HIDUP
REKLAMASI PANTAI KAPUK NAGA INDAH
(Pulau 2A, 2B dan 1)
Di
DISUSUN OLEH :
1. FAJAR (197052513)
2. HERDIANSYAH ALKAH (197052510)
3. DIMAS ABDI PRATAMA (197052490)
4. GRANDO ALI FADILLAH (197052519)
5. MUHAMMAD RIZKY FADILAH (197052497)
6. RICO PRANATA SAPUTRA (177052084)
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
D4 KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
2020
BAB 1
RENCANA KEGIATAN
Sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa pada tahun 1997 PT.
Kapuk Naga Indah telah melakukan kegiatan persiapan (perencanaan) reklamasi.
Sehubungan dengan krisis ekonomi dan finansial yang berlangsung hingga tahun
2000 maka kegiatan-kegiatan PT. Kapuk Naga Indah tertunda. Dengan mulai
pulihnya kegiatan perekonomian maka mulai tahun 2005 PT. Kapuk Naga Indah
kembali melakukan pemutakhiran kajian-kajian persiapan, terutama:
Pulau 2A : ± 310 Ha
Pulau 2B : ± 285 Ha
Pulau 1 : ± 275 Ha
Perairan laut : ± 261 Ha
Jumlah : ± 1.131Ha
Perlu ditegaskan bahwa kajian AMDAL Tahun 2007 adalah untuk keperluan
telaahan mendalam untuk pulau 2A (Risort Island), berdasarkan Perencanaan
teknis reklamasi Kapuk Naga Indah yang mencakup basic design dan design
engineering yang dilakukan oleh Witteveen Bos Indonesia.
Keterangan :
2. PT. Tobas Kaula Kencana, alur Sungai Wai Seputih, Kab. Lampung
Tengah, Kab. Lampung Timur dan Kab. Tulang Bawang (mempunyai Dok.
Andal, RKL dan RPL).
b. Pemasangan Rambu-rambu
Pengadaan sarana penunjang di laut berupa pemasangan
rambu-rambu di lokasi penambangan berupa pelampung di
setiap sudut areal layak tambang dengan menggunakan
instrumen kontrol (GPS).
d. Sistem penambangan
Sistem penambangan
Sistem penambangan
yang akan diterapkan adalah crossing system yang
merupakan sistem penambangan yang berwawasan
lingkungan, kerjanya dengan sistem membentuk alur yang
sejajar, baik melintang ataupun membujur blok-blok
penambangan. Tahapan kegiatan penambangan yang akan
dilakukan:
D. Pengadaan Batu
Lokasi sumber pengadaan batu dalam rangka
memenuhi kebutuhan material proyek Reklamasi
Pantai Kapuk Naga Indah direncanakan dari kegiatan
penambangan bahan galian C (batu andesit) yang
dilakukan oleh:
2.2.3
Pengurugan/Reklamasi dan
Pembangunan Tanggul/Breakwater
a. Acuan
b) Definisi Elevasi
Definisi elevasi berikut perlu dibedakan:
A.Elevasi desain, yang berupa level permanen yang diperlukan
setelah 50 tahun. Elevasi ini mencakupkan tambahan untuk
kenaikan muka air laut masa datang (tambahan 0,3 m untuk
tanggul).
B.Elevasi pembangunan, yang berupa tinggi permukaan
setelah penyelesaian pembangunan. Elevasi pembangunan ini
lebih tinggi daripada elevasi desainnya. Untuk tanggul elevasi
pembangunan ini mencakupkan tambahan elevasi untuk
mengimbangi penurunan muka-tanah sisa (penurunan muka-
tanah konsolidasi yang belum terjadi selama pembangunan)
dan pengaruh-pengaruh jangka panjang lainnya.
C.Elevasi pengurugan, yang merupakan level langsung setelah
penempatan urugan. Level urugan ini lebih tinggi daripada
level pembangunan dengan tambahan untuk mengimbangi
penurunan muka-tanah konsolidasi.
3.Kondisi Batas Hidrolik
A.Kondisi angin
Nilai ekstrem kondisi angin dianalisa dengan menggunakan
empat perangkat data (Argoss, KNMI, BMG and NCEP).
Evaluasi terhadap ke empat perangkat data ini menunjukkan
bahwa perangkat data Argoss (pengamatan satelit) merupakan
perangkat data yang paling terandalkan untuk situasi sekarang.
Data Argoss dalam kawasan seluas 400x400 km dimana
proyek berada telah dianalisis untuk menentukan nilai-nilai
ekstrem kondisi angin. Nilai-nilai ekstrem untuk setiap arah
angin ditunjukkan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Nilai-nilai ekstrem kecepatan angin untuk setiap arah angin [m/det]
arah angin
[°]
– – – – – – – – – – – –
periode ulang
[yr-1]
100 18 17 14 17 16 19 15 16 16 16 18 19
1000 21 19 16 19 18 20 16 17 17 17 20 21
10000 23 20 18 21 20 21 18 18 17 18 22 23
1.Muka Air
Muka air laut rata-rata ialah pada +1.2 m PP*. Muka air laut pasang
perbani rata-rata (MHWS) ialah kira-kira pada +1.7 m PP*, mean low
water spring kira-kira pada +0.6 m PP*. Kenaikan muka air laut pada
masa mendatang diantisipasi setinggi 0.3 m.
Muka air laut pasang perbani rata-rata +1.68 m PP* +1.68 m PP* +1.68 m PP*
akibat angina 0.20 m 0.30 m 0.40 m
d) Pelindung Lereng
Kelebihan buangan desain dapat menyebabkan kerusakan
pelindung lerengnya. Karena hal ini tidak diinginkan,
digunakan periode ulang yang relatif lama yakni 1/10,000.
a) Level Puncak
Kelebihan buangan desain akan menyebabkan buangan yang
melimpah lebih besar daripada 1 l/s/m. Ini dapat saja
mengganggu tetapi tidak merusak struktur. Digunakan periode
ulang 1/1,000.
5. Kondisi-kondisi Ekstrem
i. Tsunami
Tsunami ialah sederetan gelombang yang ditimbulkan apabila
sekumpulan air dipindahkan secara cepat dalam skala yang
sangat besar. Gempa, longsor, erupsi gunung berapi dan
benturan meteorit besar semuanya memiliki potensi untuk
menimbulkan tsunami. Ketika gelombang tsunami ini
mendekati perairan dangkal di daerah pantai, periode
waktunya tetap sama, tetapi panjang-gelombangnya berkurang
cepat, dengan demikian menyebabkan air menumpuk dan
membentuk puncak gelombang yang sangat tinggi. Sistem
polder dengan tanggul yang cukup tinggi ini memberikan
pertahanan yang lebih baik terhadap bahaya tsunami.
ii. Gempa
Struktur geoteknis didesain pada percepatan permukaan
selama terjadinya gempa sebesar 0,30g sesuai dengan peta
gempa Indonesia.
Rencana Reklamasi
1.Fase pengembangan
Kegiatan Reklamasi akan diwali dengan Pulau 2A, yang
diikuti oleh Pulau 1 dan 2B. Fase pertama akan berupa
paruhan selatan Pulau 2A dengan kawasan reklamasi kira-kira
100 ha. Pembangunan Pulau 2A dipertimbangkan sebagai
berikut: