih1, Agung Kurniawan1


1
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali
Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya
Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali – 82191
Email: nieeputse@gmail.com

ABSTRACT
Aroids or keladi – keladian is a plant that is quite familiar to the Balinese
people. This plant has many potential such as ornamental plant, medicine, religious
ceremonial material, food or animal feed. The purpose of this study was to
determine the diversity and potential of Bali’s Aroids. The research method based
on literature study and observation. According to the data, Bali estimated have 13
genera consisting of 21 species of Aroids and two of them are introduced plants.
These species of Aroid have diverse potential for the Balinese people and presented
in tabular form. The potentials include food, ceremonies material, ornamental
plants, animal feed and medicine. Several countries outside Indonesia have also
used many species of Aroids and presented in narrative form.

Keywords: Araceae, Bali, diversity, potential

ABSTRAK
Araceae atau keladi – keladian merupakan tumbuhan yang cukup familiar
bagi masyarakat Bali. Selain sebagai tanaman hias, beberapa jenis juga digunakan
sebagai obat, bahan upacara agama, pangan ataupun makanan ternak. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman dan potensi Araceae Bali.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dan observasi. Berdasarkan
data yang diperoleh, Bali diperkirakan memiliki 13 marga yang terdiri dari 21 jenis
Araceae dan dua diantaranya merupakan tanaman introduksi. Sekian jenis Araceae
tersebut memiliki potensi yang beragam bagi masyarakat Bali dan disajikan dalam
bentuk tabel. Potensi tersebut diantaranya sebagai bahan pangan, upacara,
tanaman hias, pakan ternak dan obat. Beberapa negara di luar Indonesia juga telah
banyak menggunakan beberapa jenis Araceae tersebut dan disajikan dalam bentuk
narasi.

Kata kunci : Araceae, Bali, Keragaman, Potensi

PENDAHULUAN yang tidak asing bagi masyarakat


Suku Araceae atau keladi – Indonesia. Tanaman ini memiliki
keladian merupakan suku tanaman banyak kegunaan, mulai dari bahan
135
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

pangan (talas/keladi), tanaman hias jenis dan 35 marga Araceae


(gelombang cinta/Anthurium, sri (unpublisihed data). Bali sebagai
rejeki), bahan industri, obat (keladi) bagian dari Indonesia diketahui
dan lain lain. Suku ini memiliki memiliki 21 jenis dan 12 marga
karakter morfologi yang khas yaitu Araceae, 18 jenis sudah teridentifikasi
daun lengkap terdiri dari tangkai daun, hingga spesies dan tiga jenis belum
pelepah daun dan helain daun serta diketahui jenissnya (Kurniawan dan
bunga yang terdiri dari seludang dan Asih, 2012). Dua jenis diantaranya
tongkol. merupakan Araceae yang tidak
Dilihat dari habitatnya, suku ini terdistribusi alami di Bali yaitu
ada yang hidup terrestrial, epifit, dan di Alocasia macrorrhizos (L. ) G. Don
air baik mengapung, tenggelam dan Colocasia esculenta (L.) Schott.
ataupun separuh terendam air Kedua jenis Araceae tersebut
(Kurniawan dan Asih, 2012). Sebagian merupakan hasil naturalisasi karena
besar suku ini membutuhkan air yang potensinya sebagai tanaman pangan
melimpah dan kelembaban yang tinggi. dan tanaman hias.
Secara struktural dan fisiologis Masyarakat Bali sangat
tanaman ini tidak bisa beradaptasi pada mengenal Araceae atau keladi –
habitat yang kering dan dingin. keladian dalam kehidupan sehari –
Araceae sangat melimpah dan beragam harinya. Potensi yang sering digunakan
pada daerah tropis yang basah (Mayo et adalah sebagai bahan pangan, ternak
al, 1997). dan tanaman hias. Bahkan beberpa
Pusat keragaman Araceae dunia jenis juga sering digunakan dalam
terdapat di Amerika tropis, Asia pengobatan tradisional dan bahan
Tenggara, Kepulauan Malay (Malaysia, upacara adat. Tujuan penelitian ini
Indonesia, Filipina, Papua New Guinea, adalah untuk mengetahui keragaman
Singapura dan Brunei). Di dunia Araceae yang tersebar alami di Bali
diperkirakan ada sekitar 3645 jenis dan dan potensinya bagi masyarakat Bali.
144 marga Araceae (Boyce and Croat,
PEMBAHASAN
2011), sedangkan di Indonesia
Keragaman Araceae di Bali
diperkirakan memiliki lebih dari 600

136
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

Bali merupakan salah satu disusun Kurniawan dan Asih (2012)


pulau di Indonesia yang belum yang berjumlah 21 jenis dan 12 marga
memiliki publikasi flora secara khusus. Araceae. Akan tetapi data Araceae
Hal ini terjadi karena pada abad 19 yang ditulis oleh Girmansyah dkk.,
hingga awal abad 20, tumbuhan yang (2013) masih mencantumkan beberapa
ada di Bali tidak boleh dikoleksi. jenis yang bukan asli Indonesia seperti
Hingga pada tahun 2013, Herbarium Alocasia clypeolata, Caladium bicolor
Bogoriense bekerjasama dengan staf dan Caladium sp. Selain itu beberapa
Museum Natural History telah jenis belum teridentifikasi hingga jenis
menyusun checklist tumbuhan yang ada dan ada jenis Lemnaceae yang
di Bali dan diperoleh data bahwa Pulau beberapa peneliti memasukkan taksa
Bali memiliki keanekaragaman tersebut ke dalam suku Araceae.
tumbuhan yang terdiri dari 213 suku Berdasarkan identifikasi dan
dan 1.789 jenis, belum termasuk fungi data Unit Registrasi BKTKREK Bali,
dan Bryophyta (Girmansyah dkk., Bali diketahui memiliki 21 jenis dan 13
2013; Wibowo et al, 2016). marga Araceae (Tabel 1). Jenis – jenis
Untuk data Araceae diketahui tersebut ada yang tersebar luas di
ada sekitar 28 jenis dan 14 marga semua kabupaten di Bali, dan ada pula
Araceae (Girmansyah dkk., 2013). Data hanya ditemukan di beberapa atau satu
tersebut bertambah dari data yang kabupaten saja.

Tabel 1. Keragaman Araceae Bali dan persebarannya

No Nama Jenis Tbn Jem Bllg Bang Gia Klkg Krgm Bdg Dpsr
1 Aglaonema simplex (Blume) Blume √ √ √ - √ - √ - -
2 Alocasia alba Schott √ √ √ - √ - √ - -
3 Alocasia longiloba Miq. - √ - - - - - - -
4 Alocasia macrorrhizos (L.) G.Don √ √ √ √ √ √ √ √ -
5 Amorphophallus muelleri Blume √ √ √ √ √ - √ - -
6 Amorphophallus paeoniifolius √ √ √ - - - √ - -
(Dennst.) Nicolson
7 Amorphophallus variabilis Blume √ √ - √ - √ - -
8 Arisaema barbatum Buchet √ - √ - - - - - -
9 Colocasia esculenta (L.) Schott √ √ √ √ √ √ √ √ -
10 Epipremnum pinnatum (L.) Engl. √ √ √ √ √ √ √ √ -
11 Homalomena cordata Schott √ √ √ √ √ √ √ √ -
12 Leucocasia gigantea (Blume) √ √ √ - √ - √ - -
Hook.f.
137
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

13 Pothos scandens L. √ √ - - √ - - - -
14 Remusatia vivipara (Roxb.) Schott √ - √ √ - - - - -
15 Rhaphidophora sylvestris (Blume) - - - - - - √ - -
Engl.
16 Sauromatum horsfieldii Miq. √ - - √ √ - √ - -
17 Schismatoglottis calyptrata (Roxb.) √ √ √ √ √ √ √ √ -
Zoll. & Moritzi
18 Scindapsus hederaceus Miq. √ √ - - √ - - - -
19 Typhonium blumei Nicolson & √ - - - - - - - -
Sivad.
20 Typhonium flagelliforme (Lodd.) - - √ √ - - - - -
Blume
21 Typhonium roxburghii Schott - √ - - - - - - -
Catatan : Tbn : Tabanan; Jem : Jembrana; Bllg : Buleleng; Bang : Bangli; Gia : Gianyar; Klkg :
Klungkung

Jenis – jenis Araceae tidak yang tinggi karena digunakan


ditemukan di semua Kabupaten karena masyarakat sebagai bahan pangan.
selain masih kurangnya pengkoleksian
Araceae di daerah tersebut juga Potensi Araceae di Bali
disebabkan tidak ada catatannya baik Dari 21 jenis Araceae yang ada,
dalam bentuk herbarium, data registrasi tidak semuanya diketahui
maupun pengalaman penulis di daerah penggunaannya oleh masyarakat Bali
tersebut. Tetapi untuk jenis tertentu (Tabel 2). Sebagian besar jenis – jenis
memang hanya ditemukan di satu tersebut digunakan sebagai tanaman
kabupaten seperti Alocasia longiloba hias, pangan dan bahan upacara agama.
Miq. Jenis ini belum pernah ditemukan Ada beberapa jenis yang tidak
di kabupaten lain. diketahui potensinya yaitu A.barbatum,
Untuk jenis – jenis seperti A. S. horsfieldii, S. hederaceus, T. blumei,
macrorrhizos, C. esculenta, E. T. flagelliforme dan T. roxburghii.
pinnatum, H. cordata dan S. calyptrata Akan tetapi di negara lain jenis – jenis
persebarannya merata di semua tersebut telah digunakan
kabupaten. Hal ini disebabkan karena masyarakatnya untuk beberapa
daya adaptasi atau rentang ekologi keperluan.
yang luas maupun karena potensinya

138
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

Tabel 2. Potensi Araceae di Bali

No. Nama Jenis Potensi di Bali


1 Aglaonema simplex (Blume) Blume Tanaman hias
2 Alocasia alba Schott Tanaman hias
3 Alocasia longiloba Miq. Tanaman hias
4 Alocasia macrorrhizos (L.) G.Don Tanaman hias
Upacara manusia yadnya dan Butha
Yadnya (Daun dewasa)
5 Amorphophallus muelleri Blume Pangan (umbi :dimasak)
6 Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Pangan (umbi :dimasak),
Nicolson Upacara Dewasa, Rsi, Manusia, Pitra dan
Bhuta Yadnya (umbi)
7 Amorphophallus variabilis Blume Pangan (Umbi : dimasak)
8 Arisaema barbatum Buchet -
9 Colocasia esculenta (L.) Schott Pangan (Umbi : dimasak); pakan ternak :
tangkai dan daun dimasak; Upacara Pitra,
Dewa, Manusia dan Bhuta Yadnya
(umbi); Tanaman hias
10 Epipremnum pinnatum (L.) Engl. Di Bali, daun dan tunas muda digunakan
sebagai makanan ternak dan pada kuda
sebagai obat cacing (Lemmens and
Bunyapraphatsara, 2003).
11 Homalomena cordata Schott Pembungkus bumbu dan makanan : daun
dewasanya; tanaman hias
12 Leucocasia gigantea (Blume) Hook.f. Manusia Yadnya (Daun dewasa)
13 Pothos scandens L. Obat tuju
14 Remusatia vivipara (Roxb.) Schott Upacara Pitra Yadnya (Daun dewasa)
15 Rhaphidophora sylvestris (Blume) Engl. Tanaman hias
16 Sauromatum horsfieldii Miq. -
17 Schismatoglottis calyptrata (Roxb.) Zoll. Upacara Manusia Yadnya (Umbi)
& Moritzi
18 Scindapsus hederaceus Miq. -
19 Typhonium blumei Nicolson & Sivad. -
20 Typhonium flagelliforme (Lodd.) Blume -
21 Typhonium roxburghii Schott -

Aglaonema simplex (Blume) untuk mengobati demam dan edema


Jenis ini di Bali belum banyak dengan cara merebus akarnya dan air
digunakan, tetapi memiliki potensi rebusan tersebut diminum (Lemmens
tanaman hias. Di Malaysia jenis ini and Bunyapraphatsara, 2003).
digunakan dalam mengobati sakit
Alocasia longiloba Miq.
demam dan bekas luka koreng
Jenis ini memiliki warna daun
(Sulaiman dan Mansoor, 2002). Selain
yang indah sehingga banyak digunakan
itu, jenis ini juga dapat digunakan
sebagai tanaman hias. Akan tetapi di
139
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

Malaysia, getahnya dapat digunakan batuk dan sakit gigi (Sulaiman dan
sebagai tambahan untuk mengaktifkan Mansoor, 2002; Lemmens and
racun (Lemmens and Bunyapraphat- Bunyapraphatsara, 2003); sebagai
sara, 2003). makanan ternak, dan batangnya yang
telah digoreng bisa dimakan (Sin Yeng,
Alocasia macrorrhizos (L.) G.Don
2016). Untuk obat batuk biasanya
A. macrorrhizos biasanya
tangkai daun dijus dan diminum
ditanam sebagai tanaman hias
(Lemmens and Bunyapraphatsara,
(Lemmens and Bunyapraphatsara,
2003). Di Sri Lanka jenis ini digunakan
2003). Jenis ini dibudidayakan di
sebagai obat Malaria (Frausin et al,
berbagai negara, sehingga tidak
2015; Edirisinghe,1999; Shirayama et
diketahui habitat alaminya. Beberapa
al. 2006). Di Papua nugini, jenis ini
penelitian menyebutkan jenis ini
dapat mengobati sakit kepala dengan
berasal dari Sri Lanka atau India
memakai daun muda dan getahnya
(Purseglove 1979; Plucknett 1984;
secara eksternal. Selain itu daun
Ivancic and Lebot 2000; Suratman et
dimasak dengan santan kemudian
al. 2016). Dari daerah tersebut
dimakan dapat digunakan untuk
kemudian jenis ini menyebar ke hampir
mengobati insufiensi seksual. Di
semua kawasan tropis dan subtropis
Thailand, rhizome digunakan untuk
(Groen et al. 1996; Lebot 1999;
gigitan ular dan luka. Batangnya yang
Matthews 2004; Nauheimer et al. 2012
direbus dapat digunakan sebagai
). Akan tetapi penelitian terbaru oleh
laksatif. Akar dan daun yang dicincang
Nauheimer et al. (2012) menyebutkan
digunakan sebagai obat gosok
bahwa A. macrorrhizos berasal dari
(Lemmens and Bunyapraphatsara,
Filipina.
2003).
Jenis ini memiliki banyak
manfaat dan digunakan dibeberapa Amorphophallus muelleri Blume
negara, diantaranya sebagai sumber D Bali jenis ini hanya
karbohidrat, vitamin dan mineral digunakan sebagai bahan pangan.
(Soudy et al. 2010; Manner 2011; Menurut Laksmiwati dkk (2017), jenis
Suratman et al. 2016). Di Malaysia, ini mengandung glukomanan dan kadar
jenis ini dapat digunakan sebagai obat glukosa yang lebih rendah sehingga
140
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

baik untuk penderita diabetes. Selain tanaman pangan. Menurut Lemmens


itu glukomanan jenis ini juga and Bunyapraphatsara (2003) jenis ini
berpotensi dalam pembuatan plastic sangat mudah dicerna dan tidak
biodegradabel (Primaningrum dan Sari, menyebabkan alergi, sehingga dapat
2014) digunakan untuk permasalahan
pencernaan. Pure talas merupakan
Amorphophallus paeoniifolius
makanan yang baik dan sehat bagi bayi
(Dennst.) Nicolson
untuk peningkatan kondisi gigi dan
A.paeoniifolius merupakan
mengurangi penyakit pneumonia, diare,
spesies yang persebaran alaminya di
enteritis dan beri-beri. Selain untuk
Asia Tenggara dengan pusat
pangan jenis ini juga dapat digunakan
keragamannya ada di India, Indonesia
sebagai bahan obat. Dalam tradisi
dan Thailand. Jenis ini tersebar ke
China, akar ubi dan rhizom juga bisa
kawasan sekitarnya setelah terjadi
digunakan untuk mengobati bengkak,
domestikasi dan perkawinan silang
abses, gigitan serangga dan
secara alami (Santosa et al. 2017). Di
limfonoditis leher. Selain itu digunakan
Bali jenis ini hanya digunakan sebagai
sebagai obat penyakit adenokarsinoma
bahan pangan dan bahan upacara. Di
kolon (Sin Yeng, 2016). Di Brazil
Malaysia jenis ini digunakan sebagai
jenis ini digunakan untuk obat Malaria
afrodisiak (Sulaiman dan Mansoor,
(Frausin et al, 2015)
2002), bahan makanan setelah digoreng
Hampir semua bagian tanaman
atau direbus, dan sumber kanji (Sin
C. esculenta dapat dimanfaatkan baik
Yeng, 2016).
dari umbi, batang, daun dan tangkai
daun. Umbi untuk mengobati sakit
Colocasia esculenta (L.) Schott
perut, diare, penyakit kulit, luka,
C. esculenta memiliki distribusi
rematik, kebotakan, ambein, laksatif
alami di kawasan Asia Tenggara, tetapi
dan sebagai penangkal sengatan
belum diketahui lokasi populasi
serangga. Daun digunakan untuk luka
alaminya. Jenis ini tersebar ke berbagai
bakar, sakit tenggorakan, disentri, sakit
kawasan baik tropis maupun subtropis
perut, membungkus sejumlah biji sawi
dan memiliki banyak kegunaan bagi
dan bawang putih yang digunakan
kehidupan manusia terutama sebagai
141
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

untuk menangkal penyakit dan Singapura daunnya digunakan sebagai


profilaksis setelah melahirkan, gigitan herbal yang efektif melawan rematik
ular, dan sebagai pembungkus dan kanker dan juga sebagai tonik. Di
makanan yang dikukus. Jus tangkai Filipina, bagian dalam akar udara
daun dianggap sebagai penahan digunakan untuk membuat keranjang.
pendarahan arteri, sakit telinga, radang Selain itu getahnya digunakan untuk
kelenjar, bisul dan sebagai stimulan gigitan ular dan pembungaannya untuk
eksternal dan obat gosok. sakit menstruasi. Di Indonesia, jenis ini
Di Asia Tenggara, C. esculenta bermanfaat sebagai minyak gosok
selain untuk konsumsi manusia, juga untuk mengobati keseleo dengan
digunakan dalam upacara agama, dan menggunakan bagian dalam batangnya.
makanan ternak, terutama babi. Pati Di New Britain, daunnya digunakan
talas yang halus digunakan untuk sebagai obat luar bisul dan bengkak. Di
mengentalkan bubur bahan produksi Vietnam, semua bagian tanaman
alkohol dan plastik biodegradable. digunakan sebagai obat tradisional
Selain itu beberapa kultivar digunakan untuk mengobati patah tulang, memar,
sebagai tanaman dekorasi (Lemmens batuk, kelumpuhan, rematik,
and Bunyapraphatsara, 2003) konjungtivitis, mastitis, memar,
furunkel, dan sebagai penangkal. Di
Epipremnum pinnatum (L.) Engl.
Tonga, akar udara digunakan untuk
Jenis ini tersebar di seluruh Bali
membuat keranjang tradisional
dan biasanya digunakan sebagai
(Lemmens and Bunyapraphatsara,
makanan ternak. Beberapa varietasnya
2003)
dibudidayakan sebagai tanaman hias
baik yang daunnya variegata atau tidak. Leucocasia gigantea (Blume) Hook.f.
Di beberapa daerah atau negara lain Jenis ini semula bernama
jenis ini dapat digunakan sebagai obat Colocasia gigantea, kemudian dengan
ataupun barang kerajinan. Di Padang berkembangnya penelitian taksonomi
Pariaman digunakan sebagai obat melalui molekular maka terjadi
myome (tumor Rahim), kanker rahim, perubahan nama jenis yang didasarkan
sakit menstruasi dan benjolan pada pada hubungan kekerabatan. Jenis ini
payudara wanita (Yuzammi, 2008). Di
142
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

tidak dalam filogeni yang sama dengan batang yang berbentuk silinder
marga Colocasia. digunakan untuk mengikat dan
C. gigantea di Bali hanya membuat keranjang. Batang dan
digunakan sebagai bahan upacara daunnya pun digunakan sebagai obat
agama. Tetapi di Malaysia jenis ini patah tulang, memar, bengkak, memar,
digunakan sebagai penyedap, terutama dan rematik (Lemmens and
buahnya (Sulaiman dan Mansoor, Bunyapraphatsara, 2003).
2002). Selain itu tangkai daun dan
Remusatia vivipara (Roxb.) Schott
pucuk mudanya dapat digunakan dalam
Di Bali jenis ini hanya
masakan sup (Sin Yeng, 2016)
digunakan dalam upacara agama. Akan
Pothos scandens L. tetapi di India, daun dan umbinya
Di Bali P. scandens hanya digunakan untuk mengobati inflamasi,
ditemukan di tiga kabupaten, Tabanan, arthritis, analgesik, disinfektan, batuk
Jembrana dan Gianyar. Jenis ini rejan dan bisul kemerahan (Bhurat et
berdasarkan wawancara masyarakat al, 2011; Asha et al, 2013), serta
Bali digunakan sebagai obat tuju. Di antifungal (Mali and Badhane, 2008) .
Malaysia jenis ini digunakan untuk Umbinya sangat beracun, tetapi
obat melepuh, kejang, cacar kecil, dan digunakan sebagai obat luar radang
asma (Sulaiman dan Mansoor, 2002). kelenjar payudara, bengkah bernanah
Daunnya digunakan untuk mengusir dan infeksi cacing Ascaris (Gui-Hua et
cacing dengan cara sebagai obat luar di al, 2009; Asha et al, 2013). Asha et al
bagian perut dan cairan infusnya (2013) juga melaporkan pada daun dan
digunakan untuk mandi sebagai obat umbinya juga mengandung fenolik,
kejang. Bubuk daun digunakan untuk karbohidrat dan antioksidan yang
cacar dan uap dari batang digunakan tinggi.
untuk mengobati asma. Di Thailand
buah dan daun digunakan sebagai Schismatoglottis calyptrata (Roxb.)
kompres untuk penurun panas. Selain Zoll. & Moritzi
itu juga digunakan sebagai pengental Di Bali jenis ini digunakan
darah terutama ketika luka. Di sebagai bahan upacara. Akan tetapi di
Vietnam, lignin yaitu bagian tengah Malaysia, akar dan daunnya digunakan
143
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

sebagai bahan pangan atau dapat Sin Yeng, 2016). Di Thailand, semua
dikonsumsi (Sulaiman dan Mansoor, bagian tanaman digunakan sebagai obat
2002). bisul yang bernanah. Di Vietnam, umbi
digunakan untuk mengobati batuk,
Scindapsus hederaceus Miq.
asma dan mual (Lemmens and
Di Bali belum ada catatan
Bunyapraphatsara, 2003).
tentang penggunaan jenis ini dalam
kehidupan masyarakat. Di Malaysia
Typhonium roxburghii Schott
jenis ini digunakan sebagai obat
Di Bali jenis ini hanya
reumatik (Sulaiman dan Mansoor,
ditemukan di Jembrana dan belum ada
2002; Lemmens and Bunyapraphatsara,
catatan tentang penggunannya bagi
2003).
masyarakat Bali. Di Malaysia jenis ini
Typhonium blumei Nicolson & Sivad. digunakan sebagai obat sakit kulit
Potensi T. blumei bagi (Sulaiman dan Mansoor, 2002) dan anti
masyarakat Bali belum ditemukan kanker (Sin Yeng, 2016). Di Jawa,
catatannya. Akan tetapi di Taiwan, umbinya digunakan untuk mengobati
jenis ini digunakan untuk mengobati eksim (Lemmens and
batuk, pembengkakan, gigitan ular, Bunyapraphatsara, 2003).
memar, dan anti kanker seperti
SIMPULAN
leukemia, kanker kulit dan hati (Li,
Bali memiliki 21 jenis Araceae
2006).
yang tersebar di hampir seluruh
kabupaten Bali. Potensinya bagi
Typhonium flagelliforme (Lodd.) masyarakat Bali sebagian besar sebagai
Blume bahan pangan, tanaman hias dan bahan
Di Bali jenis ini ditemukan di upacara agama. Beberapa jenis juga
dua kabupaten yaitu Buleleng dan digunakan sebagai obat dan makanan
Bangli dan belum ada catatan tentang ternak. Potensi di Bali belum banyak
penggunaanya oleh masyarakat Bali. Di digali dan dimanfaatkan. Padahal
Malaysia dan Singapura jenis ini Araceae memiliki potensi yang tinggi
dikembangkan sebagai tanaman anti sebagai bahan obat untuk berbagai
Kanker (Sulaiman dan Mansoor, 2002; penyakit.
144
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

UCAPAN TERIMAKSIH Bhurat, M.R. H.S. Sapakale, K.G.


Salunkhe, R.S. Sanghavi, P.S.
Ucapan terima kasih diberikan
Kawatikwar. 2011. Asian Journal
kepada Moh Adenan, Ahmad Fauzi, I of Biochemical and
Pharmaceutical Research 2:303-
Nyoman Redana Suteja dan Burhani
306.
yang telah merawat tumbuhan Aracae
Edirisinghe, S. Plant Based
di Pembibitan serta Khairi, I Made Antimalarials of the Indigenous
Sudi, I Made Sukadana, I Ketut Herbal Traditions of Sri Lanka.
Sri Lanka: National Science
Nukaya dan I Made Budiantara yang Foundation, 1999. 23p.
telah merawat koleksi Araceae di petak
Frausin, G., R.B.S Lima, A.F. Hidalgo,
koleksi. Ucapan terima kasih juga L.C. Ming, A.M. Pohlit. 2015.
diberikan kepada PME BKT Kebun Plants of the Araceae for malaria
and related diseases: a review.
Raya Eka Karya Bali yang telah Revista Brasileira de Plantas
memberikan data laporan tahunan Medicinais – RBPM-Vol.17 : 1-
22
kegiatan eksplorasi di Bali. Kegiatan
ini didanai oleh DIPA BKT KREKB Girmansyah, D., Y. Santika. A.
Retnowati, W. Wardani, I.
Sub kegiatan Konservasi Flora Haerida, E. A. Widjaja, M.M. J.
Kawasan Timur Indonesia tahun 2010 - van Balgooy. 2013. Flora of Bali
: An Annotated Checklist.
2019 Research Center for Biology
Indonesian Institute of Science-
LIPI and Yayasan Pustaka Obor
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Cibinong.
Asha, D., M. S. Nalini and M. D.
Groen LS, Siemonsma JS, Jansen
Shylaja. 2013. Evaluation of
PCM. 1996.Minor species
phytochemicals and antioxidant
yielding nonseed carbohydrate.
activities of Remusatia vivipara
In: Flach M, Rumawas F. (eds).
(Roxb.) Schott., an edible genus
Plant resources of South-East
of Araceae. Der Pharmacia Lettre
Asia No 9. Plants Yielding Non-
5 (5):120-128.
seed Carbohydrates. Prosea,
Boyce, P. C and T. B., Croat. (2011 Bogor
onwards).The Überlist of
Gui-Hua, T., W. Yue-Hu, L. Chun-Lin.
Araceae, Totals for Published and
2009. Acta Botanica Yunnanica 32:87-
Estimated Number of Species in
90.
Aroid Genera.
http://www.aroid.org/genera/180 Ivancic A, Lebot V. 2000. The genetics
211uberlist.pdf and breeding of taro. Se´ries
Repe`res. CIRAD, Montpellier,
France.
145
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

Kurniawan, A. & Asih, N.P.S. 2012. Nauheimer L, Boyce PC, Renner SS.
Araceae di Pulau Bali. E-book. 2012. Giant taro and its relatives:
Jakarta. LIPI-Press. Aphylogeny of the large genus
Alocasia (Araceae) sheds light
Lebot V 1999. Biomolecular evidence onMiocene floristic exchange in
for crop domestication on Sahul. the Malesian region. Mol
Genet Res Crop Evol 46: 619- Phylogenet Evol 63: 43-51
628.
Plucknett, D.L. 1984. Edible aroids. In:
Lemmens, R.H.M.J. and N. Simmonds NW. (ed). Evolution
Bunyapraphatsara. 2003. Plant of crop plants. Longman,
Resources of South East Asia : London.
Medicinal and Poisonous Plants 3
No 12(3). Prosea Foundation. Primaningrum, D.A. dan D.S. Sari.
Bogor. Pp : 1-664 2014. Pembuatan Biodegradabel
dari Tepung Porang
Li, T.S.C., 2006. Taiwanese Native (Amorphophallus muelleri
Medicinal Plants: Blume) dengan Metode Solution
Phytopharmacology and Casting.
Therapeutic Values. Taylor &
Francis Group, LLC. Purseglove JW. 1979. Tropical crops:
Monocotyledons. Longman, London.
Mali, P.Y., and V.V. Bhadane. 2008.
Some rare plants of Santosa E., C.L. Lian, N. Sugiyama,
ethnomedicinal properties from R.S. Misra, P. Boonkorkaew, K.
Jalgaon district of Maharashtra. Thanomchit. 2017. Population
International Journal of Green structure of elephant foot yams
Pharmacy 2(2): 76‐8. (Amorphophallus paeoniifolius
(Dennst.) Nicolson) in Asia.
Manner HI. 2011. Farm and Forestry PLoS ONE 12(6): e0180000.
Production and Marketing Profile https://doi.
for Giant Taro (Alocasia org/10.1371/journal.pone.018000
macrorrhiza). In: Elevitch CR 0
(ed.). Specialty Crops for Pacific
Island Agroforestry. Permanent Shirayama, Y. et al. Modern medicine
Agriculture Resources (PAR), and indigenous health beliefs:
Holualoa, Hawai„i. malaria control alongside
“sadsana-phee”(animist belief
Matthews P. 2004. Genetic diversity in system) in LAO PDR. Southeast
taro, and the preservation of Asian Journal of
culinary knowledge. Ethnobot J 2
(1547): 55-77 Tropical Medicine and Public
Health v.37, p.622-629, 2006
Mayo SJ, Bogner J, Boyce PC. 1997.
The Genera of Araceae. Royal Sin Yeng, W. 2016. Keladi Hutan
Botanic Gardens Kew. Borneo. Dewan Bahasa dan
Pustaka. Kuala Lumpur

146
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

Soudy ID, Delatour P, Grancher D. macrorrhizos) accessions from


2010. Effects of traditional Central Java, Indonesia.
soaking on the nutritional profile Biodiversitas Vol 17(2): 422-429.
of taro flour (Colocasia esculenta
L. Schott) produced in Chad. Wibowo, A. R. U., M. B. Atmaja, I. N.
Revue de Medecine Veterinaire Peneng, and I G. Tirta. 2016. An
1: 37-42. Expanded
Distribution Area for
Sulaiman, B. and M. Mansor. 2002. Thrixspermum obtusum (Blume)
Medicinal Aroids Conservation : Rchb.f. in Indonesia.
A Case Study Of Floral Garden, Malesian Orchid Journal 18: 75-
School Of Biological Sciences, 78.
Universiti Sains Malaysia.
Proceedings of The 4'" IMT-GT Yuzammi. 2008. KEladi KAnker
UNINET Conjerence. Pp : 216 – (Epipremnum pinnatum (L.)
219. Engl.) : Alternatif Mengobati
Berbagai Macam Penyakit. Warta
Suratman, A. Pitoyo, S. Kurniasari, Kebun Raya 8 (2): 84-88
Suranto. 2016. Morphological,
anatomical and isozyme variation
among giant taro (Alocasia

147

Anda mungkin juga menyukai