Secara geografis Kabupaten Pontianak terletak diantara 0°44' Lintang Utara dan
0°00,4' Lintang Selatan serta 108°24' Bujur Timur dan 109°21,5' Bujur Timur,
dengan Luas Kabupaten Pontianak adalah 1.276,90 km2 atau sekitar 0,87 persen
dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat, dengan batas administrasi sebagai
berikut :
Utara : Kab. Bengkayang
Selatan : Kab. Kubu Raya dan Kota Pontianak
Barat : Laut Natuna.
Timur : Kab. Landak
2.4.3. Topografi-Geomorfologi
Kondisi geologi dan geomorphologi pantai daerah Kalimantan Barat bagian Utara
terbagi dalam 2 kelompok satuan, yakni satuan morfologi perbukitan dan satuan
morfologi daratan. Morfologi perbukitan menempati bagian sebelah Timur dengan
susunan batuan metamorf dan batuan beku batuan dasar, membentuk perbukitan
dengan ketinggian 50 meter hingga 400 meter. Satuan morfologi daratan, menempati
bagian barat yang membentang dari Kecamatan Mempawah, ke arah Utara sampai ke
Kabupaten Sambas. Morfologi dataran di daerah Mempawah berkisar 30 hingga 40
km, dan secara berangsur-angsur menyempit di daerah Singkawang.
Morfologi dataran dibangun oleh endapan alluvial kuarter dan endapan gambut
sebagai batuan dasarnya, dengan ketinggian 1 sampai 1,5 meter dan sebagian besar
masih tergenang air dan membentuk rawa-rawa. Di beberapa tempat, pada satuan
morfologi dataran, tersembul bukit-bukit yang berbentuk kerucut dan tersususn oleh
batuan beku. Di wilayah pantai, sembulan-sembulan batuan beku ini membentuk
tanjung. Hal ini disebabkan resistensinya yang sangat tinggi terhadap gelombang
seperti yang terdapat di Tanjung Sanggau, G. Batu Belat, Teluk Suak dan Batu
Payung.
Daerah pesisir Kalimantan Barat bagian Utara, mengalir sungai-sungai yang berpola
aliran dendritik, sungai-sungai yang cukup besar seperti sungai Menpawah, Duri,
Pangkalan, Singkawang, Sebangkau, Selaku dan Sambas Besar merupakan sungai-
sungai stadia dewasa, dengan bentuk aliran yang berbelok-belok membentuk
“meander” mengalir di atas dataran alluvial gambut. Secara umum, laju aliran sungai-
sungai tersebut sangat lemah baik pada saat pasang maupun pada saat surut dengan
muatan suspense yang terdiri dari material lempungan.
Sedimen di daerah perencanaan, umumnya tersusun oleh material yang terdiri atas
pecahan cangkang, berukuran halus sampai kasar dan bersifat labil. Bentuk morfologi
seperti diatas jika terkena gelombang pada saat air pasang dapat terbongkar dan
membentuk suatu lereng pantai yang landau. Kondisi ini terlihat di pantai daerah
tinjauan. Kemiringan dasar pantai umumnya sangat landai berkisar Antara
perbandingan 1 : 100 sampai 1: 200.
Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
orografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan
beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Ratarata curah hujan di
Kecamatan Sungai Pinyuh pada tahun 2013 berkisar antara 62,0 s/d 530,0 milimeter.
Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober mencapai 530,0
milimeter, sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu
mencapai 62,0 milimeter.
Pada tahun 2013, jumlah hari hujan di Kecamatan Sungai Pinyuh berkisar antara 4 s/d
18 hari hujan. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober mencapai 18 hari
hujan dan jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Maret dan April yang
mencapai 4 hari hujan.
Curah Hari
Bulan Hujan Hujan
(mm) (hari)
Januari 175 11
Februari 62 7
Maret 124 4
April 66 4
Mei 276 8
Juni 338 7
Juli 81 6
Agustus 177 9
September 172 8
Oktober 530 18
Nopember 325 17
Desember 271 14
Rata-rata :
2013 216,42 9
2012 206,50 12
2011 206,50 12
2010 270,43 11
Sumber : PPL, Kecamatan Sungai Pinyuh
Rata-rata curah hujan di Kecamatan Mempawah Timur pada tahun 2013 berkisar
Antara 119,0 s/d 476,0 milimeter. Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada
bulan februari mencapai 476,0 milimeter, sedangkan rata-rata curah hujan terendah
terjadi pada bulan mei yaitu mencapai 119,0 milimeter.
Pada tahun 2013, jumlah hari hujan di Kecamatan Mempawah Timur berkisar Antara
5 s/d 25 hari hujan. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober mencapai
25 hari hujan dan jimlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Februari yang
mencapai 5 hari hujan.
Tabel 2.2. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Kecamatan
Mempawah Timur Tahun 2013
Curah Hari
Bulan Hujan Hujan
(mm) (hari)
Januari 144.00 14
Februari 476.00 5
Maret 346.00 21
April 186.00 13
Mei 119.00 13
Juni 157.00 17
Juli 212.00 12
Agustus 244.00 13
September 255.00 23
Oktober 184.00 25
Nopember 332.00 19
Desember 448.00 23
Rata-rata
2013 258.58 17
2012 225.00 17
2011 243.00 16
Sumber : PPL, Kecamatan Mempawah Timur
Lokasi pekerjaan SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak berada pada wilayah
secara administrasi berada di wilayah 2 (dua) Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Mempawah Timur
2. Kecamatan Sungai Pinyuh
Berikut ini adalah data penggunaan tanah menurut kecamatan yang berada pada lokasi
pekerjaan.
Kolam/
Perkebuna Hutan Tamba
Kecamatan Tegal Ladang Empan
n Rakyat k
g
[1] [8] [9] [10] [11] [12] [13]
Sungai 743 - 4475 454 24 4
Pinyuh
Mempawah
257 - 3360 331 115 -
Timur
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013
Rawa-
Padang Rumah, Hutan rawa
Lainny
Kecamatan Penggem Bangunan Negar (tdk Jumlah
a
-balaan , Halaman a ditanami
)
[1] [14] [15] [16] [17] [18] [19]
Sungai
- 1131 2927 - 643 12112
Pinyuh
Mempawah
- 608 6512 - 376 12092
Timur
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013
Sedangkan data penggunaan luas lahan sawah dan tanah kering pada lokasi pekerjaan
disajikan dalam tabel dan grafik dibawah ini.
Tabel 2.4. Penggunaan Lahan Sawah dan Tanah Kering pada Lokasi Pekerjaan Tahun
2012
Gambar 2.3. Penggunaan Lahan Sawah dan Tanah Kering pada Lokasi Pekerjaan
Tahun 2012
Berikut ini adalah data tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Pontianak tahun
2012 yang disajikan dalam tabel.
Dari data yang tersedia, keadaan penduduk menurut jenis kelamin di daerah lokasi
pekerjaan selengkapnya disajikan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Keadaan Penduduk Pontianak Menurut Jenis Kelamin di Lokasi Pekerjaan
Tahun 2012
Penduduk
No. Kecamatan Laki-
Perempuan Jumlah
laki
2500
1 23740 48748
Sungai Pinyuh 8
1283
2
Mempawah Timur 4 12907 25741
Sumber : BPS Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2013
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,04 persen; sektor industri pengolahan
sebesar 13,99 persen dan sektor lainnya 14,87 persen. Pola Struktur ini masih tetap
sama dibanding tahun sebelumnya meskipun peranan setiap sektor menunjukkan
angka yang semakin berimbang. (BPS Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2013).
2.4.12. Pendidikan
Faktor pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi pendidikan masyarakat berarti kualitas
sumber daya manusia di Kabupaten Pontianak akan semakin baik. Agar kualitas
pendidikan yang baik dapat tercapai, maka perlu didukung oleh sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai. Sarana dan prasarana pendidikan tersebut meliputi gedung
sekolah dan ruang kelas dengan disertai fasilitas pendukung yang memadai.
Disamping itu, ketersediaan guru juga harus mencukupi dengan disertai kurikulum
dan manajemen yang baik.
Berbeda dengan tingkat sedasar (SD), pada tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama
(SMP), jumlah sekolahdan murid mengalami peningkatan,masing-masing sebesar
2,60 persen dan 5,72 persen. Sebaliknya jumlah guru mengalami penurunan sekitar
20,73 persen. Sedangkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas, jumlah murid
mengalami peningkatan sekitar 3,42 persen. Sebaliknya jumlah guru mengalami
penurunan sekitar 15,24 persen.
2.4.13. Kesehatan
Salah satu yang menjadi tolok ukur dari kualitas masyarakat diantaranya adalah
masalah kesehatan. Dan salah satu tujuan pembangunan penduduk adalah
meningkatkan kualitas masyarakat. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas
masyarakat diantaranya dengan meningkatkan kesadaran cara hidup sehat bagi
masyarakat yang ditopang oleh meningkatnya sarana kesehatan yang memadai dan
peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat.
Rumah Sakit dan puskesmas merupakan salah satu prasarana yang paling vital di
kabupaten Pontianak.Prasarana kesehatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah
Puskesmas yang menurut laporan Dinas Kesehatanpada tahun 2012 tercatat sebanyak
14 unit Puskesmas, 23 unit PuskesmasPembantu, dan 13 unit Puskesmas Keliling.
Sedangkan jumlah Rumah Sakitpada tahun yang sama sebanyak 1 buah. (BPS
Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2013)
laut akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perubahan garis pantai
dalam rangka mencari keseimbangan baru yang seringkali tidak diharapkan.
Pantai dikatakan dalam keadaan kritis bila perubahan garis pantai yang mengarah ke
daratan telah mengancam terhadap keberadaan infrastruktur yang ada seperti; jalan
raya, pemukiman penduduk, perkantoran, sekolah, pertambakan, pertanian dan lain-
lain dimana bila tidak segera dilakukan penanganan akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar. Kawasan pantai Kabupaten Pontianak pada beberapa ruas bagian pantai
telah mengalami masalah erosi dan abrasi pantai yang dapat dikategorikan sebagai
pantai yang kritis yang tentunya harus segera ditanggulangi. Usaha penaggulangan
memang telah nampak dilakukan oleh pemerintah setempat dan masyarakat dengan
membuat revetment dari pasir yang ditahan dengan cerucuk kayu dolken dan
membuat drain di belakang mangrove atau tanggul penahan intrusi air laut, namun
penanganannya masih bersifat parsial dan sementara karena belum secara efektif
dapat menanggulangi masalah erosi dan abrasi pantai yang ada. Hal lain yang
menunjukkan bahwa kawasan pantai Pontianak telah tergolong pada pantai yang kritis
pada beberapa ruas bagian yaitu dengan memasukannya pantai Kabupaten Pontianak
dalam program penanggulangan masalah pantai yang dilakukan oleh Satuan Kerja
Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Provinsi Kalimantan Barat.
Daerah pesisisr lokasi pekerjaan, mengalir sungai mempawah yang berpola aliran
dendritik, dimana laju aliran sungai-sungai tersebut sangat lemah baik pada saat
pasang maupun pada saat surut dengan muatan suspense yang terdiri dari material
lempungan.
Sedimen di daerah perencanaan, umumnya tersusun oleh material yang terdiri atas
pecahan cangkang, berukuran halus sampai kasar dan bersifat labil. Bentuk
morfologi seperti diatas jika terkena gelombang pada saat air pasang dapat
terbongkar dan membentuk suatu lereng pantai yang landau. Kondisi ini terlihat di
pantai daerah tinjauan. Kemiringan dasar pantai umumnya sangat landai berkisar
Antara perbandingan 1 : 100 sampai 1: 200.
Pada lokasi pekerjaan terdapat tumbuhan mangrove yang secara alamiah berfungsi
sebagai pelindung pantai dengan kisaran lebar ± 50 m, namun mangrove yang
tumbuh disepanjang pesisir lokasi pekerjaan tersebut kurang memadai sebagi
pelindung pantai karena pada bagian pantai di lokasi ini telah terjadi erosi pantai
yang mengancam terhadap tambak dan perkebunan yang berada di lokasi pekerjaan,
dan bila tidak segera dilakukan pengamanan akan menimbulkan kerugian yang
sangat besar dengan terjadinya kerusakan pada aset atau infrastruktur yang ada
Sungai Bakau
MANGROVE EKSISTING
WATER BREAK
LWL LUMPUR
GEOTEKSTIL
GEOTEKSTIL Geotekstil
Berikut ini foto-foto lapangan pada lokasi studi saat dilakukan peninjauan lapangan
pendahuluan di halaman berikut.
Koordinasi team leader dan direksi Team leader, direksi, dan Kepala Bappeda
pekerjaan ke Dinas PU Kab. Pontianak Kab. Pontianak
Kondisi mangrove yang terkena abrasi di Kondisi pantai di bagian tengah lokasi
dekat S. Mempawah pekerjaan
Plang imbauan untuk menanam mangrove Konstruksi pengaman pantai yang dibuat
kembali oleh masyarakat
Kondisi mangrove yang ada di belakang Tanggul pengaman banjir yang diakibatkan
Kantor Balai Benih oleh intrusi air laut
Tabel 2.1.Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Kecamatan Sungai Pinyuh
2011............................................................................................................................................4
Tabel 2.2. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Kecamatan Mempawah
Timur Tahun 2009......................................................................................................................5
Tabel 2.3. Penggunaan Tanah Menurut Kecamatan di Lokasi Pekerjaan tahun 2012 (Ha)......6
Tabel 2.4. Penggunaan Lahan Sawah dan Tanah Kering pada Lokasi Pekerjaan Tahun 2012. 7
Tabel 2.5. Tingkat Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pontianak Tahun 2012.......................8
Tabel 2.6. Keadaan Penduduk Pontianak Menurut Jenis Kelamin di Lokasi Pekerjaan Tahun
2012............................................................................................................................................9