i
4.3 Dampak penambangan pasir
4.3.1 Dampak penambangan pasir terhadap lingkungan fisik
4.3.2 Dampak penambangan pasir terhadap sosial masyarakat di Kabupaten
Bojonegoro
5. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Prayoga, A. Y. (2019). Analisis Maslahah Mursalah dan Perda Jatim Nomor 1 Tahun 2005
terhadap Pertambangan Pasir Bengawan Solo di Desa Kadungrejo Kecamatan Baureno ….
http://digilib.uinsby.ac.id/31620/
Pratama, R., Lubis, P., & Studi, P. (2020). KUALITASAIR SUNGAI BENGAWAN SOLO DI
KABUPATEN.
intruksi bupati bojonegoro.pdf. (n.d.).
Maiti, & Bidinger. (1981). 済 無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Mahasiswa, S., Geografi, P., Sosial, F. I., Surabaya, U. N., Widodo, B. S., Pd, M., Sumber, K.,
Alam, D., Galian, M., & Solo, B. (n.d.). KARAKTERISTIK PEMILIK USAHA
PENAMBANGAN PASIR DI KABUPATEN BOJONEGORO Nurul Aini Abstrak.
ii
Pengaruh Penambangan Pasir Di Sungai Bengawan Solo Terhadap Lingkungan Fisik Dan
Sosial Masyarakat Kabupaten Bojonegoro
Nim : 190721637699
Offering : A-10
JURUSAN GEOGRAFI
MALANG
MARET 2021
iii
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................................................................i
Daftar Isi ................................................................................................................................................ii
Daftar Gambar.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
DAFTAR RUJUKAN..............................................................................................................................13
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Aliran Sungai Bengawan Solo dan Wilayah Administrasi Kabupaten
Kota yang Dilaluinya ...............................................................................................................................4
Gambar 2.2 Peta Aliran Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro.......................................8
Gambar 2.3 Longsor di Jembatan Glendeng........................................................................................10
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
pundi-pundi rupiah melalui pajak yang dibayarkan oleh pelaku usaha tambang tersebut.
Selain itu juga memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar yaitu sebagai salah satu
mata pencaharian tetap sebagai pelaku kegiatan tambang, hal ini dikarenakan adanya izin
yang telah dimiliki oleh perusahaan tambang tersebut sehingga kemungkinan untuk
adanya penggusuran perusahaan sangat kecil dan aman untuk dijadikan mata pencaharian
berkelanjutan
Kegiatan penambangan ini selain memiliki manfaat yaitu digunakan sebagai mata
pencaharian bagi masyarakat, tetapi juga memiliki sisi buruk bagi lingkungan fisik
terkhususnya pada air dan tanah. Diperlukan adanya komunikasi dan komitmen yang baik
untuk melakukan kerjasama dengan pihak pemerintahan setempat supaya dalam
melakukan kegiatan pertambangan dapat bertahan lama serta tidak merusak lingkungan
di sekitar lokasi pertambangan
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah keterkaitan pertambangan pasir dan pemerintah?
2. Apa sajakah faktor pendorong terjadinya penambangan pasir di sungai bengawan
solo, Kabupaten Bojonegoro?
3. Apakah dampak yang ditimbulkan dari pertambangan pasir terhadap kehidupan sosial
masyarakat?
4. Bagaimana dampak pertambangan pasir terhadap lingkungan fisik?
2
BAB II
BAHASAN
3
Penambangan pasir dari definisi lain adalah penggalihan di bawah permukaan
tanah baik di lahan ataupun di bawah tanah aliran sungai dengan maksud
pengambilan jenis bahan galian mineral non logam (pasir) yang mem punyai
arti ekonomis. Penambangan pasir pada prinsipnya bersifat industri dan bahan
baku tanahnya diambil dan digali dari tanah, pengelolaannya sangat berkaitan
dengan fungsi lingkungan hidup, maka para pengusaha pertambangan pasir
tersebut hendaknya lebih memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan
hidup dalam melakukan kegiatan usahanya karena hal ini telah diatur dengan
tegas oleh undang-undang.
2.1.2 Sungai Bengawan Solo
Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu Kabupaten yang dilalui oleh
aliran Sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo merupakan sungai
terpanjang dan terbesar di Pulau Jawa. Dengan aliran sungai sepanjang 548,53
km, sungai ini mengaliri hingga 15 kabupaten dan memiliki banyak anak sungai
yang menjangkau lebih banyak daerah lagi (Tim Kompas, 2007). Sebagai Daerah
Aliran Sungai (DAS) terbesar di pulau Jawa, keberadaan sungai ini memberikan
banyak dampak bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Salah satu
dampak yang diberikan secara langsung adalah sebagai sumber air seperti sumber
air minum dan sumber irigasi. Selain itu, daerah bantaran sungai juga dijadikan
sebagai kawasan aktivitas mata pencaharian seperti aktivitas tambang pasir.
Gambar 2.1 Peta Aliran Sungai Bengawan Solo dan Wilayah Administrasi
Kabupaten Kota yang Dilaluinya
Pada gambar diatas dapat diketahui wilayah-wilayah yang dialiri oleh Sungai
Bengawan Solo yaitu Wonogiri, Klaten, Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar,
Ngawi, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik. Sedangkan untuk
wilayah Madiun, Magetan, dan Ponorogo dilalui oleh anak dari Sungai Bengawan
Solo. Adanya keberadaan Sungai Bengawan Solo ini sangat memiliki pengaruh
terhadap kegidupan masyarakat di sekitarnya, hal ini dapat disaksikan melalui
peninggalan dari aktivitas-aktivitas yang terjadi di bantaran sungainya. Selain itu
juga pada aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat sekitar aliran Sungai
4
Bengawan Solo pada saat ini seperti pertambangan pasir, penyebrangan sungai,
dan bahkan hingga saat ini sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai
bengawan solo sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Penambangan Pasir di Sungai Bengawan Solo
2.2.1.1 Peraturan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Terhadap Penambangan
Pasir di Sungai Bengawan Solo
Penambangan pasir merupakan kegiatan pengeksplorasi sumber daya alam
berupa bahan galian golongan C yaitu Pasir. Kegiatan penambangan ini terjadi
di berbagai wilayah di Indonesia yang memiliki potensi bahan tambang
berupa pasir, salah satunya yaitu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hal
ini dikarenakan Kabupaten Bojonegoro dilewati oleh aliran Sungai Bengawan
Solo, yaitu merupakan Sungai terpanjang di pulau jawa dan memiliki
kandungan bahan galian golongan C berupa pasir
Dengan adanya pertambangan pasir ini tidak terlepas dari adanya
pengawasan pemerintahan setempat dalam mengawasi kegiatan ini. Hal ini
dapat diketahui berdasarkan surat Intruksi Bupati Bojonegoro Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pengendalian Penambangan Pasir Illegal Di Sepanjang Daerah
Aliran Sungai Bengawan Solo Di Kabupaten Bojonegoro. Surat ini
merupakan tindak lanjut surat dari Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen
Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Bengawa Solo Nomor : UM
0301-An/279 tanggal 18 Oktober 2013, Perihal Penertiban Penambangan
Pasir, dan dalam rangka untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem
serta meminimalisir dan mengantisipasi segala kerusakan disepanjang Sungai
Bengawan Solo yang masuk pada Wilayah Kabupaten Bojonegoro akibat
semakin maraknya kegiatan usaha pertambangan galian pasir dengan
menggunakan peralatan mekanik
Usaha pertambangan itu di lakukan dengan menggunakan alat-alat yang
bersahaja namun, tidak menggunakan teknologi canggih, sebagaimana halnya
dengan perusahaan pertambangan yang mempunyai modal yang besar dan
menggunakan teknologi canggih. Kegiatan pertambangan dalam wilayah
pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi secara terbaik
Pengaturan untuk melakukan kegiatan penambangan rakyat dalam hal ini
penambangan pasir menurut Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang
Minerba ialah:
a. Pasal 1 angka 10, memuat rumusa tentang izin pertambangan rakyat yang
disebut ( IPR );
b. Pasal 1 angka 12 memuat rumusan tentang wilayah dalam pertambangan
rakyat ( WPR );
c. Pasal 20 memuat tentang setiap kegiatan pertambangan rakyat dilakukan
dalam suatu WPR
5
d. Pasal 21 memuat tentang aturan penetapan wilayah pertambangan rakyat;
e. Pasal 22 memuat aturan tentang kriteria dalam menentukan WPR;
f. Pasal 24 mengatur tentang wilayah dan tempat kegiatan pertambangan
rakyat yang sudah dikerjakan tetapi belum di tetapkan sebagai WPR dan
harus diprioritaskan untuk ditetapkan sebagai WPR;
g. Pasal 25 mengatur tentang pedoman, prosedur, dan penetapan WPR, yang
dalam kewenangan Bupati/Walikota setelah berkonsultasi dengan DPRD
Kabupaten/Kota;
h. Pasal 26 mengatur tentang kriteria dan mekanisme penetapan WPR yang
di tetapkan dalam Perda Kabupaten/Kota;
i. Pasal 35 mengatur tentang pelaksaanaan pertambangan dalam bentuk izin
pertambangan rakyat ( IPR );
j. Pasal 67 mengatur tentang badan hukum yang berhak mengajukan
permohonan IPR;
k. Pasal 68 mengatur tentang luas wilayah pertambangan rakyat ( WPR );
l. Pasal 69 mengatur tentang hak-hak tentang pemegang IPR;
m. Pasal 70 dan Pasal 71 mengatur tentang kewajiban pemegang IPR;
n. Pasal 72 mengatur tentang tata cara pemberian IPR, yang diatur dalam
Perda Kabupaten/Kota;
o. Pasal 73 mengatur tentang pembinaan;
p. Pasal 104 mengatur tentang larangan pengolahan dan pemurnian dalam
pertambangan;
q. Pasal 131 dan Pasal 132 mengatur tentang besarnya pajak yang dibayar
oleh pemegang IPR;
6
2.2.1.2 Perusahaan Pertambangan Pasir di Bojonegoro
Pertambangan pasir di Kabupaten Bojonegoro dilakukan oleh beberapa
industry pertambangan yang terdiri dari industry legal (telah mendapatkan izin
dari pemerintahan Kabupaten Bojonegoro), dan pertambangan illegal (tidak
ada izin). Berikut beberapa industry penambangan pasir di Bojonegoro yang
telah mengantongi surat wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) :
1. CV Multi Tunas Mandiri yang berlokasi di Desa Gondang, Kecamatan
Gondang, dengan material tanah uruk
2. CV. Wirabumi Sejati di Desa Gajah, Kecamatan Baureno dengan jenis
Padel
3. Drh. Syarif Usman di Prangi, Padangan dengan material Pasir Uruk
4. Joko Harmono yang berlokasi di Desa Tebon, Kecamatan Padangan,
dengan material pasir dan batu atau sirtu
5. Ahmad Amirudin Azis yang berlokasi di Desa Katur, Kecamatan Gayam
dengan material sirtu
6. Rio Handoko di Desa Sambang, Kasiman dengan material sirtu
7
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bojonegoro dalam angka 2018
tercatat jumlah penduduk sebanyak 89.954 jiwa yang berasal dari 18
kecamatan di wilayah Kabupaten Bojonegoro, dari jumlah seluruh
penduduk tersebut, sebanyak 2.829 penduduk bermatapencaharian
dalam bidang industri salah satunya yaitu dalam industri pertambangan
pasir yang terletak di berbagai wilayah kecamatan di kabupaten
Bojonegoro yang dilalui oleh aliran sungai bengawan solo
2. Faktor Geologi dan Sosial
Kegiatan penambangan pasir yang dilakukan oleh masyarakat dapat
berlangsung karena adanya faktor geologi yaitu letak Kabupaten
Bojonegoro yang berada pada aliran sungai bengawan solo dan
memiliki bahan galian berupa pasir, sehingga oleh masyarakat sekitar
terutama yang memiliki tempat tinggal dibantaran sungai bengawan
solo dapat mengambil dan mengolah sumberdaya alam yang dimiliki.
Adanya pekerjaan sebagai seorang penambang pasir juga dipengaruhi
oleh faktor sosial dimana dapat terjadi karena adanya dorongan dari
masyarakat lain yang juga bekerja pada bidang yang sama untuk
bekerja bada bidang yang sama pula.
8
Aktivitas pertambangan di anggap seperti uang logam yang memiliki dua sisi yang
saling berlawanan, yaitu sebagai sumber kemakmuran (positif) dan perusak
lingkungan (negatif). Dari sisi positif, penambangan pasir sungai dapat di jadikan
Sebagai sumber kamakmuran, dikarenakan dengan adanya penambangan pasir
sungai dapat tercipta banyak lapangan pekerjaan, mulai dari pekerja yang bertugas
mengumpulkan pasir dari dasar sungai, lalu pekeja yang mengangkut pasir dari
tepi sungai ke tepi jalan besar, sampai kepada sopir yang mengangkut pasir-pasir
tersebut ke lokasi proyek. Belum lagi dengan tenaga lepas untuk menurunkan pasir
dari atas truk. Dari berbagai proses tersebut banyak uang yang berputar sehingga
ekonomi dapat berjalan, hal ini seiring dengan semakin berkembangnya
pembangunan berbagai sarana maupun prasarana fisik di berbagai daerah di
indonesia sehimgga menyokong pendapatan masyarakat.
Sedangkan aktivitas penambangan pasir akan menjadi perusak lingkungan
dikarenakan pasir di dasar sungai pada dasarnya berfungsi sebagai penghambat
laju aliran sungai sehingga apabila pasir di sungai telah dieksploitasi maka laju
aliran sungai menjadi meningkat karena tidak adanya lagi penghambat laju
alirannya, dan hal ini akan mengakibatkan kerusakan seperti longsor pada
sepanjang aliran sungai, menyebabkan kualitas air sungai menjadi menurun,
merusak ekosistem sungai, bahkan dapat merusak akses jalan desa yang ada di
wilayah tersebut
2.2.2.1 Dampak Penambangan Pasir Terhadap Lingkungan Fisik
Masalah lingkungan akan timbul dari adanya interaksi antara aktivitas
ekonomi manusia dan sumber daya alam, yang berawal dari adanya
permintaan masyarakat akan barang dan jasa, selanjutnya mengakibatkan
meningkatnya permintaan sumber daya alam. Melalui kegiatan ekonomi,
sumber daya alam yang semakin meningkat dan dilakukan terus menerus
tanpa diikuti oleh usaha lain untuk melestarikannya maka daya dukung
lingkungan akan menjadi berkurang. Dahuri (2004) menyebutkan bahwa
kebutuhan manusia yang semakin meningkat, sementara daya dukung alam
bersifat terbatas menyebabkan potensi kerusakan sumberdaya alam menjadi
semakin besar
Kegiatan pertambangan mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan,
antara lain perubahan bentang alam, perubahan habitat flora dan fauna,
perubahan struktur tanah, perubahan pola aliran air permukaan dan air tanah
dan sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan dampak dengan
intensitas dan sifat yang bervariasi.
Dengan dilakukannya penambangan pasir secara terus menerus tanpa
adanya perhatian terhadap dampak yang akan ditimbulkan kepada lingkungan
hidup maka perubahan-perubahan lingkungan tersebut akan semakin cepat
terjadi dan menyebabkan kerusakan lingkungan semakin bertambah parah
hingga mungkin tidak dapat diatasi kembali.
9
Salah satu dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan fisik dan sangat
sering terjadi yaitu tanah longsor. Tanah longsor ini terjadi karena semakin
banyaknya kegiatan penambangan pasir yang dilakukan maka akan semakin
berkurang pula sumberdaya alam yang ada di sungai tersebut sehingga aliran
sungai akan meningkat karena kurangnya penghambat aliran sungai yang
dalam hal ini yaitu berupa pasir. Longsor ini biasanya terjadi disepanjang
badan sungai, pada baru-baru ini berita mengenai longsor di Sungai
Bengawan Solo, yaitu terjadi pada sayap sisi utara Jembatan Glendeng, yaitu
jembatan Penghubung Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban sehingga
jembatan ini ditutup total dan arus lalu lintas dialihkan. Longsor ini
disebabkan karena sayap jembatan tergerus aliran Sungai Bengawan Solo
yang deras (6/12/20. Radar Bojonegoro)
BAB III
PENUTUP
11
3.1 Kesimpulan
Penambangan merupakan kegiatan pengeksplorasi sumber daya alam. Kegiatan
penambangan pada saat ini merupakan sebuah mata pencaharian bagi beberapa kalangan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan penambangan ini
bermacam-macam sesuai dengan agihan sumberdaya alam yang ada pada wilayah
tersebut. pada aliran sungai bengawan solo sumberdaya alam yang terkandung yaitu
berupa bahan galian golongan C (Pasir). Adanya potensi sumberdaya alam berupa Pasir
ini menyebabkan adanya kegiatan penambangan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar,
tetapi terdapat beberapa permasalahan dikarenakan sebagian besar penambangan pasir
yang ada di wilayah kabupaten bojonegoro tidak memiliki izin dari pemerintahan
setempat sehingga diangap ilegal.
Kegiatan penambangan pasir ini memiliki beberapa dampak bagi kehidupan
masyarakat maupun lingkungan fisik. Dampak positif yang diberikan dengan adanya
kegiatan penambangan pasir ini secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat, hal ini
dikarenakan dengan adanya penambangan pasir akan memberikan lowongan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar. Sedangkan dampak lain yang akan dirasakan yaitu adanya
dampak negative bagi lingkungan fisik, dengan dilakukannya pertambangan pasir secara
terus-menerus tanpa adanya reklamasi atau perhatian terhadap kondisi dan kelestarian
lingkungan maka akan berdampak pada kualitas tanah di sekitarnya sehingga dapat
menyebabkan berbagai dampak seperti tanah longsor yang terjadi akibat semakin
derasnya aliran Sungai Bengawan Solo akibat dari berkurangnya tenaga penghambat
aliran yang berasal dari sumberdayaalam berupa pasir
3.2 Saran
1. Adanya tindaklajut mengenai penambangan pasir illegal oleh pemerintahan setempat
sesuai dengan surat Intruksi Bupati Bojonegoro Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pengendalian Penambangan Pasir Illegal Di Sepanjang Daerah Aliran Sungai
Bengawan Solo Di Kabupaten Bojonegoro
2. Dilakukannya reklamasi terhadap lahan bekas penambangan pasir supaya tidak
berdampak terhadap lingkungan fisik secara berkelanjutan
3. Diakukannya kegiatan penambangan pasir dengan memperhatikan aspek lingkungan
hidup
DAFTAR RUJUKAN
12
Mahasiswa, S., Geografi, P., Sosial, F. I., Surabaya, U. N., Widodo, B. S., Pd, M., Sumber, K.,
Alam, D., Galian, M., & Solo, B. (n.d.). KARAKTERISTIK PEMILIK USAHA
PENAMBANGAN PASIR DI KABUPATEN BOJONEGORO Nurul Aini Abstrak.
Maiti, & Bidinger. (1981). 済 無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Pratama, R., Lubis, P., & Studi, P. (2020). KUALITASAIR SUNGAI BENGAWAN SOLO DI
KABUPATEN. intruksi bupati bojonegoro.pdf. (n.d.).
Prayoga, A. Y. (2019). Analisis Maslahah Mursalah dan Perda Jatim Nomor 1 Tahun 2005
terhadap Pertambangan Pasir Bengawan Solo di Desa Kadungrejo Kecamatan Baureno ….
http://digilib.uinsby.ac.id/31620/
13