Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan yang diampu oleh
Prof. Wanjat Kastolani, M.Pd.
Prof. Dr. Darsiharjo, M.S.
oleh
Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur seraya penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas karunia,
rahmat, dan nikmat-Nyalah laporan yang berjudul Laporan Andal RSUD Soreang.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan dan
kemampuan penyusun. Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat
khususnnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi para pembaca.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
rencana usaha/kegiatan yang berdampak penting wajib terhadap lingkungan
hidup wajib memiliki AMDAL serta Peraturan Pemerintah No 27 Tahun
2012 Pasal 2 (1) dinyatakan bahwa setiap udaha dan/atau kegiatan wajib
AMDAL, wajib memiliki izin lingkungan. Adapun pedoman yang dijadikan
sebagai rujukan dalam penyusunan dokumen Kerangka Ancuan (KA) yaitu
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hiudp No 16 Tahun 2012.
2
KepMen LH No. 02/MENLH/1/ 1998 tentang Penetapan Pedoman
Baku Mutu Lingkungan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002
tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengel
olaan Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006
Tentan Pedoman penyusunan analisis mengenai Dampak lingkungan
hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010
Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum
memiliki dokumen lingkungan hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Tahun 2007
Tentang Dokumen Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Tidak Memillki
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan/atau Perusakan Laut
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
KepMen LH No. 30/MENLH/1 0/ 1999 tentang Panduan Penyusunan
Dokumen Pengelolaan Lingkungan
KepMen LH No. 42/MENLH/1999 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Audit Lingkungan
KepMen LH No. 2 Tahun 2000 tentang Pedoman PenilaianDokumen
AMDAL
3
KepMen LH No. 4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL
Kegiatan PembangunanPermukiman Terpadu
KepMen LH No. 5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL
Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah
KepMen LH No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata KerjaKomisi
Penilai AMDAL
KepMen LH No. 41 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan
Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota
KepMen LH No. 42 Tahun 2000 tentang Susunan Keanggotaan Komisi
Penilai Tim Teknis AnalisisMengenai Dampak Lingkungan Hidup
KepMen LH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL
KepMen LH No. 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup
KepMen LH No. 30 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit
Lingkungan Hidup Yang diwajibkan
KepMen LH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
92/MENKES/PER/IV/2010 TentangPersyaratan Kualitas Air Minum
PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Pengendalian
Pencemaran Air
KepMen LH No. Kep-35/MenLH/7/ 1995 tentang Program Kali Bersih
(PROKASIH)
KepMen LH No. Kep-35A/ MenLH /7/ 1995 tentang Program Penilaian
Kinerja Perusahaan/ Kegiatan Usaha Dalam Pengendalian Pencemaran
di Lingkup Kegiatan PROKASIH (Proper Prokasih)
KepMen LH No. 58/MENLH/10/ 1995 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
KepMen LH No. 29 Tahun 2003 tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara
Perizinan Pemanfaatan Air
4
KepMen LH No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas” Air
Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
KepMen LH No. 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya
Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air
KepMen LH No. 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat
dan Tata Cara PerizinanSerta Pedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah ke Air atau Sumber Air
KepMen LH No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik
KepMen LH No. 114 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengkajian tentang
Pedoman Pengkajian Untuk Menetapkan Kelas Air
KepMen LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status
Mutu Air
KepMen LH No. 142 Tahun 2003 tentang Perubahan KepMen LH No.
111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara
Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau
Sumber Air
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sunber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
PP No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
PP No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan PP No. 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
PP No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun
Kep. Dirjen Batan No. 119/DJ/III/1992 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan AMDAL Untuk Kegiatan Nuklir di Bidang Nuklir Non –
Reaktor
Kep. Dirjen Batan No. 294/DJ/IX/1992 tentang Nilai Batas Radioaktif
di Lingkungan
5
PP. No, 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 07 tahun 2010 Tentang Sertifikasi
kompetensi penyusun dokumen analisis mengenai Dampak lingkungan
hidup dan persyaratan lembaga pelatihan Kompetensi penyusun
dokumen analisis mengenai dampak Lingkungan hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06
tahun 2006 tentang Pedoman Umum Standardisasi Kompetensi
Personil dan Lembaga Jasa Lingkungan
Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2000 tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan.
PP No. 54 Tahun 2000 tentang Lembaga Penyedian Jasa Pelayanan
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan
KepMen LH No. 07/ MENLH/2001 tentang Pejabat Pengawasan
Lingkungan Hidup dan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah
Keputusan Bersama Meneg LH dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara No. 08 & 22 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Hidup dan Angka
Kreditnya
KepMen LH No. 56 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Pengawasan
Penaatan Lingkungan Hidup Bagi Pejabat Pengawas.
KepMen LH No. 58Tahun 2002 tentang Tata Kerja Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup di PropinsiKabupaten/Kota.
6
Kep. MENPAN Nomor : 47/KEP/M.PAN//8/2002 tentang Jabatan
Fungsional Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup dan Angka
Kreditnya.
Keputusan Bersama Men PAN dan Mendagri Nomor : 01
/SKB/M.PAN/4/2003 dan Nomor 17 Tahun 2003 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah.
Keputusan Presiden No. 100 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan.
KepMen LH No. 145 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka
Kreditnya.
KepMen LH No. 146 Tahun 2004 tentang Pedoman Kualifikasi
Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan.
KepMen LH No. 147 Tahun 2004 tentang Kode Etik Profesi Pengendali
Dampak Lingkungan.
KepMen LH No. 197 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Lingkungan Hidup Di Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
KepMen LH No. 19 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan
Pengaduan Kasus Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan
1.3 Tujuan
Studi AMDAL itu sendiri merupakan sebuah telaah yang
komprehensif dari berbagai komponen rencana kegiatan, terhadap
komponen lingkungan hidup serta interaksi saling mempengaruhi dari
setiap komponen lingkungan. Dengan adanya kajian AMDAL ini
diharapkan dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat adanya
akitivitas pembangunan dan operasional RSUD Soreang dapat
7
dikendalikan. Kajian AMDAL juga akan memberikan arahan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam rangka memaksimalkan
dampak positif dan meminimalkan dampak negative dari rencana
kegiatan pembanguna rumah sakit daerah umum soreang.
Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
bagi masyarakat
Meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan mampu
memberikan tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
perannya meningkatkan penerimaan pendapatan daerah melalui
usaha pembangunan sector kesehatan.
8
BAB II
PENCANA USAHA
9
Ahli Sosial Ekonomi dan
3 Andiny Aulia Putri
Budaya
Ahli Kesehatan
4 Zulvi Sabila Lampiran 4
Masyarakat
5 Shella Elsiana Ahli Biologi
6 Riza Amanah Ahli Lingkungan Lampiran 5
10
5) Menjadi tempat pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Manfaat
A. Manfaat Pembuatan AMDAL
Manfaat pembuatan dokumen Amdal Rumah Sakit internasional
soreang bagi pemerintah, dan pemrakarsa adalah sebagai berikut :
1. Pemrakarsa
a) Dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap manfaat dan
resiko serta sasaran proyek.
b) Memberikan gambaran yang jelas terhadap kondisi lingkungan
baik biogeofisik maupun sosial ekonomi dan budaya, dimana
proyek tersebut akan dilaksanakan.
c) Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan
proyek, sehingga kelemahannya dapat diperkecil.
11
Manfaat Pembangunan Rumah Sakit internasioanl soreang bagi
pemerintah, pemrakarsa ,dan Masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah
a) Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan masyarakat yang
menunjang peran pemerintah
b) Menambah pendapatan daerah
2. Masyarakat :
a) Tersedianya sarana pelayanan kesehatan di sekitar lingkungan
mereka
b) Terbukanya peluang usaha atau lapangan kerja baru di dalam
maupun sekitar rumah sakit
12
ha sedangkan untuk kegiatan ekonomi 0,7 ha dan untuk perkantoran,
sekolahan dan lapangan serta jalan sekitar 9 ha
Berdasarkan surat No. 523/197/ Binus/Hutbun/2011 dari Dinas
Kehutanan dan Perkebunan tentang lokasi rencana Pembangunan dan
Pengenbangan Rumah Sakit internasional yang terletak di Kecamatan
soreang, Kabupaten bandung barat dengan peta penunjukan Kawasan Hutan
Provinsi Jawa barat (SK. Menhut Nomor: 434/Kpts-II/Tahun 2009),
terhadap lokasi tersebut berada di luar Kawasan hutan atau tidak termasuk
dalam Kawasan hutan.
Berdasarkan surat No. 520.4/434/PSP.Distan-TPH mengenai izin
lokasi Rencana Pembangunan dan Pengembangan Rumah Sakit
internasional soreang di Provinsi Jawa barat dengan point bahwa
berdasarkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten soreang, rencana Lokasi di Kelurahan soreangi, dalam rencana
Kawasan Pemukiman. Sehubung surat Kepala BAPPEDA Nomor:
049/238/Bappeda, tanggal 28 Oktober 2011 perihal izin lokasi rencana
Pembangunan dan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Soreang
dengan poin bahwa lokasi pembangunan termasuk dalam rencana kawasan
pemukiman atau diluar kawasan hutan.
13
Bagian barat termasuk dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah
pendidikan.
2) Topografi
14
(hipotesis) dampak (dari dampak yang tidak perlu dikaji). Hasil evaluasi
tersebut akan menghasilkan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang selanjutnya
akan dikaji dalam dokumen ANDAL. Penentuan dampak potensial menjadi
dampak penting hipotetik dilakukan melalui proses evaluasi dengan kriteria
tertentu. Beberapa cara untuk mengevaluasi dampak potensial adalah sebagai
berikut :
15
3. Dengan pertimbangan lain adanya dampak yang pengelolaannya sudah
menjadi bagian dari rencana kegiatan
16
dan pernerhati lingkungan yang punya perhatian terhadap pernbangunan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung rnelalui media massa. Hal ini
sejalan dengan amanah Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 0S
Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Penyusunan
AMDAL.
Mendahului semua kegiatan tersebut, terlebih dahulu dilakukan
pelingkupan unfuk menentukan rencana kegiatan yang menimbulkan dampak
terhadap lingkungan dan lebih dipertajam untuk menetapkan darnpak penting,
penentuan batas wilayah studi, penentuan parameter lingkungan yang akan
diteliti serta komponen fisik-kimia-biologi dilakukan dengan pengamatan
lapargan dan pengambilan contoh sampel untuk di analisis laboratorium.
penentuan lokasi pengamatan dan pengarnbilan sarnpel tidak sekedar
berdasarkan pertimrbangan refresentiatif wilayah studi, tetapi justru lebih
ditekankan pada relevansi terhadap problem lingkungan yang ada, berdasarkan
Dampak Penting.
17
Dampak penting tersebut saling terkait dan harus ditelaah dalam
penyusunan studi penyusunan AMDAL tersebut adalah Kegiatan Yang
Menirnbulkan Dampak Kegiatan pembangunan RSUD Soreang pada setiap tahapan
yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan adalah
sebagai berikufr :
a. Tahap Pra-Konstruksi
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada tahap ini
diprediksi adalah komponen sosia lekonorni dan budaya.
b. Tahap Konstruksi
18
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada tahap ini
diprediksi adalah
Komponen hidrogeologi badan sungai
Kornponen kualitas udara & kebisingan
Komponen fisiografi dan geologi
Komponen flora dan fauna
Kornponen ruang, lahan dan tanah
Komponen sosial, ekonomi dan hudaya
c. Tahap Operasional
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada tahap ini
diprediksi adalah
Komponen hidrologi
Komponen kesehatan dan sanitasi lingkungan
Komponen biota perairan sungai
2.6 Aspek Lingkungan yang Ditelaah
a) Aspek Drainase
Karateristik badan penerima limbah
Saluran drainase kota
b) Aspek iklim-kualitas udara
Data iklim ; curah hujan (10 tahun terakhir), temperatur, kelembahn, arah
dan kecepatan angin'
Kualitas udara ; bau, NOx, CO, SOx, debu dan kebisingan
c) Aspek Fisiografi dan Geologi
Relief topografi
Potensi air tanah
Penyebaran air tanah dan pola alirannya
d) Aspek hidrologi dan kualitas air
Debit dan fluktuasi debit sungai
Kualitas air permukaan dan air sumur
19
Karakteristik fisik sungai/penerima limbah
e) Aspek Ruang, Lahan dan Tanah
Tapak proyek dan daerah sekitarnya yang kemungkinan terkena dampak
Rencana pengembangan wilayah, tata ruang, tata guna lahan dan
sumberdaya lainnya
Kesuburan fisik-kimia tanah
Drainasse wilayah
Potensi banjir wilayah sekitarnya
f) Aspek Biologi Darat
Flora (jumlah dan komposisi jenis, dominasi jenis, keanekaragaman,
spesies yang dilindungi)
Fauna (keanekaragaman spesies jenis/indeks,kelimpahan, keseragaman
komunitas, jumlah endemik, jumlah yang dilindungi)
g) Aspek Biologi Perairan
Plankton (kelimpahan, indeks keseragaman, indeks dominasi, indeks
keragaman)
Benthos (kelimpahan, indeks keragaman, indeks dominasi, indeks
keseragaman)
Nekton (jenis)
h) Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya
Struktur kependudukan: jumlah/kepadatan penduduk, angkatan kerja,
tingkat pendidikan
Mobilitas penduduk
Struktur perekonomian dan mata pencaharian penduduk
Besar dan sumber pendapatan penduduk
Sikap masyarafat terhadap proyek
Kamtibmas (Konfl ik Sosial akibat pembebasan lahan)
Bangkitan pergerakan dan kebutuhan permukirnan dan tenaga kerja yang
besar.
Karakteristik budaya yang dominan
i) Aspek kesehatan masyarakat
20
Sepuluh jenis penyakit yang dominan menjangkiti masyarakat sekitar
proyek
Sarana dan prasarana kesehatan
Pemanfaatan/kebutuhan air sehari-hari oleh masyarakat
Sanitasi lingkungan
Pengumpulan sampah (TPS dan TPA)
Penyakit endemik
21
BAB III
METODE STUDI
22
rencana pembangunan Rumah Sakit dan beberapa titik diarea sekitar
pembangunan rumah sakit (dengan radius 1 KM) Parameter yang
dikumpulkan untuk kualitas udara dan kebisingan meliputi :
Tabel 3.1 Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data untuk Kualitas
Udara dan Kebisingan
No. Parameter Metode Analisis Peralatan Sumber Metode Keterangan
Analisis Data
23
1 Kualitas PP No. 41 Menggunakan Hasil
Udara Pararosanilin Spektrofotometer tahun Pedoman perhitungan
SO2 NDIR NDIR Analyzer 1999 ISPU: dikonversi
CO Saltzman Spektrofotometer tentang Kep.Men. LH menjadi
NO2 Gravimetri Hi-Vol Baku No. 45 tahun skala
PM 10 Gravimetri Hi-Vol Mutu 1997 dan kualitas
TSP Chemiluminescen Spektrofotometer Udara Kep. Ka lingkungan
O3 Ambien BAPEDAL
Nasional No. 107 tahun
1997
2 Kebisingan Sound level Kep.Men. Sesuai Hasil
meter LH No. 48 dengan perhitungan
tahun 1996 Kep.Men. LH dikonversi
tentang No. 48 tahun menjadi
Baku 1996 tentang skala
Tingkat Baku Tingkat kualitas
Kebisingan Kebisingan lingkungan
A. Hidrologi
a. Metode pengumpulan dan analisis data
Data yang akan digunakan dalam pengumpulan data mengenai
hidrologi adalah data primer, sekunder dan data berdasarkan
perhitungan matematis. Lingkup studi komponen lingkungan
hidrologi meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
Hidrologi
Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air
Tabel 3.2 Parameter, metode pengumpulan dan analisis data untuk Hidrologi
24
No. Parameter Metode Pengumpulan Metode Analisis Data Keterangan
Data
1 Debit/Discharge Data sekunder Matematik Data debit dekade,
Sungai Dan data primer Q=V*A bulanan, tahunan
2 Debit aliran permukan Metode rasional Matematik Butuh data hujan,
Data primer R = 0,028C.I.A (m3/dt) luas daerah dan
data penutup lahan
3 Kualitas air permukaan Menerapkan Standard Menerapkan National Pengukuran
Methods for The Sanitation parameter fisik
Examination of Water Foundation’s seperti suhu, pH,
and Water Quality Index TDS, DO dan
Wastes Water, APHA, (NSFWQI), (Ott, DHL dilakukan
edisi 1998). langsung di
ke 20, tahun 200. Baku lapangan ( in situ
Mutu Air yang akan measurement)
dipergunakan adalah PP
No. 82 tahun 2001.
4 Air larian permukaan Observasi visual dan Persamaan empiris Lokasi dimana
( run off) pengukuran luas DAS dengan terjadi
pada peta dengan rumus Q = 0,028.C.I.A. pembukaan lahan
planimeter (Rational equation) (tapak sumur, jalur
pipa dll.)
5 Tingkat penyediaan Data sekunder Perhitungan tingkat
dan kebutuhan/pemanfaatan
kebutuhan/pemanfaatan air dihitung berdasarkan
air rata -rata penggunaan
volume air per satuan
luas lahan untuk
pertanian, rata -rata
penggunaan air untuk
industri, dan ratarata
25
penggunaan air untuk
kegiatan lainnya
Tabel 3.3 Parameter Kualitas Air Tanah/Sumur yang akan Diukur (sesuai
PERMENKES 907/MENKES/SK/VII/2002)
No Parameter
1 Antimony
2 Air raksa (Hg)
3 Arsenic (As)
4 Barium (Ba)
5 Boron (Bo)
26
6 Cadmium (Cd)
7 Kromium (Cr)
8 Tembaga (Cu)
9 Sianida (CN)
10 Fluorida (F)
11 Timah (Pb)
12 Nikel (Ni)
13 Nitrat (NO3)
14 Nitrit (NO2)
15 Selenium (Se)
16 Amonia (NH3)
17 Alumunium (Al)
18 Klorida (Cl)
19 Tembaga (Cu)
20 Kesadahan (Ca CO3)
21 Hidrogen Sulfida (H2S)
22 Besi (Fe)
23 Mangan (Mn)
24 pH
25 Sodium (Na)
26 Sulfat (SO4 )
27 TDS
28 Seng (Zn)
29 Kekeruhan
30 E. Coli
31 Fecal coli
32 Suhu
33 Total zat padat terlarut (TDS
27
Untuk mengetahui kualitas air permukaan (air sungai) pada
lokasi penelitian, maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air
permukaan. Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air
sungai berpedoman pada Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air dan Kep.Men LH No. 37 Tahun 2003 tentang
Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh
Air Permukaan. Pengambilan sampel air permukaan untuk
penelitian ini dilakukan di sungai sungai terdekat yang terpengaruh
oleh kegiatan pembangunan serta pengolahan limbah Rumah Sakit
yang berjarak (radius) 1 KM dari lokasi proyek pembangunan
Rumah Sakit. Parameter- parameter kualitas air permukaan yang
akan diukur disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Parameter Kualitas Air Permukaan yang akan Diukur (sesuai PP
RI No. 82 Tahun 2001)
No Parameter
1 pH
2 DO
3 Kekeruhan
4 DHL
5 BOD
6 COD
7 Total fosfat sebagai
8 P
9 NO3
10 NH3
11 Kobalt (Co)
12 Barium (Ba)
13 Boron (Bo)
14 Kadmium (Cd)
15 Khrom (VI)
28
16 Tembaga (Cu)
17 Besi (Fe)
18 Timbal (Pb)
19 Mangan (Mn)
20 Air Raksa (Hg)
21 Seng (Zn)
22 Khlorida (Cl)
23 Sianida (CN)
24 Fluorida (F)
25 Nitrit (NO2)
26 Sulfat (SO 4)
27 Khlorin bebas
28 Belerang sbg H2S
29 Minyak dan Lemak
30 Detergen
31 Residu Terlarut
32 Residu Tersuspensi
33 Total Coliform
Fecal Coliform
29
No Parameter Teknik Pengujian Spesifikasi
Metode
Pengujian
1 Amonium Spektrofotometri dengan Nessler SNI 06-2479-
2 Besi Spektrometri serapan atom 1991
3 BOD Inkubasi Winkler SNI 06-2523-
4 COD Refluk secara tertutup 1991
5 Fenol Spektrofotometri dengan SNI 06-2503-
aminoantipirin 1991
6 Krom Spektrometri serapan atom SNI 06-2504-
7 Kadmium Spektrometri serapan atom 1991
8 Minyak dan Ekstraksi dengan petroleum eter SNI 19-1656-
9 lemak Spektrofotometri dengan sulfat 1989
10 Nitrat Spektrofotometri dengan
11 Nitrit A.sulfanilat SNI 06-2511-
12 Perak Spektrometri serapan atom 1991
Sulfida Spektrofotometri dengan para SIN-06-2465-
13 aminodimetil anilin 1991
14 Sianida Titrimetri dan kolorimetri SNI 19-1660-
Seng Spektrometri serapan atom 1989
SNI 06-2480-
1991
SNI 06-2484-
1991
SNI 06-4162-
1996
SNI 19-1664-
1989
SNI 19-1504-
1989
30
SNI 06-2507-
1991
Sumber : Kepmen LH No. 37 tahun 2003
31
Kabupaten
Lombok Utara
6 Sosial Budaya Kependudukan
Ekonomi
Pendapatan
masyarakat
Kesempatan
berusaha
Proses sosial
Sikap dan
persepsi
masyarakat
7 Kesehatan
Masyarakat
8
32
melebihi baku mutu dan atau telah mendekati angka batas pada perubahan
skala kualitas lingkungan
33
1) Untuk jumlah manusia yang terkena dampak
Kriteria P apabila terdapat > 25% manusia tidak mendapatkan
memanfaatkan hasil/manfaat dari proyek. Kriteria TP apabila tidak
jumlah manusia terkena dampak <25% dari manusia yang terkena
dampak.
2) Luas wilayah persebaran dampak
Kriteria P apabila luas dampak > 0,25 kali luas wilayah studi, karena
setidak -tidaknya di daerah tersebut dalam luasan 0,25 dari luas wilayah
studi pemanfaatan ruang cukup beragam sehingga tingkat
kepentingannya tinggi, sehingga dampaknya sudah dianggap
penting. Kriteria TP apabila luas dampak < 0,25 kali luas wilayah studi.
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kriteria P apabila intensitasnya sama atau lebih besar daripada ambang
batas baku mutu, dan atau dampak berlangsung tidak hanya sesaat.
Kriteria TP apabila intensitasnya rendah (dibawah ambang batas baku
mutu dan dampaknya berlangsung hanya sesaat).
4) Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak
Kriteria P apabila ada komponen lain yang terkena dampak. Kriteria TP
apabila tidak ada komponen lain yang terkena dampak.
5) Sifat kumulatif dampak
Kriteria P apabila dampak akan terakumulasi. Kriteria TP apabila
dampak tidak akan terakumulasi .
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kriteria P apabila dampak tidak berbalik. Kriteria TP apabila dampak
berbalik.
Mengingat bahwa tujuan akhir pembangunan adalah untuk
kepentingan manusia, maka dalampenetapan sifat penting dampak,
parameter jumlah manusia terkena dampak diberi bobot 3.
34
1. Oad hoc
2. Verlays
3. Checklists
4. Matrices
5. Networks
6. Modifikasi dan kombinasi
35
Tabel 3.6 Bagan metode Network
36
Profesional judgement yang merupakan pendugaan dampak oleh tenaga
ahli berdasarkan pengalaman dan ilmu yang dimiliki yang dikaitkan
dengan fenomena di lapangan.
37
Dampak dikatan penting jika komponen-komponen lingkungan yang
terkena dampak sekunder atau tersier lebih banyak atau sama dengan
komponen lingkungan yang terkena dampak penting.
6. Sifat kumulatif dampak
Dampak dikatakan penting jika akumulasi dampak terjadi terus
menerus sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan dan
menimbulkan ruang yang relatif luas bahkan terjadi fenomena
sinergetik (saling memperkuat di wilayah sebarannya).
7. Berbalik (reversibel) atau tidak berbaliknya (Irreversibel) dampak
tersebut.
Dampak dikatakan penting jika komponen lingkungan yang terkena
dampak tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi
manusia. Untuk beberapa aspek, evaluasi dilakukan melalui
perbandingan dengan standar kualitas lingkungan yang berlaku.
38
c. Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak
tidak penting dan tidak dikelola (TPK).
39
Masukan untuk pengambilan keputusan atas kelayakan lingkungan
dari Rencana Proyek pembangunan Rumah Sakit
Masukan untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2020.Kontrak Pembangunan RSUD Soreang Ditandatangani, Ini Proyek
Terbesar dalam Sejarah Kabupaten
Bandung, https://jabar.tribunnews.com/2019/05/22/kontrak-pembangunan-rsud-
soreang-ditandatangani-ini-proyek-terbesar-dalam-sejarah-kabupaten-bandung.
41