Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PERJALANAN DINAS

MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


DASAR-DASAR AMDAL
PUSAT STUDY LINGKUNGAN HIDUP, YOGYAKARTA 2-7 JULI 2018

Kepada Yth : Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupten


Rejang Lebong
Dari : Kabid Penataan dan Penaatan PPLH
Perihal : Laporan Hasil DIKLAT DASAR-DASAR AMDAL
Dasar Pelaksanaan : SPT Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Rejang Lebong, Nomor : 660 /54.a/ SP/2018
Tanggal 29 Juni 2018.
Maksud : Mengikuti Bimbingan Teknis KLHS (Kajian
Lingkungan Hidup Strategis)
Hari / Tanggal : Senin s.d Sabtu, 2-7 Juli 2018

Berikut disampaikan hasil dari Kegiatan tersebut :


1. Kegiatan dilaksanakan di Kampus UGM, Gedung PSLH (Pusat Studi Lingkungan
Hidup), Yogyakarta, selama 6 (enam) hari yaitu dari tanggal 2-7 Juli 2018.
2. Kegiatan Pelatihan ini merupakan kegiatan Pelatihan Dasar-Dasar Amdal
Angkatan ke 119, dengan jumlah peserta sebanyak 54 orang yang berasal dari
lembaga pemerintahan dan swasta. Peserta berasal dari Pulau Sumatera hingga
Jaya pura.
3. Materi pada pelatihan ini ini terdiri dari :
a. Pembahasan mengenai UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
b. Peraturan Pemerintah RI No.27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkunga.
c. Permen Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
d. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun 2012
mengenai Pedoman Penyusuan Dokumen Lingkungan Hidup
e. Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup RI no. 17 Tahun 2012
tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisa
Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 08 Tahun 2013 tentang
Tata Laksana Penilai dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup sera
Penerbitan Izin Lingkungan.
g. Materi tambahan yaitu pembahasan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No 24 Tahun 2018 tentang ‘ PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK’

4. Berikut ringkasan materi Pelatihan yang telah dilaksanakan :


a. AMDAL
1. Setiap usaha yang memberikan dampak penting bagi lingkungan wajib
memiliki IZIN LINGKUNGAN, tertera pada UU No 32 Tahun 2009 Pasal
22 ayat (1).
2. Dalam menentukan apakah sebuah Usaha/Rencana Kegiatan tersebut
memberikan Dampak Penting bagi Lingkungan dilakukanlah
PENAFISAN.
3. Berikut langkah dalam penafisan untuk menentukan wajib tidaknya
suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
1. Pemrakarsa mengisi ringkasan informasi awal atas nama rencana
usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan. (Lampiran V Permen LH
No 05 Tahun 2012. ). Rencana Usaha/kegiatan wajib sesuai
dengan tata ruang yang berlaku dan Peta Indikatif Penundaan Izin
Baru yang di tetapkan melalui instruksi Presiden No. 10 Tahun
2011.
2. Uji ringkasan Informasi dengan daftar jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL (Lampiran I
Permen LH no 05 / 2012 )
3. Jika :
a. Rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan atau
b.Terdapat Usaha dan /atau kegiatan pendukung atas usaha
dan/atau kegiatan yang diusulkan yang TERMASUK dalam daftar
Lampiran I : Kegiatan tersebut maka kegiatan / rencana usaha
tersebut wajib AMDAL.
4. Jika TIDAK TERMASUK dalam maka perlu di uji lokasi rencana
usaha apakah lokasi tersebut berada dalam dan/atau berbatasan
langsung dengan kawasan lindung ? di saring dengan
menggunakan :
 Daftar kawasan lindung pada lampiran III (kawasan
lindung dimaksud wajib ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan dan
 Gunakan kriteria berbatasan langsung dengan kawasan
lindung (pasal 3 ayat (3))
5. Selanjutnya jika TIDAK BERADA pada kriteria no 4 tersebut maka
kegiatan tersebut merupakan wajib UKL UPL atau SPPL.
6. Namun jika termasuk pada daftar Pengecualian maka kegiatan
tersebut menjadi wajib AMDAL.
Berikut contoh penafisan :

Pemerintah daerah Kabupaten Teluk Wondama berencana membangun


rumah sakit umum daerah (RSUD). RSUD yang dibangun seluas 9.000
m2, luas lahan direncanakan 3 hektar yang terdiri dari 2 hektar lahan di
darat dan 1 hektar lahan hasil reklamasi pantai. Saat ini lahan 2 hektar
masih dimiliki penduduk sehingga akan ada tahap pembebasan lahan
dan akan dilakukan reklamasi pantai seluas 1 hektar. Panjang reklamasi
25 meter ke arah laut dari garis pantai, Vol material urug 300.000m 3.
Kebutuhan air sebanyak 20 liter/detik diambil dari air tanah dalam.
Limbah cair domestik dan infeksius RSUD diolah dalam instalasi
pengolah air limbah (IPAL) kapasitas 2.000 kg/hari. Limbah padat
infeksius yang termasuk limbah B3 akan dikelola menggunakan
insenerator dengan kapasitas ruang bakar 3 m3. Insenerator RSUD
tersebut juga akan digunakan untuk mengelola limbah padat infeksius
dari puskesmas di seluruh Kabupaten Teluk Wondama.
 Pemakaian incinerator untuk beberapa Puskesmas mengakibatkan
Pembangunan RSU tersebut menjadi WAJIB AMDAL. Sedangkan jika di pakai
untuk RSU itu sendiri dan berada dalam 1 lokasi menjadi tidak wajib AMDAL.
PENAFISAN DAN KEWENANGAN AMADAL
Berikut susunan komisi PENILAI AMDAL
KOMISI AMDAL PUSAT (MENTERI) menilai kegiatan yang sifatnya :
1. Strategis Nasional; dan/atau
2. Berlokasi:
a. Lintas wilayah provinsi;
b. Di wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis
pantai ke arah laut lepas; dan/atau.
c. Di wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia .
KOMISI PENILAI AMDAL PROPINSI (GUBERNUR) menilai kegiatan yang sifatnya :
a. Strategis Provinsi; dan/atau
b. Berlokasi:
Lintas wilayah kabupaten/kota; dan/atau di wilayah laut paling jauh 12 (dua
belas) mil laut dari batas kewenangan laut kabupaten/kota dan/atau ke arah
perairan kepulauan.
KOMISI PENILAI AMDAL KABUPATEN (BUPATI) menilai kegiatan yang sifatnya :
a. Strategis Kabupaten/kota dan tidak strategis; dan/atau
b. Berada di wilayah laut paling jauh 1/3 (sepertiga) dari wilayah laut kewenangan
provinsi.
Hal ini terdapat dalam Pasal 36 PP 27 Tahun 2012.
 Pada Provinsi hasil pemekaran yang belum memiliki KPA provinsi berlisensi,
penilaian dokumen Amdal yang menjadi kewenangannya dilakukan oleh KPA
provinsi induk. Berdasarkan hasil penilaian dokumen Amdal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), gubernur provinsi hasil pemekaran menerbitkan:
a. Keputusan kelayakan lingkungan hidup dan Izin Lingkungan; atau
b. Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup.
 Kabupaten/kota hasil pemekaran yang belum memiliki KPA kabupaten/kota
berlisensi, penilaian dokumen Amdal yang menjadi kewenangannya dilakukan
oleh KPA kabupaten/kota induk. Berdasarkan hasil penilaian dokumen Amdal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bupati/walikota kabupaten/kota hasil
pemekaran menerbitkan:
a. Keputusan kelayakan lingkungan hidup dan Izin Lingkungan; atau
b. Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup.
Dokumen AMDAL terdiri dari
1. Dokumen kerangka acuan (KA-ANDAL);
2. Dokumen ANDAL;
3. Dokumen RKL
4. Dokumen RPL
5. Ringkasan Eksekutif
PENYUSUN AMDAL
1. Dalam menyusun dokumen Amdal, pemrakarsa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (1) dapat meminta bantuan kepada pihak lain.
2. Pasal 27 ayat (1)
Penyusun amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dan
Pasal 27 wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal. (2)
Kriteria untuk memperoleh sertifikat kompetensi penyusun amdal
sebagaimana dimasud pada ayat (1) meliputi: a. penguasaan metodologi
penyusunan amdal; b. kemampuan melakukan pelingkupan, prakiraan,
dan evaluasi dampak serta pengambilan keputusan; dan c. kemampuan
menyusun rencana pengelolaan dan pemantauan LH (3) Sertifikat
kompetensi penyusun amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh lembaga sertifikasi kompetensi penyusun Amdal yang
ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi dan kriteria
kompetensi penyusun amdal diatur dengan peraturan Menteri.

BERIKUT TIM PENYUSUN AMDAL


 Susunan pelaksana studi AMDAL (Per.Men. LH 16-2012 Lamp.1 - B1):
a. Ketua : Memiliki sertifikat kompetensi KTPA
b. Anggota Tim : > 2 org, Memiliki sertifikat kompetensi ATPA
c. Tenaga ahli -ahli terkait dampak Penting -ahli terkait Rencana Usaha
dan/atau kegiatan.
d. Asisten penyusun Amdal, telah ikut dan lulus Pelatihan Penyusun
Amdal di LPK yg telah teregistrasi / terakreditasi di KLH.
PELIBATAN MASYARAKAT
1. Dokumen AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 disusun oleh
pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat.
2. Pelibatan masyarakat harus dilakukan berdasarkan prinsip pemberian
informasi yang transparan dan lengkap serta diberitahukan sebelum
kegiatan dilaksanakan.
3. Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi: a. yang terkena
dampak; b. pemerhati lingkungan hidup; c. yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
4. Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan
keberatan terhadap dokumen AMDAL.

MASYARAKAT TERKENA DAMPAK, adalah masyarakat yang berada dalam batas


wilayah studi Amdal (batas sosial) yang akan merasakan dampak dari adanya rencana
usaha dan/atau kegiatan, terdiri dari masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dan
masyarakat yang akan mengalami kerugian

MASYARAKAT YANG TERPENGARUH ATAS SEGALA BENTUK KEPUTUSAN DALAM


PROSES AMDAL, adalah masyarakat yang berada di luar dan/atau berbatasan langsung
batas wilayah studi Amdal dan yang akan merasakan dampak dari adanya rencana
usaha dan/atau kegiatan.

MASYARAKAT PEMERHATI LINGKUNGAN adalah masyarakat yang tidak terkena


dampak dari suatu RU d/a K, tetapi mempunyai perhatian terhadap rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut, maupun dampak-dampak lingkungan yang akan
ditimbulkannya.

PENETAPAN MASYRAKAT TERKENA DAMPAK


Masyarakat terkena dampak memilih dan menetapkan sendiri wakilnya yang duduk
sebagai anggota komisi penilai Amdal; 2. Pemilihan dan penetapan wakil masyarakat
tersebut dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan konsultasi publik; 3. Jumlah wakil
masyarakat terkena dampak yang dipilih dan ditetapkan untuk duduk sebagai anggota
komisi penilai amdal ditetapkan secara proporsional dan mewakili aspirasi masyarakat
yang diwakilinya dalam persoalan lingkungan hidup; 4. Hasil penetapan wakil
masyarakat tersebut dituangkan dalam bentuk surat persetujuan/surat kuasa yang
ditandatangani oleh masyarakat yang diwakili berupa penetapan wakil masyarakat
yang akan duduk sebagai anggota komisi penilai Amdal; 5. Pemrakarsa
mengomunikasikan hasil penetapan wakil masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
angka 4 kepada sekretariat komisi penilai Amdal sesuai dengan kewenangannya; 6.
Wakil masyarakat terkena dampak wajib: a. melakukan komunikasi dan konsultasi rutin
dengan masyarakat terkena dampak yang diwakilinya; dan b. menyampaikan aspirasi
masyarakat terkena dampak yang diwakilinya dalam rapat komisi penilai Amdal.

PELAKSANAAN UKL UPL


Untuk wilayah Kabupaten Rejang Lebong kita banyak menangani tentang perizinan
lingkungan sekup UKL UPL. Berikut beberapa item yang perlu diperhatikan sehubungan
dengan hal tersebut :
1. Pada tahap pemeriksaan Dokumen UKL UPL merujuk pada Lampiran 1 pp 08
Tahun 2013 tentang Pemeriksaan Dokumen UKL UPL.
2. Dokumen UKL UPL dibuat pada tahap perencana bukan pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, artinya dokumen lingkungan tersebut dibuat sebelum
dilakukannya pembanguna rencana Usaha dan/atau kegiatan.
3. Apabila rencana usaha/kegiatan tersebut telah berjalan maka dokumen yang
dibuat adalah DPPLH bukan UKL UPL lagi.
4. Jangka waktu Pemeriksaan UKL-UPL adalah 14 (empat belas hari) sejak
dokumen dinyatakan lengkap.
5. Untuk jenis Usaha/ kegiatan yang telah mendapatkan izin lingkungan, kemudian
melakukan perubahan dari usaha maka wajib mengajukan perubahan izin
lingkungan.
6. Pegawai negeri sipil yang bekerja pada instansi lingkungan hidup pusat, provinsi,
atau Kab/Kota dilarang menjadi penyusun UKL - UPL [PP 27-2012, psl 19, ayat
(1)]
7. Dalam hal instansi lingkungan hidup pusat, provinsi, atau kab/kota bertindak
sebagai Pemrakarsa, pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menjadi penyusun UKL-UPL [PP 27-2012, psl 19, ayt (2)].
PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN
a. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengajukan permohonan
perubahan izin lingkungan, apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah
memperoleh izin lingkungan direncanakan untuk dilakukan perubahan.
b. Hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan izin lingkungan adalah sebagai
berikut :
 Perubahan kepemilikan
 Perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
 Perubahan yang berpengaruh pada lingkungan hidup (9 kriteria)
 Perubahan dampak resiko (LH/ERA/audit LH)
 Rencana atau kegiatan yang tidak dilaksanakan setelah 3 tahun izin lingkungan
di terbitkan. (Diatur dalam PP 27 Psl 50-51)
Penerbitan perubahan izin dilakukan bersamaan dengan penerbitan perubahan
keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL
c. Penerbitan perubahan keputusan kelayakan lingkungan hidup dilakukan
melalui: Amdal baru; Adendum Andal dan RKL-RPL; atau
d. Penerbitan perubahan rekomendasi UKL-UPL dilakukan melalui penyusunan
dan pemeriksaan UKL-UPL baru.
e. Sebelum mengajukan permohonan perubahan izin penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL

JIKA Tidak Dilaksanakannya Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam jangka waktu 3
(Tiga) Tahun sejak diterbitkannya Izin Lingkungan MAKA :
1. Membuat AMDAL baru
2. Membuat Adendum Andal, RKL RPL.
3. UKL UPL Baru
1. Permohonan Arahan Perubahan Izin Lingkungan: Penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan mengajukan permohonan arahan tindak lanjut perubahan
izin lingkungan terkait dengan rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan
yang akan dilakukan;
2. Proses Penapisan dan Pemberian Arahan Tindak Lanjut Perubahan Izin
Lingkungan: Instansi lingkungan hidup dengan bantuan tim teknis KPA atau
pakar terkait melakukan telaahan terhadap rencana perubahan usaha dan/atau
kegiatan serta memberikan arahan tindak lanjut proses perubahan izin
lingkungan*)
3. Penyusunan Amdal Baru atau ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL:
Penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan menyusun dokumen lingkungan
(Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL) sesuai dengan arahan tindak
lanjut proses perubahan izin lingkungan
4. Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Dokumen LH: Penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan perubahan izin lingkungan dan
penilaian Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL;
5. Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup: Tim Teknis dan/atau KPA melakukan
penilaian Amdal Baru atau Adendum ANDAL dan RKL-RPL;
6. Penerbitkan Keputusan Perubahan SKKL dan Perubahan Izin Lingkungan:
Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya
menerbitkan perubahan keputusan kelayakan lingkungan dan perubahan izin
lingkungan

Catatan: *) Arahan tindak lanjut dapat berupa arahan perubahan izin lingkungan tanpa
melakukan perubahan keputusan kelayakan lingkungan atau tanpa harus melakukan
perubahan izin lingkungan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2018


TENTANG PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK

1. Perizinan berusaha adalah pendaftaran yang diberikan kepada Pelaku Usaha


untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatan dan diberikan dalam
bentuk pesetujuan yang dituangkan dalam bentuk surat/keputusan atau
pemenuhan persyaratan dan / atau komitmen.
2. Perizinan berusaha terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission
yang selanjutnya disebut OSS adalah perizinan berusaha yang diterbitkan oleh
lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga,
gubernur,Bupati/walikota, kepada pelaku usaha melalui system elektronik yang
terintegrasi.
3. Komitmen adalah pernyataan pelaku usaha untuk memenuhi persyaratan izin usaha
dan/atau Izin Komersial atau Operasional.
4. Lembaga Pengolaan dan Penyelenggara OSS yang selanjutnya disebut Lembaga OSS
adalah lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan usaha
pemerinta di bidang koordinasi peneneman modal .
5. Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah identitas Pelaku Usaha
yang diterbitkan oleh Lembaga OSS setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran
6. Tanda daftar perusahaan yang selanjutnya disingkat TDP adalah surat tanda
pengesahan yang diberikan oleh Lembaga OSS kepada pelaku usaha yang telah
melakukan pendaftaran
7. Angka Pengenal Importir yang selanjutnya disingkat API adalah tanda penggenal
sebagai Importir.
8. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah Identitas
penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal, dan melekat pada seseorang yang
terdaftar sebagai penduduk Indonesia.
9. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat RPTK adalah
rencana penggunaan tenaga kerja asing pada jabatan tertentu yang disebut oleh
pemberi kerja tenaga kerja asing untuk jangka waktu tertentu yang di sahkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang ketenagakerjaan atau
pejabat yang ditunjuk.
10. Izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memperoleh tanah
yang diperlukan untuk izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut
untuk usaha dan / atau kegiatannya
11. Jenis Perizinan Berusaha terdiri atas :
 Peluku Usaha perseorangan ; dan
 Pelaku Usaha non perseorangan
12. Pelaksanaan Kewenangan penerbitan perizinan Berusaha termasuk penerbitan
dokumen lain yang berkaitan dengan Perizinan Berusaha wajib dilakukan melalui
lembaga OSS
13. Pelaksanaan Perizinan Berusaha meliputi
 Pendaftaran
 Penerbitan izin usaha dan penerbitan izin komersial atau operasional berdasarkan
komitmen
 Pemenuhan komitmen izin usaha dan pemenuhan komitmen izin komersial atau
oprasional
 Pembayaran biaya
 Fasilitasi
 Masa berlaku dan
 Pengawasan
14. Pendaftaran
(1) Pelaku usaha melakukan pendaftaran untuk kegiatan berusaha dengan cara mengakses
laman OSS.
(2) Cara mengakses laman OSS dilakukan dengan cara memasukan :
 NIK dalam hal pelaku usaha merupakan perseorangan sebagimana dimaksud
dalam pasal 6 ayat (1) huruf a
 Nomor pengesahan akta pendirian atau nomor pendaftaran perseroan terbatas,
yayasa/badan usaha yang didirikan ole yayasan, koperasi, persekutuan komanditer
15. Pelaku usaha perseorangan yang telah mendapatkan akses dalam laman OSS
melakukan pendaftaran dengan mengisi data paling sedikit
a. Nama dan NIK
b. Alamat tempat tinggal
c. Bidang usaha
d. Lokasi penanaman modal
e. Besaran rencana menanaman modal
f. Rencana penggunaan tenaga kerja
g. Nomor kontak usaha dan / atau kegiatan
h. Rencana permintaan fasilitas fiskal, kepabeanan,dan/ atau fasilitas lainnya dan
i. NPWP pelaku usahan perseorangan
16. Pelaku usaha non perseorangan yang telah mendapatkan akses dalam laman OSS,
melakukan pendaftaran mengisi data.
Lembaga OSS menerbitkan NIB setela pelaku usaha melakukan pendaftaran melalui
pengisian data secara lengkap dan mendapatkan NPWP
17. NIB berbentuk 13 digit angka acak yang diberi pengaman dan disertai dengan tanda
tangan Elektronik
18. NIB merupakan identitas berusaha dan digunakan oleh pelaku usaha untuk
mendapatkan izin usaha dan izi komersial atau optasional termasuk untuk pemenuhan
persyaratan izin usaha dan izin komersial Oprasional.
19. NIB berlaku selama pelaku usaha menjalankan usaha dan / atau kegiatannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
NIB dicabut jika :
a. Pelaku usaha melakukan usaha usaha dan / atau kegiatan yang tidak sesuai dengan
NIB dan / atau
b. Dinyatakan batal atau tidak sah berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap.
NIB berlaku juga sebagai :
a. TDP sebagi mana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang tanda
daftar perusahaan
b. API sebagai mana dimasksud dalam peraturan perundang-undangan dibidang
perdagangan dan\
c. Hak akses kepabeanan sebagai mana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan
dibidang kepabeanan
TDP belaku ketentuan sebagai berikut :
a. NIB merupakan pengesahan TDP
b. NIB sebagai TDP berlaku selama jangka waktu keberlakuan NIB.
Pelaku usaha yang telah mendapatkan NIB terdaftar sebagai peserta jaminan sosial kesehatan
dan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Dalam hal pelaku usaha akan memperkerjakan tenaga kerja asing, pelaku usaha mengajukan
pengesahan RPTKA, Pelaku usaha dalam rangka pengajuan pengesahan RPTKA mengisi
data pada laman OSS berupa :
a. Alasan penggunaan tenaga kerja asing.
b. Jabatan dan/atau kedudukan tenaga kerja asing dalam steruktur organisasi
perusahaan yang bersangkutan.
c. Jangka waktu pengguna tenaga kerja asing penunjukan tenaga kerja Indonesia
sebagai pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan dan
d. Jumlah tenaga kerja asing.

Demikianlah laporan ini dibuat kiranya bermanfaat bagi kita semua.

Curup, 11 Juni 2018


Penyusun
Kabid Penataan dan Penataan PPLH

Afreda R.P.

Anda mungkin juga menyukai