Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN TATA GUNA LAHAN

KATA PENGANTAR

Sehubungan dengan kontrak No. HK.02.03 / SNVT PPSDA-SUL.II / K-PP / 43 Tanggal


06 Mei 2010 dan Addendum 1 No. HK.02.03 / AMD / SNVT PPSDA-SUL.II / K-PP / 66
Tanggal 05 Juli 2010, tentang paket pekerjaan “Perencanaan Greenbelt Danau Limboto”,
yang pelaksanaannya dipercayakan kepada PT. VITRAHA CONSINDOTAMA, dengan
ini kami sampaikan :

LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Laporan ini secara umum berisi tentang, latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan
pekerjaan, lingkup pekerjaan, kondisi umum daerah studi, metode pelaksanaan dan hasil
kegiatan.

Demikian laporan ini disusun, semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tujuan. Atas
kepercayaannya yang telah diberikan, kami ucapkan terimakasih.

Limboto, Agustus 2010


PT. VITRAHA CONSINDOTAMA

Ir. Gunadi Mulianto, MT, Sp.


Team Leader

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” i


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................... I-1
1.1. Latar Belakang Proyek....................................................................................... I-1
1.2. Lokasi Pekerjaan................................................................................................ I-2
1.3. Jangka Waktu Pelaksanaan................................................................................ I-2
1.4. Maksud Dan Tujuan........................................................................................... I-2
1.5. Lingkup Pekerjaan............................................................................................. I-2
BAB 2 KONDISI UMUM DAERAH STUDI............................................................ II - 1
2.1. Kondisi Umum Danau Limboto........................................................................ II - 1
2.1.1. Administrasi...................................................................................................... II - 1
2.1.2. Topografi........................................................................................................... II - 1
2.1.3. Geologi.............................................................................................................. II - 2
2.1.4. Geomorfologi.................................................................................................... II - 4
2.1.5. Hidroklimatologi............................................................................................... II - 5
2.2. Kondisi Sosial Ekonomi................................................................................... II - 10
2.3. Permasalahan yang Ada..................................................................................... II - 12
BAB 3 METODE PELAKSANAAN......................................................................... III - 1
3.1. Kunjungan Persiapan / Sosialisasi................................................................. III - 1
3.2. Pelaksanaan Pra............................................................................................. III - 1
3.3. Pengorganisasian Masalah dan Penyusunan RKTD...................................... III - 3
3.4. Pembahasan Alternatif Kegiatan.................................................................... III - 4
3.5. Pemilihan Kegiatan Dan Pengisian Bagan RKTD......................................... III - 5
3.6. Inventarisasi Penanggungjawab Kegiatan Dalam RKTD.............................. III - 5
BAB 4 HASIL KEGIATAN....................................................................................... IV - 1

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” ii


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

4.1. Inventarisasi dan Seleksi Solusi-Solusi Yang Tepat...................................... IV - 1


4.2. Kegiatan Pengelolaan Lahan Saat Ini............................................................ IV - 2
4.3. Respon Masyarakat Terhadap Sistem Usaha Tani Konservasi...................... IV - 2

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” iii


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan I-4

Gambar 2. 1. Peta Administrasi DAS Limboto II - 1


Gambar 2. 2. Peta Topografi DAS Limboto II - 2
Gambar 2. 3. Peta Geologi DAS Limboto II - 4
Gambar 2. 4. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Jalaluddin
II - 6
Gambar 2. 5. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Pohu Bongomeme
II - 6
Gambar 2. 6. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Alo Isimu II - 7
Gambar 2. 7. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Biyonga II - 8
Gambar 2. 8. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Bulota II - 8

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” iv


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Geomorfologi DAS Limboto II - 4


Tabel 2. 2. Rekap Data Curah Hujan Sta. Jalaluddin (1993-2009)
II - 5
Tabel 2. 3. Rekap Data Curah Hujan Sta. Pohu Bongomeme (2002-2009)
II - 6
Tabel 2. 4. Rekap Data Curah Hujan Sta. Alo Isimu (2002-2009)
II - 7
Tabel 2. 5. Rekap Data Curah Hujan Sta. Biyonga (2002-2009)
II - 7
Tabel 2. 6. Rekap Data Curah Hujan Sta. Bulota (2002-2009) II - 8
Tabel 2. 7. Temperatur Rata – Rata Bulanan, (°C) II - 9
Tabel 2. 8. Kecepatan Angin Rata – Rata Bulanan (m/s) II - 9
Tabel 2. 9. Kelembaban Udara Rata – Rata Bulanan, (%) II - 10
Tabel 2. 10. Penyinaran Matahari Rata – Rata Bulanan, (%) II - 10
Tabel 2. 11. Jumlah Penduduk Kabupaten Gorontalo II - 11
Tabel 2. 12. Jumlah Penduduk Kota Gorontalo II - 11

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” v


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Proyek

Danau Limboto merupakan sumber daya alam yang sangat terkait dengan hajat
hidup masyarakat dan merupakan salah satu aset sumber daya alam yang dimiliki
Gorontalo saat ini.Secara ekologis danau merupakan habitat dari berbagai biota air,
juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Secara ekonomi Danau Limboto
merupakan sumber mata pencaharian petani dan nelayan di sekitarnya, juga
berfungsi sebagai sarana transportasi dan obyek wisata. Saat ini, Danau Limboto
berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan karena mengalami proses
penyusutan dan pendangkalan akibat sedimentasi yang mengancam keberadaannya
dimasa yang akan datang. Semakin berkurangnya luasan perairan danau
menyebabkan semakin menurunnya fungsi danau sebagai kawasan penampung air
sehingga berpotensi terjadinya banjir dan kekeringan di sekitar wilayah kawasan
danau bahkan di luar kawasan Danau Limboto.

Kawasan sekitar danau mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan


kelestarian fungsi danau. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan
manfaat, maka pengelolaan danau harus dilaksanakan secara terencana dan penuh
kehati-hatian agar potensi danau dapat termanfaatkan secara optimal dan
kegiatannya diprioritaskan pada kawasan danau yang memiliki potensi pemanfaatan
tinggi serta kawasan yang telah mengalami degradasi, selain itu kegiatan
pengelolaan danau juga harus diprioritaskan bagi kesejahteraan masyarakat.
Komunitas masyarakat yang sadar akan pentingnya suatu kawasan danau bagi
kehidupan, serta mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memanfaatkan danau
secara bijaksana, akan memelihara keberadaan danau dengan berbagai fungsi dan
nilai pentingnya. Berdasarkan pada prinsip ini maka danau dapat terjaga dengan
sendirinya oleh komunitas masyarakat

Untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan, maka
diperlukan suatu perencanaan pengelolaan secara terpadu guna menentukan langkah

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” I-1


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

dan tindakan yang harus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan
mengoptimalkan potensi pengembangan SDA, melindungi / melestarikan serta
meningkatkan nilai SDA dan lahan khususnya Danau Limboto sebagai aset Daerah
yang perlu dilestarikan.

Untuk itu Kegiatan Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sulawesi II pada Tahun Anggaran 2010 ini akan melaksanakan Perencanaan
Greenbelt Danau Limboto guna mewujudkan pemanfaatan dan pendayagunaan
sumber air di wilayah sungai tersebut secara serasi dan optimal

1.2. Lokasi Pekerjaan

Lokasi kegiatan pekerjaan “Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” adalah di


Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Untuk lebih jelasnya,
lokasi proyek yang dimaksud terdapat pada gambar 1.1

1.3. Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerajaan “Perencanaan Greenbelt Danau Limboto”


adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari.

1.4. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari pekerjaan “Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” ini adalah


membuat rencana batas sempadan danau dan batas perairan.

Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh hasil desain kawasan sempadan danau
yang merupakan kawasan lindung sehingga terlindungi dari kegiatan budidaya yang
dapat mengganggu fungsi danau tersebut, dengan mempertahankan elevasi + 4,8 m
dpl.

1.5. Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar ruang lingkup dari pekerjaan “Perencanaan Greenbelt Danau
Limboto” di Propinsi Gorontalo adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Kepemilikan Lahan Lingkungan Perairan Danau Limboto guna
mempertahankan kelestarian danau limboto dan membuat garis sempadan

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” I-2


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

danau limboto yang dapat dituangkan dalam satu Peraturan daerah provinsi
Gorontalo.
2. Inventarisasi masalah umum, sistem usaha tani dan erosi tanah didaerah
tangkapan danau limboto serta sosial-ekonominya dan investasi stakeholder dan
kegiatan pengelolaan lahannya.
3. Penyusunan upaya fisik berupa detail desain daerah yang diperlukan.
4. Melakukan kajian terhadap studi terkait yang pernah dilakukan.
5. Pembuatan system planning

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” I-3


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” I-4


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

BAB 2 KONDISI UMUM DAERAH STUDI

2.1. Kondisi Umum Danau Limboto


2.1.1. Administrasi

Danau Limboto terletak di dua wilayah yaitu + 30 % wilayah Kota Gorontalo dan +
70 % di wilayah Kabupaten Gorontalo yang menjangkau 7 kecamatan.

Secara geografis, danau Limboto terletak di bagian tengah Provinsi Gorontalo dan
secara astronomis, danau limboto terletak pada 122° 57’ 40” – 123° 02’ 14” BT dan
00° 31’ 58” – 00° 34’ 50” LU

Gambar 2. 1. Peta Administrasi DAS Limboto

2.1.2. Topografi

Danau Limboto, merupakan cekungan rendah atau laguna, yang merupakan muara
sungai-sungai, diantaranya: Ritenga, Alo Pohu, Marisa, Meluopo, Biyonga.

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 1


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Gambar 2. 2. Peta Topografi DAS Limboto

2.1.3. Geologi
Sulawesi memperlihatkan bentukan oleh tumbukan dari benturan 2 lempengan
bumi. Lempengan Benua Australia bergerak ke arah Barat dengan mengalirkan
magma dan bertumbukan dengan lempengan Benua Asia. Tumbukan tersebut
disertai dengan patahan dan putaran fragmen pada lempengan utama. Lempengan
Australia menyusup di bawah lempengan Asia, dan hal tersebut menyebabkan
pemunculan dan pemisahan fragmen lempengan.
Bagian Utara bersama bagian Selatan Sulawesi memisah sepanjang garis Selat
Makasar dari lempengan Asia pada bagian Barat Kalimantan yang menyebabkan
proses tektonik selama pertengahan jaman tersier. Batuan dasar tertua jaman pra
tersier dari metamorphik dan ultrabasic telah muncul di ujung Barat Daya pada
Sulawesi Utara. Berikutnya awal pertengahan jaman tersier batuan volkanic antara
dasar dengan batuan sedimen tersebar menutupi batuan dasar. Granit menyusup
terjadi di tengah akhir jaman tersier dan tersebar secara luas di Sulawesi Utara,
mendekati gabungan mineralisasi.
Batuan pasir, volkanic conglomerat dan dasar tipis batuan kapur telah membentuk
pada akhir jaman tersier. Batuan tersebut dapat diobservasi pada bagian Utara dari
Sulawesi Utara. Batuan volkanic dari andesit dan atau komposisi dacific telah

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 2


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

masuk menerobos ke atas nebtuibes strata pada awal jaman kuarter dan batuan
tersebut membentuk pegunungan tinggi diwilayah.
Relatif kurang konsolidasi dan strata endapan ”celebes mollase”, yang terdiri dari
konglomerat, kuarsa batuan pasir, shales, marls, coral batuan kapur menurun
menutup volkanic kuarter awal. Batas porsi dari strata/ (lapisan) dapat diobsevasi
pada kondisi terbuka. Endapan baru pasir, gravel dan coral karang telah menyebar
di atas seluruh strata (lapisan).
Geologi pada area studi terdiri utamanya jenis volkanic dan batuan sedimen pada
pertengahan jaman tersier ke awal jaman kuarter. Volkanic dan batuan sedimen
pembentuk utama ke jenis susupan (intrusi) merupakan metamorphose ringan ke
tinggi dan kondisi asli dari batuan metamorphose tinggi sedikit tidak dapat
dibedakan. Sebagian batuan sedimen adalah ke granitan dan
metamorphosean/lapukan.
Strata (lapisan) awal ke tengah jaman tersier tampak membentuk batuan dasar di
area studi. Jenis – jenis batuan granit dan granodiarites mudah dibedakan dari satu
dengan lainnya : awal ke tengah lapisan tersier, kemudian batuan tersebut dapat
dipetakan secara terpisah pada peta geologi dari area studi.
Batuan sedimen dari akhir tersier tidak tampak ke permukaan pada area studi, akan
tetapi terdapat kondisi kristalisasi dari batuan kapur, yang dapat mengindikasikan
penyebaran batuan sedimen tersier mengutamakan ke volkanic terakhir kejadian
dari awal kuarter. Kondisi kristalisasi batuan kapur tampak dibentuk oleh aktifitas
hidrothermal saat itu.
Aktifitas volkanic terakhir dari kuarter telah membentuk kerangka dari topographi
saat ini di dalam area studi. Andestic dan dacific lavas menyebar pada puncak
tinggi dari area. Tuft lepas (tidak terikat) juga dapat diobservasi sepanjang tebing
kanan Sungai Bone.
Endapan tidak terkonsolidasi dari gravel dan pasir tersebar luas pada lahan rendah
pada DAS. Lereng dan teras endapan juga tersebar pada kaki dataran tinggi dan
area pegunungan menutup formasi tua

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 3


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Gambar 2. 3. Peta Geologi DAS Limboto

2.1.4. Geomorfologi
Berdasarkan Peta Land System / Land Suitability Series Repprot 1988 Limboto
didominasi oleh punggung-punggung granit terorientasi yang terjal yang mencapai
luas 25.947 ha (28,51 %) dan daratan Lakustrin seluas 10.205 ha (11,22 %), dan
punggung-punggung yang tak teratur diatas batuan vulkanik basa seluas 8.834
(9,71 %). Punggung bukit dan punggung-punggung bukit karstik yang tidak rata
seluas 8.454 (9,29 %)
Tabel 2. 1. Geomorfologi DAS Limboto
Luas
No Geomorfologi
Ha %
1 AWW Dataran berombak diatas napal dan batu gamping 1.330 1.46
2 Pungung – punggung yang tak teratur diatas batuan
BBG 8.834 9.71
vulkanik basa
3 BBR Deretan bukit yang sangat curam diatas batuan beku asam 3.815 4.19
4 BKN Dasar lembah kecil diantara bukit-bukit 635 0.70
5 BMS Punggung bukit yang sangat curam diatas vulkanik basa 6.685 7.35
6 BTR 4.278 4.70
7 Danau 3.415 3.75
8 DLU Daratan Lakustrin 10.208 11.22
9 GBJ Daratan karstik berbukit kecil 89 0.10
10 GJO Kipas alluvial vulkanik yang melereng sedang 1.268 1.39
11 HU Bukit curam diatas napal dengan singkapan batu gamping 2.630 2.89
12 KHY Dataran gabungan endapan muara dan endapan sungai 149 0.16
13 KLG Bukit kars diatas marmer dan batu gamping 3.403 3.74
14 KTG 295 0.32
15 KTT Kipas alluvial non vulkanik yang melereng sedang 3.574 3.93

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 4


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Luas
No Geomorfologi
Ha %
16 LBB 907 1.00
17 LBS Kipas alluvial non vulkanik yang melereng landai 3.040 3.34
18 LLP 655 0.72
19 LLS 394 0.43
20 LLT 83 0.09
21 Punggung bukit dan punggung-punggung bukit karstik
OKI 8.454 9.29
yang tidak rata
22 Dataran yang bergelombang dengan bukit-bukit kecil di
SFO 916 1.01
atas napal dan batu gamping
23 TWI Punggung – punggung granit terorientasi terjal 25.947 28.51
Total 91.004 100.00
Sumber : Peta Sitel Lahan Kesesuaian Lahan Sulawesi Utara, di dalan RTL-RLKT DAS Limboto

2.1.5. Hidroklimatologi
A. Data Hujan
Data curah hujan di dapat dari Kantor Balai Wilayah Sungai Sulawesi II dan
Badan Meteorologi dan Geofisika Provinsi Gorontalo.
Stasiun Hujan terdekat yang ada di sekitar lokasi adalah Stasiun Hujan
Jalaluddin, Stasiun Hujan Pohu Bongomeme, Stasiun Hujan Alo Isimu, Stasiun
Hujan Biyonga dan Stasiun Hujan Bulota Hepulawa. Periode Pencatatan Data
Hujan Stasiun Jalaluddin adalah 17 tahun (1993 – 2009), Stasiun Pohu
Bongomeme selama 8 tahun (2002 – 2009), Stasiun Alo Isimu selama 8 tahun
(2002-2009), Stasiun Biyonga selama 8 tahun (2002 – 2009) dan stasiun Bulota
Hepulawa selama 8 tahun (2002 – 2009)
Tabel 2. 2. Rekap Data Curah Hujan Sta. Jalaluddin (1993-2009)
Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES. Jumlah
1993 108.00 94.00 25.00 102.00 279.00 70.00 35.00 0.00 1.00 38.00 256.00 142.00 1150.00
1994 96.00 102.00 180.00 200.00 141.00 127.00 65.00 8.00 0.00 48.00 266.00 87.00 1320.00
1995 151.00 97.00 70.00 100.00 88.00 156.00 134.00 230.00 132.00 57.00 218.00 205.00 1638.00
1996 102.00 179.00 168.00 89.00 55.00 286.00 82.00 167.00 49.00 226.00 93.00 88.00 1584.00
1997 188.00 124.00 298.00 97.00 112.00 3.00 58.00 0.00 1.00 3.00 129.00 81.00 1094.00
1998 116.00 1.00 12.00 82.00 306.00 90.00 174.00 59.00 53.00 152.00 207.00 288.00 1540.00
1999 134.00 72.00 296.00 146.00 223.00 113.00 122.00 76.00 35.00 160.00 138.00 92.00 1607.00
2000 170.00 268.00 110.00 99.00 72.00 263.00 140.00 68.00 39.00 185.00 157.00 80.00 1651.00
2001 385.00 205.00 147.00 141.00 141.00 262.00 27.00 30.00 48.00 60.00 253.00 145.00 1844.00
2002 177.00 4.00 126.00 117.00 108.00 82.00 1.00 0.00 0.00 34.00 82.00 127.00 858.00
2003 89.00 56.00 215.00 266.00 192.00 11.00 64.00 46.00 65.00 53.00 82.00 222.00 1361.00
2004 128.00 100.00 79.00 175.30 137.60 50.00 66.00 0.00 36.00 122.00 61.00 74.00 1028.90
2005 30.00 103.00 117.00 105.00 231.00 84.00 210.00 17.00 20.00 223.00 85.00 133.00 1358.00
2006 112.00 143.00 68.00 162.00 68.00 290.00 32.00 3.00 55.00 3.00 204.00 122.00 1262.00
2007 229.00 73.00 76.00 129.00 249.00 214.00 79.80 38.20 129.00 45.80 118.00 399.90 1780.70
2008 214.00 94.00 388.50 228.30 130.00 122.60 253.00 147.00 66.00 188.00 206.10 251.00 2288.50
2009 148.00 147.00 169.00 137.00 228.40 100.70 44.70 9.70 28.60 34.20 142.10 54.70 1244.10
Rata-Rata 151.59 109.53 149.68 139.74 162.41 136.72 93.38 52.88 44.56 96.00 158.66 152.45 1460.32
Sumber : BMG Gorontalo

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 5


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Gambar 2. 4. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Jalaluddin

Tabel 2. 3. Rekap Data Curah Hujan Sta. Pohu Bongomeme (2002-2009)


Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES. Jumlah
2002 260.10 0.00 152.60 88.70 288.10 79.80 0.00 0.00 0.00 32.50 130.80 151.50 1184.10
2003 57.10 80.00 196.16 181.90 128.00 0.00 121.70 6.50 124.40 53.80 30.40 149.30 1129.26
2004 164.10 74.00 82.00 81.50 138.30 54.40 79.00 0.00 4.70 61.60 127.30 115.10 982.00
2005 97.30 12.40 102.30 167.50 175.90 93.90 55.50 8.30 0.00 143.40 211.70 143.90 1212.10
2006 195.70 153.10 52.90 95.00 85.30 232.70 9.30 0.00 74.30 0.00 56.90 86.20 1041.40
2007 247.60 99.30 84.00 106.30 67.40 105.50 95.20 41.00 62.90 100.40 77.70 320.20 1407.50
2008 150.60 76.00 317.50 234.90 67.10 103.40 0.00 0.00 0.00 0.00 292.60 133.50 1375.60
2009 98.80 133.40 138.50 208.70 161.60 92.60 66.30 24.20 2.30 29.10 92.00 52.90 1100.40
Rata-Rata 158.91 78.53 140.75 145.56 138.96 95.29 53.38 10.00 33.58 52.60 127.43 144.08 520.75
Sumber : BWS Sulawesi II

Gambar 2. 5. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Pohu Bongomeme

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 6


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Tabel 2. 4. Rekap Data Curah Hujan Sta. Alo Isimu (2002-2009)


Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES. Jumlah
2002 136.50 2.50 101.50 86.50 90.00 0.00 0.00 0.00 30.50 55.50 112.00 86.00 701.00
2003 141.00 58.50 236.00 282.50 217.00 13.00 61.50 45.00 55.50 116.00 87.00 242.00 1555.00
2004 474.00 181.00 268.90 411.00 209.00 119.00 89.00 0.00 12.00 195.00 282.00 207.00 2447.90
2005 40.50 88.00 127.50 79.50 179.00 91.50 54.00 24.50 10.50 201.00 0.00 124.50 1020.50
2006 100.00 113.00 55.50 132.00 64.50 253.50 23.00 4.50 54.00 6.00 205.00 147.00 1158.00
2007 209.50 93.00 71.00 108.00 186.00 100.00 72.50 43.50 100.50 56.50 95.50 427.00 1563.00
2008 210.00 29.50 230.50 205.50 128.00 115.50 205.50 133.50 70.50 206.50 0.00 240.50 1775.50
2009 40.00 48.50 80.50 53.00 42.50 42.00 33.00 3.50 0.00 21.00 0.00 24.50 388.50
Rata-Rata 168.94 76.75 146.43 169.75 139.50 91.81 67.31 31.81 41.69 107.19 97.69 187.31 1460.13
Sumber : BWS Sulawesi II

Gambar 2. 6. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Alo Isimu

Tabel 2. 5. Rekap Data Curah Hujan Sta. Biyonga (2002-2009)


Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES. Jumlah
2002 254.00 0.00 108.00 115.00 84.00 243.20 0.00 0.00 4.00 18.30 225.50 161.90 1213.90
2003 84.00 90.40 291.70 324.90 181.90 87.30 83.90 44.50 49.50 89.50 217.00 339.40 1884.00
2004 474.00 181.00 268.90 411.00 209.00 119.00 89.00 0.00 12.00 195.00 282.00 207.00 2447.90
2005 72.00 187.00 318.00 127.50 129.00 138.00 44.00 10.00 131.00 362.00 139.00 308.00 1965.50
2006 269.00 145.00 95.00 301.00 196.00 252.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 210.00 1468.00
2007 144.00 156.00 173.00 279.00 178.00 232.00 509.00 285.00 304.00 288.00 625.50 348.70 3522.20
2008 191.50 54.10 179.90 334.30 82.20 157.90 163.00 228.70 89.50 215.80 404.70 260.30 2361.90
2009 313.80 538.30 96.90 339.90 234.70 51.40 38.30 0.00 0.00 104.20 266.70 55.80 2040.00
Rata-Rata 225.29 168.98 191.43 279.08 161.85 160.10 115.90 71.03 73.75 159.10 270.05 236.39 2123.34
Sumber : BWS Sulawesi II

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 7


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Gambar 2. 7. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Biyonga

Tabel 2. 6. Rekap Data Curah Hujan Sta. Bulota (2002-2009)


Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES. Jumlah
2002 136.60 0.00 171.20 73.50 220.00 0.00 0.00 0.00 4.00 81.00 91.90 86.50 864.70
2003 48.00 127.50 305.50 266.00 178.00 20.00 136.50 28.20 127.00 113.00 69.00 319.00 1737.70
2004 225.50 148.50 116.40 196.00 201.80 171.00 159.50 0.00 0.00 52.50 219.50 33.00 1523.70
2005 20.00 166.50 212.00 179.50 257.50 86.00 123.50 55.50 3.50 192.70 181.00 192.50 1670.20
2006 80.20 83.00 36.00 150.50 41.50 178.50 0.00 0.00 26.30 7.50 175.50 80.90 859.90
2007 177.00 110.10 82.10 104.30 104.00 120.40 134.90 61.60 76.20 21.00 56.60 71.30 1119.50
2008 65.60 23.50 234.80 148.70 65.90 112.70 96.50 101.30 36.60 304.50 117.00 143.30 1450.40
2009 155.00 65.00 102.90 174.50 88.50 14.60 33.00 1.50 0.00 7.10 85.70 7.50 735.30
Rata-Rata 113.49 90.51 157.61 161.63 144.65 87.90 85.49 31.01 34.20 97.41 124.53 116.75 1318.01
Sumber : BWS Sulawesi II

Gambar 2. 8. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan Sta. Bulota


B. Data Klimatologi

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 8


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Data klimatologi didapat dari stasiun Jalaluddin yang meliputi data temperatur
udara, kecepatan angin, kelembaban udara relatif dan lama penyinaran
matahari. Periode Pencatatan adalah Tahun 1994 – 2008.
Tabel 2. 7. Temperatur Rata – Rata Bulanan, (°C)
Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES.
1994 26.40 26.30 26.20 26.60 26.90 26.40 26.00 26.50 26.80 27.60 27.10 26.70
1995 26.30 26.50 26.10 27.20 27.30 26.70 25.80 26.20 26.60 27.20 26.90 26.60
1996 26.10 26.00 26.80 27.20 27.10 26.50 26.50 26.20 26.80 26.70 26.60 26.70
1997 26.10 26.30 26.40 26.70 27.40 26.80 26.70 26.40 26.70 27.40 27.40 27.10
1998 26.90 27.10 27.40 27.80 27.60 26.90 26.60 26.50 27.00 27.30 26.70 26.70
1999 26.60 26.70 26.70 27.20 26.90 26.50 26.10 26.30 27.00 26.90 26.90 27.00
2000 26.30 26.40 26.30 26.80 27.10 26.00 26.40 26.40 26.90 26.50 27.10 27.10
2001 26.20 26.40 26.90 27.10 27.20 26.50 26.40 26.80 26.80 27.40 26.90 26.40
2002 26.20 27.00 26.90 27.40 27.20 26.70 26.30 26.80 27.00 28.00 27.70 27.30
2003 26.90 26.80 26.70 27.10 27.20 27.10 26.30 26.90 25.90 27.60 27.40 26.50
2004 26.90 26.60 27.50 27.30 27.20 26.80 26.30 26.30 27.50 27.90 27.60 27.20
2005 27.00 26.60 27.00 27.00 27.20 26.70 26.30 27.00 27.50 29.60 27.00 26.90
2006 26.60 26.70 26.80 26.40 27.10 25.60 26.60 27.10 27.20 27.50 27.40 27.50
2007 26.90 26.20 26.90 27.20 27.40 26.80 26.30 26.10 27.00 27.30 27.20 26.70
2008 26.70 26.70 26.30 26.70 26.80 26.60 26.10 26.20 26.10 27.20 26.20 26.70
2009 26.80 27.00 27.00 27.00 27.60 27.10 26.90 27.40 28.10 27.80 27.50 27.30
Jumlah 424.900 425.300 427.900 432.700 435.200 425.700 421.600 425.100 430.900 439.900 433.600 430.400
Rata-rata 28.327 28.353 28.527 28.847 29.013 28.380 28.107 28.340 28.727 29.327 28.907 28.693
Sumber : BMG Gorontalo

Tabel 2. 8. Kecepatan Angin Rata – Rata Bulanan (m/s)


Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES.
1994 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 4.00 6.00 4.00 3.00 2.00 2.00
1995 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00
1996 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00
1997 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 4.00 3.00 2.00 3.00
1998 4.00 6.00 6.00 5.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00
1999 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 6.00
2000 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00
2001 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 5.00 3.00 2.00 2.00 2.00
2002 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 4.00 3.00 2.00 3.00
2003 3.00 4.00 3.00 1.00 2.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00
2004 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 1.00 2.00
2005 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 1.00
2006 2.00 3.00 3.00 2.00 1.00 2.00 3.00 6.00 4.00 3.00 1.00 1.00
2007 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00 3.00 3.00 2.00 2.00 1.00
2008 2.00 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00
2009 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00 1.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00
Jumlah 38.000 46.000 43.000 34.000 31.000 34.000 44.000 63.000 50.000 37.000 29.000 35.000
Rata-rata 2.533 3.067 2.867 2.267 2.067 2.267 2.933 4.200 3.333 2.467 1.933 2.333
Sumber : BMG Gorontalo

Tabel 2. 9. Kelembaban Udara Rata – Rata Bulanan, (%)

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 9


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES.
1994 83.40 83.20 86.00 86.00 82.70 83.00 76.40 70.00 65.50 69.20 80.60 82.70
1995 81.60 82.90 77.80 80.50 82.70 84.20 84.80 83.90 79.40 79.80 84.80 84.10
1996 84.70 84.80 83.70 81.30 82.80 84.70 83.10 83.30 77.00 85.10 83.40 81.10
1997 83.10 84.50 84.40 82.80 79.20 72.80 76.30 63.20 68.30 65.90 77.00 81.90
1998 80.10 75.30 71.80 77.00 85.00 84.90 86.70 84.20 80.80 82.50 85.30 85.50
1999 85.20 83.30 85.50 83.30 84.50 84.00 82.30 78.00 78.00 82.40 83.90 84.20
2000 85.70 85.40 84.80 84.30 82.90 86.70 81.00 79.60 77.80 85.20 84.00 84.70
2001 86.10 84.50 82.10 83.90 82.20 84.90 79.50 75.60 78.20 79.70 84.30 84.00
2002 86.00 80.00 82.00 79.00 81.00 83.00 75.00 70.00 68.00 67.00 78.00 80.00
2003 81.50 80.40 82.50 85.10 82.70 76.70 80.00 76.00 72.50 75.50 80.20 85.10
2004 83.00 83.00 82.00 82.00 83.00 77.00 80.00 72.00 68.00 72.00 81.00 83.00
2005 79.00 81.00 79.00 83.00 84.00 83.00 83.00 75.00 71.00 80.00 84.00 84.00
2006 84.10 83.40 81.90 78.60 79.50 85.30 77.30 70.70 71.10 70.20 79.20 81.70
2007 84.20 83.90 79.90 80.40 79.00 84.90 80.20 80.40 70.30 76.30 79.40 84.50
2008 84.40 82.10 99.00 82.60 80.80 81.90 84.30 82.30 79.40 80.30 82.90 84.40
2009 84.10 82.00 81.00 83.50 81.30 80.20 79.10 72.20 68.20 74.60 80.60 80.10
Jumlah 1336.200 1319.700 1323.400 1313.300 1313.300 1317.200 1289.000 1216.400 1173.500 1225.700 1308.600 1331.000
Rata-rata 89.080 87.980 88.227 87.553 87.553 87.813 85.933 81.093 78.233 81.713 87.240 88.733
Sumber : BMG Gorontalo

Tabel 2. 10. Penyinaran Matahari Rata – Rata Bulanan, (%)


Tahun JAN. PEB. MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST. SEPT. OKT. NOP. DES.
1994 58.70 62.10 41.70 57.00 66.60 52.20 72.40 88.70 79.10 83.20 74.40 61.30
1995 58.80 61.70 68.50 67.20 61.90 52.10 52.20 48.40 61.00 64.90 44.60 58.20
1996 40.90 49.20 66.50 63.30 70.90 51.50 63.80 56.70 64.70 63.30 61.20 59.00
1997 58.80 42.10 6.50 73.50 78.60 90.70 71.70 95.50 85.50 88.70 66.00 72.80
1998 78.20 94.90 86.90 57.20 61.80 55.20 53.90 56.80 58.20 60.10 43.70 54.80
1999 45.40 59.10 44.10 58.40 58.50 51.50 59.70 68.80 70.50 61.20 63.00 61.70
2000 52.50 48.70 48.00 52.00 66.40 51.30 71.10 60.30 68.60 54.30 59.70 57.80
2001 49.60 44.10 53.90 58.20 67.40 56.30 72.90 72.40 58.90 73.10 60.40 57.20
2002 55.50 64.70 66.40 72.80 74.10 56.50 89.30 88.30 90.40 85.40 69.50 74.90
2003 70.60 56.80 50.30 67.70 69.20 79.40 59.00 74.80 74.10 76.10 62.70 46.80
2004 66.40 52.90 70.60 60.90 58.50 68.10 54.70 80.00 80.00 74.40 67.70 61.20
2005 60.00 62.00 69.00 55.00 71.00 62.00 54.00 80.00 74.00 66.00 59.00 50.00
2006 59.70 59.10 64.20 60.30 64.30 53.30 83.80 81.90 77.00 79.50 69.60 64.30
2007 54.40 60.70 63.10 71.40 68.20 52.90 54.00 56.30 80.00 76.50 52.70 52.20
2008 70.00 56.30 49.30 59.60 69.00 56.40 42.50 50.80 60.30 62.10 58.80 50.20
2009 54.90 59.40 60.90 61.10 67.60 57.70 70.80 74.40 84.60 71.50 55.90 71.60
Jumlah 934.400 933.800 909.900 995.600 1074.000 947.100 1025.800 1134.100 1166.900 1140.300 968.900 954.000
Rata-rata 62.293 62.253 60.660 66.373 71.600 63.140 68.387 75.607 77.793 76.020 64.593 63.600
Sumber : BMG Gorontalo

2.2. Kondisi Sosial Ekonomi


Penduduk adalah salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan sebab
disamping sebagai subyek dalam pembangunan juga berfungsi sebagai obyek.
Aspek kependudukan biasanya dilihat dari aspek jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk, distribusi dan kepadatan penduduk serta komposisinya. Analisis untuk
mengukur tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, jumlah fasilitas
pelayanan yang dibutuhkan dan potensi sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja.

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 10


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Jumlah penduduk kabupaten Gorontalo tahun 2008 sebesar 339.620 jiwa, dengan
laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,64% per tahun. Sedangkan kota gorontalo
laju pertumbuhan penduduk rata – rata 0,53% per tahun
Secara umum penyebaran penduduk di kabupaten Gorotalo dapat dikatakan belum
merata, terbesar di kecamatan Limboto sebesar 12,34% sedangkan terendah di
kecamatan Biluhu sebesar 2,21%. Tingkat kepadatan kabupaten gorontalo pada
tahun 2008 rata-rata 183 jiwa per kilometer persegi. Data jumlah penduduk selama
6 tahun terakhir disajikan pada tabel dibawah ini
Tabel 2. 11. Jumlah Penduduk Kabupaten Gorontalo
Jumlah Penduduk
No Kecamatan
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 Batudaa Pantai 17.967 18.273 18.381 18.915 19.171 10.511
2 Batudaa 26.222 26.667 26.824 27.604 27.978 12.717
3 Bongomeme 32.277 32.825 33.019 33.978 34.438 33.333
4 Tibawa 33.662 34.233 34.436 35.436 35.916 34.216
5 Pulubala 22.124 22.500 22.632 23.290 23.605 22.852
6 Boliyohuto 21.520 21.885 22.015 22.655 22.962 23.493
7 Mootilango 15.701 15.968 16.062 16.529 16.753 18.303
8 Tolangohula 29.987 30.496 30.677 31.568 31.996 20.667
9 Sumalata 13.256 13.481 13.561 13.955 - -
10 Tolinggula 11.505 11.700 11.769 12.111 - -
11 Kwandang 32.056 32.600 32.793 33.746 - -
12 Anggrek 16.685 16.969 17.069 17.565 - -
13 Limboto 37.295 37.928 38.152 39.261 39.793 41.916
14 Limboto Barat 20.732 21.084 21.209 21.826 22.122 22.316
15 Telaga 37.270 37.903 38.127 39.235 39.766 18.556
16 Telaga Biru 22.382 22.762 22.896 23.562 23.881 24.263
17 Atinggola 16.229 16.504 16.602 17.085 - -
18 Biluhu - - - - - 7.511
19 Tabongo - - - - - 16.186
20 Asparaga - - - - - 11.970
21 Tilango - - - - - 11.848
22 Telaga Jaya - - - - - 9.326
Jumlah 406.870 406.870 416.224 428.321 338.381 339.620
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo 2009

Tabel 2. 12. Jumlah Penduduk Kota Gorontalo


No Kecamatan Jumlah Penduduk
1 Kota Barat 5.448
2 Kota Selatan 10.172
3 Kota Utara 8.465
4 Dungingi 5.682
5 Kota Timur 11.170
6 KotaTengah 6.892
Jumlah 47.829
Sumber : BPS Kota Gorontalo 2009

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 11


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

2.3. Permasalahan yang Ada


Dari kegiatan orientasi lapangan, hasil analisa menunjukkan beberapa hal yang menjadi
permasalahan dalam penanganan Danau Limboto adalah sebagai berikut :
1. Pendangkalan Danau Limboto dan penyusutan luas,
Laju pendangkalan danau akibat erosi dari sungai-sungai yang bermuara di danau ini
sangat besar. Pada tahun 1932, rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan
luas 7.000 ha. Pada tahun 1955 kedalaman danau menurun menjadi 16 meter. Dan
dalam tempo 30 tahun, pada tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau Limboto telah
berkurang menjadi 10 meter dan luasannya menyusut menjadi 4.250 ha. Pada tahun
1990 – 2004 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2,5 meter dan luasnya yang
tersisa tinggal 3.000 ha. Dalam kurun waktu 52 tahun Danau Limboto berkurang 4.304
ha (62,60%). Jika kita hitung per tahunnya, tingkat penyusutan danau mencapai 65,89
ha. Diperkirakan pada tahun 2025 Danau Limboto lenyap dari muka bumi Gorontalo.
Pendangkalan ini selain dipicu oleh erosi sungai dan lahan, juga disebabkan oleh para
nelayan yang selama bertahun-tahun membangun perangkap ikan yang menggunakan
gundukan tanah dari darat serta batang-batang pohon. Pendangkalan danau
menyebabkan munculnya tanah-tanah timbul di kawasan perairan danau. Tanah-tanah
timbul ini selanjutnya diokupasi dan dikapling oleh masyarakat yang seakan-akan
menjadi hak miliknya dan dimanfaatkan untuk berbagai peruntukan seperti sawah (637
ha), ladang (329 ha), perkampungan (1272 ha), dan peruntukan lainnya (42 ha).

2. Terjadinya banjir tahunan pada musim hujan,


Pendangkalan danau dan kerusakan hutan menyebabkan terjadinya banjir. Setiap tahun
terjadi pendangkalan danau dan penyempitan luas danau dan terjadi penurunan muka
air normal danau dimusim kering dan kenaikan muka air normal di musim hujan.
Penurunan daya tampung danau, menyebabkan Danau Limboto hampir setiap musim
hujan mengalami banjir. Area yang selalu tergenang pada saat musim hujan adalah di
sekitar danau daerah hilir Sungai Biyonga dan Sungai Tapodu, serta area disepanjang
sungai Alo Pohu.

3. Perkembangan enceng gondok,


Enceng gondok di Danau Limboto tumbuh meluas. Luas sebaran enceng gondok
mencapai sekitar 30% dari luasan danau. Konsentrasi terbesar berada dibagian tengah.
Menurut informasi penduduk, penyebaran enceng dan jenis tanaman mengapung

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 12


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

lainnya sangat dipengaruhi oleh musim. Hal ini berkaitan dengan hembusan angin yang
berbeda pada tiap musim. Enceng gondok akan bergerak dari barat-utara ke timur dan
selatan. Pergeseran tersebut sejalan dengan perubahan musim khususnya arah mata
angin dimana enceng gondok akan terdeposisi di bagian selatan danau.

4. Okupasi lahan danau oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,


Kawasan Danau Limboto merupakan kawasan terbuka (open access) dengan berbagai
potensinya telah mengalami proses eksploitasi secara terus menerus bahkan cenderung
berlebihan dan tidak memperhatikan aspek pelestariannya. Kondisi ini membuat danau
bagaikan areal yang tak bertuan sehingga siapapun dapat melakukan pengkaplingan
areal kawasan danau baik untuk melakukan usaha pertanian, kegiatan demi
kepentingan ekonomi pribadi atau kelompok, usaha kepariwisataan dan berbagai usaha
lainnya termasuk pemukiman. Selain itu tidak jelasnya batas daerah sempadan yang
diikuti dengan tidak tegasnya penegakan peraturan tentang garis sempadan danau
mengakibatkan adanya penguasaan perorangan melalui sertifikasi tanah-tanah yang
pada dasarnya merupakan areal kawasan danau.

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” II - 13


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1. Kunjungan Persiapan / Sosialisasi


Kunjungan persiapan penting dilakukan dengan sebaik-baiknya agar proses
selanjutnya berjalan baik. Beberapa tujuan kunjungan persiapan antara lain adalah :
a. Tujuan utama adalah membangun kepercayaan, keterbukaan dan suasana yang
akrab antara masyarakat dan pemandu PRA. Tim pemandu diharapkan untuk
sedapat mungkin mendekatkan diri dan menyatu dengan kehidupan
masyarakat setempat.
b. Tujuan lain adalah mendapatkan gambaran awal keadaan masyarakat dan
kegiatan program (bila pernah dilakukan) sebagai masukan bagi pembuatan
rencana pelaksanaan PRA. Caranya dengan mencari data lokasi (data
sekunder) serta mengamati keadaan dan berdialog dengan masyarakat.
c. Tujuan berikutnya yaitu menyampaikan dan membahas maksud dan tujuan
kegiatan yang akan dilaksanakan kepada masyarakat.
Tujuan lainnya adalah mengembangkan rencana pelaksanaan PRA bersama
masyarakat. Pengembangan rencana dapat dilakukan melalui diskusi pada
pertemuan desa atau beberapa pertemuan kecil, pada saat kunjungan persiapan ini
dilakukan. Dalam kesempatan tersebut, rencana pelaksanaan hendaknya dibahas
sejelas mungkin, termasuk kesepakatan waktu. Gambaran mengenai proses
pelaksanaan yang akan dilakukan perlu diberikan agar masyarakat memahami
bagaimana kegiatan nanti berjalan.

3.2. Pelaksanaan Pra


Rencana Konservasi Tanah Desa (RKTD) merupakan dokumen perencanaan yang
menyeluruh untuk kegiatan-kegiatan konservasi tanah tingkat desa. RKTD disusun
oleh para pemangku kepentingan di tingkat desa dengan pendampingan fasilitator
dengan teknik-teknik PRA.

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” III - 1


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

RKTD ini disiapkan melalui tahapan atau langkah-langkah seperti berikut ini.
a. Persiapan
Perencanaan kegiatan tingkat desa, merupakan kegiatan yang cukup besar
dengan melibatkan cukup banyak peserta, dan memerlukan waktu yang
memadai. Karena itu, persiapan yang sebaik-baiknya perlu dilakukan.
 Persiapan bahan-bahan perencanaan
Seluruh informasi hasil kajian dengan teknik-teknik PRA dikumpulkan
oleh Tim PRA dan dikaji bersama. Untuk mempermudah proses
perencanaan, dibuat tulisan masing-masing pada selembar kertas besar
mengenai 1) berbagai masalah yang terkumpul dari seluruh penerapan
teknik dan 2) berbagai potensi yang terkumpul dari seluruh penerapan
teknik.
 Penyepakatan waktu
Waktu pertemuan penyusunan rencana kegiatan tentu saja harus
disepakati bersama masyarakat agar waktu pertemuan tidak mengganggu
kerja. Biasanya, kita tidak dapat sehari penuh melakukan pertemuan
dengan masyarakat.
 Persiapan teknis
Persiapan teknis yang perlu dilakukan antara lain adalah 1) menyepakati
jadwal pertemuan dengan masyarakat, 2) mengundang berbagai kelompok
masyarakat untuk hadir dalam pertemuan, 3) mempersiapkan tempat
pertemuan, 4) mempersiapkan konsumsi (minuman kopi/teh, makanan
kecil), dan 5) mempersiapkan alat-alat dan bahan : kartu-kartu, kertas
besar, lem, selotip dan alat tulis.
b. Pelaksanaan
 Pembukaan, Penyampaian Maksud dan Tujuan
Setelah peserta pertemuan desa berkumpul, “pimpinan rombongan” (dari
Tim PRA) menyampaikan kembali maksud dan tujuan dari pertemuan ini.
Juga dari pemuka masyarakat, seperti kepala desa dan wakil dari tokoh
adat, akan menyampaikan sambutan singkat kepada masyarakat mengenai
adanya kegiatan penerapan PRA ini. Acara agak resmi (formal) seperti ini
seringkali sulit untuk dihindari, terutama bila kepala desa dan tokoh-tokoh
masyarakat ikut hadir.

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” III - 2


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

 Penyajian Seluruh Hasil Informasi


Tahap selanjutnya adalah penyampaian seluruh hasil kajian kepada peserta
pertemuan. Setiap penyajian didiskusikan bersama oleh peserta pertemuan

3.3. Pengorganisasian Masalah dan Penyusunan RKTD


Langkah-langkah dalam pengorganisasian masalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan masalah
Setelah penyajian seluruh hasil kajian, masalah-masalah yang muncul
kemudian ditampilkan seluruhnya di atas kertas lebar yang ditempelkan di
dinding. Masalah-masalah dapat saja dikurangi apabila peserta mengusulkan
agar sejumlah masalah-masalah di 'drop' karena tidak layak dibahas.
b. Pengelompokan masalah
Tujuan dilakukannya pengelompokan masalah ini antara lain adalah
menyederhanakan tampilan seluruh permasalahan desa dengan mendiskusikan
pembidangan pembangunan desa dan mendiskusikan bidang/aspek kehidupan
desa apa yang paling banyak masalah. Langkah-langkah : Pengelompokan
masalah dilakukan dengan cara menyatukan masalah-masalah yang dianggap
berada di dalam satu topik. Tuliskan masing-masing masalah di atas
kartu-kartu, sehingga proses pengelompokan ini lebih mudah dilakukan.
Tempelkan kartu-kartu satu per satu saling berdekatan bila dianggap sebagai
satu kelompok masalah. Tempelkan dengan selotip kecil agar mudah dipindah
(dikoreksi). Sepakati bersama setiap penempelan kartu masalah tersebut
jangan sampai ditentukan oleh pendapat seseorang yang dominan. Apabila
pengelompokan itu sudah dianggap baik, baru kartu-kartu dilem dengan kuat.
Tuliskan di atas kartu berwarna lain, nama topik untuk setiap kumpulan
masalah
c. Kajian hubungan sebab akibat masalah
Tujuan kajian hubungan sebab-akibat antara masalah-masalah yang ada, yaitu
1) mengkaji masalah-masalah mana yang menjadi penyebab dari masalah
yang lain, 2) mengkaji masalah-masalah yang paling banyak menyebabkan
masalah lainnya, disebut sebagai akar masalah, dan 3) mengkaji
masalah-masalah mana yang menjadi akibat dari masalah yang lain.

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” III - 3


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

Manfaat kajian hubungan sebab-akibat antara lain adalah 1) masyarakat


melihat permasalahan yang mereka hadapi secara menyeluruh dalam bentuk
visual(bagan hubungan sebab-akibat masalah), 2) masyarakat menilai
permasalahan itu sebagai suatu keadaan yang tidak bisa dipisah-pisah
sehingga perlu dipecahkan bersama.
Langkah-langkah pelaksanaannya : Tempelkan kartu-kartu satu per satu saling
berdekatan bila dianggap memiliki hubungan sebab-akibat. Untuk
memudahkan, mulailah dengan masalah-masalah yang berada di dalam satu
kelompok (satu topik). Tempelkan dengan selotip kecil agar mudah dipindah
(dikoreksi). Sepakati bersama hubungan sebab-akibat itu, jangan hanya
ditentukan oleh orang-orang tertentu yang dominan. Apabila pengelompokan
itu sudah dianggap baik, baru kartu-kartu dilem dengan kuat.
d. Pengurutan prioritas masalah
Pengurutan prioritas masalah adalah bagian terpenting dalam penyusunan
Rencana Kegiatan. Pengurutan prioritas masalah adalah penyepakatan
prioritas masalah yang dirasakan paling penting dan juga memiliki sumber
daya (potensi) untuk merancang kegiatan yang benar-benar bisa dilaksanakan.
Langkah-langkahnya adalah : dari hasil analisis pohon masalah, pilihlah
sejumlah masalah yang paling penting untuk dicantumkan di dalam tabel
prioritas masalah, diskusikan alasan-alasannya dan sepakati pilihan tersebut
(jangan ditentukan oleh seseorang yang dominan), mintalah pendapat dari
banyak pihak.
Setelah sejumlah masalah utama terpilih, lakukan penilaian untuk
mengurutkan masalah utama tersebut (prioritas masalah) dengan Teknik
Bagan Urutan (Matriks Ranking).

3.4. Pembahasan Alternatif Kegiatan


Berdasarkan bagan prioritas masalah di atas, masyarakat mengembangkan gagasan
kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Karena
suatu masalah dapat saja dipecahkan melalui berbagai cara, masyarakat sebaiknya
diajak untuk memilih kegiatan yang paling mungkin dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya dengan mengkaji kebutuhan alat dan
bahan, serta modal untuk masing-masing pilihan yang ada dibandingkan dengan

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” III - 4


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

sumber daya alam yang ada, keterampilan yang dimiliki, tenaga kerja yang tersedia,
waktu, modal, tempat dan lain- lain. Pemilihan alternatif pemecahan yang paling
layak menurut masyarakat bisa dilakukan dengan menggunakan matriks ranking
sederhana untuk masing-masing masalah prioritas yang tercantum. Atau dipilih
berdasarkan kesepakatan bersama.

3.5. Pemilihan Kegiatan Dan Pengisian Bagan RKTD


Bagan Alternatif Pemecahan Masalah yang telah disusun di atas, kemudian
dijadikan bahan diskusi untuk melakukan pembuatan Bagan Rencana Kegiatan.
Caranya adalah dengan memilih dari alternatif-alternatif kegiatan tersebut, mana
yang paling mungkin dilaksanakan. Bentuk penulisan perencanaan kegiatan dibuat
atas kesepakatan dengan masyarakat. Contoh bentuk penulisan sederhana yang
dapat dipertimbangkan penggunaannya berisikan : Masalah Prioritas, Kegiatan
Terpilih, Penanggung Jawab, dan Waktu Pelaksanaan

3.6. Inventarisasi Penanggungjawab Kegiatan Dalam RKTD


Penanggung jawab untuk masing-masing kegiatan sebaiknya jelas karena akan
menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang dimaksudkan. Penentuan
penanggung jawab yang terlalu umum, misalnya mengatakan bahwa semua pihak
(masyarakat) bertanggung jawab atas sebuah kegiatan, sama artinya dengan tidak
ada penanggung jawab, penentuan ini dilakukan dengan musyawarah bersama
peserta.
Selain tugas dan tanggung jawab masyarakat sendiri, juga disebutkan tugas dan
tanggung jawab dari pihak “luar” yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut,
terutama dari lembaga pengembang program itu sendiri.
Selain pihak yang menjadi pelaksana langsung dan penanggung-jawab suatu
kegiatan, pihak-pihak yang akan memberikan dukungan pun sebaiknya dapat
dipastikan. Dukungan yang dapat diperoleh tidak terbatas pada keterlibatan
langsung sebuah pihak dalam pelaksanaannya, tetapi dukungan tersebut dapat
berbentuk dukungan fasilitas, penyediaan informasi, penyediaan bahan dan
pendidikan (misal latihan teknis) yang dibutuhkan

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” III - 5


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

BAB 4 HASIL KEGIATAN

4.1. Inventarisasi dan Seleksi Solusi-Solusi Yang Tepat


Permasalahan secara umum mengenai konservasi tanah dan air tidak terlepas dari
kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat atau pihak lain dalam
memperlakukan sumber daya alam. Hal utama yang menjadi akar permasalahan
yang harus diperhatikan adalah adanya perubahan fungsi lahan dan ekploitasi kayu-
kayuan tanpa peremajaan di kebun campuran milik masyarakat. Kondisi yang
cukup menunjang dalam pengelolaan lahan kering adalah petani relatif hampir tidak
melakukan budidaya tanaman semusim, jika ini dilakukan maka bahaya erosi akan
lebih tinggi.
Masalah konservasi tanah dan air adalah menjaga agar struktur tanah tidak
terdispersi dan mengatur kekuatan gerak dalam jumlah aliran permukaan .
Berdasarkan asas ini, ada tiga cara pendekatan pada konservasi tanah dalam
mencari solusi-solusi permasalahan erosi tanah, yaitu :
a. Menutup tanah dengan tumbuhan-tumbuhan dan tanaman atau sisa-sisa
tanaman/serasah agar terlindung dari daya rusak butir-butir air hujan yang
jatuh.
b. Memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran
agregat dan terhadap pengangkutan dan lebih besar dayanya untuk menyerap
air di permukaan tanah.
c. Mengatur air aliran permukaan agar mengalir dengan kecepatan yang tidak
merusak dan memperbesar jumlah air yang masuk (terinfiltrasi) ke dalam
tanah.
Setiap jenis penggunaan tanah mempunyai pengaruh terhadap kerusakan tanah oleh
erosi. Penggunaan tanah untuk pertanian ditentukan oleh jenis tanaman dan
vegetasi, cara bercocok tanam dan intensitas penggunaan lahan. Dengan
memperhatikan pengalaman-pengalaman petani dalam mengelola lahannya maka

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” IV - 1


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

identifikasi dan evaluasi tindakan/upaya konservasi tanah yang ada saat ini dan
yang mungkin dapat diterapkan lagi pada masa mendatang sangatlah penting untuk
dilakukan.
Untuk mencari solusi masalah konservasi, maka petani selaku stakeholder utama
perlu menyusun daftar tindakan/upaya konservasi tanah yang baik yang diketahui
maupun yang diperkenalkan. Analisa ini dilengkapi dengan analisa keuntungan
maupun kerugian pada masing-masing tindakan/upaya konservasi tanah. Petani
mengindikasikan tindakan-tindakan/upaya-upaya mana yang dianggap tepat dan
sesuai dengan kondisi biofisik di lapangan.
Kemudian para petani memutuskan untuk mengimplementasikan tindakan-
tindakan/upaya-upaya konservasi tanah pada lahannya.
Berdasarkan hasil diskusi dengan petani bentuk tindakan/upaya konservasi tanah
yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk menyeleksi/ memilih tindakan solusi
yang paling tepat.

4.2. Kegiatan Pengelolaan Lahan Saat Ini


Sistem penggarapan lahan di desa terpilih masih bersifat tradisional tanpa
memperhatikan kesesuaian dan kemampuan lahan. Penggarapan lahan miring
dilakukan tanpa tindakan konservasi berupa penanaman menurut kontur,
pembuatan teras ataupun pola tanam yang masih homogen. Hal ini memicu
terjadinya erosi yang tinggi pada sistem perladangan tanah miring.
Berbagai sistem usaha konservasi belum diterapkan pada usaha pertanian, karena
beberapa faktor, diantaranya tingkat pengetahuan dan pendidikan yang masih
rendah sehingga konsep kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan belum
dipahami, sistem petanian dalam skala kecil baik skala modal, luasan dan hasil
produksi, akses informasi petani yang rendah serta dukungan kelembagaan formal
dan non formal yang memfasilitasi pembinaan serius mengenai usaha tani
konservasi masing kurang.

4.3. Respon Masyarakat Terhadap Sistem Usaha Tani Konservasi


Respon masyarakat terhadap sistem usaha tani konservasi pada desa terpilih masih
rendah, hal ini dipicu oleh rendahnya tingkat pendidikan, dimana jumlah penduduk
yang tidak tamat/belum tamat SD masih mayoritas, dan rendahnya akses informasi

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” IV - 2


LAPORAN TATA GUNA LAHAN

seputar teknologi konservasi yang mereka terima. Kondisi ini menjadi sebab
rendahnya motivasi dan keinginan penduduk untuk menerapkan secara swadaya
kaidah konservasi pada pengolahan pertanian
.

“Perencanaan Greenbelt Danau Limboto” IV - 3

Anda mungkin juga menyukai