Anda di halaman 1dari 80

PEMBANGUNAN

BENDUNG KARET
WAY PEDADA
presented by Kelompok 10
Kelompok 10
Faizah Dzirwah A. (195060407111014)
Farida Laksmi A.A (195060400111034)
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat sekitar rawa Way Pedada kesulitan dalam memperoleh air
bersih karena intrusi air laut yang masuk ke daratan pada saat musim
kemarau dan selalu dilanda wabah penyakit muntaber. Dataran Rawa
Pitu dihuni sebanyak 41.000 KK yang meliputi daerah Rawa Jitu, Rawa
Pitu dan Tambak Inti.

Dikarenakan pembangunan bendung karet ini akan merubah bentang


alam yang cukup luas, maka perlu dilengkapi dengan studi ANDAL.
Peraturan
Perundang-Undangan
Undang-undang No. 5 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI No.
Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah Kep02/MENKLH/1/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan
Undang-undang No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan Keputusan Menteri PU No. 779/KPTS/1990 tentang Pengendalian Banjir dan
Undang-undang No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengaturan Sungai
Pengelolaan Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. Kep39/MENLH/8/1996
Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati tentang Jenis Usaha Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
dan Ekosistemnya Mengenai Dampak Lingkungan
Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No.
Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air Kep14/MENLH/3/1994tentang Pedoman Umum Penyusunan Analisis Mengenai
Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1982 tentang Irigasi Dampak Lingkungan
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air Keputusan Meteri PU No. 58/KPTS/1995 tentang Petunjuk Teknis Tata Laksana
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1991 tentang Rawa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1992 tentang Sungai Keputusan Menteri PU No. 148/KPTS/1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak RKL dan RPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum
Lingkungan Peraturan Menteri PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air Pada
Keputusan Presiden RI No. 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Sumber-sumber Air
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Peraturan Menteri PU No. 69/PRT/1995 tentang Pedoman Teknis AMDAL Proyek
Bidang Pekerjaan Umum
Rencana Kegiatan Dampak
Penting Yang Mungkin Timbul
Sesuai dengan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) yang telah ditetapkan oleh Komisi Pusat AMDAL Dep. PU No. UM.01.0l-
KKP/1442 tanggal 14 Juni 1996, isu pokok yang ditetapkan antara lain :

Kemungkinan adanya persepsi dan keresahan masyarakat terhadap dibangunnya bendung karet Way Pedada (128 KK)
yang telah menempati lokasi genangan serta pembangunan jaringan irigasi seluas 12.270 ha akibat terkena proyek dan
pembebasan lahan seluas 1. 778 ha.
Kemungkinan adanya kerusakan sumber daya alam akibat pengambilan material konstruksi maupun akibat disposal
material.
Kemungkinan adanya pengaruh terhadap vegetasi dan biota air akibat perubahan pola air permukaan dengan adanya
waduk
Perubahann sosial ekonomi/budaya masyarakat akibat adanya perubahan ekosistem terestrial menjadi aquatis
Menurunnya kualitas air akibat pembuangan limbah industri dihulu lokasi proyek (pabrik tapioka)
Kemungkinan berkembangnya gulma air diwaduk dan disaluran irigasi yang dibangun
Menurunnya kualitas air akibat kemungkinan penggunaan pestisida berlebihan oleh petani dan sedimentasi pada Way
Pedada dan Way Tulang Bawang.
Tujuan dan
Kegunaan Studi
Tujuan Studi:
Mengidentifikasi komponen rencana kegiatan proyek yang berpotensi menimbulkan
dampak
Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
Memperkirakan besaran dampak yang diperkirakan akan timbul dan tingkat
dampak tersebut
Mengevaluasi dampak penting yang akan timbul
Merumuskan saran/tindak lanjut yang terkait dapat dilaksanakan oleh pemrakarsa
atau instansi
Kegunaan studi ANDAL Pembangunan Bendung Karet Way Pedada ini adalah untuk
membantu proses pengambilan keputusan terhadap desain rinci, pelaksanaan dan
pengelolaan kegiatan proyek nantinya.
Identitas Pemrakarsa dan
Penyusun Studi ANDAL
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
Komponen Kegiatan
Yang Ditelaah
a. Tahap Pra-konstruksi
1. Pembebasan lahan didaerah rencana lokasi bendung karet dan tanggul
banjir serta daerah rencana genangan dan saluran penghubung (Saluran
Induk dan Bangunan Pengambilan /intake hingga ke bangunan yang
telah ada) seluas total ± 6.563,81 ha (termasuk rawa negara seluas 4.
931,50 ha yang selalu tergenang).
2. Pemindahan penduduk yang terkena tapak proyek sebanyak I28 KK (699
jiwa) yang telah bermukim di 14 desa (hasil pengukuran terakhir yang
dilaksanakan oleh konsultan PT. Aztindo Rekaperdana, 1996).
Komponen Kegiatan
Yang Ditelaah
b. Tahap Konstruksi
Mobilisasi tenaga kerja
Pekerjaan pondasi konstruksi bendung karet
Pekerjaan timbunan tanggul banjir sepanjang ± 2 km dan pengalihan
sungai
Penutupan sungai dan pengisian waduk
Pembangunanjaringan irigasi dan drainasi sertajaringan air baku

c. Tahap Pasca Konstruksi


0 & P Bendung Karet terkait dengan pengamanan banjir pada daerah
bantaran sungai.
Komponen Lingkungan
Yang Ditelaah
a. Geofisik-kimia
1. Fisiografi /Geologi, berhubungan dengan daya dukung dan permeabilitas
tanah, terkait dengan kegiatan pondasi konstruksi bendung dan
konstruksi tanggul banjir pada bantaran sungai sepanjang ± 2 km.
2. Kualitas air: fisik, kimia dan biologi
b. Hayati
Terutama flora terestrial di daerah rencana genangan dan hilir bendung.
c. Sosial Ekonomi dan Budaya
Pemindahan penduduk akibat pembebasan lahan dan sosial ekonomi
masyarakat di sekitar proyek serta persepsi masyarakat terhadap adanya
proyek.
Batas Lingkup
Wilayah Studi
Batas Proyek
Batas proyek meliputi seluruh areal kegiatan proyek bendung karet. Lokasi
bendungan karet, tanggul banjir dan bangunan pelengkapnya, serta areal yang
akan tergenang, lokasi borrow area, areal potensial irigasi yang akan diairi
(12.270 ha) termasuk jaringan utama dan jaringan suplesi air baku ke WTP (9
km) dan dari WTP kelokasi budidaya tambak udang PT. Dipasena (26 km).

Batas Administrasi
Batas administrasi meliputi batas administrasi pemerintahan yang dipengaruhi
oleh rencana kegiatan proyek, yakni Kecamatan Menggala dan Kecamatan
Mesuji Lampung di Kabupaten Lampung Utara, Propinsi Lampung.
Batas Lingkup
Wilayah Studi
Batas Lingkup Batas Ekologis
Ditentukan berdasarkan sifat dan luas persebaran dampak yang diperkirakan
akan terjadi akibat adanya kegiatan proyek. Seluruh daerah pengaliran Way
Pedada dan Way Tulang Bawang bagian hilir, seluruh areal irigasi dan jaringan
air baku, borrow area dan jalur pengangkutan material.

Batas Sosial
Ditentukan atas sejauh mana penyebaran dampak penting mempengaruhi
sosial ekonomi, budaya maupun kesehatan masyarakat yang terkena akibat
adanya kegiatan proyek.
Peta Batas
Wilayah Studi
Keterkaitan Dengan
Kegiatan Lain
Kegiatan Transmigrasi

Reklamasi pada Rawa Jitu


(Mesuji-Tulang Bawang) tahun
1981 telah menempatkan 7.000
KK trasmigran lokal (translok),
sedangkan pada daerah Rawa Pitu
(Pedada-Tulang Bawang) telah
menempatkan sebanyak 3. 744 KK
trasmigran lokal yang umumnya
berasal dari Pulau Jawa.
Program
Transmigrasi
Pada Daerah
Pedada -
TL.Bawang
Keterkaitan dengan Kegiatan Lain
Kegiatan Budidaya Tambak Udang
Sepanjang pesisir timur Lampung Utara memiliki potensi budidaya
tambak udang, namun memiliki permasalahan pada buruknya kualitas air.

Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Singkong


Di daerah hulu rencana bendung karet Way Pedada terdapat budidaya
hortikultura seperti perkebunan kelapa sawit dan perkebunan singkong.

Pabrik Tepung Tapioka


Pabrik tapioka dan pabrik gula yang beroperasi yang membuang limbahnya ke
anak-anak sungai. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya populasi ikan
akibat deoksigenasi & limbah pabrik tersebut.
BAB III METODOLOGI
Metoda Pengumpulan
dan Analisis Data
Data Primer
Didapat dari pengamatan dan pengukuran langsung serta wawancara masyarakat.
Fisika Kimia: Kualitas Air dan Contoh Tanah
Biologi: Plankton, Bentos, Nekton/Perikanan
Sosial: Sosial ekonomi, Sosial budaya dan Kesehatan Masyarakat

Data Sekunder
Didapat dari studi literatur sebelumnya, studi yang ada di proyek, data dan
informasi dari instansi terkait, seperti Data Hidrologi, Peta Tataguna Lahan, Peta
Liputan, Peta Administrasi Sumatera, dll.
Metoda Pengumpulan
dan Analisis Data
Dianalisis dengan metode yang sesuai dan persyaratan teknis yang berlaku.
Metode Identifikasi
Prakiraan Dampak
1. Metoda identifikasi Dampak Penting
Menggunakan matriks interaksi antara komponen kegiatan yang
potensial menimbulkan dampak terhadap lingkungan dengan komponen
lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan proyek
tersebut.

Dengan mengkombinasikan dengan bagan alir dapat diperlihatkan proses


terjadinya dampak akibat dibangunnya Bendung Karet Way Pedada.
Metode Prakiraan
Dampak Penting
Dalam memperkirakan dampak lingkungan terkandung dua makna
analisis, yaitu:
Prakiraan derajad besaran dampak (magnitude of impact)
Prakiraan atas sifat pentingnya dampak (importance of impact)

Kedua jenis prakiraan tersebut sangat terkait dengan dimensi ruang


dan waktu berlangsungnya dampak. Dalam hal ini digunakan
pendekatan formal (matematis) dan informal (analogi & penilaian ahli).
Metode Evaluasi Dampak
Untuk mengetahui derajat besaran dampak (M) dan sifat pentingnya
dampak (I) akibat rencana pembangunan Bendung Karet Way Pedada,
Tim mencoba menyajikannya dengan menggunakan Matriks Leopold.

Dampak Penting:
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
d. Intensitas dampak
e. Jumlah komponen lingkungan yang terkena dampak
g. Sifat kumulatip dampak
h. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Perumusan RKL dan RPL
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan rekomendasi dari
Analisis Dampak Lingkungan terhadap dampak penting potensial yang
timbul akibat kegiatan proyek.

Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) bagi Pembangunan


Bendung Karet Way Pedada ini mengacu pada Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No. 148/KPTS/1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Proyek Bidang Pekerjaan Umum, digunakan untuk memberi arahan
kepada Pemrakarsa.
Perumusan RKL dan RPL

Ringkasan uraian rencana pengelolaan lingkungan akan dituangkan dalam


matriks RKL, yang berisi:

1. Jenis dampak penting


2. Sumber dampak penting
3. Tolok ukur dampak
4. Tujuan pengelolaan lingkungan
5. Upaya Pengelolaan Lingkungan
6. Lokasi dan periode pengelolaan lingkungan
7. Institusi pengelolaan lingkungan
BAB IV
PEMBERIAN PROYEK
Tujuan dan Kegunaan Proyek
Tujuan Proyek
Mengatasi kebutuhan masyarakat petani setempat akan air baku dan
pengendalian banjir.

Kegunaan Proyek
1. Ketersediaan air baku sepanjang musim bagi masyarakat setempat
(Dipasena dan Rawa Pitu)
2. Pemanfaatan sumber daya air secara menyeluruh dan terpadu
3. Meningkatkan fungsi lahan seluas 12.270 ha dan air secara optimal
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat dalam rangka mengentaskan
kemiskinan khususnya didaerah Rawa Pitu
5. Meningkatkan pendapatan daerah
Komponen & Dimensi Proyek
1. Lokasi Kegiatan
Lokasi rencana pembangunan bendung karet Way Pedada dibangun
pada copure (sodetan) Way Pedada antara dua desa, desa Bogatama
dan desa Sukamakmur.

Seluruh daerah rencana genangan dari Way Pedada dan sebagian


genangan dari Way Bujuk (anak Way Pedada), serta daerah reklamasi
rawa Pitu (Pidada - Tulang Bawang) terletak pada Kecamatan Menggala,
sebagian daerah genangan dari Way Bujuk terletak di Kecamatan Mesuji,
Lampung.
Komponen & Dimensi Proyek
Pembangunan bendung karet beserta bangunan Pekerjaan penutupan sungai, meliputi :
fasilitasnya 1. Pekerjaan sheet piling
1. Panjang bendung : 2 x 40 m 2. Timbunan tanggul penutup : panjang :45m
2. Tinggi bendung karet : 3,50 m ( elevasi mercu : + 4,50 ) volume tanggul : 20.457 m3
3. Luas genangan: 6.564 ha (± 80 % sudah
merupakan rawa alam)
Pembangunan Jaringan lrigasi dan
4. Volume efektif air tampungan : 82,45 juta m3 Drainasi (12.270 ha):
5. Bangunan Ruang Mesin dan Ruang Kontrol : 1 bh. 1. Panjang Saluran Induk Kiri : 7.500 m
2. Panjang Saluran lnduk Kanan: 8.000 m
Pembangunan Tanggul Penutup dari 3. Saluran sekunder : 2.000 m
urugan tanah dan pengalihan sungai 4. Pembangunan Jaringan Tersier : 8.270 ha
1. Panjang tanggul kanan : 2.000 m 5. Drainasi : 3. 000 m
2. Tinggi tanggul : 5,50 m 6. Jaringan Air Baku ke PT. Dipasena : ± 35 km,
3. Volume tanggul penutup : 250.000 m3 yang akan dilaksanakan oleh swasta nantinya
Komponen & Dimensi Proyek
2. Komponen dan Dimensi Proyek
b. Pembangunan Jaringan Air Baku ke lokasi budidaya tambak udang
PT. Dipasena (608 l/dt.) yang akan dilaksanakan oleh swastadan
tentunya bekerjasama dengan Dinas Cipta Karya setempat, meliputi
antara lain:
1. Jaringan Air Baku dari intake hingga kelokasi WTP sepanjang 9 km
2. Instalasi WTP untuk Air Bersih
3. Jaringan Air Bersih dari WTP ke lokasi budidaya tambak udang PT. Dipasena
sepanjang ± 26 km km, dan
4. Jaringan distribusi air bersih didalam komplek budidaya tambak
udang PT. Dipasena.
Garis Besar
Rencana Kegiatan
1. Jadwal Rencana Kegiatan
Rencana Pembangunan Bendung Karet Way Pedada akan ditangani oleh
Proyek Pengembangan dan Konservasi Sumber Air Way Seputih
Sekampung.

Status proyek hingga saat studi ANDAL ini dilakukan masih dalam
memantapkan desain rinci. Diharapkan akhir tahun anggaran 1996/1997
desain rinci selesai dan pelaksanaan fisik dapat diusulkan pada tahun
berikutnya 1997/1998. Lama pelaksanaan diperkirakan selama 2 (dua)
tahun dan pada T.A. 1999/2000 proyek ini diharapkan selesai.
BAB V
RONA LINGKUNGAN AWAL
Rona Lingkungan Awal
KOMPONEN GEOFISIK-KIMIA KOMPONEN BIOLOGI
1. iklim 1. Kualitas Air
2. fisiografi 2. Flora & Fauna Aquatis
3. Hidrologi 3.Flora & Fauna Teresial
4.Ruang tanah dan lahan

KOMPONEN SOSIAL BUDAYA


1. Kependudukan
2. Sosial Ekonomi
3. Sosial Budaya
4.Kesehatan Masyarakat
5. Sarana & Prasarana
Komponen Geofisika-Kimia
IKLIM

Curah hujan: Agustus (200 mm atau kurang), Mei-Oktober:


(kurang dari 100 mm), Desember-Maret: (200 mm atau lebih).
Temperatur tahunan rata-rata adalah 27,8 ° C.
Radiasi matahari rata-rata harian diperkirakan sekitar 450
cal/cm2/hari. Kelembaban rata-rata tahunan
sekitar 84 % Kecepatan angin rata-rata berkisar 173 km/hari yang
bertiup kearah barat laut pada musim kemarau dan kearah
tenggara pada musim hujan.
Komponen Geofisika-Kimia
FISIOGRAFI

TOPOGRAFI
Kondisi daerah Pedada-Tulang Bawang yang terkenal dengan nama
Rawa PITU merupakan lahan yang diapit diantara Way Tulang Bawang
yang mengalir dari Barat ke Timur dan bermuara di pesisir timur
pantai Sumatera dengan anak sungainya yang terbesar Way Pedada
merupakan dataran aluvial pantai ( coasta; alluvial plain).
Komponen Geofisika-Kimia
FISIOGRAFI

GEOLOGI
Fisiografi daerah studi termasuk dalam Formasi Muara Enim, yang
terdiri dari Batu Lempung, Batu Lempung Pasiran dan Batu Lanau
Tufaan yang berselingan dengan sisipan Batu Pasir Tufaan dan Batu
Lempung Hitam, yang ditutupi oleh endapan rawa yang terdiri dari
lumpur, lanau dan pasir, yang dapat dibagi dalam dua satuan
morfologi
Komponen Geofisika-Kimia
HIDROLOGI

Debit bulanan rata-rata Way Pedada pada lokasi


rencana bendung (dam) ± 10 km dihulu rencana bendung karet Way
Pedada, sekitar 100 m3 /dt. Debit andalan dengan periode ulang 5
tahun berkisar antara 7,75 m3/dt pada bulan Oktober dan 48,14 m
3/dt pada bulan Maret sedangkan Way Tulang Bawang sendiri
mempunyai debit bulanan rata-rata berkisar antara 365 m3 /dt pada
bulan Januari dan menurun terus hingga 72 m3/dt pada bulan
Agustus.
Komponen Geofisika-Kimia
RUANG, TANAH DAN LAHAN

Didaerah rencana genangan sebagian sudah merupakan rawa alam


yang ditumbuhi rerumputan rawa (Rr) seperti belidang, kerisan, purun
tikus, dan pandan pandanan; dipingiran rawa ditumbuhi dengan jenis
tanaman gelam rawa dan semak. Hutan dataran rendah (Hh)
mendominasi disebelah kiri Way Pedada yang oleh transmigrasi lokal
kayu dari hutan ini dimanfaatkan untuk membuat rumah mereka, dan
sebagian besar bekas hutan ini telah berubah menjadi perkebunan
singkong (ubi). Perkebunan kelapa sawit (Pc) telah mulai dibudidayakan
besar-besaran dilokasi sekitar sebelah barat budidaya tambak udang PT.
Dipasena.
Komponen Geofisika-Kimia
KUALITAS AIR

KUALITAS FISIK
Secara umum kondisi ke delapan parameter yang tergolong dalam
sifat fisik, antara lain suhu, kekeruhan, wama air, padatan
tersuspensi maupun padatan terlarut, bau, rasa dan daya hantar
listrik di stasiun pengamatan 1 dan 2 keseluruhannya masih
tergolong normal.

KUALITAS KIMIA
Kondisi ke 30 parameter yang digolongkan ke dalam sifat kimia
perairan terdeteksi adanya beberapa parameter yang telah melewati
atau berada diluar batas maksimum yang dibolehkan
Komponen Geofisika-Kimia
KUALITAS AIR

KUALITAS MIKROBIOLOGIS
Berdasarkan atas basil pengamatan dan analisis contoh air dari ketiga
stasiun pengamatan dapat dijabarkan bahwa coliform, baik dalam
bentuk coliform group maupun coliform tinja masih jauh di bawah
baku mutu untuk kedua jenis peruntukan.
Komponen Biologi
FLORA DAN FAUNA AQUATIS

Biota plankton dan benthos sebagai kelompok organisme yang memiliki


mobilitas yang rendah, akan lebih banyak mengalami pengaruh langsung.
Sedangkan populasi nekton yang umumnya memiliki mobilitas tinggi akan
berusaha menghindar atau bahkan tertarik mendatangi daerah
terkena dampak.
Dilihat dari nilai keragaman Maksimumnya, nilai keragaman komunitas benthos
cukup tinggi; jenis-jenis benthos tersebar merata dalam komunitasnya, hal ini
tampak dari nilai keragamannya.
Keadaan ini menunjukkan bahwa keadaan lingkungan perairan sekitar teluk
relatip baik, dimana semua jenis memperoleh peluang yang sama dalarn
sistemnya.
Komponen Biologi
FLORA DAN FAUNA TERESTIAL

VEGETASI
Kondisi vegetasi alam yang masih tersisa adalah vegetasi rawa (gelam), vegetasi
riparian, semak belukar dan vegetasi air.
Sedangkan vegetasi lain yang terdapat pada lokasi studi adalah vegetasi (tanaman)
pekarangan dan pertanian/perkebunan.
Komponen Biologi
FLORA DAN FAUNA TERESTIAL

SATWA LIAR
Keaneka ragaman jenis mamalia dan reptilia yang terdapat di lokasi studi ± 12 jenis
yang terdiri atas mamalia 8 jenis (1 dilindungi) dan reptilia 4 jenis (2 dilindungi).
Keberadaan jenis satwa mamalia dan reptilia dilokasi studi termasuk sulit dijumpai dan
kelimpahan individu pada umumnya sedikit. Jenis mamalia yang tergolong
mempunyai kelimpahan jarang adalah musang air/berangberang (Lutra-lutra), kero
(Macaca fascicuslaris). Sedangkan jenis mamalia dilindungai yang masih ada adalah
kucing hutan (Felis bengalensis ).
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI

Kecamatan Manggala terdiri dari 84 desa dengan luas 324.110 ha.


Luas genangan bendung karet Way Pedada adalah ± 6.564 ha terletak dalam
14 desa atau sekitar 2% dari luas Kecamatan Manggala.
Secara domegrafis mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi yakni 717 jiwa /km2. Dari jumlah penduduk tersebut tidak seluruhnya
akan terkena dampak dari kegiatan pembangunan bendung karet Way
Pedada.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SOSIAL EKONOMI

MATA PENCAHARIAN
Hampir ± 85% masyarakat di wilayah studi bermata pemcaharian sebagai petani.
Sektor pertanian merupakan faktor dominan untuk peluang kerja masyarakat
karena lahan yang tersedia memang disediakan oleh pemerintah untuk
transmigran agar dapat dikembangkan.

Disamping sektor pertanian, masyarakat juga ada yanga bekerja sebagai buruh di
perkebunan kelapa sawit, dan ada juga sebagai pedagang.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SOSIAL EKONOMI

PENGHASILAN
Ditinjau dari segi tingkat pendapatan, kondisi masyarakat di wilayah studi dapat
dikatagorikan sebagai desa berpenghasilan rendah. Rendahnya tingkat
pendapatan ini antara lain disebabkan berbagai hal yang
melatar belakangi, seperti pendidikan, luas lahan usaha/pertanian yang semakin
berkurang, kesempatan kerja, tingkat ketrampilan yang rendah, serta dukungan
infra-struktur yang kurang memadai.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SOSIAL EKONOMI

PENDIDIKAN
Sebagian besar penduduk hanya dapat menyelesaikan pendidikan hingga
SLTA/sederajat, namun masih ada yang tidak pemah sekolah sama sekali, hal ini
disebabkan karena anak merupakan asset keluarga yang sangat penting dalam
membantu kehidupan keluarga dalam kehidupan sehari-hari (bertani).

Fasilitas pendidikan yang ada di masing-masing desa juga kurang menunjang, jika
masyarakat ingin melanjutkan ke SLTA harus ke kota Kecamatan yang berjarak
rata-rata ± 80 km.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SOSIAL EKONOMI

PERSEPSI MASYARAKAT
Dilakukan wawancara baik dengan penduduk yang terkena genangan langsung,
penduduk disekitar lokasi rencana bendung karet Way Pedada hingga pada
penduduk yang diperkirakan akan memperoleh manfaat dari proyek tersebut.

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh gambaran bahwa sebagian besar


penduduk ± 88 % menyatakan setuju dengan adanya pembangunan bendung
karet Way Pedada tersebut, karena mereka berpendapat dengan adanya bendung
tersebut saluran irigasi yang mereka butuhkan akan terwujud.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SOSIAL BUDAYA

Sebagaimana diketahui bahwa di wilayah studi merupakan kawasan transmigran


yang sebagian besar masyarakatnya berasal dari P. Jawa, sehingga budaya yang
dianut adalah budaya Jawa. Kondisi budaya yang ada lebih dominan bercorak
masyarakat Pertanian tradisional dan pengaruh budaya industri relatip masih kecil.
Hubungan kekerabatan antar tetangga masih menganut pola gotong-royong.
Masyarakat setempat yang merupakan masyarakat pertanian tradisional pada
umumnya memelihara temak untuk menunjang pendapatan keluarga.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
KESEHATAN MASYARAKAT

Tingkat kesehatan msyarakat di wilayah studi menunjukkan perkembangan yang


cukup baik. hal tersebut ditandai dengan semakin besamya harapan hidup
semakin tingginya jumlah kelahiran hidup dan semakin kecil jumlah kematian
penduduk. Berbagai faktor yang mempengaruhi adanya kondisi yang demikian
antara lain disebabkan oleh semakin benyaknya fasilitas dan sarana kesehatan,
meningkatnya jumlah tenaga dokter dan para medis lainnya serta semakin
membaiknya tingkat perekonomian masyarakat.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
SARANA-PRASARANA UMUM

Jalan logistik dari kota Kecamatan Manggala hingga kelokasi rencana bendung
karet Way Pedada dapat ditempuh dengan mudah, baik dari sisi kiri sungai
maupun dari sisi kanan sungai. Jalan antar desa yang merupakan jalan kampung
juga dalam kondisi cukup baik dan dapat dilalui oleh transportasi umum.
BAB VI
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Prakiraan Dampak Penting
1. ldentifikasi Dampak Identifikasi dampak dilakukan untuk mengetahui
dampak potensial (dampak hipotetis) yang akan terjadi akibat adanya
kegiatan proyek pembangunan nantinya sebelum dilakukan evaluasi
yang lebih mendalam.
2. Prakiraan dampak penting untuk mengetahui sejauh mana terjadi
perubahan kualitas lingkungan, sebelum ada proyek, selama kegiatan
proyek, dan setelah adanya kegiatan proyek. Dengan adanya
perubahan kualitas lingkungan, maka prakiraan besaran dampak
dinyatakan dengan nilai 1 hingga 3.
Matriks ldentifikasi Dampak
Pembangunan Bendung Karet
Way Pedada
Tahap Pra-Konstruksi
a. Kegiatan survei & investigasi lapangan dapat menimbulkan persepsi
masyarakat. Kegiatan investigasi dapat memberikan kesempatan kerja
penduduk setempat sebagai tenaga pembantu survey. Dapat menambah
dampak positif dengan besaran darnpak dikatagorikan kecil (nilai = + 1)
b. Kegiatan Pembebasan Lahan dapat menimbulkan persepsi dan keresahan
masyarakat, terutama nilai ganti rugi yang akan mereka terima (nilai = - 1)
c. Pemindahan penduduk, yang terkena pmbebasan proyek terutama pada
daerah rencana genangan perlu penanganan khusus, jangan sampai
mereka menjadi petani yang berpindah-pindah yang dapat merusak
lingkungan (nilai = -2) dan penting.
Tahap Konstruksi
a. Pembuatan base camp yang membuka kesempatan kerja diprakirakan
berdampak positip sedang (nilai = + 2) dan positip penting. Pemuatan
basecamp sanitasi perlu mendapatkan perhatian, sehingga diprakirakan
berdampak sedang (nilai = - 2) dan penting.
b. Pengangkutan material bangunan di dalam pelaksanaan fisik akan melewati
jalan-jalan desa yang cukup baik terpelihara dan mempunyai daya dukung
cukup tinggi untuk dilewati truk/dump truk, maka prakiraan besaran dampak
terhadap kerusakan jalan desa adalah kecil (nilai = -1)
c. Kegiatan pengisian waduk, untuk keperluan utama memenuhi kebutuhan air
baku maka yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari tampungan tersebut
(nilai -3 sangat penting)
Tahap Pasca-Konstruksi
a. Kegiatan 0 & P bendungan dan waduk berdampak positip, namun
pembersihan waduk yang dapat mengakibatkan berkurangnya volume
waduk, diperkirakan besaran dampak adalah sedang (nilai = -2) dan penting.
b. pH yang ideal antara 6,5 - 8,5. sehingga budidaya perikanan dikatagorikan
besar (nilai -3) dan penting.
c. pemeliharaan pada instalasi pengolahan air baku (WTP) mempunyai dampak
negatif terhadap lingkungan terutama dari hasil proses pemisahan unsur
logam berat yang terkandung dalam air baku yang akan dibuang (bila
dibuang ke sungai tentunya akan mencemari air sungai). Prakiraan dampak
diperkirakan sedang (nilai = - 2) danpenting.
lanjutan hasil matriks >
Evaluasi Dampak Penting
7 kriteria dampak:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena dampak
6. Sifat kumulatip dampak
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Skor 1-2 tidak penting, skor 3-5 penting.


Evaluasi Dampak Dengan menggunakan Kriteria
Kepentingan Dampak

Apabila salah satu dari hasil telaahan kegiatan dengan menggunakan tujuh kriteria dampak penting tersebut bemilai d>3 atau
Nilai Penting Rata-rata (NPR) dari hasil kumulatip skor bernilai d>3, maka diktagorikan bahwa kegiatan tersebut berdampak
penting dan perlu ditindak lanjuti dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL ).
Apabila Nilai Penting rata-rata didapat < 3, maka dikatagorikan bahwa kegiatan tersebut berdampak Tidak Penting atau dampak
pentingnya dapat ditangani oleh proyek secara teknologi dan perlu arahan pada studi ANDAL.
Contoh
penerapan pada
salah satu
sumber dampak
penting >>>>
RENCANA PENGELOLAAN DAN
RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (RKL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan rekomendasi dari Analisis
Dampak Lingkungan terhadap dampak penting potensial yang timbul akibat
kegiatan proyek agar tidak merusak atau mencemari lingkungan, atau dapat
berkesinambunngan (Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan)

Penyusunan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) bertujuan untuk


mengevaluasi dan mengendalikan upaya pengelolaan yang telah dilakukan
terhadap dampak penting akibat kegiatan proyek.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PADA TAHAP KONSTRUKSI
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA TAHAP PASCA
KONSTRUKSI
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PADA TAHAP PASCA
KONSTRUKSI
Kesimpulan & Penanganan
1. Pemilihan lokasi baru untuk pemindahan 128 KK di daerah genangan perlu
mendapatkan perhatian, terutama terhadap kecocokan lahan yang akan
digarap oleh petani nantinya.
2. Dari aspek Geoteknik, maka rencana pondasi bendung karet maupun rencana
pondasi tanggul banjir sepanjang 2 km perlu ditinjau kembali mengingat daya
dukung tanah yang cukup lemah.
3. Dari aspek kegunaan Air Way Pedada untuk air baku air minum, pertanian
clan industri, maka kualitas air dalam pengolahan air baku tersebut perlu
mendapatkan perhatian,
4. Faktor kesehatan masyarakat perlu mendapatkan perhatian selama
pelaksanaan proyek terutama pada musim kemarau yang selalu mengalami
kesulitan air bersih.
Kesimpulan & Penanganan
1. pH air Way Pedada (berkisar antara 5,5 - 5,70) cukup rendah untuk
produktifitas ikan
2. Perlu konservasi lahan pada bantaran kiri sungai dihilir bendung, untuk
proteksi tebinglpinggir sungai maupun sebagai hutan cadangan untuk
kebutuhan kayu bakar masysrakat sekitarnya.
3. Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan dilakukan dengan maksud untuk
mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak negatip penting yang
terjadi akibat adanya kegiatan Pembangunan Bendung Karet Way Pedada
4. Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan pada masing-masing tahap
pelaksanaan proyek
Kesimpulan & Penanganan
Thank you
I really appreciate your time.

Kelompok 10

Anda mungkin juga menyukai