Anda di halaman 1dari 6

Laporan Akhir

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Konsultan telah selesai melaksanakan kegiatan inventarisasi dan penilaian kondisi


fisik di lapangan. Kegiatan inventarisasi dan penilaian kondisi fisik yang dilakukan
dengan menggunakan form dan tata cara penilaian yang ada di SE Dirjen SDA
No. 05/SE/D/2016.

5.1. TATA CARA PENILAIAN KINERJA PRASARANA

5.1.1. Prasarana Utama Sungai


Penilaian kinerja prasarana terdiri dari dua jenis penilaian yaitu
penilaian kondisi fisik dan penilaian kondisi fungsi prasarana
tersebut. adapun penilaian yang dilakukan pada prasarana dilihat
berdasarkan kriteria sebagaimanana tertuang dalam tabel berikut :

Tabel 5.1. Indikator Kondisi Fisik Prasarana Sungai


Nilai Kondisi Penilaian
Fisik (Tingkat Kategori Keterangan Terhadap
Kerusakan) Kondisi Awal

Bangunan baru / masih


< 10% Baik baru, cukup dengan Baik
pemeliharaan rutin.
Sudah beroperasi penuh,
10 – 20% Rusak ringan memerlukan pemeliharaan Cukup
normal.
Beroperasi tapi memerlukan
21 – 40% Rusak sedang pemeliharaan intensif Sedang
(korektif)
Tidak beroperasi, bangunan
> 40% Rusak berat Buruk
mulai rusak

Sumber : SE Dirjen SDA 05/SE/D/2016

Bab V - 1
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 5.2. Indikator Fungsional Prasarana Sungai


Penilaian
Nilai Kondisi
Kategori Keterangan terhadap
Fungsionalitas
Kondisi Awal

Optimal, fungsi pelayanan


Berfungsi baik
> 80% memenuhi syarat-syarat Baik
(mantap)
pengoperasian.

Marginal, kurang memenuhi


Cukup (kurang
61 – 80% syarat-syarat Cukup
mantap)
pengoperasian.
Kurang Sub marginal, tidak
40 – 60% berfungsi memenuhi syarat-syarat Kurang
(kritis) pengoperasian.

< 40% Tidak berfungsi Gagal, tidak berfungsi. Buruk

Sumber : SE Dirjen SDA 05/SE/D/2016

Tabel 5.3. Indikator Kebutuhan Biaya O & P Prasarana Sungai

Penilaian
Nilai Kondisi
Kategori Keterangan terhadap
Biaya O & P
Kondisi Awal

Rendah, untuk Kondisi bangunan


> 80% pemeliharaan preventif mantap, berfungsi Baik
dan berkala optimal.

Sedang, untuk Kondisi bangunan


61 – 80% perbaikan ringan dan kurang berfungsi Cukup
korektif khusus optimal.

Tinggi, digunakan untuk Bangunan perlu


40 – 60% pemeliharaan korektif dikondisikan seperti Kurang
rehabilitasi, rektifikasi awal dibangun.

Tinggi, kondisi Pemeliharaan


< 40% Buruk
pemeliharaan darurat bersifat mendesak

Sumber : SE Dirjen SDA 05/SE/D/2016

Dalam menentukan tindak lanjut kegiatan O & P dilakukan dengan


memperhatikan kondisi bangunan secara menyeluruh, tidak hanya
fisik namun juga fungsinya. Kinerja fungsi bangunan memiliki peran

Bab V - 2
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

pokok dalam menentukan tindak lanjut. Apabila kinerja fungsi


bangunan tidak baik padahal fisik bangunan masih baik atau cukup
baik, apapun keadaan fisiknya di akhir evaluasi, bangunan
tidak memberikan manfaat yang diharapkan. Untuk itu perlu
dilakukan kajian ulang terhadap perencanaan dan penempatan
bangunan bersangkutan. Mengacu pada tabel di atas, maka didapat
indeks kinerja yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan katagori pemeliharaan. Indeks Kinerja diberikan pada
Tabel 5.4. berikut di bawah ini :

Tabel 5.4. Interval Indeks Kinerja Prasarana Sungai

Indeks Jenis
Kategori Skala Kegiatan
Kinerja Pemeliharaan

Pemeliharaan Pemeliharaan rutin; Pemeliharaan


> 90% Baik
rutin berkala bersifat perbaikan.
Pemeliharaan berkala bersifat
Pemeliharaan
70 - 90% Cukup penggantian; Reparasi atau perbaikan
preventif
ringan.
Pemeliharaan khusus / perbaikan
50 - 70% Kurang
berat.
Pemeliharaan
korektif Rehabilitasi ; Rektifikasi, pembetulan /
< 50% Buruk
penyempurnaan dalam skala terbatas.

Sangat Pemeliharaan Pemeliharaan darurat pada saat dan


20 – < 50 %
Buruk darurat setelah banjir, tanah longsor.

Sumber : SE Dirjen SDA 05/SE/D/2016

Untuk menghitung kinerja prasarana bangunan yang ada dipertimbangkan


kondisi fisik maupun fungsinya dengan bobot masing masing 50%,
sehingga kriteria gabungan keduanya akan menghasilkan skema sebagai
berikut :

Bab V - 3
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Penilaian Kondisi Fisik *)


50 40 25 10

Resiko Sangat Kecil = Resiko Kecil = Kondisi Fisik Resiko Sedang = Kondisi Resiko Besar = Kondisi
Kondisi Fisik Sangat Baik Baik Fisik Cukup Baik Fisik Jelek

10
60 50 35 20
Kondisi Fungsi *)
Resiko Besar = Kondisi
Fungsi Buruk
25
Resiko Sedang = Kondisi 75 65 50 35
Fungsi Cukup
40
Resiko Kecil = Kondisi 90 80 65 50
Fungsi Baik
50

Resiko Sangat Kecil = 100 90 75 60


Kondisi Fungsi Sangat Baik

>90 Tak Ada Resiko + Kinerja Baik = Pemeliharaan Rutin


>70 Resiko Rendah + Kinerja Baik = Pemeliharaan Preventif
50 - 70 Resiko Sedang + Kinerja Cukup = Pemeliharaan Korektif
<50 Resiko Tinggi + Kinerja Buruk = Pemeliharaan Rehabilitatif

Selanjutnya berdasarkan skema diatas kinerja setiap bangunan dan ruas


sungai saat ini dinilai.

Untuk jelasnya di bawah ini disajikan contoh beberapa hasil penilaian dari
hasil inspeksi / penelusuran prasarana sungai yang telah dilakukan. Hasil
penilaian secara keseluruhan dituang kan dalam lampiran laporan

Bab V - 4
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai
1. Form Penilaian
2. Skema Penilaian

Bab V - 5
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai
5.2. PENYUSUNAN PRIORITAS

5.2.1. Pendahuluan
Karena keterbatasan dana dan waktu, akan menyebabkan pekerjaan tidak memungkinkan dilaksanakan semua dalam waktu
yang bersamaan. Keterbatasan dana menyebabkan pekerjaan harus dilakukan bertahap sesuai dengan dana yang ada,
keterbatasan waktu juga menyebabkan pekerjaan tidak dapat dilakukan dalam waktu yang sama (harus diurut). Sehingga
disini harus ada upaya menyusun prioritas pekerjaan yang mana harus dikerjakan lebih dahulu, sementara yang lain masih
dapat ditunda dan dikerjakan kemudian. Untuk memilih kegiatan mana yang harus segera dilaksanakan dan yang mana
dapat ditunda, perlu disusun suatu kriteria sehingga memenuhi syarat adil, ekonomis berdampak merugikan lebih kecil dan
bermanfaat lebih besar.

7.2.2. Kriteria Dalam Penyusunan Prioritas


Berdasarkan hasil penelusuran lapangan, area terdampak (yang ditemukan di lapangan) untuk masing-masing skala
prioritas diusulkan sebagai berikut:
a. Prioritas 1 : area pemukiman, area perkantoran, area bisnis dan jalan.
b. Prioritas 2 : area perkebunan, perhutani, area wisata, area perkemahan.
c. Prioritas 3 : area tanah kosong dan tanah tidak produktif lainnya.

7.2.3. Susunan Skala Prioritas


Berdasarkan kondisi lapangan dan kriteria di atas, maka diusulkan kegiatan disusun dalam jenis katagori dan prioritas
sebagaimana tertuang dalam tabel di bawah ini :

Bab V - 6

Anda mungkin juga menyukai