Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)
PEKERJAAN PEMETAAN GEO SPASIAL JARINGAN AIR MINUM KAB. KAUR

1. Latar Belakang Semakin berkembangnya populasi penduduk,


menyebabkan desakan kebutuhan lahan yang semakin
meningkat, terutama untuk mencukupi kebutuhan
pokok, yaitu pangan dan papan. Ketersediaan sumber
daya yang terbatas dan kebutuhan populasi yang
semakin meningkat perlu diserasikan dan diselaraskan,
untuk keberkelanjutannya.

Lahan sebagai sumber daya pokok dalam usaha


pertanian, perlu dikelola dengan baik dalam rangka
pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Sistem
usaha tani terpadu yang mendukung pengelolaan lahan
yang baik diharapkan dapat menahan laju alih fungsi
lahan atau meminimalkannya.

Terkait denga hal tersebut, telah diterbitkan Peraturan


Perundang-undangan guna menahan laju alih fungsi
lahan kawasan lindung dan sawah yang tidak
terkendali, antara lain : (i). Undang-Undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan; (ii). Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; (iii).
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Kebijakan Satu Peta atau One Map Policy terlahir


karena Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang
dibangun tidak merujuk pada satu sumber rujukan Peta
Dasar (Peta Rupa Bumi). Selama Informasi Geospasial
Tematik (IGT) tidak merujuk pada Peta Dasar yang
dibangun oleh instansi yang berkompeten dan
berkewenangan Badan Informasi Geospasial (BIG)
maka Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang
dibangun tersebut akan menimbulkan tumpang tindih
atau kesimpangsiuran. Peta perizinan pemanfaatan
lahan dari instansi-instansi terkait masih ada yang
belum mengikuti standar yang telah ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangan, baik klasifikasi
obyek geografis, skala maupun georeferensinya.
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial, disebutkan bahwa Badan
Informasi Geospasial (BIG) adalah penyelenggara
Informasi Geospasial Dasar yaitu Jaring Kontrol Geodesi
dan Peta Dasar yang menjadi acuan untuk menjamin
keterpaduan informasi nasional. Atas dasar amanat
undang-undang tersebut mengintegrasikan berbagai
peta yang dimiliki sejumlah instansi pemerintah ke
dalam satu peta dasar (One Map), yang dapat
digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan
terkait dengan kepemilikan atau penguasaan lahan.

Berdasarkan hal diatas, Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Kabupaten Kaur melaksanakan
Pemetaan Geo spasial Jaringan Air Minum, dengan
memanfaatkan teknologi sistem informasi geografis
(SIG), untuk mengintegrasikan data spasial dan
atributnya. Dengan SIG diharapkan penyediaan
informasi terhadap suatu Jaringan dan Daerah Irigasi
dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien
sehingga memudahkan pengambilan keputusan.

2. Maksud dan Tujuan Maksud dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah


Tersedianya data spasial bagi wali data IGT jaringan Air
Minum kewenangan Pemerintah Kabupaten Kaur, yang
mendukung kebijakan satu peta (KSP).

Adapun Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan adalah


tersusunnya data dan tersedianya Peta Jaringan Air
Minum yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kabupaten Kaur.

3. Sasaran Sasaran dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah


pemangku kebijakan, instansi pengelola, serta
stakeholder lainnya yang berkaitan dengan
Pemanfaatan jaringan Air Minum kewenangan
Pemerintah Kabupaten Kaur.

4. Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan berada di 3 Lokasi IKK yang Berada


pada Lokasi 6 Kecamatan
5. Sumber Dana Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Kaur Tahun
Anggaran 2019 yang dialokasikan melalui Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Kaur dengan Nilai Pagu Rp.
200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah).
6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen :
Organisasi Pejabat HERYANTO AKBAR, ST
Pembuat Komitmen NIP. 19810801 200902 1 002
Satuan Kerja :
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Kaur

7. Data Dasar Data dasar yang dipergunakan bersumber dari instansi


pemerintah resmi (Bappeda, Survey BPS, OPD
Kabupaten dan hasil studi terdahulu yang telah
dilaksanakan (yang relevan)).

8. Standar Teknis 1) Standar Perencanaan (Kriteria Perencanaan dan


Pedoman Teknis), Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
2) Standar SNI yang terkait dengan data dan
informasi geospasial.

9. Referensi Hukum Peraturan Perundang-undangan yang harus digunakan


antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaran Data dan
Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan RakyatRepublik Indonesia Nomor
14 /PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
30/PRT/M/2015 Tentang Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
08/PRT/M/2015 Tentang Penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
17/PRT/M/2015 Tentang Komisi Irigasi;
h. Peraturaan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu
(SMM) Kementerian Pekerjaan Umum;

10. Lingkup Kegiatan Lingkup pekerjaan pemetaan geospasial ini meliputi


secara pokok sebagai berikut :
a. Pekerjaan persiapan yang meliputi sosialisasi
kepada masyarakat Pengunan, pemerintahan
desa, dan pemangku kepentingan lainnya.
Mobilisasi dan demobilisasi personil, penyediaan
kantor lapangan, peralatan kantor, peralatan
survei, kendaraan operasional, dan lain-lain.
b. Pengumpulan data primer dan sekunder : Data
primer meliputi (i) pendataan/inventarisasi
jaringan Air Minum dengan penelusuran
menggunakan GPS pemetaan dan, (ii) validasi data
deliniasi sawah beririgasi guna verifikasi luasan
lahan oncoran hasil dijitasi peta/citra satelit
dan/atau data sekunder lainnya, terutama pada
citra satelit atau data lainnya yang tidak dapat
diidentifikasi dengan baik atau tidak tersedia data
yang memadai untuk didijitasi.
Data sekunder yaitu : (i). Kelompok data spasial,
antara lain : peta situasi daerah Air Minum, data
citra satelit, peta rupa bumi, peta penggunaan
penggunaan lahan, peta pola dan struktur ruang,
serta peta lainnya yang dibutuhkan sebagai acuan
dalam melakukan Penyusunan Informasi
Geospasial Tematik (IGT) Jaringan Air minum; (ii).
Kelompok data attribut, antara lain : skema
bangunan dan jaringan Air minum.
c. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
aplikasi sistem informasi geografis (SIG).
Pengolahan data meliputi plotting titik bangunan
atau trase jaringan Air minum, juga dijitasi fitur di
permukaan bumi lainnya yang relevan,
penyusunan dan pengisian data atribut spasial
hasil inventarisasi jaringan dan luasan areal.
d. Survey Pengecekan Lapangan dan Dokumentasi,
Survey pengecekan lapangan (groundcheck)
dilaksanakan dengan menggunakan alat GPS
pemetaan. Pengecekan lapangan dimaksudkan
sebagai validasi atas data hasil analisis SIG pada
lahan sawah beriirigasi.. Pengecekan lapangan juga
memperhatikan informasi dari masyarakat atau
petugas lapangan terhadap keberadaan Jaringan
yang belum masuk di dalam peta hasil interpretasi
citra.
Pengambilan dokumentasi dalam pengecekan
dilaksanakan pada Intake, Pengolahan, Jaringan
Air Minum,.
Lokasi pengecekan lapangan dan dokumentasi
didiskusikan dan disepakati dengan Penggunan
Jasa/ Direksi dengan pertimbangan teknis,
kebutuhan data, serta kesesuaian anggaran yang
disediakan.
e. Komparasi Data dan Pembahasan, Hasil survey
pengecekan lapangan dikomparasi dengan hasil
analisis SIG guna mendapatkan data Jaringan Air
Minum yang tervalidasi. Pembahasan dan
komparasi data dilakukan bersama dengan
petugas operasi dan pemeliharaan Air Minum,
direksi, serta dengan instansi teknis lainnya yang
terkait antara lain Satker Air Minum Propinsi
Bengkulu.
f. Menyusun Peta Luas Sawah Beririgasi, Data luas
sawah beririgasi yang telah dibahas dan
ditetapkan selanjutnya dituangkan dalam bentuk
peta digital maupun peta hardcopy. Ketentuan
standar peta, tata letak, format serta skala peta
disusun berdasarkan : (i). Ketentuan yang
dituangkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaran
Data dan Informasi Geospasial Infrastruktur
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
atau (ii). Standar penyusunan peta yang digunakan
Badan Informasi Geospasial.
g. Mengunggah hasil penyusunan peta. ke geoportal
nasional (Ina-Geoportal).
h. Diskusi dan Pelaporan Kegiatan, Menyusun
laporan penyelenggaraan kegiatan baik yang
sedikitnya memuat : progres pekerjaan, hasil
pengumpulan data, hasil analisis, hasil
dokumentasi, serta kesimpulan dan rekomendasi.
Laporan kegiatan yang disusun adalah : (i).
Laporan Pendahuluan yang dilaksanakan paling
lambat pada minggu ke-2 setelah
penandatanganan kontrak; dan (ii). Laporan Akhir
yang dilaksanakan paling lambat minggu ke-6 atau
minggu terakhir periode kontrak.
i. Laporan kegiatan dibahas pada diskusi laporan
pendahuluan dan laporan akhir yang dihadiri oleh
instansi dan stakeholder lainnya terkait
pelaksanaan kegiatan Penyusunan Informasi
Geospasial Tematik Daerah Irigasi.
11. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah Laporan kegiatan yang memuat data jaringan
dan daerah Jaringan, berupa peta hardcopy maupun
softcopy dalam Sistem Informasi Geografi (SIG).

12. Peralatan, Material, Peralatan Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat
Personil dan Pembuat Komitmen yang dapat digunakan dan harus
Fasilitas dari Pejabat dipelihara oleh penyedia jasa:
Pembuat Komitmen 1) Data dan Laporan
Data dan laporan hasil studi terdahulu (bila ada)
yang dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa.
Data spasial lahan sawah format shape file dari
BIG.
2) Ruangan Kantor
Ruangan kantor disediakan hanya untuk
pertemuan dalam rangka konsultasi, pembahasan
laporan dan atau asistensi rutin maupun berkala.
Ruang rapat yang dapat digunakan adalah ruang
rapat Bidang Cipta Karya, atau ruang rapat Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
kaur dengan catatan ruang rapat tersebut sedang
tidak dipergunakan.
3) Staf Pengawas/Pendamping
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Kaur akan mengangkat petugas
atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas/pendamping adalah Tim Supervisi
Perencanaan (TSP) dalam rangka untuk membantu
kelancaran pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi.
4) Dukungan administrasi dan surat menyurat.
Pengguna jasa akan menyediakan dukungan
administrasi dan surat menyurat dalam rangka
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi.

13. Peralatan dan Data dan fasilitas yang disediakan sendiri oleh Penyedia
Material dari Jasa dan harus dipelihara dalam rangka untuk
Penyedia Jasa mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
Konsultansi konsultansi, antara lain :
a. Kantor beserta fasilitasnya untuk kegiatan
lapangan dan atau operasional personil tenaga ahli
dan tenaga pendukung untuk mendukung
kelancaran kegiatan jasa konsultansi.
b. Peralatan komputer, printer, dan lain-lain untuk
mendukung kelancaran kegiatan jasa konsultansi.
c. Kendaraan Operasional yang diperuntukkan bagi
personil tenaga ahli dan pendukung serta TSP bila
diperlukan untuk mendukung kelancaran kegiatan
jasa konsultansi.
d. Peralatan survey dan pengukuran, serta pengujian
laboratorium mekanika tanah dan lain-lain yang
diperlukan untuk mendukung kelancaran kegiatan
jasa konsultansi.

14. Lingkup 1) Penyedia jasa berwenang untuk melaksanakan jasa


Kewenangan konsultansi maupun penyediaan barang yang
Penyedia Jasa diperlukan sesuai dengan kontrak;
2) Penyedia jasa berwenang untuk menjaga kegiatan
yang akan menimbulkan pertentangan
kepentingan (conflict of interes);
3) Kewenangan anggota penyedia jasa adalah
ketentuan yang mengatur mengenai apabila
penyedia jasa adalah sebuah joint venture yang
beranggotakan lebih dari satu penyedia, anggota
joint venture tersebut memberi kuasa kepada salah
satu anggota joint venture untuk bertindak dan
mewakili hak-hak dan kewajiban anggota penyedia
jasa lainnya terhadap PPK.

15. Jangka Waktu 60 (enam puluh) Hari Kalender


Penyelesaian
Pekerjaan

16. Personil A. Tenaga Ahli


1) Team Leader adalah seorang Sarjana Teknik
minimal Strata 1 (S1) Jurusan Sarjana Teknik
Sipil / Pengairan lulusan universitas negeri
atau yang telah disamakan dengan jumlah 1
(satu) orang yang berpengalaman dalam
pelaksanaaan pekerjaan di bidang
perencanaan desain bendung dan jaringan
irigasi 3 (tiga) tahun dan memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) Ahli Air Sumber Daya Air
Madya yang sah dan masih berlaku, tugas
utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai;
2) Ahli Geologi adalah sarjana Teknik Geologi
dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana
Strata 1 (S1) dengan jumlah 1 (satu) orang
yang berpengalaman 2 (dua) tahun dibidang
pelaksanaan pekerjaan di bidang Survey dan
Pemetaan dengan Sistem Informasi Geografi
dan /atau Penginderaan Jauh, dan memiliki
SKA Ahli Geologi Muda yang sah dan masih
berlaku;
3) Ahli Air Minum adalah sarjana Teknik sipil
dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana
Strata 1 (S1) dengan jumlah 1 (satu) orang
yang berpengalaman 2 (dua) tahun dibidang
pelaksanaan pekerjaan di bidang Survey dan
Pemetaan dengan Sistem Informasi Geografi
dan /atau Penginderaan Jauh, dan memiliki
SKA Ahli Air Minum Muda yang sah dan masih
berlaku;

B. Tenaga Pendukung
1) Asisten Ahli Geodesi/Pemetaan GIS,
berpendidikan minimal S1 Geodesi/Geografi
dan Penginderaan Jauh, berpengalaman dalam
mengoperasikan perangkat lunak GIS
dibutuhkan sebanyak 3 (tiga) orang;
2) Surveyor, berpendidikan minimal S1
Geodesi/Geomatika, menguasai pemrosesan
data GPS dengan metode post processing.
dibutuhkan sebanyak 4 (Empat) orang;
3) Operator Komputer/Drafter berpendidikan
minimal SMK/SMU berpengalaman
mengoperasikan perangkat lunak SIG dan
/atau CAD dibutuhkan sebanyak 1 (satu)
orang;
4) Administrasi berpendidikan minimal lulusan
SMK/SMU, mampu melaksanakan tugas
administrasi, memiliki kahlian dan
keterampilan dalam menggunakan komputer
sebagai media termasuk menggambar teknik,
dan berpengalaman dibidangnya, masing-
masing berjumlah 1 (satu) orang.

17. Laporan Laporan pendahuluan minimal memuat :


Pendahuluan a. Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang,
maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, dan
lokasi kegiatan;
b. Deskripsi Wilayah Kegiatan, menjelaskan tentang
kondisi / profil daerah Lokasi Jaringan pada lokasi
kegiatan;
c. Metodologi Pelaksanaan, menjelaskan tentang
metode, rencana dan tahapan kegiatan, serta jadual
kegiatan dan mobilisasi personil dan alat yang akan
dilaksanakan;
d. Progres Kegiatan, menjelaskan tentang kegiatan
yang telah dilaksanakan antara lain : data-data
yang telah dikumpulkan, hasil analisis sementara,
serta kegiatan lainnya yang telah berhasil dicapai;
e. Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan
dari hasil pembahasan Laporan Pendahuluan
dimasukkan dalam Konsep Laporan Akhir
f. Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima)
buku.
g. Laporan Pendahuluan disampaikan maksimal 21
(dua puluh satu) hari kalender setelah SPMK
diterbitkan.

18. Laporan Antara Laporan Antara (Interim Report) berisi :


(Interim Report) a. Hasil perolehan data dan informasi dari pekerjaan
survey lapangan berikut analisis sementara
yang meliputi analisis lalu-lintas angkutan
darat, analisis kapasitas/kebutuhan fasilitas serta
konsep rencana jalan dan jembatan.
b. Laporan hasil survey lapangan berupa gambar
dan perhitungan/analisis mengenai
penyelidikan tanah dan topografi.
c. Laporan antara dibuat sebanyak 5 (lima)
eksemplar.
d. Laporan Antara disampaikan maksimal 35 (tiga
puluh lima ) hari kalender setelah SPMK diterbitkan.

19. Konsep Laporan Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report) berisi:
Akhir (Draft Final a. Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang,
Report) maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, dan
lokasi kegiatan;
b. Deskripsi Wilayah Kegiatan, menjelaskan tentang
kondisi / profil Jaringan pada lokasi kegiatan;
c. Kesimpulan dan Saran
d. Lampiran : Peta Daerah Jaringan Air minum Skala :
5.000
e. Laporan draft akhir dibuat sebanyak 1 (satu)
eksemplar.
f. Konsep Laporan Akhir disampaikan maksimal 50
(Lima puluh) hari kalender setelah SPMK
diterbitkan.

20. Laporan Akhir (Final a. Laporan Akhir minimal memuat merupakan hasil
Report) penyempurnaan Konsep Laporan Akhir dari hasil
pembahasan pada Diskusi Konsep Laporan Akhir
serta rangkuman hasil pekerjaan secara
keseluruhan, kesimpulan hasil pekerjaan dan
rekomendasi.
b. Laporan akhir dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar
ditambah dengan soft copy dalam bentuk 3 (tiga)
keping CD RW / DVD RW atau flashdisk.
c. Konsep Laporan Akhir disampaikan maksimal 60
(enam puluh) hari kalender setelah SPMK
diterbitkan.

21. Album Gambar Peta Album gambar peta memuat peta jaringan dan daerah
irigasi dan lahan sawah beririgasi, yang terdiri dari :
 Peta Skala 1 : 5.000 ukuran A3 sebanyak 5 (lima)
album.
 Peta Skala 1 : 10.000 Full Colour ukuran A3 kertas
Aster cetakan Laserjet sebanyak 5 (lima) buah

22. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain


Kerjasma diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa
konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi : harus sepengetahuan dan sepersetujuan PPK.

23. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi


Pengumpulan Data persyaratan berikut : sebagaimana tertuang dalam
lingkup pekerjaan

24. Alih Pengetahuan Produk yang dihasilkan oleh konsultan yang sesuai
dengan keluaran yang diinginkan akan menghasilkan
produk yang optimal, apabila sebelumnya dilakukan
pembahasan bersama semua pihak/unsur terkait dalam
penanganan kegiatan memorandum. Pembahasan
dilakukan dengan cara ekspose atau diskusi-diskusi
oleh pihak Konsultan dihadapan pihak/unsur terkait.
Pembahasan dilakukan sekurang- kurangnya 1 (satu)
kali. Jadwal waktu
ekspose/diskusi-diskusi/pembahasan terhadap produk
laporan tersebut ditentukan berdasarkan jadwal
pelaksanaan penyusunan rencana yang dibuat oleh
pihak konsultan dan disetujui oleh pihak Pengguna Jasa
atau jadwal pembahasan ini akan ditentukan kemudian.

25. Penutup 1) Setelah KAK ini diterima, konsultan hendaknya


memeriksa semua bahan masukan yang diterima
dan mencari bahan masukan lain yangdibutuhkan.
2) Berdasarkan bahan-bahan tersebut, konsultan
menyusun Program Kerja sebagai bahan diskusi
untuk menghasilkan Program Kerja yang menjadi
pegangan pelaksanaan kegiatan baik untuk pihak
konsultan maupun pihak Satuan Kerja sebagai
bahan pengendalian pelaksanaan.
3) Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan
tentang KAK ini dari panitia, konsultan agar segera
membuat Usulan Administrasi, Usulan Teknis dan
Usulan Biaya, dan disampaikan sesuai dengan
persyaratan, jadual dan ketentuan- ketentuan yang
tertuang dalam Dokumen Seleksi Penyedia Jasa
Konsultansi ini.
4) Semua usulan teknis yang diajukan oleh Konsultan
harus didiskusikan dengan Pemberi Tugas.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)


BIDANG CIPTA KARYA
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG KABUPATEN KAUR

TTD

HERYANTO AKBAR, ST
NIP. 19810801 200902 1 002
KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)

KEGIATAN
PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA AIR MINUM BAGI
MASYARAKAAT

PEKERJAAN
PEMETAAN GEO SPASIAL JARINGAN AIR MINUM
KABUPATEN KAUR

PEMERINTAH KABUPATEN KAUR


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
TAHUN ANGGARAN 2019

Anda mungkin juga menyukai