Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Khusus................................................................................................2
1.4 Manfaat Riset.................................................................................................2
1.5 Keutamaan dan Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan...............................3
1.6 Temuan yang Ditargetkan...............................................................................3
1.7 Luaran Riset....................................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Wacana...........................................................................................................4
2.2 Perguruan Tinggi Negeri................................................................................4
2.3 Konghucu........................................................................................................4
2.4 Penelitian Terdahulu.......................................................................................4
BAB 3. METODE RISET........................................................................................6
3.1 Lokasi Riset....................................................................................................6
3.2 Disain Riset.....................................................................................................6
3.2 Tahapan Riset Yang Akan Dilaksanakan.......................................................6
3.3 Objek atau Variabel Riset Dengan Indikator Yang Jelas...............................6
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data.........................................................7
3.4.1 Wawancara......................................................................................................7
3.4.2 Observasi.........................................................................................................7
3.4.3 Dokumentasi....................................................................................................7
3.4.4 FGD (Focus Group Discussion)......................................................................7
3.5 Teknik Analisi Data........................................................................................7
3.6 Penyimpulan Hasil Riset.................................................................................7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................8
4.1 Anggaran Biaya..............................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan..............................................................................................8

i
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
LAMPIRAN...........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim, serta Dosen Pendamping..........11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan;......................................................16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas;..........17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.................................................18

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya....................................................8
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan.......................................................................................8

iii
4

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerakan sosial masyarakat merupakan suatu bentuk upaya kolektif dala
meyelesaikan ketimpangan di masyarakat, adanya perampasan ruang – ruang
hidup, negara dan perusahaan pemilik modal bertindak memaksakan kehendak
dan mengabaikan kepentingan rakyat. Sydney Tarrow berpendapat gerakan sosial
merupakan suatu tantangan kolektif yang didasarkan pada tujuan-tujuan bersama
rasa solidaritas sosial. dan interaksi sosial yang berkelanjutan antara para elit
penentang dan pemegang wewenang.
Gerakan masyarakat adat pada masa reformasi di Indonesia memiliki
peluang besar untuk menyelesaikan persoalan ketimpangan yang kerapkali terjadi
dalam kepemilikan tanah dan pengelolaan ruang – ruang hidup rakyat. Gerakan
masyarakat adat lebih kerap lahir di daerah multikultural dan memiliki kekayaan
sumbar daya alam. Dengan kekayaan sumber daya alam dan budaya yang dimiliki
Bangka Belitung maka menjadikannya daerah yang terdapat beberapa gerakan
sosial masyarakat adat.
Bangka Belitung dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki,baik di
laut dan darat tidak sejalan pemanfaatannya dengan pelestarian lingkungan yang
berkelanjutan. Orientasi pemanfaatan sumber daya alam di Bangka Belitung
terletak pada penguasaan keuntungan sebesar – besarnya, dan juga dimanfaatkan
sebagai peningkatan pendapatan daerah. Potensial dalam sektor pertambangan,
terutama dalam pertambangan timah menjadi lumbung penghasilan dan juga
selaras dengan penyumbang kerusakan lingkungan di Bangka Belitung.
Catatan Walhi kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan yang luas
daratannya hanya 1,6 juta hektare, hampir 1,2 juta hektare dikuasai industri
ekstraktif-monokultur skala besar. Misalnya perkebunan sawit (170.000 Ha),
Pertambangan (1.007.372,66 Ha), Hutan Tanaman Industri (204.000 Ha) dan
Tambak Udang (1.430 Ha).1 Dengan luas daratan yang dijadikan sektor
pertambangan, menjadikan Bangka Belitung hari ini sebagai penyumbang
komoditas timah andalan di Indonesia menjadikan masyarakat mengantungkan
sumber perekonomiannya dalam sektor pertambangan, terutama pertambangan
rakyat. Berdasarkan data Laporan Tahunan PT. Timah tahun 2022, potensi sumber
daya timah sebesar 911,571 ton bijih, sementara cadangannya 333,687 ton bijih.
Industri ekstraktif yang dilandasi sebagai pesatnya industrialisasi dan
pembangunan daerah tampaknya terus menjadi alasan kerusakan lingkungan.
Pertambangan timah, baik secara pertambangan dibawah naungan PT. TIMAH
maupun pertambangan timah inkonvensional, semakin banyak dan semakin
mengambil ruang – ruang di darat untuk pengerukan lubang timah – timah baru.
Namun, setelah pengerukan dilakukan dan potensi timah di tempat tersebut sudah
menipis, maka para penambang akan pergi tanpa melakukan kegiatan reklamasi
pascatambang.
Wilayah daratan Bangka Belitung hari ini yang semakin habis tergerus
1
1. Arya Bima Mahendra, ”Aktivitas Tambang Ilegal Rambah HL Pantai Bubus Belinyu, WALHI BABEL
Minta Adanya Audit Lingkungan,” Bangka Pos, Desember 19, 2023,
https://bangka.tribunnews.com/2023/12/19/aktivitas-tambang-ilegal-rambah-hl-pantai-bubus-belinyu-walhi-
babel-minta-adanya-audit-lingkungan
5

pertambangan timah di darat, tak heran tambang timah di laut juga eksis dalam
pemanfaatan sektor pertambangan. Kehadiran tambang laut yang melahirkan
konflik di masyarakat Batu Beriga dimana mayoritas masyarakatnya menolak
kegiatan penambangan di laut Beriga karena menjadi ruang penghidupan mereka.
Penolakan – penolakan atas tambang laut ini juga yang menjadi landasan
masyarakat Batu Beriga melakukan gerakan sosial penolakan terhadap rencana
pembangunan PLTN (Thorium) pertama di Pulau Gelasa.
Pemprov Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan ThorCon International
pada Kamis, menandatangani nota kesepahaman (MOU) dalam rangka
merealisasikan implementasi prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Thorium
(PLTT) di Wilayah Bangka Belitung.2 Masyarakat Batu Beriga sebagai yang
terdekat dengan Pulau Gelasa, mengaku belum mendapat sosialisasi yang
mendalam dan pasti dari bagaimana perencanaan pembangunan PLTT di Pulau
Gelasa. Disini peran masyarakat adat Batu Beriga muncul dalam penolakan
terhadap pembangunan PLTT.
Masyarakat adat yang ada di Batu Beriga terdiri dari para nelayan,
perempuan – perempuan pesisir ,masyarakat berkebun dan pelaku – pelaku umkm
yang berasal dari hasil kekayaan laut, mewarnai gerakan – gerakan sosial
masyarakat berbasis adat di Batu Beriga. Landasan kepentingan masih menjadi
alasan perlawanan masyarakat. Dalam kasus ini, peneliti melihat kepentingan
yang berbeda antara pemerintah bersama PT Thorcon dan masyarakat adat Batu
Beriga dalam pemanfaatan dan kelola wilayah sebagai sumber daya alam.
Dalam masyarakat adat, laut menjadi suatu kesatuan yang menjadi sumber
penghidupan mayoritas masyarakat Batu beriga. ”Mayoritas masyarakat Batu
Beriga menolak kehadiran pertambangan jenis apapun di laut mereka.Pasalnya,
sebagian besar, bahkan 80 persen masyarakat Batu Beriga menggantungkan
hidupnya dari hasil laut”, ungkap Berku selaku Ketua Umum Nelayan Batu
Beriga3. Inilah yang dilihat dari bagaimana tarik menark kepentingan terjadi,
sebab dilain sisi pemerintah dan PT Thorcon ingin menjadikan Pulau Gelasa
menjadi tempat dalam pembangunan PLTN (Thorium) yang dianggap dapat
mengancam dan merusak ekosistem dan keselematan laut Beriga.
Bukan tanpa alasan mengapa masyarakat dapat mengatakan bahwa
pembangunan PLTN di Pulau Gelasa dapat mengancam ruang penghidupan rakyat
pesisir. Pulau Gelasa sebagai pulau yang terletak di kabupaten Bangka Tengah ini
merupakan termasuk wilayah yang dilindungi oleh pemerintah yang mana
termasuk sebagai aset konservasi dan sebagai tempat penangkaran penyu dan
beberapa hewan-hewan laut lainnya. Wilayah ini pun termasuk dalam perda zona
wilayah pesisir dan pulau kecil.

Masyarakat adat masih menjadi korban dari perampasan tanah dan ruang –
2
Faisal Yunarto, “Pemprov Babel - ThorCon MoU pembangunan prototipe pembangkit thorium,” Antara News,
Juli 30, 2020, https://www.antaranews.com/berita/1641494/pemprov-babel-thorcon-mou-pembangunan-
prototipe-pembangkit-thorium
3
Nurhayati CC, ” Nelayan Tolak Tambang Timah di Laut, Ombudsman Bangka Belitung Nilai Ini Persoalan
Kompleks”, Mei 29, 2023, https://bangka.tribunnews.com/2023/05/29/nelayan-tolak-tambang-timah-di-laut-
ombudsman-bangka-belitung-nilai-ini-persoalan-kompleks
6

ruang hidup oleh negara dan perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan


eksploitasi sumber-sumber penghidupan rakyat. Perampasan ruang – ruang hidup
baik di darat dan laut, yang terjadi baik dalam bentuknya yang kasar maupun
dengan cara halus, memanfaatkan peraturan perundang-undangan sehingga
memberikan nuansa perampasan yang sah, baik atas nama meningkatkan investasi
maupun mengatasi persoalan-persoalan lebih umum semisal krisis pangan dan
energi.

Edward shils1, berpendapat mengenai sebuah definisi masyarakat adat sebagai satu
bagian dari fenomena antar waktu yang telah terjadi. Masyarakat adat hadir bukan
karena adanya bagian dalam sebuah fenomena perjalanan waktu, Namun masyarakat
adat itu sendirilah yang menjadi sebuah perwujudan dari waktu, eksistensi mereka
sebagai masyarakat adat ada di dalam waktu tersebut.

Murthada muthahhari2, memiliki sebuah pendapat yang ia kemukakan memiliki arti


tersendiri, masyarakat sebagai suatu kelompok yang memiliki ikatan erat sesamanya
disebabkan dengan adanya sistem terkhusus, juga pula dengan adanya tradisi yang
dibentuk di dalam kelompoknya, dan bentukan konvensi juga hukum yang seiras,
sehingga mengarahkan pada cara hidup kolektif, adapun menurut murthada muthahhari
cara hidup kolektif tersebut tidak didefinisikan sebagai cara bertempat tinggal yang
sama atau memakan makanan yang sama.

Setiadi3, sendiri punya definisi sendiri terhadap masyarakat adat sebagai sekelompok
manusia yang memiliki interaksi secara intens dengan seluruh manusia yang ada dalam
kelompoknya.

Dengan adanya ketiga pengertian diatas yang menjelaskan mengenai seperti apa definisi
dari masyarakat adat dapat memberikan sebuah bukti pada eksisnya kehadiran
masayrakat adat, dengan pesatnya kemajuan teknologi serta revolusi industri yang telah
terjadi tentunya tidak dapat menggeser dan menghapuskan sebuah eksistensi masyarakat
adat yang ada. Mereka adalah bagian dari waktu itu sendiri yang tidak dapat dipisahkan
kehadirannya. Keberadaan yang sudah turun temurun serta kebiasaan dan tradisi yang
diwariskan kian menguatkan eksistensi dari masyarakat adat, terkhusus ketika kita
mengalihkan pandangan dari lingkungan masyarakat urban kota yang terikat sekali
dengan budaya industri ekstraktif kearah masyarakat adat desa batu beriga yang
mempunyai sejarah panjang dan ikatan yang kuat terhadap ruang lingkungan hidupnya
yaitu alam, hutan, dan laut. Bagaimana banyaknya sudah tradisi seperti budaya
taberlaut/sedekah laut serta kebiasaan masyarakat yang dibentuk sangat syarat
keterikatannya dengan ruang lingkungan hidup disekitarnya. Masyarakat adat desa
batubriga sendiri yang mayoritas diisi oleh suku melayu kebanyakan dulunya memiliki
aktifitas lain selain melaut dapat dikatakan berkebun merupakan suatu bagian dari
aktifitas tersebut namun karena turunnya harga dari beberapa komoditas seperti lada dan
cengkeh, akhirnya membuat masyarakat adat batu briga sangat bergantung kepada laut.
Sehingga tradisi yang ada dimasayarakat adat batu briga sangat kental hubungannnya
dengan laut, budaya yang diajarkan turun temurun dari leluhur untuk tetap menjaga dan
melindungi laut lewat tradisi taber laot atau sedekah laut sebagai salah satu ritual yang
terus dijalankan hingga saat ini, banyak pantangan dan larangan yang harus dipatuhi
7

oleh masyrakat adat batu briga seperti larangan untuk tidak menagkap dan membunuh
penyu belimbing, penyu sisik, lumba lumba hidung botol, dugong, hiu paus, serta
dilarang untuk merusak terumbu karang sebagai habitat dari ikan. Larangan yang
diciptakan untuk tetap menjaga laut dan apa yang ada didalamnya.

Lautan sudah dijaga selama ratusan tahun oleh masyarakat batu briga dengan berbagai
larangan yang terkadung dalam tradisi adat turun temurun dari para leluhur kehidupan
tenang dan damai dengan harmonisasi manusia dan alam terpaksa diusik oleh rakusnya
tangan tangan masyarakat urban, kekayaan laut yang terpaksa harus diganggu dengan
hadirnya wacana pembangnan pltn yang dapat memberikan dampak serta ancaman bagi
ketenangan dan kelestarian ruang lingkungan hidup masyarkat batu briga, hadirnya
wacana pembangunan pltn seaka menjadi tanda bagi masyrakat desa batu briga untuk
melaksakan perjuangan melawan wacana tersebut demi melindungi tradisi dan kekayaan
alam yang dimiliki, masyarakat yang tahunya hidup dari laut mendapat kabar wacana
tersebut sebagai sebuah ancaman bagi kesejahteraan masayrakat,berbagai macam upaya
dan cara dilakukan untuk berjuag dan melindungi tanah yang penuh akan nilai nilai adat
dan sejarah, dapat dipastikan penolakan terus digaungkan oleh masyarakat terhadap
wacana pembangunan pltn.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pertarungan wacana pembangunan Perguruan Tinggi Negeri
Konghucu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?
2. Bagaimana implikasi sosial dan hukum dari terjadinya pertarungan wacana
terkait pendirian Perguruan Tinggi Negeri Khonghucu di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung?

1.3 Tujuan Khusus


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana wacana yang dikonstruksi pihak pro dan
kontra terkait rencana pembangunan Perguruan Tinggi Negeri Konghucu
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2. Untuk mengetahui implikasi sosial dan hukumnya dari hadirnya
8

pertarungan wacana tersebut, dengan harapan dapat dijadikan bahan


pertimbangan atau rekomendasi kepada pihak terkait.

1.4 Manfaat Riset


1. Bagi Pemerintah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah
untuk menanggapi persoalan pro kontra pembangunan Perguruan Tinggi
Negeri Agama Khonghucu.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi
masyarakat umum untuk mengetahui terkait wacana pembangunan
Perguruan Tinggi Negeri Agama Khonghucu di Bangka Belitung.
3. Bagi Mahasiswa
9

Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan menambah khazanah


keilmuan pengetahuan bagi mahasiswa.
4. Bagi Universitas
Hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dokumentasi di
Universitas dalam bentuk teks dokumen dan untuk menambah wawasan
keilmuan.

1.5 Keutamaan dan Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan


Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri Konghuchu menimbulkan
berbagai perspektif bagi masyarakat Bangka Belitung. Perbedaan perspektif ini
membuat masyarakat Bangka Belitung terpecah menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok pro dan kontra yang masing-masing kelompok ini memiliki wacana
tersendiri. Maka dari itu, penelitian ini sangat penting untuk melihat bagaimana
wacana masing-masing kelompok tersebut dan seperti apa implikasi sosial
hukumnya. Dengan itu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merealisasikan
pembangunan ini. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangsih pengetahuan
dalam bidang sosial dan hukum.

1.6 Temuan yang Ditargetkan


Temuan dalam penelitian ini yaitu melihat berbagai perspektif masyarakat
Bangka Belitung terhadap Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri Konghucu dan
implikasi sosial hukum.

1.7 Luaran Riset


Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini berupa: 1) Laporan
kemajuan, 2) Laporan akhir, 3) Artikel ilmiah yang berjudul “Pertarungan
Wacana Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri Konghucu di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dan 4) Membuat akun media sosial berupa Youtube untuk
menunjang publikasi hasil penelitian.
10

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GERAKAN SOSIAL

Geraka sosial merupakan suatu keyakinan atau tindakan yang dipercaya oleh
sekelompok orang tanpa lembaga (noninstitutionalized), untuk bergerak dalam
melakukan sebuah perubahan atau tindakan untuk menghalangi dari apa yang diyakini
dapat memajukan atau merubah sebuah kondisi dari sekelompok orang pada satu
tatanan sosial masyarakat. Gerakan tanpa lembaga yang disebutkan sebagai
(noninstitutionalized) punya arti bahwa mereka adalah sekelompok orang yang
posisinya tidak diakui sebagai satu golongan secara luas, umum dan sah dalam satu
lapisan masyarakat sosial. Gerakan sosial sendiri memiliki tujuan untuk mereorganisasi
satu kelompok masyarakat baik itu menggunakan cara yang teknis tersusun rapih dalam
pergerakannya maupun menggunakan cara yang cair dalam proses pengorgasasiannya.

Adapun gerakan sosial sendiri didasari dari tujuan-tujuan bersama atas perasaan
solidaritas dari suatu kelompok melahirkan interaksi sosial yang terus berlanjut diantara
kelompok elit penentang berlawanan dengan para pemegang wewenang yang ditentang,
Sedikit menelaah pendapat dari charles tilly ia punya definisi bahwa gerakan sosial
merupakan sebuah rangkaian yang diciptakan untuk melakukan aksi dan perlawanan
secara continue atas nama lapisan kelompok yang dirugikan oleh para pemegang
wewenang lewat berbagai macam bentuk protes sosial, berhubungan dengan jalur diluar
proses partisipasi politik formal yang sudah diatur dalam rangkaian hukum serta
perundang-undangan demi menunjukan bahwa ikatan solid suatu kelompok yang
tergabung kedalam gerakan sosial punya komitmen dan keterwakilan dari jumlah cita-
cita bersama yang signifikan.

Dapat ditafsirkan dari pernyataan charles tilly bahwa gerakan sosial merupakan suatu
bentuk cita-cita atau keyakinan yang terorganisir (organised) dalam sebuah kelompok,
terus bergerak dan memiliki sifat keberkelanjutan (sustained), menolak (self counscious
challange) serta hadirmya persamaan pemahaman dan idenstitas (shared identity)
diantara lapisan individu yang ikut terlibat pada sebuah gerakan sosial yang lahir dari
keresahan yang sama.

NILAI ADAT

Sebagai hakikatnya nilai adat adalah sebuah keyakinan yang dipegang sebagai pedoman,
bentuk dari konsep pada alam fikiran bagi sebagian besar masyarakat yang percaya dengan
anggapan apa saja yang bernilai, berharga dan penting sebagai bagian dari kehidupan
menjadi orientasi serta penentu arah dalam kehidupan. Nilai adat juga merupakan sebuah
perwujudan ide dari kebudayaan serta nilai tradisi yang terkandung didalamnya, wujud itu
dapat kita sebut sebagai adat tata kelakuan yang memiliki fungsi untuk mengatur tata
kelakuan berkehidupan (koentjaraningrat, 2009:153). Penerapan nilai-nilai adat yang
menjadi pedoman dari masyrakat adat desat batu briga menjadi sebuah fokus penelitian
untuk memahami bagaimana landasan gerakan sosial yang lahir pada aktivitas perlawanan
wacana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

2.2 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

Pembangkit listik tenaga nuklir (PLTN) merupakan sebuah pembangkit daya thermal yang
menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja
sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah pembangkit listrik tenaga uap, menggunakan uap
bertekanan tinggi untuk memutar turbin pembangkit listrik tenaga nuklir yang dinilai lebih
ramah lingkungan, system keamanan berlapis, dan bahaya radiasi tidak lebih tinggi dari pada
pembangkit listrik tenaga batu bara (Harjanto, 2008) adapun teknologi yang digunakan
11

dalam wacana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang akan dibangun
dipulau gelasa desa batu briga kecamatan lubuk besar, adalah TMSR 500 yang merupakan
reaktor nuklir jenis molten salt reactor (MSR) yang mempunyai 2 modul reaktor yang
masing-masing berdaya 550 MWth. Kedua modul ini mensuplai kalor satu unit sistem turbin
uap. Sistem turbin uap tersebut mampu membangkitkan daya listrik sebesar 500 MWe.
TMSR-500 memiliki 4 untai sistem sirkulasi fluida, yaitu sistem sistem sirkulasi fluida
bahan bakar (sistem primer), sistem sirkulasi fluida intermediet, sistem sirkulasi fluida
pendingin sekundar dan sistem fluida kerja konversi energi (Agus Waluyo dan Azizul
Khakim, 2021) adapun penelitian ini difokuskan terhadap wacana pembangunan pembangkit
listrik tenaga nuklir PLTN yang memunculkan gerakan resistensi perlawanan masyarakat
adat desa batu briga dalam perjuangan mempertahankan ruang lingkungan hidup terkhusus
pulau gelasa sebagai penjaga ekosistem laut.

2.3 Penelitian Terdahulu

Budi darmawan (2023) dalam penelitiannya yang berjudul “Kontestasi Wacana PLTN Thorium
Pulau Gelasa : Antara Pembangunan, Kerusakan Ekologi, Kesenjangan Sosial” memiliki tujuan
dalam memaparkan bagaimana kondisi pertarungan diantara berbagai macam penolakan terhadap
wacana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di desa Batu briga kecamatan lubuk
besar. Adapun metode yang digunakan adalah metododologi kualitatif serta desain yang digunkan
merupakan teknik analisis isi, dalam hal jenis data yang digunakan oleh peneliti mengikuti analisis
wacana yang digunakan oleh ardianto yang didasari analisis wacana laclau dan mouffe. Pada
penelitiannya peneliti menyajikan data yang didapati dari berita media online dan tulisan akademik
tentang adanya wacana pembangunan PLTN Thorium di pulau gelasa, kabupaten bangka tengah.
12

BAB 3. METODE RISET

3.1 Lokasi Riset


Lokasi penelitian ini adalah tempat dimana peneliti menganalisis
penelitian berada. Maka, lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah
Provinsi Bangka Belitung dan akan dilaksanakan secara luring.

3.2 Disain Riset


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang
dilakukan di Prov. Bangka Belitung. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan
gambaran secara jelas dan sistematis objek yang diteliti dengan memberikan
informasi dan data yang valid terkait dengan fenomena yang ada di lapangan.
Alasan peneliti mengambil lokasi ini yaitu karena terdapat wacana pembangunan
Perguruan Tinggi Negeri Khonghucu yang akan dibangun di Provinsi Bangka
Belitung, Bangka Tengah, Pangkalan Baru, Desa Batu Belubang.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung
melalui wawancara dan observasi. Sedangkan, untuk data sekunder diperoleh
melalui penelusuran beberapa dokumen seperti berita online, buku, jurnal, dan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian. Dalam riset
ini penentuan informan dilakukan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
penentuan informan dengan mempertimbangkan beberapa hal sesuai kriteria
informan yang diinginkan.

3.2 Tahapan Riset Yang Akan Dilaksanakan


Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan penelitian kualitatif ini, yaitu:
1. Tahap deskripsi : pada tahap ini, peneliti akan mendeskripsikan apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Selanjutnya peneliti akan mendata sekilas
tentang informasi yang diperolehnya. Setelah itu, peneliti memfokuskan
pada masalah tertentu, mencari rumusan masalah, mencari literatur di
tinjauan pustaka serta menentukan metode penelitian.
2. Tahap pelaksanaan : pada tahap ini, semua informasi yang diadapat dari
tahap pertama sampai ke tahap pengumpulan data, analisis data dan
penyajian data akan direduksi peneliti.
3. Tahap laporan penelitian : tahap ini merupakan tahap akhir dari proses
penelitian.

3.3 Objek atau Variabel Riset Dengan Indikator Yang Jelas


Objek penelitian ini adalah pertarungan wacana antara pihak pro dan pihak
kontra dalam menyikapi rencana terkait dengan pembangunan PTN Konghucu di
Bangka Belitung. Pihak-pihak yang memberikan wacana terhadap pembangunan
PTN Konghucu yaitu : Kementrian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
DPRD Provinsi, perwakilan aliansi umat Islam Bangka Tengah, perwakilan
13

aliansi umat islam Bangka Belitung, akademisi dan tokoh masyarakat di Bangka
Belitung.

3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


Berikut teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi dalam
penelitian ini:
3.4.1 Wawancara
Kegiatan yang dilakukan dengan tatap muka pada proses tanya jawab
kepada beberapa narasumber di wilayah studi. Dalam riset ini jenis wawancara
yang dipakai adalah wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2019)
wawancara yang tidak terstruktur berarti dalam pengumpulan datanya, peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis.
3.4.2 Observasi
Pengamatan yang dilakukan secara langsung di wilayah studi, dengan
disertai pencatatan yang sistematis terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.
Menurut Rahman dan Ibrahim (2009) observasi merupakan pengamatan yang
dilakukan secara langsung mengenai objek penelitian.
3.4.3 Dokumentasi
Menurut Rahman dan Ibrahim (2009) dokumentasi merupakan suatu
teknik pengumpulan data yang dimana dokumen-dokumen dijadikan sebagai
sumber data, baik berupa tulisan, arsip, foto, dan sebagainya.
3.4.4 FGD (Focus Group Discussion)
Menurut Irwanto (2006) “FGD merupakan suatu proses pengumpulan data
dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat
spesifik melalui diskusi kelompok”.

3.5 Teknik Analisi Data


Dalam penelitian kualitatif, analisis data yang dilakukan setelah data
diperoleh berupa kata-kata dan bukan berupa angka dalam proses pengumpulan
data. Menurut Afrizal (2017) analisis data yang terdapat dalam penelitian
kualitatif ini dilakukan dengan cara yang berbeda serta tidak berorientasi dengan
pengukuran dan perhitungan. Dalam riset kualitatif analisis data sering disebut
dengan analisis berkelanjutan. Tedapat tiga tahap kegiatan analisis data menurut
Miles dan Huberman (Silalahi, 2010) yaitu berupa : reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.

3.6 Penyimpulan Hasil Riset


Dalam tahap ini semua data yang telah diperoleh sebagai hasil penelitian
disimpulkan. Penarikan kesimpulan merupakan suatu upaya memahami dan
mencari makna, penjelasan, pola, keteraturan serta sebab akibat. Tahap ini
merupakan tahap akhir dari pengolahan data.
14

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana
(Rp)
1 Belanja habis pakai Belmawa 2.064.000
Perguruan Tinggi 516.000
Instansi Lain -
2 Sewa dan jasa Belmawa 496.000
Perguruan Tinggi 124.000
Instansi Lain -
3 Transportasi lokal Belmawa 3.840.000
Perguruan Tinggi 960.000
Instansi Lain -
4 Lain-lain Belmawa 1.600.000
Perguruan Tinggi 400.000
Instansi Lain -
Jumlah 10.000.000
Belmawa 8.000.000
Rekap Sumber Dana Perguruan Tinggi 2.000.000
Instansi Lain -
Jumlah 10.000.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Bulan Penanggung
1 2 3 4 Jawab
1 Observasi Awal Izcha Pricispa
2 Pengumpulan Referensi Izcha Pricispa
3 Perancangan Metode Penelitian Izcha Pricispa
4 Perencangan Instrumen Data Yang Azzahra
5 Pengambilan Data Yang Azzahra
6 Analisis Data Nandini Putri
7 Publikasi Artikel Nandini Putri
15

DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. (2017). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Depok:
PT. Rajagrafindo Persada.

Bappeda, A. (2015, Juli 8). Pengertian Pembangunan Menurut Prof. Dr. Hj.
Syamsiah Badruddin, M.Si. Retrieved from bappeda.bulelengkab.go.id:
https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-
pembangunan-menurut-prof-dr-hj-syamsiah-badruddin-m-si-48

Basri, H. H. (2018). Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Khonghucu di


Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal dialog, 151-166.

Chris, Berker. (2000). Culture Studies (Teori dan Praktik). Yogyakarta: Kreasi
Wacana

Dahnur, H. (2022, Juni 2). Pembangunan PTN Khonghucu di Bangka Tengah


Ditolak Kelompok Masyarakat. Retrieved from amp.kompas.com:
https://amp.kompas.com/regional/read/2022/06/02/110345378/pembangun
an-ptn-khonghucu-di-bangka-tengah-ditolak-kelompok-masyarakat.
Diakses pada tanggal 11 Januari 2023

Eko Sugiharto, G. O. (2021). Pemetaan Sosial (Social Mapping) di Desa Makarti


Sebagai LAndasan Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan
. Jurnal Sahdu (Jurnal Sastra, Humaniora dan Budaya), 13-23.

Hakim, B. A. (2010). Dilema Pendirian Rumah Ibadat dan Keragaman Faham


Keagamaan. Jurnal Multikultural & Multireligius, 35-263.

Herza. (2022, Juni 28). Tertanggalnya Hak Politis Warga Tionghoa Bangka
Belitung. Retrieved from news.detik.com: https://news.detik.com/kolom/d-
6151359/tertanggalnya-hak-politis-warga-tionghoa-bangka-belitung.
Diakses pada tanggal 11 Januari 2023

Ibrahim, Bustami Rahman dan. (2009). Kisi-kisi Praktis Menyusun Proposal


Penelitian. Pangkalpinang: UBB Press.

Kusuma, P. T. (2022, Desember 1). Wacana: Jenis, Ciri, Syarat, dan Contohnya.
Retrieved from www.detik.com: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6435821/wacana-jenis-ciri-syarat-dan-contohnya. Diakses pada tanggal 13
Januari 2023. Diakses pada tanggal 13 Januari 2023

Muttaqin, Z., Pergulatan Keberagamaan Umat Khonghucu (Master's thesis,


Jakarta: Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah).
16

Rina Nuryati, L. S. (2020). Pemetaan Sosial (Social Mapping) Masyarakat dalam


Upaya MEndukung PEngembangan Usaha Tani Polikultur Perkebunan
Terintegrasi (UTPPT). Jurnal Agristan, 1-20.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial . Bandung : Refika Aditama.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
17

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim, serta Dosen Pendamping.


Biodata Ketua Tim
18

Biodata Anggota 1
19

Biodata Anggota 2
20

Biodata Dosen Pendamping


21
22

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan;


Harga Total
No Jenis Pengeluaran Volume
Satuan (Rp)
(Rp)
1 Belanja Bahan
ATK
a. Spidol 2 Buah 10.000 20.000
b. Pena 1 Kotak 20.000 20.000
c. Origami 2 Bungkus 10.000 20.000
d. Binder 3 Buah 25.000 75.000
e. Kertas A4 2 Rim 60.000 120.000
f. Tinta hitam 2 Buah 50.000 100.000
g. Tinta warna 2 Buah 50.000 100.000
Buku ajar/referensi 6 Buku 150.000 900.000
sebagai bahan penelitian
Spanduk 1 Buah 100.000 100.000
(3x2 m)
Name tag 3 Buah 15.000 45.000
Langganan internet 3 Orang 90.000 x 1.080.000
(4 bulan)
SUB TOTAL 2.580.000
2 Belanja Sewa
Sewa lisensi aplikasi 1 Akun 95.000 x 380.000
(4 bulan)
Sewa youtube premium 1 Akun 60.000 x 240.000
(4 bulan)
SUB TOTAL 620.000
3 Perjalanan Lokal
Kegiatan persiapan survei 3 Orang 300.000 x 2.700.000
lapangan (3 survei)
Kegiatan pendampingan 1 Orang 300.000 x 3 900.000
FGD
a. Transportasi 10 Orang 100.000 1.000.000
b. Note Book 10 Orang 20.000 200.000
SUB TOTAL 4.800.000
4 Lain-lain
Biaya publikasi jurnal 1 Paket 1.000.000 1.000.000
Biaya artikel media massa 1 Media 500.000 500.000
Protokol Kesehatan
a. Masker 2 Box 65.000 130.000
b. Sanitizer 3 Botol 80.000 240.000
c. Thermometer 1 Pcs 80.000 80.000
Infrared
d. Vitamin C 1 Kotak 50.000 50.000
SUB TOTAL 2.000.000
GRAND TOTAL 10.000.000
23

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas;


No Nama / NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Izcha Pricispa / Sosiologi Ilmu Sosial 10 Menjalankan seluruh
5012111010 jalannya penelitian,
Perancangan metode
dan Instrumen
penelitian,
Pengumpulan data,
Analisis data dan
Pelaporan hasil
penelitian
2 Yang Azzahra / Sosiologi Ilmu Sosial 8 Pengumpulan
5012111019 referensi penelitian,
Perancangan metode
penelitian dan
Instrumen data ,
Pengumpulan data,
Analisis data dan
Pelaporan hasil
penelitian
3 Nandini Putri Hukum Ilmu Hukum 8 Pengumpulan
/ referensi penelitian,
4012111031 Perancangan metode
penelitian dan
Instrumen data
,Pengumpulan data,
Analisis data dan
Pelaporan hasil
penelitian
24

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai