1. Latar Belakang
Semakin berkembangnya populasi penduduk, menyebabkan desakan
kebutuhan lahan yang semakin meningkat, terutama untuk mencukupi kebutuhan
pokok, yaitu pangan dan papan. Ketersediaan sumber daya yang terbatas dan
kebutuhan populasi yang semakin meningkat perlu diserasikan dan diselaraskan,
untuk keberkelanjutannya.
Lahan sebagai sumber daya pokok dalam usaha pertanian, perlu dikelola
dengan baik dalam rangka pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Sistem usaha
tani terpadu yang mendukung pengelolaan lahan yang baik diharapkan dapat
menahan laju alih fungsi lahan atau meminimalkannya.
Terkait dengan hal tersebut, telah diterbitkan Peraturan Perundang-undangan
guna menahan laju alih fungsi lahan kawasan lindung dan sawah yang tidak
terkendali, antara lain: (i). Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan; (ii). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
(iii). Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan.
Kebijakan Satu Peta atau One Map Policy terlahir karena Informasi Geospasial
Tematik (IGT) yang dibangun tidak merujuk pada satu sumber rujukan Peta Dasar
(Peta Rupa Bumi). Selama Informasi Geospasial Tematik (IGT) tidak merujuk pada
Peta Dasar yang dibangun oleh instansi yang berkompeten dan berkewenangan
Badan Informasi Geospasial (BIG) maka Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang
dibangun tersebut akan menimbulkan tumpang tindih atau kesimpangsiuran. Peta
perizinan pemanfaatan lahan dari instansi-instansi terkait masih ada yang belum
mengikuti standar yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan, baik
klasifikasi obyek geografis, skala maupun georeferensinya.
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial,
disebutkan bahwa Badan Informasi Geospasial (BIG) adalah penyelenggara
Informasi Geospasial Dasar yaitu Jaring Kontrol Geodesi dan Peta Dasar yang
menjadi acuan untuk menjamin keterpaduan informasi nasional. Atas dasar amanat
undang-undang tersebut mengintegrasikan berbagai peta yang dimiliki sejumlah
instansi pemerintah ke dalam satu peta dasar (One Map), yang dapat digunakan
sebagai alat bantu pengambilan keputusan terkait dengan kepemilikan atau
penguasaan lahan.
Berdasarkan hal tersebut Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi
Bengkulu Bidang Sumber Daya Air melaksanakan pekerjaan Pemutakhiran Data dan
Pemprograman Peta Geospasial Daerah Irigasi Rawa Penago Kabupaten Seluma,
dengan memanfaatkan teknologi sistem informasi geografis (SIG), untuk
mengintegrasikan data spasial dan atributnya. Dengan SIG diharapkan penyediaan
informasi terhadap D.I.R. Penago Kabupaten Seluma dapat dilakukan secara lebih
efektif dan efisien sehingga memudahkan pengambilan keputusan.
4. Lokasi Kegiatan
Lokasi pekerjaan terletak di Daerah Jaringan Rawa Penago Desa Penago Kecamatan
Ilir Talo Kabupaten Seluma. Menuju lokasi pekerjaan dapat ditempuh dengan
kendaraan roda empat dan roda dua dengan waktu tempuh ±3 jam dari Kota
Bengkulu dengan kondisi jalan baik.
5. Sumber Pendanaan
Pagu dana untuk pekerjaan ini adalah sebesar Rp. 279.330.000,00 (dua ratus tujuh
puluh sembilan juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah) dan Nilai Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) adalah sebesar Rp. 279.329.600,00 (dua ratus tujuh puluh sembilan
juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu enam ratus rupiah) termasuk PPn 10%, yang
bersumber dari APBD Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2019.
7. Standar Teknis
a. Standar Perencanaan (Kriteria Perencanaan dan Pedoman Teknis),
Kementerian Pekerjaan Umum.
b. Standar SNI yang terkait dengan data dan informasi geospasial.
c. Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) Verifikasi Lahan Sawah, Pusat
Pemetaan Dan Integrasi Tematik, Deputi Bidang Informasi Geospasial
Tematik, Badan Informasi Geospasial (BIG).
8. Studi-Studi Terdahulu
Laporan akhir, gambar perencanaan, gambar asbuilt drawing, manual O&P dan lain-
lain yang terkait dengan perencanaan yang ditinjau/dikaji bila ada.
9. Referensi Hukum
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaran Data dan Informasi
Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 14 /PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Status
Daerah Irigasi;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 30/PRT/M/2015 Tentang Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 08/PRT/M/2015 Tentang Penetapan Garis Sempadan
Jaringan Irigasi;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 17/PRT/M/2015 Tentang Komisi Irigasi;
h. Peraturaan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem
Manajemen Mutu (SMM) Kementerian Pekerjaan Umum.
3. Pengukuran Saluran
- Team Pengukuran Konsultan harus menambah patok BM baru, jika
jarak BM yang ada lebih dari 2,5 km. Untuk bangunan penting cukup
dipasang neut baut dekzerk bangunan tersebut atau dicor beton.
- Mengadakan pengukuran kembali ketinggian semua patok BM dan
CP yang ada pada saluran dan bangunan,serta mengukur kordinat
(x,y,z) BM baru.
- Potongan melintang dan memanjang dari saluran pembawa dan
saluran pembuang harus diukur pada lokasi yang memerlukan
perbaikan sesuai dengan pedoman kriteria desain yang diterbitkan
oleh Kementrian Pekerjaan Umum.
11. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Laporan kegiatan
yang memuat data eksisting jaringan irigasi, data rencana perbaikan, pengembangan
dan peningkatan jaringan irigasi, data luasan sawah beririgasi pada lokasi kegiatan
daerah irigasi, berupa peta hardcopy maupun softcopy dalam Sistem Informasi
Geografi (SIG).
16. Personil
a. Team Leader (Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota), 1 (satu) orang
Berpendidikan minimal Sarjana Teknik (S-1) perencanaan wilayah dan kota
lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman profesional dalam
pelaksanaan pekerjaan yang di laksanakan sekurang-kurangnya 4 (empat)
tahun dibuktikan dengan melampirkan refrensi kerja dan memiliki SKA Ahli
Madya Perencanaan Wilayah dan Kota. Tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja selama pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai dan bertanggung jawab atas semua
produk.
b. Ahli Geodesi, 1 (satu) orang
Berpendidikan minimal Sarjana Teknik (S-1) jurusan Teknik Sipil / Geodesi
lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan memiliki SKA Ahli Muda Geodesi.
Memiliki pengalaman profesional dalam pelaksanaan pekerjaan sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun dibuktikan dengan melampirkan refrensi kerja.
c. Ahli Sipil/Sumber Daya Air, 1 (satu) orang
Berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Sumber Daya Air lulusan universitas /
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan memiliki SKA Ahli Muda Sumber Daya Air. Memiliki
pengalaman profesional sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dibuktikan dengan
melampirkan refrensi kerja.
d. Surveyor, 2 (dua) orang
Berpendidikan minimal D3 Teknik Sipil atau Geodesi lulusan perguruan tinggi
yang terakreditasi, berpengalaman minimal 1 (satu) tahun.
e. CAD Operator, 1 (satu) orang
Berpendidikan minimal D3 Teknik Sipil atau Geodesi lulusan perguruan tinggi
yang terakreditasi, berpengalaman minimal 1 (satu) tahun
f. Tenaga Telematika, 1(satu) orang
Berpendidikan minimal S1 Teknik Informatika lulusan perguruan tinggi yang
terakreditasi, berpengalaman minimal 1 (satu) tahun
g. Administrasi, 1 (satu) orang, berpendidikan minimal SMU sederajat.
h. Operator Komputer, 1 (satu) orang, berpendidikan minimal SMU sederajat.
i. Office Boy, 1 (satu) orang.
Septi Erwadi, ST
NIP. 19630914 198611 1 002