Anda di halaman 1dari 26

Laporan Pendahuluan LARAP

Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

Bab 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Lokasi Pembangunan Ceuraceu terletak di Desa Alue Meuraxa


Kecamatan Teunom melalui Desa Gampong Kubu, Seumira, Padang
Kleng, Blang Baro, Tanoh Anoe dan Kecamatan Pasie Raya Desa Alue
Krueng, Kr Beukah, Timpleung, Pulo Tinggi, Tuwi Kareung, Pasi Tube.
Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh.

Daerah Irigasi Ceuraceu berada di dalam Wilayah Sungai (WS) Teunom


Lambeuso. Daerah Irigasi tersebut terletak di kecamatan Teunom
Kabupaten Aceh Jaya dengan luas areal potensial 5.000 Ha. Areal irigasi
yang ada saat ini seluas ±1.330 Ha, dimana pengambilan airnya melalui
bangunan free intake (pengambilan bebas) dari Sungai Krueng On
begitu juga untuk areal seluas total 5000 Ha dan untuk melayani areal ini
dibutuhkan 1 unit bendung di sungai tersebut.

Berdasarkan perihal diatas diperlukan suatu perencanaan yang terpadu


dan menyeluruh agar Pelaksanaan pembangunan fisiknya dapat
dilaksanakan sesuai rencana serta pemanfaatan air irigasi ini dapat
secara optimal digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Pada tahun 1992 telah dilakukan Survey, Investigasi dan Detail Design
Daerah Irigasi Ceuraceu Seluas 1330 Ha, oleh PT. Directatama Karya
yang dibawahi oleh Departemen Pekerjaan Umum Proyek Irigasi Daerah
Istimewa Aceh.
Dengan adanya rencana pembangunan Daerah Irigasi tersebut maka
nantinya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang
diakibatkan oleh berbagai aktivitas pembangunan sehingga perlu

1-1
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

dianalisis sejak awal (tahap perencanaan), dengan demikian langkah


pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat
disiapkan sedini mungkin. Oleh karena itu berdasarkan Permen LH No.
12 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau kegiatan yang wajib
AMDAL maka pembangunan D.I. Ceuraceu termasuk jenis kegiatan
wajib AMDAL berdasarkan luas arealnya yang lebih dari 3000 Ha.

Untuk melengkapi keseluruhan perencanaan pembangunan D.I.


Ceuraceu ini, perlu dilakukan kegiatan penyusunan SID secara
menyeluruh pada rencana pembangunan D.I. Ceuraceu seluas 5.000 Ha
yang dilanjutkan dengan kegiatan studi AMDAL dan LARAP pada
rencana pembangunan D.I Ceranceu serta pembuatan model
fisik/hidraulik bendung dan jaringan utama. Untuk kegiatan AMDAL,
Pemrakarsa membutuhkan lembaga penyedia jasa yang mempunyai
registrasi kompetensi lembaga penyedia jasa penyusun dokumen
AMDAL.
Sehubungan dengan uraian di atas, pada tahun anggaran 2015, Balai
Wilayah Sungai Sumatera-I melalui Pejabat Pembuat Komitmen
Perencanaan dan Program akan melakukan Kegiatan Pekerjaan
Penyusunan SID, AMDAL, dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu
(5.000 Ha). Pekerjaan ini menggunakan sumber dana yang berasal dari
DIPA APBN P dengan menggunakan Multi Years Contract (MYC)
selama 15 bulan Tahun Anggaran 2015-2016.

1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1. Maksud Kegiatan
Maksud pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan data
kepemilikan tanah, bangunan maupun informasi lainnya yang
dibutuhkan secara detail dalam rangka pelaksanaan pembebasan
lahan dan relokasi penduduk (bila ada relokasi penduduk) di

1-2
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

daerah rencana pembangunan D.I. Ceuraceu di Kabupaten Aceh


Jaya.
1.2.2. Tujuan Kegiatan
Tujuannya pekerjaan ini adalah untuk memprakirakan dan
mengevaluasi rencana kegiatan yang menimbulkan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan hidup, serta merumuskan
kebijakan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
rencana pembebasan tanah, pelaksanaan baik pra maupun pasca
konstruksi serta menyusun rencana alternatif pelaksanaan
program pemindahan masyarakat (bila ada relokasi penduduk).

1.2.3. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya dokumen LARAP yang
dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam pengadaan
tanah serta untuk pembebasan lahan dan relokasi penduduk (bila
ada relokasi penduduk) di lokasi rencana pembangunan D.I.
Ceuraceu di Kabupaten Aceh Jaya.

1.3. WAKTU PELAKSANAAN


Untuk pelaksanaan pekerjaan Detail Desain, AMDAL dan LARAP
Pembangunan D.I Ceuraceu diperlukan waktu selama 450
(Empat Ratus L i m a Puluh) hari kalender atau 15 (Lima belas)
bulan dari tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dalam masa tahun anggaran 2015-2016. Sementara
Untuk pekerjaan LARAP diperlukan waktu selama 8 (delapan)
bulan hari kalender.

1.4. LOKASI KEGIATAN


Daerah Irigasi Ceuraceu masuk dalam Wilayah Sungai (WS)
Teunom - Lambeso. Berdasarkan tinjauan lapangan, lokasi
pekerjaan ini terletak di Kecamatan Ceuraceu Kabupaten Aceh

1-3
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

Jaya Provinsi Aceh yang berjarak ± 195 Km dari Banda Aceh yang
dapat ditempuh melalui jalan darat dengan kendaraan roda empat ±
3 jam dengan kondisi jalan relatif baik.

1-4
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

Lokasi Pekerjaan

Gambar 1.1 Lokasi Pekerjaan Daerah Irigasi Ceuraceu

1-5
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

1.5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN LARAP D.I CEURACEU


Ruang lingkup pekerjaan LARAP Daerah Irigasi Ceuraceu,
yang meliputi :

1. Melakukan Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data


Sekunder;
2. Melakukan Sosialisasi Masyarakat;
3. Melakukan Pengukuran dan Pengumpulan Data Kepemilikan
tanah dan aset lainnya, serta data SOSBUD;
4. Melakukan Pemetaan Rencana Pembebasan Lahan
/KADASTRAL dan relokasi penduduk (Bila ada relokasi
penduduk);
5. Menganalisis hasil Inventarisasi dan Identifikasi LARAP;
6. Penyusunan Program Persiapan Rencana Lokasi (bila ada
relokasi penduduk);
7. Penyusunan Tata Cara Pembebasan Tanah/Lahan (land
Acquisition);
8. Penyusunan Tata Cara Ganti Rugi dan Alternatif Peluang
Usaha;
9. Penyusunan dan Pendataan Permasalahan Berdasarkan
Urgensi Masyarakat;
10. Membuat Skenario Penyelesaian Permasalahan LARAP;
11. Menyusun dan menyiapkan Data Kepemilikan Tanah;
12. Menyusun rekomendasi penyelesaian masalah dengan metode
skala perioritas;
13. Menyusun Rencana Anggaran Biaya Pembebasan tanah dan
Relokasi Penduduk (bila ada relokasi penduduk);;
14. Melaksanakan Lokakarya LARAP;
15. Menyusun Laporan Hasil Studi LARAP;
16. Keluaran/Produk LARAP

1-6
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

1.5.1 Melakukan Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data


Sekunder
a) Survey Pendahuluan
Kegiatan ini merupakan tahap awal pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan juga untuk
orientasi/pengenalan lokasi studi, dalam tahap ini
penyedia jasa harus melakukan koordinasi dengan pihak-
pihak terkait dengan berdiskusi yang erat kaitannya
dengan peraturan maupun kebijakan yang berlaku di
daerah dalam kaitannya dengan LARAP tersebut.
Adapun beberapa peraturan maupun kebijakan yang
berlaku meliputi;
a. Pengelolaan penampungan penduduk (jika ada
relokasi penduduk) dan monitoring;
b. Hak-hak kaum minoritas dan penduduk asli;
c. Tata cara mendapat informasi dan keterlibatan
penduduk setempat;
d. Proses pembebasan tanah dan tata caranya (Surat
keputusan tingkat nasional dan daerah).
Peraturan serta kebijakan tersebut diatas khususnya yang
terkait dengan LARAP sangat diperlukan dengan
melakukan pengumpulan data dan peta wilayah lokasi
yang akan dibebaskan termasuk daerah dan/atau lokasi
baru untuk replaceman.
b) Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data
Sekunder
1) Inventarisasi Lapangan
Penyedia Jasa harus menginventarisasi setiap
permasalahan yang ada di wilayah tersebut,

1-7
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

baik permalahan yang ada saat ini maupun potensi


yang yang dapat dikembangkan dikemudian hari di
wilayah yang direlokasi (jika ada relokasi penduduk).
Beberapa aspek penting yang terdapat dan harus
diidentifikasi meliputi;
i) Inventarisasi data/informasi mengenai kondisi
eksisting dan permasalahan kawasan wilayah
rencana pembangunan D.I Ceuraceu.
ii) Inventarisasi dan analisis evaluasi hasil
pengumpulan data dan masukan masyarakat
dilokasi studi.
iii) Inventarisasi infrastruktur yang ada di sekitar
rencana pembangunan D.I Ceuraceu.
iv) Inventarisasi data demografi (susunan populasi
berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,
pendidikan, agama, kepadatan penduduk, dan
jumlah kepala keluarga) terutama untuk penduduk
yang tinggal atau sebagai pemilik lahan di wilayah
rencana pembangunan D.I Ceuraceu.
v) Inventarisasi kegiatan ekonomi (pertanian,
perkebunan dan perikanan) di wilayah rencana
pembangunan D.I Ceuraceu.
vi) Inventarisasi pengolahan dan penanaman pohon
serta pemilik lahan di wilayah rencana
pembangunan D.I Ceuraceu.
vii) Penyiapan dan penggunaan peta meliputi :
a. Penggunaan peta citra satelit resolusi tinggi pada
lokasi terpilih
b. Penyiapan peta dasar skala 1:50.000 (orientasi
wilayah) dan 1:5000 (kawasan terpilih).
c. Interpretasi, evaluasi dan analisis citra satelit

1-8
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

landsate dan DEM resolusi 92 m seluruh


DAS/WS serta menggunakan citra satelit resolusi
tinggi pada DAS Hulu.
d. Digitasi lokasi yang tergenang.

e. Analisis dan evaluasi lokasi terpilih untuk


penyusunan materi teknis zoning.

2) Data dan Peta


Dilakukan sesuai dengan kebutuhan analisis yang
akan dilakukan pada daerah studi yang terkena
dampak antara lain sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data dan Peta
Periode
No Jenis Data Sumber Data Waktu
I. Undang-undang dan Kementerian, Terkini
Peraturan Pemerintah instansi terkait

II. Kebijakan Nasional, Pemerintah Terkini


Pemerintah Pusat,
Provinsi, Pemkab/Kota kementerian
Tentang Pertanahan. PU,
KEMDAGRI,
III. Data Umum
A. Data Kab.Dalam Angka; Tahunan (4 tahun
- Data terakhir)
Dinamika
Kependuduk
B. Data Laporan Tahunan Kementerian, Dinas Tahunan
Terkait. (kondisi
terkini).
C. Data Rencana Tata Bappeda Tk.I & Tk II Sesuai jangka
Ruang waktu/tahun
berlakunya
(kondisi terkini).

1-9
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

D. Peta Terkini
- Peta Topografi - Bakosurtanal Terkini
(RBI & Citra Land) Terkini, 5 thn,
- Peta Tanah - BPN 10 thn
- Peta Penggunaan - BPN, Bakos. LAPAN
Lahan

E. DEM (Digital Elevation Bakosurtanal, LAPAN Terkini


F. Model )

IV. A. Data Teknis Kementerian Terkini


- Peta Genangan Banjir PU/BWS/Dinas Data Tahun
PU Pengairan/BP Min 5 tahun
DAS.E

V. Lain-lain
A. Dinamika Instansi Tahunan 4 (thn
Kondisi Lingkungan Terkait terakhir) Terkini
B. Dinamika Instansi
Kondisi Sosbud Terkait
C. Dinamika Instansi
Kondisi Ekonomi Terkait

1.5.2. Melakukan Sosialisasi Masyarakat


Penyedia jasa diharuskan melaksanakan sosialisasi kepada
masyarakat dalam bentuk Pertemuan Konsultasi Publik untuk
memperoleh berbagai masukan, saran dan tanggapan dengan
melibatkan masyarakat yang terkena dampak, tokoh masyarakat
dan pemerintah setempat.

1.5.3. Melakukan Pengukuran dan Pengumpulan Data


Kepemilikan Tanah dan Aset lainnya, Pemetaan Rencana
Pembebasan Tanah, serta data SOSBUD
1. Melaksanakan kegiatan pengumpulan data teknis /
informasi pada instansi-instansi terkait untuk keperluan
penyelidikan yang terdiri dari:

1-10
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

 Peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 atau


disesuaikan
 Peta / photo udara skala 1 : 10.000 (bila tersedia)
- Peta tata guna dan kepemilikan lahan serta peta lainnya yang diperlukan
untuk mendukung pelaksanaan pengukuran lapangan.
2. Melaksanakan pengukuran KADASTRAL pembebasan lahan
(land acquisition) dilokasi rencana jaringan irigasi serta
relokasi penduduk (bila ada). Beberapa hal yang perlu
dilakukan terhadap kegiatan ini diantaranya adalah:
 Penyusunan tim yang dipimpin oleh tenaga ahli
dibidangnya;
 Melakukan orientasi dan survei lapangan;
 Inventarisasi, identifikasi permasalahan, analisis dan
evaluasi.
Secara garis besar pengukuran dan pemetaan Persil
Kepemilikan meliputi :
 Pemasangan patok batas persil
 Kontrol horizontal dan vertikal.
 Pengukuran detail batas persil kepemilikan dilokasi
rencana jaringan irigasi Penggambaran.

a. Dasar Survey
 Peta RBI sebagai Acuan Peta Lokasi
 Data untuk kontrol horizontal dan vertikal ditunjukan
dalam catatan khusus
 Koordinat-Koordinat dari Titik Triangulasi yang ada
 Sistim grid yang digunakan ialah sistem proyeksi UTM
dan Ellipsoid WGS 84.
 Titik Referensi Elevasi awal harus ditarik dari BM.TTG
BAKOSURTANAL terdekat (± 10.0 Km dari lokasi
pekerjaan ).

1-11
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

b. Lingkup Kegiatan Survey


 Pengukuran Kerangka Utama
 Pengukuran batas Persil Kepemilikan
 Pengukuran Rencana Relokasi Penduduk ( bila ada ).

c. Titik Kontrol Geodesi.


1. Titik Kontrol Geodesi yang merupakan kerangka dasar
pemetaan haris menggunakan titik kontrol yang ditarik dari
BM.TTG BAKOSURTANAL/Titik Tringulasi terdekat atau dari
titik kontrol (BM) yang telah terpasang hasil pengukuran
terdahulu dan dilakukan koreksi.
2. Apabila memerlukan tambahan maka konsultan harus
memasang titik kontrol baru. Titik kontrol geodesi dibuat dari
pilar beton dengan ketentuan ukuran yang ada pada kriterria
yang berlaku.

d. Umum
1. Semua data penting yang digunakan untuk menentukan
koordinat titik pengukuran diperoleh dengan cara
pengukuran langsung dilapangan.
2. Semua alat ukur yang digunakan harus dalam keadaan baik
setelah dilakukan pengecekan oleh tim teknis/Direksi dan
memenuhi syarat ketelitian yang diminta.
3. Sebelum pekerjaan dimulai pelaksana harus menyerahkan
program kerja yang berisi jadwal waktu pelaksana pekerjaan,
daftar personil, daftar peralatan dan rencana keberangkatan
untuk dibahas bersama.
4. Pelaksana pekerjaan harus disesuaikan dengan program
kerja dan waktu pelaksanaan sesuai dengan jangka waktu
yang tersedia.

1-12
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

e. Kontrol Horizontal (Pengukuran Poligon)


Pengukuran kontrol horizontal dilakukan dengan cara
poligon, poligon tertutup atau poligon terbuka tetapi
diketahui koordinat titik awal dan akhir pengukuran, poligon
melingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya cukup
luas poligon utama dibagi dalam beberapa kring tertutup
(untuk pengukuran situasi). Usahakan sisi poligon sama
panjangnya, poligon cabang terikat kepada poligon utama
dan titik referensi yang digunakan mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan. Usahakan jalur poligon baik cabang
atau utama melalui batas alam yang ada seperti jalan,
sungai, batas kampung dan lain-lain.

Maksud pengukuran poligon adalah untuk membuat titik


tetap yang mempunyai koordinat posisi bidang horizontal
(x,y) sebagai kerangka dasar dari pemetaan.

Pengukuran poligon ini diikatkan pada BM.TTG


BAKOSURTANAL/Titik Tringulasi terdekat atau dari titik
kontrol (BM) yang telah terpasang hasil pengukuran
terdahulu minimal 2 yang telah diketahui koordinat dan
elevasinya sesuai petunjuk tim teknis/Direksi.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah:


i. Pengukuran Kontrol Horizontal/poligon utama harus
diikatkan pada minimal 2 bench mark yang telah
diketahui koordinatnya. Metode pengukuran poligon
utama dilakukan secara close circuit (tertutup) dan
dilakukan koreksi.
ii. Pengukuran Kontrol Horizontal/poligon cabang harus

1-13
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

diikatkan pada titik poligon tetap di awal dan di akhir


pengukuran dan dilakukan koreksi.
iii. Pengukuran poligon sudut-sudutnya harus dilakukan
secara 2 seri ganda (B, LB, B, LB) untuk tiap station
dengan ketelitian sudut < 10 “ ketelitian sudut harus
lebih kecil dari 10ndimana “n” adalah jumlah titik
poligon.
iv. Azimuth yang digunakan adalah azimuth hasil
pengamatan matahari, Pengamatan dilakukan setiap
jarak 2,50 km dengan ketelitian sudut < 10” atau
digunakan alat GPS dilakukan dengan tiga kali
pengamatan dengan waktu yang berbeda pengamatan
dilakukan pada titik tetap yang sama, pembacaan
sampai Accuracy terkecil. Pengamatan dilakukan pada
2 titik tetap poligon dengan menggunakan system
proyeksi koordinat UTM dan Ellipsoid WGS 84.
v. Setiap titik poligon ditandai dengan patok kayu
berukuran 5 cm x 5 cm x 60 cm. Patok ini diberi cat
warna merah untuk memudahkan identifikasi.
vi. Orientasi arah awal dan akhir pada pengukuran poligon
dengan melakukan pengamatan matahari atau
pengamatan dengan alat GPS.
vii. Pengukuran Poligon utama menggunakan alat Total
Station pembacaan Jarak datar diukur minimal 2 kali ke
muka dan ke belakang dan/atau dengan memakai pita
ketelitian linier poligon utama kesalahan penutup jarak 1
: 10.000.
viii. Pengukuran poligon cabang ketelitian linier poligon
kesalahan penutup jarak 1 : 5.000.
ix. Pengukuran sudut poligon cabang harus menggunakan
alat theodolit Wild T2 atau yang sederajat dengan

1-14
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

ketelitian sudut minimal 10”, dan seijin tim


teknis/Direksi.

f. Kontrol Vertikal (Pengukuran Sipat Datar)


Maksud pengukuran kontrol vertikal/sipat datar adalah
membuat titik tetap yang mempunyai posisi
vertikal/ketinggian sebagai kerangka dasar. Pengukuran
sipat datar ini harus diikatkan pada titik BM.TTG
BAKOSURTANAL/Titik Tringulasi terdekat atau dari titik
kontrol (BM) yang telah terpasang hasil pengukuran
terdahulu yang kondisinya masih baik dan dengan
persetujuan tim teknis/Direksi.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan


pengukuran ini adalah sebagai berikut :

i. Pengukuran Leveling harus diikatkan pada minimal 2


bench mark yang telah diketahui elevasinya dan
harus melalui titik-titik poligon. Metode pengukuran
leveling digunakan cara pulang pergi atau double
stand, dan apabila dilapangan hanya ada 1 Bench
Mark maka pengukuran harus dilakukan secara close
circuit (tertutup).
ii. Pembacaan rambu harus dilakukan dengan
pembacaan tiga benang lengkap yaitu benang atas,
benang tengah dan benang bawah sebagai kontrol
2 BT = BA + BB. Pengukuran dilakukan cara double
stand maka selisih setiap stand pada tiap slag tidak
boleh melebihi 2 mm.
iii. Alat yang digunakan adalah automatic level seperti
zeiss Ni2, (Wild NAK2) atau yang sederajat

1-15
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

ketelitiannya dan seijin tim teknis. Setiap slag


diusahakan alat di tengah- tengah dari dua titik yang
diukur dengan jarak maksimum 60 m sedangkan alat
terdekat dari alat ke rambu tidak boleh lebih < dari 5
m ke rambu muka dan rambu belakang.
iv. Saat perpindahan rambu, rambu belakang dijadikan
sebagai rambu depan tetap pada posisi semula
sebagai rambu belakang dengan cara hanya memutar
di atas landasan rambu. Rambu landasan memakai
logam yang dapat tertancap di atas tanah. Rambu
ukur harus dilengkapi dengan nivo kotak yang
terletak di belakang rambu untuk mengetahui bahwa
rambu benar-benar vertikal pada saat pengukuran.
v. Ketelitian kesalahan penutup tinggi dari pengukuran
pulang pergi atau double stand pada pengukuran
Waterpas Utama tidak boleh melebihi 10√D dan
waterpas cabang tidak lebih 30D, dimana D adalah
jumlah jarak dalam satuan kilometer.

1.5.4. Pemetaan Rencana Pembebasan Lahan/Kadastral dan


Relokasi Penduduk (bila ada)

a.Survey dan Pemetaan


kegiatan survey dan pemetaan Rencana Pembebasan
Lahan/KADASTRAL dan Relokasi (bila ada) meliputi :
1. Pemetaan rencana pembebasan lahan diukur berdasarkan
jaringan kerangka utama dan kerangka cabang yang telah
dipasang, dengan melakukan pengukuran petak persil
kepemilikan dan batas-batas persil kepemilikan pada rencana
pembangunan D.I dan relokasi (bila ada).

1-16
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

2. Pemetaan relokasi penduduk pengukuran situasi yang


menggambarkan kondis existing di relokasi penduduk.
Pemetaan relokasi penduduk dilengkapi dengan titik ketinggian
dan gari kontour.
3. Pengukuran petak persil kepemilikan dan batas persil
kepemilikan dilakukan dengan pembacaan sudut horizontal
dengan alat theodilite untuk pembacaan jarak datar diukur
minimal 2 kali ke muka dan ke belakang dan dikontrol dengan
pita jarak.
4. Pengukuran petak persil kepemilikan dan batas persil
kepemilikan harus diketahui oleh masing-masing kepemilikan
lahan dan aparat desa setempat.
5. Melakukan penggambaran hasil pengukuran batas persil
kepemilikan tanah dan relokasi (bila ada) dengan skala 1 : 2000
dan skala 1 : 5000 atau dengan skala disesuaikan dan /atau
dengan petunjuk lain atas persetujuan direksi.
6. Nomor persil serta luasan masing-masing kepemilikan
ditampilkan pada gambar skala 1 : 2000 dan skala 1 : 5000
atau dengan skala disesuaikan.
7. Pada kolom keterangan gambar ditampilkan nomor persil,
nama kepemilikan dan luasan untuk masing-masing
kepemilikan yang terdapat pada setiap lembar gambar.
8. Melakukan analisis/telaah terhadap upaya dan rencana
pembebasan dan relokasi penduduk (bila ada) maupun lahan.
Dalam melakukan kajian ini para tenaga ahli tersebut
memerlukan dasar-dasar pertimbangan sebagai berikut :
 Kondisi eksisting dan permasalahan kawasan wilayah
Jaringan Irigasi Ceuraceu.
 Analisis dan evaluasi hasil pengumpulan data dan masukan
masyarakat dilokasi studi termasuk issue ganti kerugian
dalam rangka pengadaan tanah untuk :

1-17
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

a. Hak atas tanah;


b. Bangunan;
c. Tanaman;
d. Benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
 Infrastruktur yang ada di sekitar Daerah Irigasi.
 Demografi (susunan populasi berdasarkan jenis kelamin,
kelompok umur, pendidikan, agama, kepadatan penduduk,
dan jumlah kepala keluarga ) terutama untuk penduduk
yang tinggal di daerah yang terkena dampak.
 Kegiatan ekonomi (pertanian, kehutanan, perikanan) di
Daerah Irigasi Ceuraceu.
 Pengolahan dan penanaman lahan serta pemilik lahan di
Daerah Irigasi Ceuraceu.
Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang
diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan Daerah Irigasi
Ceuraceu serta relokasi berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR) yang telah ada, dan bagi daerah yang belum menetapkan
RUTR pengadaan tanah dilakukan berdasarkan perencanaan
ruang wilayah atau kota yang telah ada (KEPPRES No. 55 Tahun
1993, tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum).

b. Penggambaran
1. Setiap gambar peta harus berisi :
 Garis tepi wajah peta
 Garis-garis silang grid yang berjarak 10 cm baik vertikal
maupun horizontal dengan sayap lembar grid 0,5 cm.
 Kop di pojok kanan bawah lembar peta disesuaikan dengan
Kop Direksi.
 Legenda/Keterangan gambar dan penunjuk arah
utara

1-18
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

 Album gambar dilengkapi daftar isi, peta lokasi, peta


Ikhtisar dan peta hasil pengukuran.
2. Penggambaran persil kepemilikan dan situasi (relokasi
penduduk) dengan skala 1 : 2000 (uk. A1) dan skala 1 : 4000
(Uk. A3) peta iktisar dengan skala 1 : 10000 (disesuaikan),
untuk penggambaran relokasi penduduk selang garis
ketinggian 1 m untuk daerah tinggi (berbukit) sedangkan untuk
daerah pengukuran yang rata selang garis ketinggian 0.5 m.
Penggambaran persil kepemilikan daerah relokasi penduduk
diuraikan sebagai berikut :
 Penggambaran persil kepemilikan di lokasi rencana
Bendung
 Penggambaran persil kepemilikan di lokasi rencana saluran
primer dan sekunder
 Penggambaran persil kepemilikan di lokasi rencana saluran
pembuang
 Penggambaran kepemilikan di lokasi rencana bangunan
pelengkap lainnya.
 Penggambaran relokasi penduduk.
 Penulisan huruf dan angka dengan cetak atau sablon
dengan model dapat terbaca dengan jelas pada gambar
Uk.A1 dan Uk. A3 dan format sesuai dengan petunjuk tim
teknis.
 Kriteria penggambaran disesuaikan dengan standar
penggambaran (KP-07) yang disetujui tim teknis.

1.5.5. Melakukan Analisis Inventarisasi dan Identifikasi LARAP


Studi LARAP terutama untuk masyarakat yang diperkirakan
terkena dampak langsung yang disusun sebagai laporan LARAP.
Analisa dan pengumpulan data akan dilakukan pada lingkungan

1-19
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

sekitar Wilayah Studi yang telah ditentukan, dengan ukuran


menurut peraturan yang berlaku di Indonesia.

Analisis yang dilakukan oleh tim konsultan diantaranya berupa:


1. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum, termasuk peraturan dasar pokok-pokok
pertanahan nasional (BAKOSURTANAL)
2. Pokok-pokok kebijakan pengadaan tanah;
3. Panitia, musyawarah, dan ganti kerugian.
Hasil analisis tersebut akan dijadikan sebagai dasar penyusunan
laporan LARAP.

1.5.6. Menyusun Program Persiapan Rencana Lokasi (bila ada


relokasi penduduk)
Hasil inventarisasi dan identifikasi yang telah dilakukan,
Penyedia jasa harus melakukan analisis dan menyusun program
persiapan rencana lokasi untuk bantuan usaha dan
penampungan bagi masyarakat yang diperkirakan terkena
dampak langsung Pembangunan Daerah Irigasi tersebut.

1.5.7. Menyususn Tata Cara Pembebasan Tanah/Lahan (land


Acquisition)
Penyedia jasa harus melakukan analisis dan menyusun
rekomendasi atau tata cara pembebasan tanah dan penanda
tanganan persetujuan ganti rugi dan perbaikan. Rekomendasi
tata cara dan mekanisme pembebasan/pengadaan tanah ini
sangat diperlukan oleh pemangku kebijakan dalam rangka untuk

1-20
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian


kepada yang berhak atas tanah tersebut dalam upaya rencana
Pembangunan Daerah Irigasi Ceuraceu.

1.5.8. Menyusun Tata Cara Ganti Rugi & Alternatif Peluang Usaha
Ganti kerugian adalah penggantian atas nilai tanah berikut
bangunan, tanaman dan/atau benda - benda lain yang terkait
dengan tanah sebagai akibat pelepasan atau penyerahan hak
atas tanah.
Penyedia jasa diharuskan melakukan analisis dan menyusun tata
cara ganti rugi termasuk alternatif peluang usaha dan
rekomendasi pelatihan bagi masyarakat yang terkena
dampak langsung proyek Pembangunan Daerah Irigasi tersebut.
Penyusunan tata cara ganti rugi ini sangat diperlukan untuk
mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian
kepada yang berhak atas tanah tersebut dimana pelepasan atau
penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan
hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan
tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atas
dasar musyawarah.
Untuk dasar dan tata cara perhitungan ganti
kerugian tanah ditetapkan atas dasar :

 harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau


sebenarnya, dengan memperhatikan nilai jual objek Pajak
Bumi dan Bangunan yang terakhir untuk tanah yang
bersangkutan.
 Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh Instansi Pemerintah
Daerah yang bertanggung jawab di bidang bangunan.
 Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh Instansi Pemerintah
Daerah yang bertanggung jawab di bidang pertanian.

1-21
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

1.5.9. Penyusunan Pendataan Permasalahan Berdasarkan Urgensi


Masyarakat

Penyedia jasa harus melakukan analisis terhadap hasil


pendataan permasalahan yang ditemui dilokasi kegiatan, serta
menyusun konsep tingkatan permasalahan yang dihadapi
berdasarkan urgensi masyarakat yang diperkirakan terkena
dampak langsung akibat Pembangunan Daerah Irigasi Ceuraceu.

1.5.10. Membuat Skenario Penyelesaian Permasalahan LARAP

Penyedia jasa harus membuat skenario terhadap penyelesaian


permasalahan yang akan timbul sebagai akibat rencana relokasi
dalam tingkatan urgensitas masyarakat yang terkena dampak
nyata. Penyusunan skenario ini diperlukan oleh pengambil
kebijakan dalam rangka upaya merelokasikan penduduk dari
tempat asalnya ketempat yang lain, dan juga skenario ini
diperlukan oleh panitia ganti rugi tanah dalam rangka
pelaksanaan ganti rugi/pengadaan tanah untuk keperluan
Pembangunan Daerah Irigasi Ceuraceu, agar tepat sasaran
didalam pelaksanaan tugasnya.

1.5.11. Menyusun dan Menyiapkan Data Kepemilikan Tanah


Penyedia jasa berdasarkan pendataan/inventarisasi
kepemilikan tanah harus menggambarkan setiap petak (blok)
kepemilikan tanah serta menyiapkan data inventarisasi
kepemilikannya secara lengkap. Data ini sangat diperlukan
oleh tim pembebasan tanah pada saat akan dilakukannya

1-22
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

proses ganti rugi atas hak atas tanah, bangunan, tanaman


serta benda-benda yang berkaitan dengan tanah.

1.5.12. Menyusun Rekomendasi Penyelesaian Masalah Dengan


Metode Skala Pioritas.
Penyedia jasa berdasarkan penyusunan skenario yang telah
dilakukan maka selanjutnya diharuskan menyusun rekomendasi
tata cara penyelesaian masalah ganti rugi dan relokasi (LARAP)
dengan membuat metode skala perioritas.

1.5.13. Menyusun Rencana Anggaran Biaya Pembebasan dan


Pengadaan Tanah Serta Relokasi Penduduk.
Penyedia jasa diharuskan menyusun perkiraan biaya (EE) yang
diperlukan dalam pelaksanaan pembebasan tanah dan relokasi
penduduk(bila ada relokasi penduduk) sesuai dengan tingkat
urgensinya. Besarnya biaya perkiraan pembebasan dan
pengadaan tanah didasari pada hasil inventarisasi atau
pendataan yang telah dilakukan oleh tim. Beberapa hal pokok
yang harus diperhatikan didalam penyusunan perkiraan biaya
tersebut diantaranya adalah;
 Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah,
bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada
kaitannya dengan tanah yang hak atasnya akan dilepaskan
atau diserahkan.
 Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang
atasnya akan dilepaskan atau diserahkan.
 Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian secara
keseluruhan dengan nilai biaya pada saat ini atau atas
petunjuk lain akibat fluktuasi.
 Memberikan penjelasan dan penyuluhan kepada pemegang
hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan

1-23
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

tanah tersebut.

1.5.14. Melaksanakan Lokakarya LARAP


Untuk menampung aspirasi para pihak yang berkepentingan,
konsultan harus melakukan kegiatan Lokakarya LARAP tingkat
Pemerintahan Daerah/Kabupaten khusunya melibatkan para
Pemangku kepentingan, serta masyarakat di lokasi Jaringan
Irigasi Ceuraceu.
Tujuan dilaksanakan kegiatan Lokakarya LARAP ini dilakukan
adalah untuk memperoleh masukan, tanggapan, koreksi dari
masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan terhadap
data keseluruhan yang di inventarisasi, identifikasi kondisi
lingkungan dan identifikasi masalah yang telah dilakukan untuk
dibangun suatu kesepakatan-kesepakatan dari semua para
pihak yang berkepentingan dalam upaya pembebasan lahan dan
relokasi Pembangunan Daerah Irigasi Ceuraceu. Penyedia jasa
memfasilitasi kegiatan lokakarya tersebut dari berbagai
Instansi Lintas Sektor terkait melalui BAPPEDA Kabupaten,
unsur Kecamatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
Perangkat Desa dan masyarakat didalam memperoleh masukan,
tanggapan masyarakat, seluruh pemangku kepentingan /
kebijakan.

1.5.15. Menyusun Laporan Hasil Study LARAP


Penyedia jasa diharuskan menyusun laporan hasil studi
LARAP beserta laporan daftar identifikasi/pendataan
masyarakat yang terkena dampak terhadap rencana
pembangunan Daerah Irigasi Ceuraceu terkait dengan ganti rugi
aset serta gambar-gambar lokasi pembebasan dan relokasinya.
Hasil yang akan diicapai dalam pekerjaan Studi LARAP ini
adalah :

1-24
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

1. Rekomendasi batas-batas (base line) lokasi pembebasan


tanah dan relokasi dari hasil inventarisasi, identifikasi
serta analisis dan evaluasi lapangan.
2. Usulan metode tata cara penyelesaian masalah ganti rugi
berdasarkan hasil analisis dengan beberapa metode skala
perioritas.
3. Usulan biaya rencana pelaksanaan (RAB) pembebasan dan
pengadaan tanah serta relokasi penduduk.
4. Usulan pengadaan tanah untuk merelokasi penduduk
yang tepat untuk rencana pengembangan permukiman
yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang ada.

1.6. Jenis Pekerjaan/Produk LARAP


Jenis pekerjaan/produk LARAP meliputi :

Tabel.1.2 Jenis Produk Larap

1-25
Laporan Pendahuluan LARAP
Penyusunan SID, AMDAL dan LARAP Pembangunan D.I. Ceuraceu (±5000 HA) Kabupaten Aceh Jaya (MYC)

No Jenis Produk Jumlah


Draft Laporan :
Laporan Pendahuluan 1 Buku
1
Laporan Antara 1 Buku
Laporan Utama 1 Buku
Final Laporan :
Laporan Pendahuluan 3 Buku
2
Laporan Antara 3 Buku
Laporan Utama 10 Buku
3 Gambar & Peta LARAP (A1) 10 Buku
4 Gambar & Peta LARAP (A3) 10 Buku
Laporan Pendukung :
Laporan Ringkas LARAP 10 Buku
Laporan Survey Inventarisasi/Pendataan Lapangan 10 Buku
Laporan Program Persiapan Rencana Lokasi dan 10 Buku
Pembinaan Usaha Masyarakat
Laporan Tata Cara Pembebasan Lahan dan Relokasi 10 Buku
Penduduk (Bila Ada)
Laporan Tata Cara Ganti Rugi dan Peluang Usaha 10 Buku
Relokasi Penduduk (Bila Ada)
5
Laporan Hasil Analisis Permasalahan LARAP 10 Buku
Berdasarkan Urgensi Masyarakat
Laporan Skenario Penyelesaian LARAP 10 Buku
Laporan Data Kepemilikan Tanah 10 Buku
Laporan Rekomendasi Penyelesaian Masalah dengan 10 Buku
Metode Skala Prioritas
Laporan Hasil Lokakarya LARAP 10 Buku
Laporan RAB Pembebasan Tanah dan Pengadaan 10 Buku
Tanah serta Relokasi Penduduk (Bila Ada)
6 Album Photo Dokumentasi 5 Album
7 External Memory (1TB) 1 Unit

1-26

Anda mungkin juga menyukai