Anda di halaman 1dari 12

INVESTIGASI INTRUSI LIMBAH LINDI DI TEMPAT

PEMBUANGAN AKHIR REGIONAL BLANG BINTANG,


KABUPATEN ACEH BESAR

Disusun Oleh :

ADLAN FARIZA 1904109010021


DIFA ABDILLAH NASUTION 1904109010019
HIDAYATMA ANGGARA BANGUN 1904109010036

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAHKUALA
BANDA ACEH
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyusun proposal ini. Penulis telah menyusun proposal yang berjudul
“Investigasi Intrusi Limbah Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Regional Blang
Bintang, Kabupaten Aceh Besar”
Dalam penyusunan proposal ini banyak kesulitan yang dihadapi namun penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan laporan ini
dapat terselesaikan.. Dalam kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan terimakasih,
kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan izin-Nya penulisan laporan ini dapat selesai.
2. Orang tua penulis atas do’a dan dukungannya.
3. Ibu Dr. Halida Yunita, ST. MT selaku Koordinator Program Studi Teknik
Geologi Universitas Syiah Kuala.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Geologi Universitas Syiah Kuala
yang dengan sabar memberikan ilmu, bimbingan serta pengalamannya.
5. Teman-teman Kelompok penelitian yaitu Difa Abdillah Nasution dan Hidayatma
Anggara bangun
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kebaikan dikemudian hari.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat.

2
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….…iii
BAB I................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................2
1.5 Luaran Yang Diharapkan....................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................................................4
2.2. Sifat Batuan Sebagai Lapisan Pembawa Air......................................................4
2.3. Penjelasan Umum Air Lindi...............................................................................5
2.4. MetodeGeolistrikTahananJenisKonfigurasiWenner-Schlumberger...................6
2.5. Metode Seismik..................................................................................................7

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi sumber daya air di wilayah Kabupaten Aceh Besar tergolong


cukup memadai, ditandai dengan keberadaan sejumlah aliran sungai.
Beberapa daerah aliran sungai berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12
Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah di Indonesia. Salah satu sungai yang
relative memiliki potensi sumber daya air yang cukup besar adalah Krueng
Aceh, yang memiliki debit air rata-rata per tahun 30,86 m³/detik.
Air merupakan unsure utama dalam pembentuk suatu kehidupan di
muka bumi ini. Seperti halnya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
manusia membutuhkan air sebagai sumber utama untuk kelangsungan hidup
Terutama masyarakat yang tinggal di desa-desa umum yang menggunakan air
dari sumur maupun dari sungai. Salah satu hal yang menyebabkan
berkurangnya kualitas air adalah terjadinya pencemaran yang disebabkan oleh
limbah dari pabrik maupun limbah yang berasal dari lindi atau air sampah.
Lindi atau air sampah sendiri apabila tidak diolah dengan baik dapat
mencemari tanah secara langsung, selain mencemari kualitas tanah, air lindi
secara langsung juga mencemari kualitas air yang ada di permukaan maupun
yang ada di dalam tanah. Sehingga air dengan kualitas yang buruk seperti ini
menjadi tidak layak untuk dipergunakan manusia dan dapat mematikan
binatang air. Selain dari air lindi, potensi pencemaran tanah yang lebih
berbahaya berasal dari senyawa logam berat yang bersifatracun(toxic) dan
penyebab kanker (carsinogen) seperti nitrat, nitrit, merkuri, timbal, bakteri E.
Coli, kromium, dan amonia.
TPA regional Blang Bintang terletak di Peurumping, Montasik,
Kabupaten Aceh Besar mulai menimbulkan permasalahan baru bagi warga
sekitar. TPA (Tempat Pembuangan Akhir) regional Blang Bintang memiliki
luas 206 ha, setiap harinya menerima sampah dari Banda Aceh dan Aceh
besar sebanyak 200 ton. Namun belakangan diketahui bahwa volume sampah
yang di hasilkan sudah melebihi 200 ton perharinya sehingga menimbulkan
timbunan sampah yang melebihi kapasitas, terlebih lagi pada area TPA belum
sepenuhnya terpasang pagar sehingga banyak hewan ternak yang masuk
memakan sampah dan mati begitu juga dengan sanitasi air pada daerah sekitar
TPA yang mulai terganggu karena adanya intrusi limbah lindi yang
bersumber dari sampah-sampah di TPA. Jika hal ini terus terjadi maka akan
menimbulkan banyak hal negatif dan dapat merugikan banyak pihak.
Perencanaan riset dan penelitian menggunakan dua metode yang saling
memiliki keterkaitan yaitu geolistrik dan seismik. Geolistrik adalah salah satu

1
metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Pada
metode ini bertujuan untuk melihat nilai resistivitas dan konduktivitas pada
lapisan yang berada di bawah TPA regional Blang Bintang. Seismik adalah
salah satu metode geofisika yang mempelajari struktur di bawah bumi dengan
memanfaatkan pantulan gelombang. Pada metode ini bertujuan untuk melihat
struktur perlapisan batuan yang terdapat di bawah TPA Blang Bintang.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan


yang menjadi pokok dalam penelitian ini,yaitu:
1. Bagaimana kualitas sumber daya air/ air tanah di dearah sekitar
TPA regional Blang Bintang yang berdekatan dengan rumah
warga?
2. Bagaimana sebaran air lindi di TPA regional Blang Bintang?
3. Bagaimana struktur perlapisan batuan di bawah permukaan TPA
regional Blang Bintang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini,yaitu:


1. Mengetahui kualitas sumberdaya air/ air tanah di dearah sekitar
TPA regional Blang Bintang yang berdekatan dengan rumah
warga.
2. Mengetahui sebaran air lindi di TPA regional Blang Bintang.
3. Mengetahui struktur perlapisan batuan di bawah permukaan TPA
regional Blang Bintang

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan mampu memberikan manfaat seperti berikut:


1. Sebagai informasi mengenai kualitas sumber daya air/ air tanah di
daerah pemukiman sekitar TPA regional Blang Bintang.
2. Sebagai informasi mengenai sebaran air lindi yang telah
mencemari daerah sekitar TPA regional Blang Bintang.
3. Sebagai informasi mengenai struktur perlapisan batuan di bawah
permukaan TPA regional Blang Bintang
4. Meningkatkan wawasan masyarakat mengenai limbah air lindi.

1.5 Luaran Yang Diharapkan

Dengan melakukan penelitian berupa investigasi intrusi limbah lindi


di TPA regional Blang Bintang ini diharapkan dapat menjawab keresahan
masyarakat tentang limbah yang mulai memasuki atau mengkontaminasi
sumber air di daerah sekitar TPA dengan mengetahui sebarannya. Sehingga
nantinya daerah sekitar TPA bisa di kelola dengan lebih baik lagi dan

2
meminimalisir terjadinya intrusi limbah lindi yang bias menganggu aktivitas
warga setempat serta menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi
masyarakat sekitar daerah TPA regional Blang Bintang.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Kecamatan Blang Bintang tepat berhadapan dengan pegunungan
sekaligus muara sungai. Daerah Kabupaten Aceh Besar secara geografis
berada pada 503’1,2”- 5045’9,007” Lintang Utara dan 95055’43,6” -
94059’50,13” Bujur Timur. Kabupaten Aceh Besar memiliki wilayah seluas
290.350,73 Ha dan memiliki kecamatan sebanyak 23 kecamatan. Ketinggian
pada kabupaten Aceh Besar terdiri atas beberapa kelas, diantaranya 0 – 800
mdpl hingga lebih dari 800 mdpl. Berdasarkan kelas ketinggian tersebut
terlihat bahwa daerah kabupaten Aceh Besar didominasi oleh ketinggian 200
– 400 mdpl atau sebesar 20,67% dari total luas wilayah kabupaten. Wilayah
Aceh Besar didominasi oleh lahan berkelerengan >60% dengan luasan yang
mencapai 118.520,71 Ha atau sebesar 40,82% dari total luas wilayah
kabupaten. Berdasarkan struktur geologi, batuan di wilayah kabupaten Aceh
Besar cukup bervariasi, mulai dari yang bersifat masam sampai basa. Batuan
tersebut terdiri dari bahan endapan, batuan sedimen, batu kapur, batu
vulkanis (gunungapi), bahan metamorf (malihan) dan batuan beku dalam
(intrusi). Menurut umurnya, batuan-batuan tersebut terbentuk pada zaman
Pra-tersier, Tersier dan zaman Kuarter

Peta Lokasi Penelitian di TPA Blang Bintang


TPA Blangbintang , Foto 1 #684521 - Tribunnews.com

2.2. Sifat Batuan Sebagai Lapisan Pembawa Air


Aquifer adalah lapisan batuan di bawah permukan tanah yang
menghasilkan atau mengalirkan air. Aquifer juga mempunyai kemampuan
untuk menyimpan air dalam porositas batuan. Berdasarkan sifat fisik batuan,
ada dua jenis media penyusun aquifer, yaitu media berpori dan media
rekahan. Kedua system ini memiliki karakter aliraan fluida yang berbeda.
Pada sistem media berpori, aliran fluida mengalir melalui rongga antar butir

4
yang terdapat dalam suatu batuan. Pada system rekahan, air mengalir melalui
rekahan-rekahan yang terdapat pada batuan yang terkena tektonik kuat,
misalnya pada batu gamping, batuan metamorf, dan lava. Rekahan terjadi
selain akibat proses tektonik, juga akibat proses pelarutan.
2.3. Penjelasan Umum Air Lindi
Air lindi (leachate) adalah limbah cair yang timbul akibat masuknya air
eksternal kedalam timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi –
materi terlarut, termasuk juga materi organic hasil proses dekomposisi
biologis. Dari sana dapat diramalkan bahwa kuantitas dan kualitas air lindi
akan sangat bervariasi dan berfluktuasi (Rowe dan Booker, 1997). Air lindi
mengandung polutan, zat-zat kimia berupa organic maupun anorganik yang
terkandung dalam sampah yang konsentrasinya cukup tinggi seperti amonia,
nitrat, nitrit, sulfida, logam berat, nitrogen dan lain sebagainya. Dengan
tingginya konsentrasi polutan, maka potensi pencemaran terhadap
lingkungan menjadi sangat besar. Kualitas air lindi sangat bervariasi
tergantung dari kompsisi sampah, umur sampah, iklim, serta hidrogeologinya
(Keenan, 1984). Air lindi memiliki karakteristik yang khas, yaitu tingginya
kandung anorganik, logam, asam, garam terlarut, dan
mikroorganisme.Karakteristik tersebut menyebabkan air lindi menjadi sangat
berbahaya untuk lingkungan dengan potensial kontaminasi melebihi dari
beberapa limbah industri. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan
riset dan kajian langsung untuk mengetahui arah dan sebaran limbah lindi di
sekitaran area TPA regional Blang Bintang, kabupaten Aceh Besar,kota
Banda Aceh.
Permasalahan yang sering muncul di daerah TPA adalah sampah itu
sendiri, karena sampah bias mengalami degradasi dan proses pembusukan
yang kemudian akan menghasilkan suatu limbah cair beracun yang sering
disebut lindi. Pengaruh yang dikhawatirkan adalah penyebaran lindi dibawah
permukaan tanah yang dapat mempengaruhi hidrogeologi di daerah tersebut.
Lindi sama seperti air tanah, lindi akan mengalir pada batuan yang dapat

meloloskan fluida atau mengalir kelapisan batuan permeabel. Lindi sendiri

5
merupakan limbah cair yang terbentuk akibat masuknya air kedalam
tumpukan sampah, tersuspensi dan membawa material terlarut seperti
material organik amonina-nitrogen dan logam berat,.
Jika kita melihat kontur dari pemukiman warga hingga ke TPA
tersebut, apalagi banyak ditemukan daerah tersebut banyak mengalami
patahan, yang nantinya bias mengakibatkan aliran lindi bias bergerak
memasuki area patahan Tersebut sehingga air tanah dan lindi akan
mengalami kombinasi, hingga air yang meresap kebawah permukaan akan
terus mengalir melalui lapisan batuan hingga nanti mengalir ke sumur warga.
Dengan mengalirnya lindi ini ke sumur warga akan mendukung kontaminasi
dari TPA yang menyebabkan penurunan kualitas air tanah dan warga daerah
setempat akan kekurangan air bersih.

2.4. Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika


yang dapat memberikan gambaran susunan dan kedalaman lapisan batuan,
dengan mengukur sifat kelistrikan batuan. Metode resistivitas merupakan
metode yang menggunakan arus listrik untuk mengetahui sifat fisik tahanan
jenis dari batuan dibawah permukaan.
Teknik konfigurasi Wenner-Schlumberger merupakan suatu gabungan
antara mapping dan sounding yang disebut juga dengan metode Wenner
Schlumberger. Kesulitan sering kali timbul pada saat interpretasi geolistrik.
Mapping biasanya menggunakan metode Wenner karena metode Wenner
lebih efektif untuk digunakan pengukuran kearah lateral. Sama halnya pada
saat interpretasi geolistrik Sounding yang menggunakan metode
Schlumberger yang lebih efektif untuk arahvertikal.
Seiring majunya zaman telah dikembangkan teknologi kombinasi 2-D,
yaitu kombinasi antara desain akuisisi dan program inversi yang
menggabungkan pengukuran geolistrik Sounding (1D) berjajar dan geolistrik
Mapping (1D) di setiap kedalaman, sehingga hasil pengukurannya berupa
titik-titik pengukuran dari tiap konfigurasi perpindahan elektroda yang bias
dicitrakan sebagai penampang 2D. Dengan cara ini interpretasi arah vertical
maupun lateral dapat di interpretasi lebih baik (Ardi, dan Iryanti, 2009).

6
2.5. Metode Seismik
Metode seismik merupakan metode geofisika yang sangat popular
dalam eksplorasi hidrokarbon. Ketepatan dan resolusi tinggi dalam
memodelkan struktur litologi bawah permukaan menjadikan metode ini
unggul dibandingkan dengan metode lainnya. Dukungan teknologi yang
canggih serta pesatnya penelitian dalam metode ini menjadi faktor kunci
kesuksesan metode ini.
Pemetaan struktur bawah permukaan menggunakan metode seismik
dilakukan dengan memberikan energi gelombang ke dalam bumi dan
menganalisis hasil pantulannya. Metode seismik dibedakan menjadi dua yaitu
metode seismik refraksi dan metode seimik refleksi. Metode yang banyak
digunakan dalam bidang eksplorasi hidrokarbon adalah metode seismik
refleksi.

7
Daftar Pustaka

Annonim 1, 2012. Buku Diseminasi Dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP


“Materi Bidang Sampah II “, Direktorat Jendral Cipta Karya , Kementerian
Pekerjaan Umum.
Atmaja, Waridad., 2011. Identifikasi Air Tanah dengan Menggunakan Metode
Geolistrik Konfigurasi Schlumberger. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Rowe, R. K, Quigley and Booker, J. R. 1997. Clayey barrier system forwaste
disposal facilities. E&FNSpon. p.I-45.

iv

Anda mungkin juga menyukai