Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

PROYEK PENGALIHAN ALUR SUNGAI


PLTU TANJUNG MUTIARA

Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Gasal 2023/2024
dalam Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
yang diampu oleh Dr. Hj. Hermin Poedjiastoeti, S.Si., M.Si

Disusun oleh:
Fenny Eka Agustiya (30202100088)
Hikmal Abrar Irawan (30202100100)
Indah Rahmawati (30202100102)
Karin Adani Salssabilla (30202100111)
Kondang Syaukani (30202100114)

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas
Ujian Tengah Semester Gasal 2023/2024 pada Mata Kuliah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Hermin Poedjiastoeti,
S.Si., M.Si, selaku Dosen Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 11 November 2023

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1.1. Latar Belakang...........................................................................................
1.2. Maksud dan Tujuan...................................................................................
1.3. Pelaksana Studi..........................................................................................
1.3.1. Pemrakarsa.......................................................................................
1.3.2. Tim Penyusun..................................................................................
BAB II PELINGKUPAN..................................................................................
2.1. Status Studi Amdal....................................................................................
2.2. Rencana Kegiatan Yang Berpotensi Menimbulkan Dampak.....................
2.2.1. Gambaran Umum Rencana Kegiatan..............................................
2.2.2. Tahapan Rencana Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak...............
2.2.3. Pengelolaan Lingkungan Yang Telah Direncanakan.......................
2.3. Rona Lingkungan Hidup Awal...................................................................
2.3.1. Komponen Lingkungan Hidup Yang Terkena Dampak...................
2.3.2. . Kegiatan Lain Yang Ada Di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan.....
2.4. Uraian Umum............................................................................................
2.4.1. Identifikasi dan Evaluasi Dampak Potensial...................................
2.4.2. Hasil Proses Pelingkupan................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
3.1. Kesimpulan................................................................................................
3.2. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Mutiara di Sebuah nagari
bernama Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam merupakan
pembangkit listrik yang didirikan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
Masyarakat sebagai salah satu wujud pemanfaatan SDA. PLTU tersebut dibangun
untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk di Kabupaten Agam, yang tentunya
membawa dampak yang sangat banyak bagi masyarakat sekitar daerah PLTU.
PLTU Tanjung Mutiara ini menghasilkan banyak limbah disetiap bulannya, untuk
itu PLTU Tanjung Mutiara melakukan rencana proyek pengalihan alur sungai
sepanjang ± 1.575 m, dan pemmembuatan alur sungai baru sepanjang ± 982 m.
Lokasi sungai lama akan digunakan untuk tempat penimbunan limbah
pembakaran batu bara (fly ash).
Kewajiban Amdal berlaku bagi kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) karena berdasarkan kriteria Amdal di Indonesia, pembangkit thermal
merupakan kegiatan dengan kategori damapak penting. Alasan ilmiah pentingnya
adalah terjadinya driven terhadap pencemaran lingkungan akibat operasional
PLTU berupa : (a) aspek fisik kimia, terutama pada kualitas udara (emisi ambient
dan kebisingan) dan kualitas air (ceceran minyak pelumas, limbah bahang), serta
air tanag; (b) aspek social, ekonomi, dan budaya terutama pada pembebasan
lahan dan keresahan minyak.
pencaharian masyarakat yang Sebagian besar berasal dari sektor agraris dan
nelayan tentu saja mengalami banyak perubahan, karena di dalam proyek PLTU
ini sendiri memerlukan banyak lahan dan sektor yang tergusur adalah sektor
pertanian dan pemukiman. Meskipun dalam proses pengalihan lahan setiap
individua tau pemilik lahan sudah mendapatkan uang pengganti. Tetapi hal
tersebut masih membebani setiap para Masyarakat yang harus beralih profesi.
Dengan diadakannya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap ini tentunya
memberikan pengaruh positif antara lain adalah penyerapan tenaga kerja, dampak
terhadap bidang ekonomi tentu saja sangat berpengaruh positif, tingkap
pendapatan yang semakin meningkat. Keadaan masyarakat desa tentunya
mengalami banyak perubahan, dari segi pendapatan meningkat dan mendapatkan
pekerjaan yang mapan, selain itu masyarakat desa yang dulunya mengandalkan
pendapatan dari bertani. Selain adanya PLTU Masyarakat dapat meningkatkan
pendapatan dari bidang mata pencaharian lainnya atau diluar bidang pertanian
saja. Misalnya dengan adanya PLTU masyarakat sekitar memanfaatkannya untuk
berwira usaha seperti mendirikan rumah makan, menyewakan rumah atau
mendirikan tempat kost untuk karyawan PLTU dan masyarakat juga bisa menjadi
pekerja didalam PLTU itu sendiri, tetapi kebanyakan masyarakat sekitar PLTU
hanya mampu bekerja sebagai pegawai kasaran dan tidak menduduki jabatan
yang tinggi, hal tersebut hanya dialami beberapa persen Masyarakat saja, atau
tidak secara keseluruhan.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari proyek PLTU tersebut, anata lain
adanya polusi udara yang dihasilkan dari PLTU, getaran mesin, radiasi yang
merupakan suara bising yang dihasilkan dari alat proyek yang digunakan, limbah
baru bara sisa bahan bakar utama mesin PLTU, dan juga keberadaan para pegawai
PLTU dari luar daerah yang ditakutkan memberi dampak negatife terhadap warga
Masyarakat setempat, seperti timbulnya sikap yang menyimpang serta gaya hidup
yang bertentangan terhadap masyarakat sekitar.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari proyek pengalihan alur
sungai dan pembuatan alur sungai baru PLTU
2. Untuk mengetahui dampak potensial dari dialihkannya alur sungai untuk
tempat penimbunan limbah pembakaran batu bara (fly ash)
1.3 Peraturan Perundang-undangan
Dalam perundang-undangan nasional diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang perizinan lingkungan.
Perundang-undangan Nomor 27 Tahun 2012 disusun sebagai pelaksanaan
ketentuan dalan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 khususnya ketentuan
dalam pasal 33 dan pasal 41. Perundang-undangan Nomor 27 Tahun 2012 sebagai
pengganti Perundnag-undangan Nomor 27 Tahun 1999 tentang Amdal, mengatur
dua instrument perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu instrument
Kajian Lingkungan Hidup (dalam bentuk Amdal dan UKL-UPL) serta instrument
izin Lingkungan.
Izin lingkungan wajib mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam
keputusankelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL. Izin
lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya wajib diintegrasikan ke dalam izin lingkungan paling
lama 1 (satu) tahun sejak undang-undang ini ditetapkan. Dan berdasarkan Pasal
39 UUPPLH, permohonan izin lingkungan dan izin lingkungan wajib
diumumkan, dan dilakukan dengan cara yang mudah diketahui oleh masyarakat.
Dikota Jambi mengenai izin Amdal yang wajib dimiliki pemrakarsa yaitu orang
atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/ atau
yang akan dilakukan yang berdampak besar dan penting yang direncanakan pada
lingkungan hidup. Maraknya suatu kegiatan usaha yang wajib memiliki Amdal
atau UPL dan UKL sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tetapi
dalam kenyataannya sering ditemui beberapa kegiatan usaha yang wajib
mempunyai izin Amdal ternyata orang atau badan hukum tersebut melakukan
kegiatan usaha tanpa memiliki izin Amdal atau UPL dan UKL atau mereka
memiliki izin Amdal tetapi tidak sesuai dengan muatan izin yang diberikan.
BAB II
PELINGKUPAN
2.1. Status Studi Amdal
2.2. Rencana Kegiatan Yang Berpotensi Menimbulkan Dampak
Prakiraan dampak yaitu melakukan pengkajian tingkat kedalaman
terjadinya perubahan lingkungan dari segi kualitas yang dikarenakan
pembangunan sebuah proyek, baik proyek pra-konstruksi, proyek konstruksi,
ataupun proyek pasca-konstruksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam
prakiraan dampak yaitu menyusun berbagai dampak besar yang akan timbul
dan menuliskan semua aktivitas pembangunan yang akan menimbulkan
dampak. Kriteria dampak penting dan besar, yaitu memberikan dampak
langsung terhadap komponen fisik, sosial, maupun kimia, setelah itu
memunculkan rangkaian dampak lanjutan terhadap komponen sosial dan
biologi.
A. Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi
mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting
hipotetik (DPH) yang dikaji. Dalam memprakirakan dampak penting
penyusun memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Penggunaan data runtun waktu (Time Series) yang menunjukkan
perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu.
 Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak
penting dari aspek biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang,
dan kesehatan masyarakat pada tahap Prakonstruksi, konstruksi, operasi,
dan Pascaoperasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan jenis rencana
usaha dan/atau kegiatannya. Tidak semua jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan memiliki seluruh tahapan tersebut.
Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi
kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau
kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa
adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas waktu yang telah ditetapkan,
dengan menggunakan metode prakiraan dampak. Dalam melakukan telaahan
tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan/atau tidak
langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara
langsung oleh adanya usaha dan/atau kegiatan, sedangkan dampak tidak
langsung adalah dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya suatu
komponen lingkungan hidup dan/atau usaha atau kegiatan primer oleh
adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam kaitan ini maka perlu
diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen lingkungan
hidup, antara lain sebagai berikut:
 Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada
komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;
 Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada
komponen geofisik-kimia-biologi;
 Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada
komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat, kemudian
menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap
komponen geofisik-kimia dan biologi; Kegiatan menimbulkan dampak
penting yang bersifat langsung pada komponen geofisik-kimia-biologi,
kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap
komponen biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat;Dampak penting berlangsung saling berantai di antara
komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat dan geofisik-
kimia dan biologi itu sendiri; Dampak penting pada angka 1) sampai
dengan angka 5) yang telah diutarakan selanjutnya menimbulkan dampak
balik pada rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap
pemilihan alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misalnya:
alternatif lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi
teknik, sarana usaha dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan
durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif lainnya), maka telaahan
sebagaimana tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.
Proses analisis prakiraan dampak penting dilakukan dengan
menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau
internasional di berbagai literatur. Dalam melakukan analisis prakiraan
besaran dampak penting tersebut digunakan metode-metode formal secara
matematis, terutama untuk dampak-dampak penting hipotetik yang dapat
dikuantifikasikan. Penggunaan metode nonformal hanya dilakukan
bilamana dalam melakukan analisis tersebut tidak tersedia formula-formula
matematis atau hanya dapat didekati dengan metode non formal.
B. Prakiraan Besaran Dampak
Prakiraan besaran dampak dilakukan dengan cara menganalisis
perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan
dengan adanya usaha dan/atau kegiatan dengan kondisi kualitas lingkungan
hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas
waktu yang telah ditentukan. Prakiraan besaran dampak dihitung dengan
menggunakan formula sederhana(Otto Sumarwoto,1995):
ΔK = KLdp – KLtp
Dimana:
ΔK :Perubahan kondisi kualitas lingkungan hidup
KLdp :Kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya
usaha dan/atau kegiatan
KLtp : Kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya
usaha dan/atau kegiatan.

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah Metode Fisher and
Davies. Prakiraan dampak diawali dengan penyajian nilai parameter pada
rona lingkungan hidup awal yang dikonversi ke skala kualitas lingkungan.
Hasil prakiraan perubahan nilai parameter lingkungan yang akan datang
(dengan dan tanpa proyek) yang menggambarkan perubahan nilai parameter
lingkungan juga dikonversi ke perubahan skala kualitas lingkungan sehingga
hasil prakiraan dampak ini dinyatakan dalam perubahan skala kualitas
lingkungan. Skala kualitas lingkungan pada rona lingkungan awal (RLA)
dan pada saat kegiatan berlangsung (setiap tahap) akan ditampilkan dalam
skala numerik (skala 1, 2, 3, 4, 5) sebagai berikut (Fandeli,1995): Skala
Kualitas Lingkungan

Skala Kualitas Lingkungan

1 Sangat Buruk
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat Baik

C. Prakiraan Sifat Penting Dampak


Untuk prakiraan sifat penting dampak digunakan kriteria dampak
penting sesuai dengan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sementara
kriteria untuk menyatakan penting atau tidak pentingnya dampak
menggunakan rujukan Fandeli (1995).Kriteria-kriteria tersebut dituangkan
dalam tabel berikut:
Tabel 2.1. Kriteria Sifat Dampak Penting

Kriteria Sifat Penting (P) Tidak Penting (TP)


Dampak

Penting
• Besarnya jumlah Jumlah Jumlah penduduk terkena
penduduk yang penduduk dampak di wilayah studi
akan terkena terkena dampak dan tidak menikmati
dampak rencana di wilayah studi manfaat
usaha dan/atau dan tidak <10% dari penduduk di
kegiatan; menikmati wilayah studi yang
manfaat ≥10% menerima manfaat
dari penduduk di
wilayah studi
yang menerima
manfaat
• Luas wilayah Wilayah yang Wilayah yang terkena
penyebaran terkena dampak dampak < 10% batas
dampak ≥10% batas wilayah studi
wilayah studi
• Intensitas dan • Intensitas • Intensitas dampak lebih
lamanya dampak dampak lebih rendah dari baku mutu,
berlangsung tinggi dari baku • Untuk subkomponen
mutu, lingkungan yang tidak
• Untuk mempunyai baku mutu
subkomponen ditentukan oleh
lingkungan yang professional judgement
tidak mempunyai • Lamanya dampak < 50%
baku waktu 1
mutuditentukan
oleh professional
judgement
Lamanya dampak
≥50% waktu 1
tahapan kegiatan
• Banyaknya Jika ada Jika tidak ada komponen
komponen komponen lain yang terkena dampak
lingkungan hidup lingkungan lain
lain yang akan yang terkena
terkena dampak dampak
• Sifat kumulatif Menimbulkan Tidak menimbulkan dampak
dampak dampak sekunder sekunder

Keterangan:
*) Kriteria sifat penting dampak merujuk pada Pasal 22 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Proses pengambilan keputusan untuk menyatakan
dampak dianggap penting atau tidak penting maka digunakan kriteria
tambahan sebagai berikut:
1. Apabila kriteria nomor 1 dikategorikan penting (P), maka prakiraan sifat
penting secara keseluruhan dinyatakan penting (P).
2. Jika jumlah kriteria penting (P)>4, maka prakiraan sifat penting secara
keseluruhan adalah penting (P).
3. Jika jumlah kriteria penting (P)<4, maka prakiraan sifat penting secara
keseluruhan dinyatakan tidak penting (TP).
4. Apabila telah melampaui baku mutu lingkungan atau kriteria baku
kerusakan lingkungan maka merupakan dampak penting.
Prakiraan dampak penting yang dilakukan terhadap seluruh Dampak Penting
Hipotetik merujuk pada hasil pelingkupan dalam dokumen Kerangka Acuan.

2.2.1. Gambaran Umum Rencana Kegiatan


Rencana kegiatan merupakan salah satu input utama yang perlu
disiapkan sebelum proses pelingkupan dimulai. Pada dasarnya, rencana
kegiatan adalah objek yang diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan sekitarnya. Jenis atau skala rencana kegiatan tersebut
menyebabkan kegiatan tersebut masuk dalam daftar wajib AMDAL.
Tujuan Langkah ini adalah untuk mengidentifakasi komponen
kegiatan yang mungkin menjadi sumber dampak. Pelaksana kajian harus
dapat mengenal seluruh komponen kegiatan dan mengidentifikasi setiap
komponen atau aktivitas yang mungkin akan menimbulkan buangan atau,
karena keberadaanya, akan mengubah bentuk atau fungsi lingkungan
sekitar.
Komponen kegiatan yang mungkin menyebabkan dampak menjadi
titik tolak proses pelingkupan. Dengan mengetahui karateristik sumber
dampak, interaksi nya dengan komponen lingkungan sekitar dapat pula
dikenali. Identifikasi sumber dampak ini dimaksudkan untuk mengetahui
hal – hal berikut.
 Bentuk dan karateristik komponen kegiatan tersebut (aktivitas, fasilitas
atau sarana tertentu)
 Tahap – tahap di mana kegiatan itu akan mengeluarkan buangan atau
menimbulkan perubahan dalam lingkungan. Lazimnya suatu rencana
kegiatan yang terbagi menjadi tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi,
dan pasca-operasi, masing – masing tahap mempunyai sumber-sumber
dampak yang perlu dicermati.
 Letak komponen kegiatan tersebut (di dalam tapak proyek).
 Gambaran umum prosedur AMDAL
Pemahaman prosedur AMDAL akan membantu kelancaran
penyelesaian AMDAL, sekaligus juga meningkatkan kualitas kajian dan
pengelolaan lingkungan.

Prosedur AMDAL secara garis besar terdiri dari tiga proses besar:

1. Proses Penapisan (screening) wajib AMDAL.


2. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL.
3. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL dan RPL
Dalam setiap tahap proses di atas, keterlibatan masyarakat sangat
ditekankan. Untuk dapat memahami lebih dalam dapat dilihat pada bagan
prosedur AMDAL berikut ini :

Gambar 2.1. Prosedur AMDAL

( http://www.bapedalda.8m.net/PanduanAMDAL1.htm )
2.2.2. Tahapan Rencana Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak
Tabel 2.2 Matriks Rencana Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak
Tabel 2.3 Rencana Pemantauan Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak
2.2.3. Pengelolaan Lingkungan Yang Telah Direncanakan

Tabel 2.3 Pengelolaan Lingkungan Yang Telah Direncanakan


Indikator keberhasilan
Dampak Lingkungan yang Lokasi pengelolaan P
No Sumber Dampak pengelolaan lingkungan Bentuk pengelolaan lingkungan hidup.
dikelola lingkungan hidup.
hidup

Dampak Penting Yang Dikelola


1 Penurunan kualitas udara Kegiatan Konsentrasi debu yang a. Melakukan penyiraman jalan secara berkala: a. Di dalam lapak proyek yang M
(parameter debu) mobilisasi alat dan timbul tidak melebihi baku b.Memasang plat penghalang pada ban kendaraan menjadi sumber pencemar k
bahan pada tahap mutu udara ambien untuk angkut. kualitas udara:
konstruksi. parameter debu b. Di jalan angkut yang melalui
pemukiman warga.

2 Perubahan pola Meminimalis ir Stabilnya laju sedimentasi di a. Menanami area sekitar dengan tanaman penahan Di area sekitar aliran suangai P
arus,abrasi/gerusan, perubahan pola area aliran sungai. erosi. radius 5 km d
sedimentasi arus yang dapat s
menyebabk an s
abrasi/
gerusan/sed
imentasi

Dampak Lingkungan Lainnya Yang Dikelola (pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada SOP,
panduan teknis pemerintah, standar internasional, dll)

1 Timbulnya sampah Kegiatan Sampah domestik dikelola a. Mengumpulkan sampah domestik dengan dipilah Di area akomodasi pekerja D
domestik akomodasi pekerja sesuai dengan peraturan antara organik dan non-organik sesuai dengan SOP. konstruksi.
konstruksi. perundang undangan. b. Bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kab. Deli
Serdang untuk meyediakan jasa angkutan sampah
domestik.

2.3. Rona Lingkungan Hidup Awal


2.3.1. Komponen Lingkungan Hidup Yang Terkena Dampak
2.3.2. . Kegiatan Lain Yang Ada Di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
2.4 Dampak Penting Hipotentik
2.4.1 Identifikasi & Evaluasi Dampak Potensial
Identifikasi dampak potensial merupakan tahap awal dari proses
penentuan dampak penting hipotetik (DPH). Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan baik primer maupun
sekunder yang mungkin timbul pada rencana kegiatan mulai dari tahap
pra kontruksi, kontruksi dan operasional.

No. Tahap Komponen Dampak Kegiatan


Kegiatan Lingkungan
1 Prakonstruksi Geo-Fisik-Kimia  Peningkatan kesempatan
. kerja
 Peningkatan pendapatan
masyarakat
 Kepadatan penduduk
 Gangguan proses sosial
 Perubahan presepsi dan
sikap masyarakat
2 Konstruksi Geo-Fisik-Kimia  Penurunan Kualitas udara
.  Peningkatan kebisingan
 Peningkatan getaran
 Penusunan kualitas air
permukaan
 Penurunan kualitas air
tanah
 Peningkatan kepadatan
lalu lintas
 Peningkatan kerusakan
jalan
 Peningkatan timbunan
limbah B3
Biologi  Gangguan flora dan fauna
darat
 Gangguan biota perairan
Sosial Ekonomi  Peningkatan dan
Budaya penurunan kesempatan
kerja
 Terciptanya peluang usaha
 Peningkatan dan
penurunan pendapatan
masyarakat
 Peningkatan dan
penurunan kepadatan
penduduk
 Gangguan proses sosial
 Perubahan presepsi dan
sikap masyarakat
Kesehatan  Gangguan Kesehatan
Masyarakat khususnya ISPA
 Penurunan sanitasi
lingkungan
 Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3)
3 Operasi Geo-Fisik-Kimia  Penurunan kualitas udara
. ambien
 Timbulnya kebauan
 Peningkatan kebisingan
 Penurunan kualitas air
permukaan
 Penurunan kualitas air
tanah
 Peningkatan kepadatan
lalu lintas
 Peningkatan kerusakan
jalan
 Peningkatan timbunan
limbah B3
Biologi  Gangguan biota perairan
Sosial Ekonomi  Penurunan produksi
Budaya pertanian
 Perubahan pendapatan
masyarakat
 Terciptanya peluang usaha
Kesehatan  Gangguan Kesehatan
Masyarakat khususnya ISPA
 Penurunan sanitasi
lingkungan
 Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3)

2.4.2 Hasil Proses Pelingkupan


Yang dimaksud dengan dampak penting hipotetik atau isu penting
dalam AMDAL adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan. Proses
untuk menghasilkan dampak penting hipotetik tersebut pada dasarnya
diawali melalui proses identifikasi dampak potensial. Esensi dari proses
identifikasi dampak potensial ini adalah menduga semua dampak yang
berpotensi terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukan pada
lokasi tersebut. Langkah ini menghasilkan daftar ‘dampak potensial’.
Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk
mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder,
dan seterusnya) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya
rencana usaha dan/atau kegiatan.

DAMPAK PENTING HIPOTENTIK KEGIATAN


Dampak terhadap Parameter (SUMBER DPH)
Sub Komponen Lingkungan Terkena
Lingkungan Dampak
Pendapatan Rumah tangga, Konstruksi
Masyarakat ekonomi (lokal dan
regional)
Pendapatan Masyarakat Penerimaan tenaga kerja
(ekonomi ruumah tahap operasi
tangga, ekonomi lokal
dan regional)
Penurunan Pendapatan Masyarakat Pelepasan tenaga kerja
pendapatan (ekonomi ruumah
masyarakat tangga, ekonomi lokal
dan regional)
Pendapatan Masyarakat Pengerukan (dregging)
(ekonomi ruumah
tangga, ekonomi lokal
dan regional)
Gangguan Proses Peningkatan Keresahan Penyediaan lahan
Sosial masyarakat
Peningkatan Keresahan Pengerukan (dregging)
masyarakat
Perubahan presepsi Perubahan presepsi dan Sosialisasi Proyek
dan sikap sikap masyarakat
masyarakat terhadap rencana
perubahan alur sungai
Perubahan presepsi dan Penyediaan Lahan
sikap masyarakat
terhadap rencana
perubahan alur sungai
Perubahan presepsi dan Penerimaan tenaga kerja
sikap masyarakat tahap konstruksi
terhadap rencana
Penerimaan tenaga
kerja
Persepsi dan sikap Mobilisasi/demonbilisasi
masyarakat peralatan /material
terhadap rencana
konstruksi
Persepsi dan sikap Pembangunan jalan
masyarakat akses
terhadap rencana
konstruksi
Persepsi dan sikap Pengerukan
masyarakat
terhadap rencana
konstruksi
Persepsi dan sikap Pematangan lahan
masyarakat
terhadap rencana
konstruksi
Persepsi dan sikap Pembangunan area
masyarakat penimbunan abu
terhadap rencana
konstruksi
Persepsi dan sikap Pembangunan alur
masyarakat sungai baru
terhadap rencana
konstruksi
Persepsi dan sikap Pelepasan tenaga kerja
masyarakat tahap konstruksi
terhadap rencana
konstruksi
Persepsi dan sikap Penerimaan tenaga kerja
masyarakat tahap operasi
terhadap rencana
konstruksi
Persepsi dan sikap Pengoperasian dan
masyarakat pemeliharaan
terhadap rencana
konstruksi
Gangguan kesehatan Partikel Debu Mobilisiasi/
khususnya ISPA demobilisasi peralatan /
material
Partikel Debu Pematangan lahan
Partikel Debu Pembangunan alur
sungai baru
Partikel Debu Pengalihan alur sungai
lama sebagai tempat
penimbunan limbah
PLTU
SOx, NOx, dan partikel Pengoperasian dsan
debu pemeliharaan tempat
penimbunan limbah
PLTU
Penurunan sanitasi Sanitasi lingkungan Pembangunan alur
lingkungan sungai baru
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalihan alur sungai
lama yang akan digunakan sebagai tempat menimbun limbah batu bara atau fly
ash ke alur sungai yang baru memiliki dampak-dampak penting hipotetik yang
dapat mempengaruhi dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, ekosistem bahkan
meranah ke Kesehatan masyarakat disekitar wilayah tersebut. Dengan
dilakukanya AMDAL ini dapat mengurangi dampak-dampak potensial tersebut.
Sehingga dalam setiap pembangunan bisa meminimalisir dampak-dampak
potensial yang mungkin terjadi di lingkungan sekitar proyek pembangunan
tersebut.
3.2. Saran
Kami penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, kami penyusun sangat terbuka terhadap
kritik dan saran agar makalah yang kami buat bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

F. Sihombing, Karnoto, dan B. Winardi, “Tenaga Uap Studi Kasus PT . PLN


Pembangkitan Tanjung Jati,” Transient, vol. 4, no. 4, 2015.

Sasongko, D, Hadiyarto, A, Hdi, S, Asmorohadi, N, Subagyo, A, 2000, Kebisingan,


BP Undip, Semarang.

Sukanto Reksohadiprodjo, 1998. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi, BPFE,
Yogyakarta.

Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan, Deputi MENLH Bidang


Tata Lingkungan, 2007, Panduan Penilaian AMDAL atau UKL/UPL Untuk
Kegiatan PLTU Batubara, Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai