KATA PENGANTAR
Demikian Laporan Bulanan (ke-2) ini disusun dan disampaikan, dengan harapan
dapat digunakan sebagai bahan untuk monitoring dan evaluasi pekerjaan secara
keseluruhan.
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
dapat diusahakan sebagai lahan pertanian. Daerah rawa di Provinsi Papua tersebar
di Kab. Jayapura, Sarmi, Mamberamo Raya, Waropen, Merauke, Mappi, Asmat, dan
Mimika. Irigasi Rawa adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air
melalui jaringan Irigasi Rawa pada Kawasan Budi Daya pertanian. Pengelolaan air
(atau sering disebut tata air) di lahan rawa bukan hanya dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya banjir/genangan yang berlebihan di musim hujan tetapi juga
harus dimaksudkan untuk menghindari kekeringan di musim kemarau. Hal ini penting
di samping untuk memperpanjang musim tanam, juga untuk menghindari bahaya
kekeringan lahan. Pengelolaan air yang hanya semata-mata mengendalikan
genangan di musim hujan dengan membuat saluran drainase saja akan
menyebabkan kekeringan di musim kemarau. Ini prinsip penting yang harus
diterapkan jika akan berhasil bertani di lahan rawa. Air irigasi, serta jaringan irigasi
dapat memberi manfaat yang maksimal sebagaimana direncanakan, apabila dikelola
secara efektif dan efisien. Perlu diketahui, bahwa air irigasi serta jaringan irigasi dan
hasil pembangunan tersebut diatas, belum seluruhnya dikelola secara efektif dan
efisien, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Jadi, dalam pengelolaan
atau operasi jaringan irigasi, dituntut adanya usaha-usaha untuk memanfaatkan
prasarana secara optimal, sehingga air yang tersedia dapat dimanfaatkan secara
efektif dan efisien, dengan membaginya ke petak-petak sawah secara adil dan
merata serta tepat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman. Jaringan irigasi
adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan,
dan pembuangan air irigasi. Saluran irigasi merupakan infrastruktur yang
mendistribusikan air yang berasal dari Bendungan/ Bendung. Embung menuju lahan
pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya saluran irigasi ini,
kebutuhan akan air untuk sawah/ ladang para petani akan terjamin. Bagian-bagian
Irigasi terdiri dari tiga bagian saluran yaitu:
Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan
utama, saluran induk/ primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan
bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.Bangunan saluran irigasi
primer umumnya bersifat permanen yang sudah dibangun oleh pemerintah. Jaringan
irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder,
saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap,
dan bangunan pelengkapnya. Fungsi dari saluran irigasi sekunder ini adalah
membawa air yang berasal dari saluran irigasi primer dan diteruskan ke saluran
irigasi tersier.
I-2
Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier. Air irigasi, serta jaringan irigasi dapat
memberi manfaat yang maksimal sebagaimana direncanakan, apabila dikelola
secara efektif dan efisien. Perlu diketahui, bahwa air irigasi serta jaringan irigasi dan
hasil pembangunan tersebut diatas, belum seluruhnya dikelola secara efektif dan
efisien, sehingga betum dapat dimanfaatkan secara optimal.
1.3 SASARAN
Kegiatan Penilaian Kinerja dan AKNOP Rawa meliputi :
1. Pencatanan lokasi geografi masing-masing bangunan prasarana irigasi rawa.
2. Pendataan jenis, jumlah dan kondisi bangunan prasarana irigasi rawa.
3. Menganalisa dan evaluasi tingkat kinerja bangunan Prasarana irigasi rawa.
4. Penyusunan AKNOP bangunan prasarana irigasi rawa.
I-4
I-5
Lokasi
Pekerjaan
I-6
BAB II
RENCANA & REALISASI PEKERJAAN
II-1
II-2
II-3
II-4
II-5
II-6
II-7
II-8
II-9
II-10
2.5 PERMASALAHAN
Berdasarkan proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan pada
periode bulanan ke-2 ini kami sampaikan bahwa dengan adanya Pandemi Covid 19
maka pelaksanaan pekerjaan menjadi terhenti untuk sementara waktu. Sehingga kami
mengajukan permohonan penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan, adapun
pertimbangan/alasan untuk adendum I ini adalah dengan adanya Kejadian Luar Biasa
Nasional (KLBN) seperti yang telah kita ketahui bersama.
II-11
BAB III
RENCANA KERJA SELANJUTNYA
III-1
III-2
III-3