Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
SEMARANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini
kami beri judul “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Pada Pengalihan Alur Sungai PLTU
Tanjung Jati A di Kabupaten Jepara”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Hermin Poedjiastoeti, SSi., MSi., selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami,
agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
1) Untuk mengetahui dampak potensial dari dialihkannya alur sungai untuk tempat
penimbunan limbah pembakaran batu bara (fly ash)
2) Untuk mengetahui evaluasi dampak potensial dari dialihkannya alur sungai
sehingga dapat mengurangi dampak potensial yang akan terjadi dengan metode
yang sesuai.
a) Topografi
Secara topografi, Kabupaten Jepara dapat dibagi dalam empat wilayah yaitu
wilayah pantai di bagian pesisir Barat dan Utara, wilayah dataran rendah di bagian tengah
dan Selatan, wilayah pegunungan di bagian Timur yang merupakan lereng Barat dari
Gunung Muria dan wilayah perairan atau kepulauan di bagian utara merupakan
serangkaian Kepulauan Karimunjawa.
Kondisi Toopografi daerah yang diusulkan relative menurun dari hasil reklamasi
unit eksiting. Dengan ketinggian berkisar antara 1 sampai 3 meter diatas permukaan air
laut. Luas topografi lahan pekerjaan yang diusulkan untuk proyek pembuatan alur sungai
baru sepanjang ± 982 meter dengan Lokasi sungai lama akan digunakan untuk tempat
penimbunan limbah pembakaran batu bara (fly ash) seluas 10 hektare. Batasan tapak
proyek dapat dilihat sebagai berikut :
• di sebelah timur berbatasan dengan unit PLTU Tanjung Jati A
• di sebelah barat berbatasan dengan daerah pemukiman penduduk
• di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
• di sebelah selatan berbatasan dengan area aliran sungai Kali Banjaran dan Daerah
Kaliaman
b) Klimatologi
• Hidrooseanografi
➢ Bathimetrel
Menurut data survei bathimetri unit PLTU Tanjung Jati A (3x315MW).
Survei bathimetri telah dilakukan dalam cakupan area 400 hektar. Dasar
laut di dekat lokasi proyek datar dan dangkal. Kedalaman ‐1 m MSL
terletak pada ± 250 m dan kedalaman ‐6 m adalah sekitar 2.500 m dari
garis pantai. Berdasarkan survei Batimetri (oleh LEMTEK‐UI, 2013)
kedalaman elevasi ‐ 7,6 m terdapat di sekitar area dermaga/jetty bongkar
muat batubara, kedalaman ‐4 m disekitar mulut intake dan kedalaman ‐1 m
sekitar outlet discharge
➢ Arus
Pengukuran arus dilakukan untuk mengetahui trend dari kecepatan dan
arah aliran pada lokasi kegiatan. Pengukuran arus dilakukan pada
kedalaman 0.2d, 0.6d dan 0.8d di bawah permukaan laut (d = kedalaman
air laut lokal). Pengukuran kecepatan arus dan arah aliran dilakukan setiap
jam selama 3 x 24 Jam di 2 lokasi. Lokasi pengamatan Arus dilakukan
pada 2 statsiun (Sta), di daerah intake dan daerah outlet (discharge)
➢ Gelombang Laut
Gelombang laut di wilayah pesisir PLTU Tanjung Jati A (3 x 315MW)
dipengaruhi oleh angin dan hasil refraksi‐difraksi gelombang dari Laut
Jawa. Gelombang dapat terjadi karena angin, pasang surut, gangguan
buatan seperti gerakan kapal dan gempa bumi. Dalam perencanaan
pelabuhan gelombang yang digunakan adalah gelombang yang terjadi
karena angin dan pasang surut. Pengaruh gelombang terhadap perencanaan
pelabuhan antara lain:
▪ Besar kecilnya gelombang sangat menentukan dimensi dan
kedalamam
bangunan pemecah gelombang.
▪ Gelombang menimbulkan gaya tambahan yang harus diterima oleh
kapal dan bangunan pelabuhan.
Besaran dari gelombang laut tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
▪ Kecepatan Angin
▪ Lama Angin Tertiup
▪ Kedalaman dan Luas perairan
➢ Pasang Surut
Dari hasil analisa pasang surut dengan metoda admiralty (Desember 2012
Januari 2013, Lemtek‐UI 2013), diperoleh :
▪ Sifat pasang surut di perairan Laut Jawa PLTU Tanjung Jati A,
Kabupaten Jepara adalah pasang surut harian Tunggal
▪ Duduk Tengah (MSL) terhadap 0 (nol) palem sebesar 99 cm
▪ Kedudukan Air Rendah Perbani (LWS) adalah 49 cm dibawah
Duduk Tengah (MSL)
▪ Besarnya Muka Surutan ( Zo ) = 59 cm
▪ Kedudukan Air Tinggi Perbani (HWS) adalah 56 cm diatas Duduk
Tengah (MSL).
d) Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di kabupaten jepara yaitu :
Rencana pengalihan aliran sungai yang terletak di Kabupaten Jepara yang akan
dialihkan dan akan dimanfaatkan sebagai penimbunan limbah batu bara berbatasan dengan
jenis kegiatan lain yang berbeda, antara lain: tambak, sawah dan kegiatan bagan nelayan. Hal
tersebut merupakan faktor -faktor yang turut mempengaruhi jenis dan intensitas dampak yang
ditimbulkan.
a) Kependudukan
➢ ISPA
➢ TBC Paru
➢ Ceruman Prop
➢ Dyspepsia
➢ Karies Gigi
➢ Covid 19
BAB III PELINGKUPAN
No Dampak Uraian
Perubahan pola Pembangunan PLTU Tanjung Jati ini sudah jelas
kepemilikanlahan akan membutuhkan lahan yang sangat luas.
(Munculnya Pembangunan proyek ini membutuhkan sekitar
SpekulanTanah) 88,85% lahan pertanian dengan irigasi teknis,
6,36% tegalan dan 4,79% permukiman. Hal
1.
tersebut tak menutup kemungkinan akan
terjadinya spekulan tanah yang disebabkan
karena lonjakan harga tanah dari masyarakat dan
berpotensi menimbulkan spekulan tanah
disekitar lokasi.
Keresahan dan Munculnya spekulan tanah menyebabkan adanya
Persepsi dari kemungkinan kehilangan mata pencaharian
2. Masyarakat akanmenimbulkan keresahan masyarakat.
Hilangnya mata pencaharian sebagian penduduk
yang terkena pembebasan lahan dan munculnya
spekulan tanah yang menyebabkan harga tanah
meningkat akanmenimbulkan persepsi negatif
masyarakat dengan kompensasi tanah dan
bangunan serta ganti rugi tanam tumbuh untuk
lahan , apabila tidak sesuai dengan harapan
masyarakat dapat menimbulkan persepsi negatif
masyarakat. Pada tahap kontruksi adanya
penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan dapat mengganggu kesehatan
masyarakat. Timbulnya gangguan kenyamanan
dan gangguan kesehatan masyarakat
menimbulkan persepsi negatif masyarakat.
Kecemburuan sosial Pada tahap konstruksi, sebagian tenaga kerja
merupakan tenaga kerja dari luar dan sebagian
dari penduduk disekitar lokasi proyek merasa
proyek sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.
Kedatangan tenaga kerja dari luar akan
3.
menimbulkan kecemburuan sosial.
Kecemburuan sosial ini dapat terjadi dari mata
pencaharian masyarakat yang mulai berubah
sebab lahan mata pencaharian yang sebelumnya
berkurang sebab pembangunan pasca kontruksi.
Dampak potensial Pembangun alur sungai baru yang
pengalihan alur sungai mengakibatkan alur sungai yang dialihkan tidak
berfungsi secara permanen. Secara umum,
pemindahan aliran sungai sedapat mungkin harus
dihindari, karena membutuhkan banyak
4.
pertimbangan terkait dengan dampaknya
terhadap banjir dan potensi erosi/sedimentasi
baik di alur yang baru maupun di hulu dan hilir
lokasi pengalihan. Faktor lain yang harus
dipertimbangkan terkait dengan dampak sosial
dan ekonomi serta lingkungan di sekitar wilayah
yang terdampak.
Persepsi Kesehatan Aktivitas PLTU berpotensi pada penurunan
Masyarakat kesehatan masyarakat sekitar. Kondisi ini akan
muncul terutama disebabkan oleh memburuknya
kualitas udara yang disebabkan oleh hasil
pembakaran batubara serta Penurunan kualitas
udara debu dan peningkatan kebisingan akibat
operasional coal yard, crusher plant, ash
disposal dan gas serta partikulat dari cerobong.
Secara umum dapat dilihat dari pola penyakit
yang muncul merupakan jenis penyakit yang
5.
erat kaitannya dengan keberadaan PLTU
adalah jenis penyakit yang berhubungan
dengan sistem pernafasan, yaitu diantaranya
yang tergolong ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Atas), Commond Cold, influenza
dan pneumonia, ISPB (Infeksi Saluran
Pernafasan Bawah), asma, dan penyakit saluran
pernafasan lainnya. Oleh karena itu pemantauan
akan lebih fokus kepada penyakit-penyakit
saluran pernafasan tersebut.
BAB IV METODE STUDI
b. Peningkatan Kebisingan
-Besaran Dampak
Kegiatan pekerjaan pembangunan Bangunan Utama PLTU Fasilitas pendukung
menggunakan alat sesuai kebutuhan konstruksi, baik dari pemancangan, pondasi, dan
erection dari instrumen bangunan. Alat berat yang digunakan antara lain backhoe, crane
mobile, pile driver, concrete mixer, dan truck. Berdasarkan standart US EPA tentang
tingkat kebisingan alat berat pada masa konstruksi, dapat dijabarkan besaran tingkat
kebisingan dari masing–masing alat berat yang digunakan dalam pekerjaan
pembangunan Bangunan Utama dan fasilitas pendukung.Berikut
merupakan jenis–jenis kendaraan dan kebisingannya pada jarak tertentu.
Jenis Sumber Tujuan Tolok Ukur Upaya Pengelolaan Dampak Lokasi Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan Dampak Pengelolaan Pengelolaan
Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan
TAHAP KONSTRUKSI
1.Penurunan Kegiatan Mencegah Kualitas udara • Mempercepat pengangkutan Di sekitar Dilakukan Kontraktor • DLH Kabupaten
Kualitas pembangunan terjadinya ambient material; lokasi selama Pelaksana Jepara
udara Dalam Penurunan sesuai • Mempercepat proses pembangunan kegiatan Pembangunan
Konstruksi kualitas peraturan pemanfaatan bahan bangunan kawasan pembangunan dan • Dinas Sosial dan • DLH
udara daerah/ SK supaya tidak banyak terjadi PLTU kawasan Pemrakarsa Tenaga Kerja Kabupat
en
Jepara
ambien dan gubernur yang penumpukan bahan. PLTU Kegiatan • Dinas Perhubungan,
Peningkatan sesuai • Pengangkutan material oleh Komunikasi dan
kebauan KepMen LH kendaraan dilakukan tidak Informasi
selama No. Kep‐ melebihi kecepatan, kapasitas • Dinas Kesehatan
tahap 50/MENLH/11/ dan ditutup dengan
pembangun 1996 tentang plastik/terpal untuk menghindari
a kawasan Baku Mutu ceceran material dan dilakukan
PLTU Tingkat di luar jam sibuk masyarakat.
Kebauan • Menggunakan kendaraan yang
kondisi baik (baik mesin,
karoseri dan bagian lainnya).
• Mobilisasi kendaraan
pengangkut tersebut dilakukan
dengan kecepatan yang
terbatas untuk menghindari
ceceran material
• Menggunakan kendaraaan yang
baik
• Kontainer penampung
dilengkapi penutup;
• Kendaraan pengangkut
dilengkapi dengan lapisan
kedap air (watertight)
• Melakukan pemeriksaan secara
berkala terhadap kondisi alat
pengangkut
2. Kebisingan Kegiatan Mencegah Kualitas udara • Melaksanakan pembangunan Di sekitar Dilakukan Kontraktor DLH Kabupaten • DLH
dan Getaran pembangunan terjadinya ambient dalam cara yang efisien untuk lokasi selama Pelaksana Jepara Kabu
paten
Jepar
a
khsusunya peningkatan sesuai meminimalkan dampak pembangunan kegiatan Pembangunan
pembuatan kebisingan peraturan terhadap kebisingan; kawasan pembangunan dan • Dinas Perhubungan,
tiang pancang dan getaran daerah/ SK • Mengikuti prosedur operasi PLTU kawasan Pemrakarsa Komunikasi dan
dan bongkar selama gubernur yang standar untuk operasi PLTU Kegiatan Informasi
material serta pembangunan dan
Jenis Sumber Tujuan Tolok Ukur Upaya Pengelolaan Dampak Lokasi Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan Dampak Pengelolaan Pengelolaan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan
pengangkutan tahap sesuai pemeliharaan peralatan dan • Dinas Kesehatan
material pembangun KepMen LH kendaraan;
ankawasan No. Kep‐ 50/ • Menetapkan batas kecepatan
PLTU MENLH/ maksimum untuk kendaraan
11/1996 yang beroperasi di lokasi
tentang BM pembangunan dan untuk dump
Tingkat truc
Kebisingan • Pengangkutan material keruk
diatur waktunya
• Membuat buffer di sekeliling
lokasi pembangunan
3. Perubahan Kegiatan Meminimalis Tidak • Pembangunan secara bertahap Di sekitar Dilakukan Kontraktor • DLH Kabupaten Jepara • DLH
pola arus, pembangunan ir perubahan terjadinya • Penyusunan desain pelabuhan lokasi selama Pelaksana • Dinas Perhubungan , Kabupa
abrasi/gerusa pengalihan pola arus perubahan paling optimal pembangunan kegiatan Pembangunan Komunikasi & Informasi ten
n, aliran sungai yang dapat pola arus yang • Pembangunan infrastruktur kawasan pembangunan dan • Dinas Kelautan dan Jepara
sedimentasi menyebabk signifikan pengaman (breakwater, groin, PLTU kawasan Pemrakarsa Perikanan
an abrasi/ dll) PLTU Kegiatan • Dinas PU
gerusan/sed
imentasi
4. Kualitas Kegiatan Mencegah/ Tidak terjadi • Melakukan pembangunan Di sekitar Dilakukan Kontraktor • DLH Kabupaten Jepara • DLH
Perairan Laut pembangunan menghindari pencemaran/p sesuai dengan SOP alat yang lokasi selama Pelaksana • Dinas Perhubungan , Kabupa
dan Sungai pengalihan terjadinya enurunan digunakan. pembangunan kegiatan Pembangunan Komunikasi & Informasi ten
aliran sungai pencemaran kualitas air • Mengatur tekanan shovel saat kawasan pembangunan dan • Dinas Kesehatan Jepara
/penurunan permukaan mengenai sedimen sehingga PLTU kawasan Pemrakarsa • Dinas Kelautan dan
kualitas air khususnya air turbulensi yang terjadi tidak PLTU Kegiatan Perikanan
permukaan laut terlalu besar.
khususnya • Membuat semacam penghalang
air laut di agar penyebaran perubahan
sekitar kualitas ait dapat dilokalisir.
lokasi • Perlu melakukan pemantauan
proyek secara terus menerus
pembangun
an
Jenis Sumber Tujuan Tolok Ukur Upaya Pengelolaan Dampak Lokasi Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan Dampak Pengelolaan Pengelolaan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan
5. Limbah Kegiatan Mencegah/ Kebersihan • Mengumpulkan sampah hasil Di sekitar Dilakukan Kontraktor • DLH Kabupaten Jepara • DLH
Padat/ pembangunan menghindari lingkungan/tid pembangunan dan material lokasi selama Pelaksana • Dinas Sosial dan Kabupa
Sampah dan pengotoran ak tercecernya bangunan agar tidak tercecer ke pembangunan kegiatan Pembangunan Tenaga Kerja ten
pengangkutan lingkungan sampah di lingkungan sekitarnya; kawasan pembangunan dan • Dinas Kesehatan Jepara
material akibat sekitar lokasi • Mempercepat pengangkutan PLTU kawasan Pemrakarsa • Dinas PU/ Kebersihan
pembangun pembangunan sampah pembangunan dan PLTU Kegiatan
an kawasan material bangunan ke TPA
PLTU • Malakukan pengawas dan
penempatan petugas
kebersihan
TAHAP OPERASIONAL
1. Kualitas Operasional Agar tidak Kualitas udara • Penggunaan kendaraan laut Di sekitar Dilakukan Pemrakarsa • DLH Kabupaten Jepara • DLH
Udara dan lalu lintas mengganggu ambient dan darat yang laik jalan lokasi selama Kegiatan • Dinas Perhubungan, Kabupaten
Kebisingan kapal dan kehidupan sesuai • Melakukan perawatan kawasan kegiatan Komunikasi & Jepara
darat masyarakat peraturan kendaraan secara berkala PLTU operasional Informasi
sehari-hari daerah/ SK • Menyiram jalan yang berdebu kawasan • Dinas Kesehatan
gubernur yang PLTU
sesuai
KepMen LH
No.
Kep‐50/MENL
H/11/1996
tentang Baku
Mutu Tingkat
Kebauan
2. Operasional Agar tidak Baku mutu air • Menyiapkan tempat sampah di Di sekitar Dilakukan Kontraktor • DLH Kabupaten Jepara • DLH
Penurunan lalulintas mengganggu laut untuk segela tempat lokasi selama Pelaksana • Dinas Perhubungan , Kabupaten
Kualitas Air kapal dan kehidupan pelabuhan • Menyiapkan alat untuk kawasan kegiatan Pembangunan Komunikasi & Jepara
Laut dan darat masyarakat KepMenl LH pengelolaan tumpahan minyak PLTU operasional dan Informasi
Sungai sehari-hari 51 Tahun • Menerapkan SOP pengisian kawasan Pemrakarsa • Dinas Kesehatan
dan keindahan 2004 dan pembersihan kapal dengan PLTU Kegiatan • Dinas Kelautan dan
serta baik Perikanan
kenyaman • Meningkatakan kesadaran
penumpang untuk membuang
sampah pada tempatnya.
3. Operasional Agar tidak Perubahan • Membuat pola aliran sungai Di sekitar Dilakukan Kontraktor • DLH Kabupaten Jepara • DLH
Perubahan menggan pola arus dan lokasi selama Pelaksana Kabupaten
ggu Jepara
Jenis Sumber Tujuan Tolok Ukur Upaya Pengelolaan Dampak Lokasi Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan Dampak Pengelolaan Pengelolaan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan
pola arus, Lalu lintas kehidupan Aliran pada • Dilakukan pengerukan pada sisi kawasan kegiatan Pembangunan
abrasi/geru kapal dan masyarakat sungai yang yang terjadi sedimentasi dan PLTU Operasional dan • Dinas Perhubungan,
san dan darat sehari-hari terjadi pada sisi yang terjadi kawasan Pemrakarsa Komunikasi &
sedimentas dan sedimentasi abrasi/gerusan. PLTU Kegiatan Informasi
i keindahan dan pada sisi • Membangun infrastruktur • Dinas Kesehatan
serta yang terjadi pelindung • Dinas Kelautan dan
kenyaman gerusan Perikanan
• Dinas PU
4. Kualitas Tidak terjadi Kegiatan Konsentrasi Untuk mengetahui Pengukuran di Di beberapa lokasi Sebelum dan Kontraktor • DLH Kabupaten
perairan laut pencemaran/penu pembangunan zat/unsur/ Perubahan kualitas lapangan dan sekitar setelah Pelaksana Jepara • DLH
Kabupa
runan kualitas air aliran sungai komponen sesuai perairan laut pengambilan pembangunan pembangunan Pembangunan • Dinas Perhubungan
ten
permukaan dengan baku mutu selama kegiatan sampel dan yang dibangun pada beberapa dan Pemrakarsa • Dinas Kelautan dan Jepara
khususnya air laut air laut KepMenLH pembangunan dianalisis di lokasi sekitar Kegiatan Perikanan
51 th 2004 dan konsentrasi laboratorium (6 bulan sekali) • Dinas PU
setelah sesuai dengan • Dinas Kesehatan
dilakukan standar Indonesia/
pembangunan SNI
5. Limbah Kebersihan Kegiatan Kebersihan Untuk Pengamatan Di sekitar Setiap hari Kontraktor • DLH Kabupaten
Padat/Sampa lingkungan/ti pembangunan lingkungan di mengetahui lapangan. Data Lokasi selama tahap Pelaksana • DLH
Jepara
Kabupa
h dak terjadi dan sekitar lokasi keberhasilan yang diperoleh pembangunan pembangunan Pembangunan • Dinas Perhubungan ten
ceceran material/ pengangkutan pembangunan pengelolaan dianalisis secara dan Pemrakarsa • Dinas Kelautan dan Jepara
sampah di material sampah dan deskriptif. Kegiatan Perikanan
sekitar lokasi material bangunan • Dinas
pembangunan pada tahap PU/Kebersihan
pembangunan • Dinas Kesehatan
TAHAP OPERASIONAL
1. Kualitas Kualitas udara Operasional Fisika : suhu, Untuk meengtahui Pengambilan Di lokasi Tiga bulan sekali Pengelola • DLH Kabupaten
Udara dan ambient sesuai lalulintas kapal kelembaban, angin, apakah upaya sampel udara pembangunan dan selama tahap pelaksana • DLH
Jepara
Kabupa
Kebisingan peraturan daerah/ dan darat dll pengelolaan dengan gas sekitarnya pembangunan dan Pemrakarsa • Dinas Sosial dan ten
SK gubernur yang Kimia : SO2, CO2 kualitas udara sampler dan (pemukiman,perkan Kegiatan Tenaga Kerja Jepara
sesuai KepMen CO, debu, Pb, NO2 berhasil/tidak kertas saring untuk toran, dll) • Dinas Perhubungan
LH No. Kep‐ dan parameter lain dengan dianalisis di , Komunikasi &
50/MENLH/11/19 berdasarkan baku laboratorium Informasi
96 tentang Baku mutu udara ambient sesuai Standar • Dinas Kesehatan
Mutu Tingkat yang ada Nasional Indonesia
Kebauan (SNI). Data yang
diperoleh
Dampak Penting Yang Dipantau Sumber Parameter Yang Tujuan Metode Pemantauan Institusi Pemantauan
Komponen Indikator Dampak Dipantau Pemantauan Pengumpulan dan Lokasi Jangka Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan Lingkungan Analisi Data Waktu/
Frekuensi
2. Kualitas Air Kualitas air laut Operasional Parameter kualitas Untuk mengetahui Pengukuran di Di lokasi Sebelum dan Pengelola • DLH Kabupaten
laut sesuai dengan lalu lintas kapal air laut sesuai perubahan kualitas lapangan dan pembangunan setelah pelaksana • DLH
Jepara
Kabupa
peraturan yang dan darat dengan Baku mutu air laut di sekitar pengambilan dansekitarnya operasional dan Pemrakarsa • Dinas Perhubungan
ten
berlaku air laut untuk lokasi akibat sampel dan pada beberapa Kegiatan , Komunikasi & Jepara
KepMenl LH 51 operasional lalu dianalisis di lokasi sekitar Informasi
Tahun 2004 lintas laboratorium (6 bulan sekali) • Dinas Kesehatan
sesuai dengan • Dinas Kelautan dan
standar Indonesia/ Perikanan
SNI
3. Pola arus, Perubahan pola Operasional Arah dan Untuk mengetahui a) Pengamatan Di beberapa lokasi Sebelum dan Pengelola
• DLH
abrasi/gerusan arus sungai danfasilitas kecepatan arus, keberhasilan/ sebelum dan setelah sekitar yang setelah pelaksana • DLH Kabupaten
dan dibandingkan lainnya perubahan efektifitas kegiatan dibangun pembangunan dan Pemrakarsa Kabupa
Jepara
ten
sedimentasi dengan arus ketebalan sedimen pengelolaan pembangunan, pada setiap Kegiatan • Dinas Perhubungan Jepara
sungai awal lingkungan yang b) Dengan lokasi (untuk • Dinas Kelautan dan
dilakukan untuk menggunakan current arus 1 bulan Perikanan
meminimalisir meter di beberapa sekali selama 1 • Dinas PU
perubahan pola lokasi sekitar lokasi hari, untuk abrasi
arus, abrasi dan dan mengamati serta /sedimentasi 6
sedimentasi mencatat adanya bulan sekali)
abrasi/ sedimentasi
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalihan alur sungai lama
yang akan digunakan sebagai tempat menimbun limbah batu bara atau fly ash ke alur sungai
yang baru memiliki dampak-dampak penting hipotetik yang dapat mempengaruhi dalam
bidang sosial, ekonomi, budaya, ekosistem bahkan meranah ke Kesehatan masyarakat
disekitar wilayah tersebut. Dengan dilakukanya AMDAL ini dapat mengurangi dampak-
dampak potensial tersebut. Sehingga dalam setiap pembangunan bisa meminimalisir dampak-
dampak potensial yang mungkin terjadi di lingkungan sekitar proyek pembangunan tersebut.
Saran
Kami penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, kami penyusun sangat terbuka terhadap kritik dan saran agar
makalah yang kami buat bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Lingkungan Pltu
Tanjung Jati Di Kabupaten Jepara Nafi, H. B., Ulia, atul, & Putro Jurusan Geografi, S.
(2017). Info Artikel. Edu Geography, 5(3). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo
Lulufani, R., Setyadharma, A., Pembangunan, J. E., Ekonomi, F., Negeri, U., & Permalink, S.
(2020). Dampak Ekonomi dan Lingkungan Keberadaan PLTU Tanjung Jati B Terhadap
Masyarakat. 3(3). https://doi.org/10.15294/efficient.v3i3.43517
Papalangi, F., Mulyatno, P., & Manik, P. (2015). STUDI PERANCANGAN TONGKANG
PENGANGKUT LIMBAH BATUBARA DI PLTU TANJUNG JATI B JEPARA. In Jurnal
Teknik Perkapalan (Vol. 3, Issue 2).
PT. BHUMI JATI POWER. (2016). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Rencana
Pembangunan dan Pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Unit 5&6 di Kabupaten Jepara.