BENDUNG KARET
WAY PEDADA
presented by Kelompok 10
Kelompok 10
Faizah Dzirwah A. (195060407111014)
Farida Laksmi A.A (195060400111034)
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat sekitar rawa Way Pedada kesulitan dalam memperoleh air
bersih karena intrusi air laut yang masuk ke daratan pada saat musim
kemarau dan selalu dilanda wabah penyakit muntaber. Dataran Rawa
Pitu dihuni sebanyak 41.000 KK yang meliputi daerah Rawa Jitu, Rawa
Pitu dan Tambak Inti.
Kemungkinan adanya persepsi dan keresahan masyarakat terhadap dibangunnya bendung karet Way Pedada (128 KK)
yang telah menempati lokasi genangan serta pembangunan jaringan irigasi seluas 12.270 ha akibat terkena proyek dan
pembebasan lahan seluas 1. 778 ha.
Kemungkinan adanya kerusakan sumber daya alam akibat pengambilan material konstruksi maupun akibat disposal
material.
Kemungkinan adanya pengaruh terhadap vegetasi dan biota air akibat perubahan pola air permukaan dengan adanya
waduk
Perubahann sosial ekonomi/budaya masyarakat akibat adanya perubahan ekosistem terestrial menjadi aquatis
Menurunnya kualitas air akibat pembuangan limbah industri dihulu lokasi proyek (pabrik tapioka)
Kemungkinan berkembangnya gulma air diwaduk dan disaluran irigasi yang dibangun
Menurunnya kualitas air akibat kemungkinan penggunaan pestisida berlebihan oleh petani dan sedimentasi pada Way
Pedada dan Way Tulang Bawang.
Tujuan dan
Kegunaan Studi
Tujuan Studi:
Mengidentifikasi komponen rencana kegiatan proyek yang berpotensi menimbulkan
dampak
Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
Memperkirakan besaran dampak yang diperkirakan akan timbul dan tingkat
dampak tersebut
Mengevaluasi dampak penting yang akan timbul
Merumuskan saran/tindak lanjut yang terkait dapat dilaksanakan oleh pemrakarsa
atau instansi
Kegunaan studi ANDAL Pembangunan Bendung Karet Way Pedada ini adalah untuk
membantu proses pengambilan keputusan terhadap desain rinci, pelaksanaan dan
pengelolaan kegiatan proyek nantinya.
Identitas Pemrakarsa dan
Penyusun Studi ANDAL
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
Komponen Kegiatan
Yang Ditelaah
a. Tahap Pra-konstruksi
1. Pembebasan lahan didaerah rencana lokasi bendung karet dan tanggul
banjir serta daerah rencana genangan dan saluran penghubung (Saluran
Induk dan Bangunan Pengambilan /intake hingga ke bangunan yang
telah ada) seluas total ± 6.563,81 ha (termasuk rawa negara seluas 4.
931,50 ha yang selalu tergenang).
2. Pemindahan penduduk yang terkena tapak proyek sebanyak I28 KK (699
jiwa) yang telah bermukim di 14 desa (hasil pengukuran terakhir yang
dilaksanakan oleh konsultan PT. Aztindo Rekaperdana, 1996).
Komponen Kegiatan
Yang Ditelaah
b. Tahap Konstruksi
Mobilisasi tenaga kerja
Pekerjaan pondasi konstruksi bendung karet
Pekerjaan timbunan tanggul banjir sepanjang ± 2 km dan pengalihan
sungai
Penutupan sungai dan pengisian waduk
Pembangunanjaringan irigasi dan drainasi sertajaringan air baku
Batas Administrasi
Batas administrasi meliputi batas administrasi pemerintahan yang dipengaruhi
oleh rencana kegiatan proyek, yakni Kecamatan Menggala dan Kecamatan
Mesuji Lampung di Kabupaten Lampung Utara, Propinsi Lampung.
Batas Lingkup
Wilayah Studi
Batas Lingkup Batas Ekologis
Ditentukan berdasarkan sifat dan luas persebaran dampak yang diperkirakan
akan terjadi akibat adanya kegiatan proyek. Seluruh daerah pengaliran Way
Pedada dan Way Tulang Bawang bagian hilir, seluruh areal irigasi dan jaringan
air baku, borrow area dan jalur pengangkutan material.
Batas Sosial
Ditentukan atas sejauh mana penyebaran dampak penting mempengaruhi
sosial ekonomi, budaya maupun kesehatan masyarakat yang terkena akibat
adanya kegiatan proyek.
Peta Batas
Wilayah Studi
Keterkaitan Dengan
Kegiatan Lain
Kegiatan Transmigrasi
Data Sekunder
Didapat dari studi literatur sebelumnya, studi yang ada di proyek, data dan
informasi dari instansi terkait, seperti Data Hidrologi, Peta Tataguna Lahan, Peta
Liputan, Peta Administrasi Sumatera, dll.
Metoda Pengumpulan
dan Analisis Data
Dianalisis dengan metode yang sesuai dan persyaratan teknis yang berlaku.
Metode Identifikasi
Prakiraan Dampak
1. Metoda identifikasi Dampak Penting
Menggunakan matriks interaksi antara komponen kegiatan yang
potensial menimbulkan dampak terhadap lingkungan dengan komponen
lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan proyek
tersebut.
Dampak Penting:
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
d. Intensitas dampak
e. Jumlah komponen lingkungan yang terkena dampak
g. Sifat kumulatip dampak
h. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Perumusan RKL dan RPL
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan rekomendasi dari
Analisis Dampak Lingkungan terhadap dampak penting potensial yang
timbul akibat kegiatan proyek.
Kegunaan Proyek
1. Ketersediaan air baku sepanjang musim bagi masyarakat setempat
(Dipasena dan Rawa Pitu)
2. Pemanfaatan sumber daya air secara menyeluruh dan terpadu
3. Meningkatkan fungsi lahan seluas 12.270 ha dan air secara optimal
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat dalam rangka mengentaskan
kemiskinan khususnya didaerah Rawa Pitu
5. Meningkatkan pendapatan daerah
Komponen & Dimensi Proyek
1. Lokasi Kegiatan
Lokasi rencana pembangunan bendung karet Way Pedada dibangun
pada copure (sodetan) Way Pedada antara dua desa, desa Bogatama
dan desa Sukamakmur.
Status proyek hingga saat studi ANDAL ini dilakukan masih dalam
memantapkan desain rinci. Diharapkan akhir tahun anggaran 1996/1997
desain rinci selesai dan pelaksanaan fisik dapat diusulkan pada tahun
berikutnya 1997/1998. Lama pelaksanaan diperkirakan selama 2 (dua)
tahun dan pada T.A. 1999/2000 proyek ini diharapkan selesai.
BAB V
RONA LINGKUNGAN AWAL
Rona Lingkungan Awal
KOMPONEN GEOFISIK-KIMIA KOMPONEN BIOLOGI
1. iklim 1. Kualitas Air
2. fisiografi 2. Flora & Fauna Aquatis
3. Hidrologi 3.Flora & Fauna Teresial
4.Ruang tanah dan lahan
TOPOGRAFI
Kondisi daerah Pedada-Tulang Bawang yang terkenal dengan nama
Rawa PITU merupakan lahan yang diapit diantara Way Tulang Bawang
yang mengalir dari Barat ke Timur dan bermuara di pesisir timur
pantai Sumatera dengan anak sungainya yang terbesar Way Pedada
merupakan dataran aluvial pantai ( coasta; alluvial plain).
Komponen Geofisika-Kimia
FISIOGRAFI
GEOLOGI
Fisiografi daerah studi termasuk dalam Formasi Muara Enim, yang
terdiri dari Batu Lempung, Batu Lempung Pasiran dan Batu Lanau
Tufaan yang berselingan dengan sisipan Batu Pasir Tufaan dan Batu
Lempung Hitam, yang ditutupi oleh endapan rawa yang terdiri dari
lumpur, lanau dan pasir, yang dapat dibagi dalam dua satuan
morfologi
Komponen Geofisika-Kimia
HIDROLOGI
KUALITAS FISIK
Secara umum kondisi ke delapan parameter yang tergolong dalam
sifat fisik, antara lain suhu, kekeruhan, wama air, padatan
tersuspensi maupun padatan terlarut, bau, rasa dan daya hantar
listrik di stasiun pengamatan 1 dan 2 keseluruhannya masih
tergolong normal.
KUALITAS KIMIA
Kondisi ke 30 parameter yang digolongkan ke dalam sifat kimia
perairan terdeteksi adanya beberapa parameter yang telah melewati
atau berada diluar batas maksimum yang dibolehkan
Komponen Geofisika-Kimia
KUALITAS AIR
KUALITAS MIKROBIOLOGIS
Berdasarkan atas basil pengamatan dan analisis contoh air dari ketiga
stasiun pengamatan dapat dijabarkan bahwa coliform, baik dalam
bentuk coliform group maupun coliform tinja masih jauh di bawah
baku mutu untuk kedua jenis peruntukan.
Komponen Biologi
FLORA DAN FAUNA AQUATIS
VEGETASI
Kondisi vegetasi alam yang masih tersisa adalah vegetasi rawa (gelam), vegetasi
riparian, semak belukar dan vegetasi air.
Sedangkan vegetasi lain yang terdapat pada lokasi studi adalah vegetasi (tanaman)
pekarangan dan pertanian/perkebunan.
Komponen Biologi
FLORA DAN FAUNA TERESTIAL
SATWA LIAR
Keaneka ragaman jenis mamalia dan reptilia yang terdapat di lokasi studi ± 12 jenis
yang terdiri atas mamalia 8 jenis (1 dilindungi) dan reptilia 4 jenis (2 dilindungi).
Keberadaan jenis satwa mamalia dan reptilia dilokasi studi termasuk sulit dijumpai dan
kelimpahan individu pada umumnya sedikit. Jenis mamalia yang tergolong
mempunyai kelimpahan jarang adalah musang air/berangberang (Lutra-lutra), kero
(Macaca fascicuslaris). Sedangkan jenis mamalia dilindungai yang masih ada adalah
kucing hutan (Felis bengalensis ).
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI
MATA PENCAHARIAN
Hampir ± 85% masyarakat di wilayah studi bermata pemcaharian sebagai petani.
Sektor pertanian merupakan faktor dominan untuk peluang kerja masyarakat
karena lahan yang tersedia memang disediakan oleh pemerintah untuk
transmigran agar dapat dikembangkan.
Disamping sektor pertanian, masyarakat juga ada yanga bekerja sebagai buruh di
perkebunan kelapa sawit, dan ada juga sebagai pedagang.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SOSIAL EKONOMI
PENGHASILAN
Ditinjau dari segi tingkat pendapatan, kondisi masyarakat di wilayah studi dapat
dikatagorikan sebagai desa berpenghasilan rendah. Rendahnya tingkat
pendapatan ini antara lain disebabkan berbagai hal yang
melatar belakangi, seperti pendidikan, luas lahan usaha/pertanian yang semakin
berkurang, kesempatan kerja, tingkat ketrampilan yang rendah, serta dukungan
infra-struktur yang kurang memadai.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SOSIAL EKONOMI
PENDIDIKAN
Sebagian besar penduduk hanya dapat menyelesaikan pendidikan hingga
SLTA/sederajat, namun masih ada yang tidak pemah sekolah sama sekali, hal ini
disebabkan karena anak merupakan asset keluarga yang sangat penting dalam
membantu kehidupan keluarga dalam kehidupan sehari-hari (bertani).
Fasilitas pendidikan yang ada di masing-masing desa juga kurang menunjang, jika
masyarakat ingin melanjutkan ke SLTA harus ke kota Kecamatan yang berjarak
rata-rata ± 80 km.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SOSIAL EKONOMI
PERSEPSI MASYARAKAT
Dilakukan wawancara baik dengan penduduk yang terkena genangan langsung,
penduduk disekitar lokasi rencana bendung karet Way Pedada hingga pada
penduduk yang diperkirakan akan memperoleh manfaat dari proyek tersebut.
Jalan logistik dari kota Kecamatan Manggala hingga kelokasi rencana bendung
karet Way Pedada dapat ditempuh dengan mudah, baik dari sisi kiri sungai
maupun dari sisi kanan sungai. Jalan antar desa yang merupakan jalan kampung
juga dalam kondisi cukup baik dan dapat dilalui oleh transportasi umum.
BAB VI
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Prakiraan Dampak Penting
1. ldentifikasi Dampak Identifikasi dampak dilakukan untuk mengetahui
dampak potensial (dampak hipotetis) yang akan terjadi akibat adanya
kegiatan proyek pembangunan nantinya sebelum dilakukan evaluasi
yang lebih mendalam.
2. Prakiraan dampak penting untuk mengetahui sejauh mana terjadi
perubahan kualitas lingkungan, sebelum ada proyek, selama kegiatan
proyek, dan setelah adanya kegiatan proyek. Dengan adanya
perubahan kualitas lingkungan, maka prakiraan besaran dampak
dinyatakan dengan nilai 1 hingga 3.
Matriks ldentifikasi Dampak
Pembangunan Bendung Karet
Way Pedada
Tahap Pra-Konstruksi
a. Kegiatan survei & investigasi lapangan dapat menimbulkan persepsi
masyarakat. Kegiatan investigasi dapat memberikan kesempatan kerja
penduduk setempat sebagai tenaga pembantu survey. Dapat menambah
dampak positif dengan besaran darnpak dikatagorikan kecil (nilai = + 1)
b. Kegiatan Pembebasan Lahan dapat menimbulkan persepsi dan keresahan
masyarakat, terutama nilai ganti rugi yang akan mereka terima (nilai = - 1)
c. Pemindahan penduduk, yang terkena pmbebasan proyek terutama pada
daerah rencana genangan perlu penanganan khusus, jangan sampai
mereka menjadi petani yang berpindah-pindah yang dapat merusak
lingkungan (nilai = -2) dan penting.
Tahap Konstruksi
a. Pembuatan base camp yang membuka kesempatan kerja diprakirakan
berdampak positip sedang (nilai = + 2) dan positip penting. Pemuatan
basecamp sanitasi perlu mendapatkan perhatian, sehingga diprakirakan
berdampak sedang (nilai = - 2) dan penting.
b. Pengangkutan material bangunan di dalam pelaksanaan fisik akan melewati
jalan-jalan desa yang cukup baik terpelihara dan mempunyai daya dukung
cukup tinggi untuk dilewati truk/dump truk, maka prakiraan besaran dampak
terhadap kerusakan jalan desa adalah kecil (nilai = -1)
c. Kegiatan pengisian waduk, untuk keperluan utama memenuhi kebutuhan air
baku maka yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari tampungan tersebut
(nilai -3 sangat penting)
Tahap Pasca-Konstruksi
a. Kegiatan 0 & P bendungan dan waduk berdampak positip, namun
pembersihan waduk yang dapat mengakibatkan berkurangnya volume
waduk, diperkirakan besaran dampak adalah sedang (nilai = -2) dan penting.
b. pH yang ideal antara 6,5 - 8,5. sehingga budidaya perikanan dikatagorikan
besar (nilai -3) dan penting.
c. pemeliharaan pada instalasi pengolahan air baku (WTP) mempunyai dampak
negatif terhadap lingkungan terutama dari hasil proses pemisahan unsur
logam berat yang terkandung dalam air baku yang akan dibuang (bila
dibuang ke sungai tentunya akan mencemari air sungai). Prakiraan dampak
diperkirakan sedang (nilai = - 2) danpenting.
lanjutan hasil matriks >
Evaluasi Dampak Penting
7 kriteria dampak:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena dampak
6. Sifat kumulatip dampak
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Apabila salah satu dari hasil telaahan kegiatan dengan menggunakan tujuh kriteria dampak penting tersebut bemilai d>3 atau
Nilai Penting Rata-rata (NPR) dari hasil kumulatip skor bernilai d>3, maka diktagorikan bahwa kegiatan tersebut berdampak
penting dan perlu ditindak lanjuti dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL ).
Apabila Nilai Penting rata-rata didapat < 3, maka dikatagorikan bahwa kegiatan tersebut berdampak Tidak Penting atau dampak
pentingnya dapat ditangani oleh proyek secara teknologi dan perlu arahan pada studi ANDAL.
Contoh
penerapan pada
salah satu
sumber dampak
penting >>>>
RENCANA PENGELOLAAN DAN
RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (RKL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan rekomendasi dari Analisis
Dampak Lingkungan terhadap dampak penting potensial yang timbul akibat
kegiatan proyek agar tidak merusak atau mencemari lingkungan, atau dapat
berkesinambunngan (Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan)
Kelompok 10