Oleh
TAOFIK HIDAYAT
NPM : 250120100505
USULAN PENELITIAN
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian
Guna memperoleh gelar Magister Ilmu Lingkungan
Program Pendidikan Magister Program Studi Ilmu Lingkungan
Konsentrasi Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2012
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
dua bukit berdampingan berisi tegakan pohon pinus serta pohon campuran dengan
ketinggian berkisar antara 485 665 mdpl yang terpisah ruas jalan raya Prabu
Gajah Agung.
Luas lahan Gunung Palasari sekitar 31,2189 ha, dan Gunung Kunci sekitar
3,6686 ha, dengan letak yang sangat strategis dan berada di tengah-tengah kota
Sumedang, dapat dipastikan kawasan Taman Hutan Raya ini sangat mempunyai
dan manfaat keberadaan yang dirasakan masyarakat sekitar kawasan. Berupa hasil
kebun tumpang sari, hasil getah pinus, wisata alam, kawasan resapan air, kawasan
penahan erosi serta kawasan yang memiliki fungsi biologis sebagai penyedia
pakan, breeding ground, shelter, dan yang lebih penting kawasan ini menyimpan
nilai historis berupa benda cagar budaya yaitu benteng pertahanan militer
dan berkelanjutan.
Tahun 2007 Taman Hutan Raya Gunung Kunci-Gunung Palasari dikelola
oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat yang dibantu UPTD Tahura,
Pengelolannya relatif berbeda dengan Taman Hutan Raya lainnya karena adanya
Belanda, sehingga lokasi itu dikelola sebagai objek kawasan wisata yang
oleh penduduk setempat dan Hutan Produksi Terbatas (Hutan Tebang Pilih).
nilai lingkungan dari kawasan hutan Gunung Kunci - Gunung Palasari mendorong
berubah fungsi menjadi kawasan Hutan Konservasi dengan fungsi Taman Hutan
Maka dengan berubahnya fungsi Taman Hutan Raya yang tadinya sebagai
kawasan wisata dan kawasan hutan produksi terbatas menjadi kawasan Hutan
Belum adanya perhatian dari Pemerintah Daerah serta UPTD Tahura sebagai
serta menambah jumlah tegakan pohon yang telah ditebang walaupun masih
garapan baru oleh masyarakat yang arah penebangan dan pembukaan lahan
garapan baru memanfaatkan punggung bukit yang tidak terlihat dari muka,
walaupun oleh pihak UPTD Tahura lahan untuk digarap masyarakat secara
tumpang sari telah di sediakan sehingga pada waktu musim hujan sering
terjadi longsor dan pada musim kemarau sering terjadi penyusutan air tanah
dangkal (sumur) secara drastis di sekitar kawasan Taman Hutan Raya tersebut
(hasil survei dan wawancara dengan Bapak Indra Staf UPTD Tahura,
November 2012);
Palasari seperti tersebut di atas tidak jarang hanya berhenti pada tindak
Palasari tidak masuk dalam pertimbangan pengelolaan karena sifatnya yang tidak
terukur (intangble), sehingga sebagai input bagi kebijakan masih relatif kurang
diperhitungkan.
perusakan lingkungan dan sumberdaya alam yang ada merupakan hasil suatu
karena pemberian penilaian rent yang tinggi serta adanya pengaruh dari tingkat
daya alam.
Sehingga perlu adanya penelitian akan valuasi ekonomi sebagai input bagi
Hutan Raya agar lebih peduli akan keberadaan Gunung Kunci-Gunung Palasari
serta input bagi kebijakan pemerintah daerah dalam pengawasan dan pengelolaan
sistem (Klemperer, 1996). Nilai yang dimaksudkan di sini adalah nilai manfaat
(benefit) suatu barang yang dapat dinikmati oleh manusia atau masyarakat.
Adanya nilai yang dimiliki oleh suatu barang (sumber daya dan lingkungan) pada
dalam suatu pengambilan keputusan. Menemukan nilai suatu barang atau jasa
merupakan hal yang krusial bagi pembangunan berkelanjutan dan menurut Barton
(1994) menjelaskan bahwa nilai ekonomi dari ekosistem hutan merupakan nilai
dari seluruh instrument yang ada padanya termasuk sumber makanan dan jasa
ekologis. Nilai dari seluruh instrumen yang terdapat pada ekosistem hutan yang
Valuation).
Selain itu penilaian manfaat ekonomi suatu kawasan perlu pula dilakukan
(Fauzi, 2006).
baik manfaat tangible (manfaat yang langsung dapat dirasakan) dan intangible
suatu kawasan merupakan upaya untuk memberikan nilai yang terukur secara
ekonomi (Hanley et al, 2001). Dalam penelitian ini, penilaian ekonomi difokuskan
pada manfaat langsung yaitu nilai wisata alam dan manfaat non penggunaan yaitu
nilai keberadaan.
Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan Gunung Palasari yang selama ini
dijadikan sebagai daerah wisata dan Hutan Konservasi, merupakan aset daerah
manfaat tidak langsung, nilai pengganti dan nilai keberadaan sehingga merupakan
salah satu bahan pertimbangan yang penting bagi perencanaan pengelolaan wisata
alam dan hutan konservasi yang berkelanjutan. Nilai ekonomi kawasan tersebut
1) Berapa nilai manfaat langsung dari kawasan Taman Hutan Raya Gunung
2) Berapa nilai manfaat tidak langsung dari keberadaan Taman Hutan Raya
Gunung Kunci dan Gunung Palasari berdasarkan daerah resapan air dan
sebagai kawasan penahan erosi dan fungsi biologis sebagai Penyedia pakan,
keanekaragaman hayatinya?
manfaat dari keberadaan Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan Gunung
Palasari?
hasil valuasi ekonomi akan diketahui betapa pentingnya keberadaan Taman Hutan
Raya tersebut dilihat dari nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung,
nilai pengganti dan nilai keberadaan sehingga akan muncul langkah-langkah apa
saja yang akan di ambil Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sumedang dalam
ke-I (1914-1918) yang berada di kawasan Gunung Kunci serta strategi manajemen
apa yang harus diterapkan oleh Pemerintah Daerah agar optimal dan berkelanjutan
1. Nilai manfaat langsung berupa nilai hasil kebun tumpang sari, nilai hasil
2. Nilai manfaat tidak langsung berupa nilai dari fungsi fisik kawasan sebagai
daerah resapan air dan sebagai kawasan penahan erosi dan fungsi biologis
hayatinya;
Ditinjau dari aspek ilmiah, penelitian ini berguna sebagai penerapan dari
keberlanjutan.
Ditinjau dari aspek praktis, penelitian ini berguna sebagai bahan masukan
sehingga akan menjadi perhatian dan masukan dalam pengelolan Taman Hutan