Anda di halaman 1dari 11

VALUASI EKONOMI KAWASAN

TAMAN HUTAN RAYA


(GUNUNG KUNCI - GUNUNG PALASARI)

Oleh
TAOFIK HIDAYAT
NPM : 250120100505

USULAN PENELITIAN
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian
Guna memperoleh gelar Magister Ilmu Lingkungan
Program Pendidikan Magister Program Studi Ilmu Lingkungan
Konsentrasi Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2012
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian ........................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
1.4. Kegunaan Penelitian......................................................................... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .................. 10


2.1. Kajian Pustaka.................................................................................. 10
2.1.1. Valuasi Ekonomi ................................................................ 10
2.1.2. Nilai Ekonomi Kawasan .................................................... 14
2.1.3. Taman Hutan Raya sebagai Kawasan Konservasi ............. 17
2.1.4. Taman Hutan Raya sebagai Taman Wisata Alam ............... 19
2.1.5. Taman Hutan Raya sebagai Kawasan Bersejarah ............. 21
2.1.6. Pengelolaan Taman Hutan Raya sebagai Barang Publik .... 22
2.1.7. Strategi Pengelolaan Secara Terpadu dan Keberlanjutan ... 23
2.2. Hasil-hasil Studi Penilaian Ekonomi Sumberdaya Alam................. 25
2.3. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 27

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 28


3.1. Desain Penelitian.............................................................................. 28
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 29
3.3. Metode Pengambilan Sampel ........................................................... 30
3.4. Pengumpulan Data ............................................................................ 33
3.5 Operasional Variabel dan Analisa Data ........................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan Taman Hutan Raya Gunung Kunci - Gunung Palasari merupakan

dua bukit berdampingan berisi tegakan pohon pinus serta pohon campuran dengan

ketinggian berkisar antara 485 665 mdpl yang terpisah ruas jalan raya Prabu

Gajah Agung.

Luas lahan Gunung Palasari sekitar 31,2189 ha, dan Gunung Kunci sekitar

3,6686 ha, dengan letak yang sangat strategis dan berada di tengah-tengah kota

Sumedang, dapat dipastikan kawasan Taman Hutan Raya ini sangat mempunyai

nilai penting bagi kehidupan masyarakat sekitarnya dan masyarakat kota

Sumedang dilihat dari sudut pandang lingkungan dan ekonomi.

Dengan adanya manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat pilihan

dan manfaat keberadaan yang dirasakan masyarakat sekitar kawasan. Berupa hasil

kebun tumpang sari, hasil getah pinus, wisata alam, kawasan resapan air, kawasan

penahan erosi serta kawasan yang memiliki fungsi biologis sebagai penyedia

pakan, breeding ground, shelter, dan yang lebih penting kawasan ini menyimpan

nilai historis berupa benda cagar budaya yaitu benteng pertahanan militer

peninggalan Hindia Belanda maka pengengelolaan Taman Hutan Raya Gunung

Kunci-Gunung Palasari kedepannya harus benar-benar terkelola secara terpadu

dan berkelanjutan.
Tahun 2007 Taman Hutan Raya Gunung Kunci-Gunung Palasari dikelola

oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat yang dibantu UPTD Tahura,

Pengelolannya relatif berbeda dengan Taman Hutan Raya lainnya karena adanya

dua jenis pengelolaan pada kawasan tersebut yaitu :

Pada kawasan Gunung Kunci terdapat sejumlah bangunan peninggalan

Belanda, sehingga lokasi itu dikelola sebagai objek kawasan wisata yang

dipegang langsung oleh Perhutani.

Sedangkan pada kawasan Gunung Palasari yang berbatasan langsung dengan

pemukiman penduduk dilakukan penyadapan getah pinus, penggarapan lahan

oleh penduduk setempat dan Hutan Produksi Terbatas (Hutan Tebang Pilih).

Dengan besarnya potensi, besarnya tantangan untuk mengelola dan besarnya

nilai lingkungan dari kawasan hutan Gunung Kunci - Gunung Palasari mendorong

Pemerintah Kabupaten Sumedang mengajukan usulan perubahan fungsi kawasan

tersebut kepada Menteri Kehutanan Republik Indonesia. Kawasan tersebut

berubah fungsi menjadi kawasan Hutan Konservasi dengan fungsi Taman Hutan

Raya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.297/Menhut-

II/2004, dan telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia Nomor SK.692/MENHUT-II/2009.

Maka dengan berubahnya fungsi Taman Hutan Raya yang tadinya sebagai

kawasan wisata dan kawasan hutan produksi terbatas menjadi kawasan Hutan

Konservasi maka muncul permasalahan-permasalahan.


Permasalahan-permasalahan yang dihadapi saat ini antara lain :

Belum adanya perhatian dari Pemerintah Daerah serta UPTD Tahura sebagai

pengelola dengan menanam kembali pohon-pohon langka yang dulu ditebang

serta menambah jumlah tegakan pohon yang telah ditebang walaupun masih

adanya lahan-lahan kosong;

Longgarnya Pengawasan dan pengelolaan Gunung Palasari dengan tetap

adanya mayarakat yang melakukan penebangan liar, pembukaan lahan

garapan baru oleh masyarakat yang arah penebangan dan pembukaan lahan

garapan baru memanfaatkan punggung bukit yang tidak terlihat dari muka,

walaupun oleh pihak UPTD Tahura lahan untuk digarap masyarakat secara

tumpang sari telah di sediakan sehingga pada waktu musim hujan sering

terjadi longsor dan pada musim kemarau sering terjadi penyusutan air tanah

dangkal (sumur) secara drastis di sekitar kawasan Taman Hutan Raya tersebut

(hasil survei dan wawancara dengan Bapak Indra Staf UPTD Tahura,

November 2012);

Seiring dengan berkembangnya pemenuhan akan kebutuhan perumahan dan

pemukiman di Kabupaten Sumedang yang arah pembangunannya relatif

mendekati kawasan Taman Hutan Raya yang di khawatirkan ke depannya

dapat menimbulkan tekanan akan keberdaan dan keberlanjutan dari Taman

Hutan Raya Gunung Kunci-Gunung Palasari;

Sehingga dapat disimpulkan problem lingkungan yang terkait dengan

wilayah Taman Hutan Raya Gunung Kunci-Gunung Palasari muncul dimana


faktor pencetus (driven factor) secara umum dapat diidentifikasi sebagai berikut

(modifikasi dari Olsen, et.al, 1989; Grigalunas dan Congar, 1995) :

Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat di wilayah perkotaan dan sekitar

Taman Hutan Raya Gunung Kunci-Gunung Palasari;

Pemanfaat dari keberadaan Taman Hutan Raya semakin bertambah;

Penggunaan Areal sekitar kawasan Taman Hutan Raya sebagai tempat

tinggal / perumahan yang nyaman semakin bertambah;

Produktifitas dari ekosistem yang Taman Hutan Raya Gunung Kunci-

Gunung Palasari dalam kondisi terancam.

Problem lingkungan kawasan Taman Hutan Raya Gunung kunci-Gunung

Palasari seperti tersebut di atas tidak jarang hanya berhenti pada tindak

identifikasi. Artinya problem kawasan Taman Hutan Raya Gunung kunci-Gunung

Palasari tidak masuk dalam pertimbangan pengelolaan karena sifatnya yang tidak

terukur (intangble), sehingga sebagai input bagi kebijakan masih relatif kurang

diperhitungkan.

Paradigma lama pengelolaan kawasan Taman Hutan Raya Gunung kunci-

Gunung Palasari memang hanya memperhitungkan faktor economic benefits

dibanding envirovmental costs, John A. Dixon (1989) menemukan bahwa

perusakan lingkungan dan sumberdaya alam yang ada merupakan hasil suatu

perencanaan proyek yang diperkenalkan oleh pembangunan ekonomi. Lebih lanjut

ia juga mengatakan bahwa pemanfaatan lingkungan (environment) terganggu

karena pemberian penilaian rent yang tinggi serta adanya pengaruh dari tingkat

pendapatan masyarakat yang rendah.


Sedangkan paradigma sekarang pengelolaan itu harus mengacu pada konsep

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang menitik beratkan

pada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kualitas lingkungan dan sumber

daya alam.

Sehingga perlu adanya penelitian akan valuasi ekonomi sebagai input bagi

masyarakat Kabupaten Sumedang terutama masyarakat sekitar kawasan Taman

Hutan Raya agar lebih peduli akan keberadaan Gunung Kunci-Gunung Palasari

serta input bagi kebijakan pemerintah daerah dalam pengawasan dan pengelolaan

kawasan agar berkelanjutan.

Valuasi merupakan prosedur yang dilakukan untuk menemukan nilai suatu

sistem (Klemperer, 1996). Nilai yang dimaksudkan di sini adalah nilai manfaat

(benefit) suatu barang yang dapat dinikmati oleh manusia atau masyarakat.

Adanya nilai yang dimiliki oleh suatu barang (sumber daya dan lingkungan) pada

gilirannya akan mengarahkan perilaku individu, masyarakat ataupun organisasi

dalam suatu pengambilan keputusan. Menemukan nilai suatu barang atau jasa

lingkungan merupakan tema utama dalam bidang ekonomi lingkungan dan

merupakan hal yang krusial bagi pembangunan berkelanjutan dan menurut Barton

(1994) menjelaskan bahwa nilai ekonomi dari ekosistem hutan merupakan nilai

dari seluruh instrument yang ada padanya termasuk sumber makanan dan jasa

ekologis. Nilai dari seluruh instrumen yang terdapat pada ekosistem hutan yang

dapat dikuantifikasi melalui metode valuasi ekonomi total (Total Economic

Valuation).
Selain itu penilaian manfaat ekonomi suatu kawasan perlu pula dilakukan

dalam rangka mendukung pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan

(Fauzi, 2006).

Menurut Fauzi (2006), dalam rangka mendukung pengelolaan sumberdaya

alam secara berkelanjutan diperlukan perencanaan dan perhitungan yang realistik

untuk menggali manfaat sumberdaya alam dan lingkungan secara keseluruhan

baik manfaat tangible (manfaat yang langsung dapat dirasakan) dan intangible

(manfaat yang dirasakan secara tidak langsung). Penilaian ekonomi terhadap

suatu kawasan merupakan upaya untuk memberikan nilai yang terukur secara

ekonomi (Hanley et al, 2001). Dalam penelitian ini, penilaian ekonomi difokuskan

pada manfaat langsung yaitu nilai wisata alam dan manfaat non penggunaan yaitu

nilai keberadaan.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan Gunung Palasari yang selama ini

dijadikan sebagai daerah wisata dan Hutan Konservasi, merupakan aset daerah

Kabupaten Sumedang yang mampu meningkatkan perekonomian daerah. Guna

memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan

generasi mendatang maka pengelolaannya harus diarahkan dalam kerangka

pembangunan berkelanjutan (Rogers, 1993; Soemarwoto, 2004; Mitchell, 2007)

Valuasi ekonomi kawasan yang meliputi nilai manfaat langsung, nilai

manfaat tidak langsung, nilai pengganti dan nilai keberadaan sehingga merupakan

salah satu bahan pertimbangan yang penting bagi perencanaan pengelolaan wisata
alam dan hutan konservasi yang berkelanjutan. Nilai ekonomi kawasan tersebut

dapat diketahui dengan melakukan valuasi/penilaian ekonomi sumberdaya alam

dan lingkungan (Hanley et al, 2001; Suparmoko, 2006).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dibuat rumusan masalah

penelitian sebagai berikut :

1) Berapa nilai manfaat langsung dari kawasan Taman Hutan Raya Gunung

Kunci - Gunung Palasari (segi wisata, segi produksi)?

2) Berapa nilai manfaat tidak langsung dari keberadaan Taman Hutan Raya

Gunung Kunci dan Gunung Palasari berdasarkan daerah resapan air dan

sebagai kawasan penahan erosi dan fungsi biologis sebagai Penyedia pakan,

breeding ground, dan shelter?

3) Berapa Nilai Pilihan berupa nilai ekologis (Biodiversity) dengan

keanekaragaman hayatinya?

4) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi nilai kesediaan masyarakat membayar

manfaat dari keberadaan Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan Gunung

Palasari?

5) Strategi pengelolaan berkelanjutan apa yang harus di terapkan oleh

Pemerintah Kabupaten Sumedang setelah terhitungnya valuasi ekonomi dari

Taman Hutan Raya ini agar terciptanya pengelolaan yang Optimal?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini di anggap

penting sebab dari terjawabnya permasalahan-permasalahan diatas berdasarkan

hasil valuasi ekonomi akan diketahui betapa pentingnya keberadaan Taman Hutan

Raya tersebut dilihat dari nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung,
nilai pengganti dan nilai keberadaan sehingga akan muncul langkah-langkah apa

saja yang akan di ambil Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sumedang dalam

melakukaan pemelihaaraan serta pengawasan terhadap Taman Hutan Raya

Gunung Kunci-Gunung Palasari agar dapat berkelajutan (sustainable), perbedaan

dengan penelitian terdahulu adalah adanya nilai keberadaan yang perlu

dipertimbangkan lebih jauh sebab adanya bangunan peninggalan Perang Dunia

ke-I (1914-1918) yang berada di kawasan Gunung Kunci serta strategi manajemen

apa yang harus diterapkan oleh Pemerintah Daerah agar optimal dan berkelanjutan

dalam pengelolaan kedepannya.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghitung nilai ekonomi kawasan Taman

Hutan Raya Gunung Kunci - Gunung Palasari yang meliputi :

1. Nilai manfaat langsung berupa nilai hasil kebun tumpang sari, nilai hasil

getah pinus dan nilai wisata alam;

2. Nilai manfaat tidak langsung berupa nilai dari fungsi fisik kawasan sebagai

daerah resapan air dan sebagai kawasan penahan erosi dan fungsi biologis

sebagai Penyedia pakan, breeding ground, dan shelter;

3. Nilai Pilihan berupa nilai ekologis (Biodiversity) dengan keanekaragaman

hayatinya;

4. Nilai kesediaan masyarakat membayar manfaat dari keberadaan Taman Hutan

Raya Gunung Kunci dan Gunung Palasari;


5. Strategi pengelolaan berkelanjutan yang harus di terapkan oleh Pemerintah

Kabupaten Sumedang agar terciptanya pengelolaan yang Optimal.

1.4. Kegunaan Penelitian

Ditinjau dari aspek ilmiah, penelitian ini berguna sebagai penerapan dari

konsep penilaian sumberdaya alam dan lingkungan.

Ditinjau dari aspek historis/sejarah penelitian ini berguna sebagai bahan

masukan untuk perencanaan pengelolaan dan pemeliharan agar adanya

keberlanjutan.

Ditinjau dari aspek praktis, penelitian ini berguna sebagai bahan masukan

dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan layak tidaknya Taman Hutan

Raya Gunung Kunci - Gunung Palasari di lestarikan keanekaragamam hayatinya

berdasarkan hasil perhitungan ekonomi, dan berapa pengganti yang harus

dikeluarkan pemerintah apabila Taman Hutan Raya tersebut beralih fungsi

sehingga akan menjadi perhatian dan masukan dalam pengelolan Taman Hutan

Raya Gunung Kunci - Gunung Palasari.

Anda mungkin juga menyukai