Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

KONDISI LOKASI STUDI

2.4.1. KONDISI WILAYAH KABUPATEN PONTIANAK

2.4.2. Keadaan Geografis

Secara geografis Kabupaten Pontianak terletak diantara 0°44' Lintang Utara dan
0°00,4' Lintang Selatan serta 108°24' Bujur Timur dan 109°21,5' Bujur Timur,
dengan Luas Kabupaten Pontianak adalah 1.276,90 km2 atau sekitar 0,87 persen
dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat, dengan batas administrasi sebagai
berikut :
 Utara : Kab. Bengkayang
 Selatan : Kab. Kubu Raya dan Kota Pontianak
 Barat : Laut Natuna.
 Timur : Kab. Landak

Gambar 2.1. Peta


Administratif Kabupaten
Pontianak

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 1


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

2.4.3. Topografi-Geomorfologi

Kondisi geologi dan geomorphologi pantai daerah Kalimantan Barat bagian Utara
terbagi dalam 2 kelompok satuan, yakni satuan morfologi perbukitan dan satuan
morfologi daratan. Morfologi perbukitan menempati bagian sebelah Timur dengan
susunan batuan metamorf dan batuan beku batuan dasar, membentuk perbukitan
dengan ketinggian 50 meter hingga 400 meter. Satuan morfologi daratan, menempati
bagian barat yang membentang dari Kecamatan Mempawah, ke arah Utara sampai ke
Kabupaten Sambas. Morfologi dataran di daerah Mempawah berkisar 30 hingga 40
km, dan secara berangsur-angsur menyempit di daerah Singkawang.

Gambar 2.2. Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan.

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 2


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Morfologi dataran dibangun oleh endapan alluvial kuarter dan endapan gambut
sebagai batuan dasarnya, dengan ketinggian 1 sampai 1,5 meter dan sebagian besar
masih tergenang air dan membentuk rawa-rawa. Di beberapa tempat, pada satuan
morfologi dataran, tersembul bukit-bukit yang berbentuk kerucut dan tersususn oleh
batuan beku. Di wilayah pantai, sembulan-sembulan batuan beku ini membentuk
tanjung. Hal ini disebabkan resistensinya yang sangat tinggi terhadap gelombang
seperti yang terdapat di Tanjung Sanggau, G. Batu Belat, Teluk Suak dan Batu
Payung.
Daerah pesisir Kalimantan Barat bagian Utara, mengalir sungai-sungai yang berpola
aliran dendritik, sungai-sungai yang cukup besar seperti sungai Menpawah, Duri,
Pangkalan, Singkawang, Sebangkau, Selaku dan Sambas Besar merupakan sungai-
sungai stadia dewasa, dengan bentuk aliran yang berbelok-belok membentuk
“meander” mengalir di atas dataran alluvial gambut. Secara umum, laju aliran sungai-
sungai tersebut sangat lemah baik pada saat pasang maupun pada saat surut dengan
muatan suspense yang terdiri dari material lempungan.
Sedimen di daerah perencanaan, umumnya tersusun oleh material yang terdiri atas
pecahan cangkang, berukuran halus sampai kasar dan bersifat labil. Bentuk morfologi
seperti diatas jika terkena gelombang pada saat air pasang dapat terbongkar dan
membentuk suatu lereng pantai yang landau. Kondisi ini terlihat di pantai daerah
tinjauan. Kemiringan dasar pantai umumnya sangat landai berkisar Antara
perbandingan 1 : 100 sampai 1: 200.

2.4.4. Kondisi Klimatologi dan Hidrologi

Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
orografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan
beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Ratarata curah hujan di
Kecamatan Sungai Pinyuh pada tahun 2013 berkisar antara 62,0 s/d 530,0 milimeter.
Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober mencapai 530,0
milimeter, sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu
mencapai 62,0 milimeter.

Pada tahun 2013, jumlah hari hujan di Kecamatan Sungai Pinyuh berkisar antara 4 s/d
18 hari hujan. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober mencapai 18 hari

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 3


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

hujan dan jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Maret dan April yang
mencapai 4 hari hujan.

Tabel 2.1.Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Kecamatan


Sungai Pinyuh 2013

Curah Hari
Bulan Hujan Hujan
(mm) (hari)
Januari 175 11
Februari 62 7
Maret 124 4
April 66 4
Mei 276 8
Juni 338 7
Juli 81 6
Agustus 177 9
September 172 8
Oktober 530 18
Nopember 325 17
Desember 271 14
Rata-rata :
2013 216,42 9
2012 206,50 12
2011 206,50 12
2010 270,43 11
Sumber : PPL, Kecamatan Sungai Pinyuh

Rata-rata curah hujan di Kecamatan Mempawah Timur pada tahun 2013 berkisar
Antara 119,0 s/d 476,0 milimeter. Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada
bulan februari mencapai 476,0 milimeter, sedangkan rata-rata curah hujan terendah
terjadi pada bulan mei yaitu mencapai 119,0 milimeter.
Pada tahun 2013, jumlah hari hujan di Kecamatan Mempawah Timur berkisar Antara
5 s/d 25 hari hujan. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober mencapai
25 hari hujan dan jimlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Februari yang
mencapai 5 hari hujan.

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 4


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Tabel 2.2. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Kecamatan
Mempawah Timur Tahun 2013
Curah Hari
Bulan Hujan Hujan
(mm) (hari)
Januari 144.00 14
Februari 476.00 5
Maret 346.00 21
April 186.00 13
Mei 119.00 13
Juni 157.00 17
Juli 212.00 12
Agustus 244.00 13
September 255.00 23
Oktober 184.00 25
Nopember 332.00 19
Desember 448.00 23
Rata-rata
2013 258.58 17
2012 225.00 17
2011 243.00 16
Sumber : PPL, Kecamatan Mempawah Timur

2.4.5. KONDISI EKSISTING SEKITAR LOKASI PEKERJAAN

2.4.6. Letak Administratif

Lokasi pekerjaan SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak berada pada wilayah
secara administrasi berada di wilayah 2 (dua) Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Mempawah Timur
2. Kecamatan Sungai Pinyuh

2.4.7. Kondisi Sedimen Dasar dan Suspensi Pantai

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 5


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Berdasarkan hasil tinjauan lapangan, sedimen dasar perairan daerah perencanaan,


terutama pada garis pantai tersusun oleh material pasir halus yang berwarna agak
kecoklatan sedangkan pada daerah yang jauh dari garis pantai tersusun oleh material
lumpur yang berwarna agak kehitaman.
Kondisi sedimen daerah perencanaan untuk wilayah yang dekat dengan pantai
umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah-wilayah perairan lepas pantai.
Kenampakan visual di lapangan wilayah yang berdekatan dengan garis pantai
memperlihatkan warna yang lebih cerah dibandingkan dengan wilayah yang jauh dari
pantai. Secara umum, kandungan suspensi perairan daerah perencanaan berkisar
antara 0,168 gram/liter hingga 2,998 gram/liter.
Sungai-sungai yang mengalir di daerah perencanaan umumnya sungai-sungai pasang
surut dengan energi aliran yang sangat lemah. Dengan demikinan, tingginya
kandungan suspensi wilayah perairan pantai di daerah tinjauan diperkirakan berasal
dari material-material erosi daratan pantai di sekitarnya.

2.4.8. Kondisi Tata Guna Lahan

Berikut ini adalah data penggunaan tanah menurut kecamatan yang berada pada lokasi
pekerjaan.

Tabel 2.3. Penggunaan Tanah Menurut Kecamatan di Lokasi Pekerjaan tahun


2012 (Ha)
Irigasi
Irigasi
Setenga Irigasi Tadah Pasang
Kecamatan Sederhan Lebak
h Desa Hujan Surut
a
Teknis
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Sungai
- - - 1349 304 188
Pinyuh
Mempawa
- - - 404 129 -
h Timur
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013

Lanjutan Tabel 2.3 (1)

Kolam/
Perkebuna Hutan Tamba
Kecamatan Tegal Ladang Empan
n Rakyat k
g
[1] [8] [9] [10] [11] [12] [13]
Sungai 743 - 4475 454 24 4

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 6


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Pinyuh
Mempawah
257 - 3360 331 115 -
Timur
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013

Lanjutan Tabel 2.3 (2)

Rawa-
Padang Rumah, Hutan rawa
Lainny
Kecamatan Penggem Bangunan Negar (tdk Jumlah
a
-balaan , Halaman a ditanami
)
[1] [14] [15] [16] [17] [18] [19]
Sungai
- 1131 2927 - 643 12112
Pinyuh
Mempawah
- 608 6512 - 376 12092
Timur
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013

Sedangkan data penggunaan luas lahan sawah dan tanah kering pada lokasi pekerjaan
disajikan dalam tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel 2.4. Penggunaan Lahan Sawah dan Tanah Kering pada Lokasi Pekerjaan Tahun
2012

Lahan Sawah Tanah Kering


Kecamata Tdk Tdk
n Diusaha Diu- Diusaha Diu-
Jumlah Jumlah
-kan sahaka -kan sahaka
n n
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Sungai
1513 328 1841 10271 - 10271
Pinyuh
Mempawah
172 361 533 11418 141 11559
Timur
Sumber : BPS Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2013

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 7


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Gambar 2.3. Penggunaan Lahan Sawah dan Tanah Kering pada Lokasi Pekerjaan
Tahun 2012

2.4.9. KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN

2.4.10. Demografi, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk

Berikut ini adalah data tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Pontianak tahun
2012 yang disajikan dalam tabel.

Tabel 2.5. Tingkat Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pontianak Tahun 2012


Luas Area Des Pendudu Kepadatan Penduduk
No Kecamatan
(km2) a k Per km2 Per Desa
1 Siantan 160.3 5 42200 263 8440
2 Segedong 164 6 20565 125 3428
3 Sungai Pinyuh 121.12 9 48748 402 5416
4 Anjongan 80.58 5 17478 217 3496
Mempawah
5 Hilir 133.48 8 35337 265 4417
Mempawah
6 Timur 120.92 8 25741 213 3218
7 Sungai Kunyit 156.6 12 22531 144 1878
8 Toho 126 8 18282 145 2285
9 Sadaniang 213.9 6 10366 48 1728
2012 1276.9 67 241248 189 3601
2011 1276.9 67 237722 186 3548

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 8


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Luas Area Des Pendudu Kepadatan Penduduk


No Kecamatan
(km2) a k Per km2 Per Desa
2010 1276.9 67 234021 183 3493
2009 1276.9 67 231121 181 3450
2008 1276.9 67 227998 179 3403

Sumber : BPS Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2013

Dari data yang tersedia, keadaan penduduk menurut jenis kelamin di daerah lokasi
pekerjaan selengkapnya disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Keadaan Penduduk Pontianak Menurut Jenis Kelamin di Lokasi Pekerjaan
Tahun 2012

Penduduk
No. Kecamatan Laki-
Perempuan Jumlah
laki
2500
1 23740 48748
Sungai Pinyuh 8
1283
2
Mempawah Timur 4 12907 25741
Sumber : BPS Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2013

2.4.11. Sosial Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat mencerminkan meningkatnya


kemampuan wilayah dalam menghasilkan barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Pontianak pada tahun 2012 meningkat lebih kecil diibanding
pertumbuhan pada tahun 2011. Berdasarkan hasil perhitungan PDRB atas dasar
harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pontianak tahun 2012
sekitar 3,17 persen. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011
sebesar 1.280,00 milliar rupiah, kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi
1.320,63 milliar rupiah.

Pada tahun 2012, struktur perekonomian Kabupaten Pontianak masih didominasi


oleh sektor Pertanian. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 27,24 persen
terhadap keseluruhan perekonomian yang ditunjukkan pada PDRB harga berlaku
tahun tersebut. Kemudian disusul oleh sektor jasa-jasa sebesar 24,86 persen; sektor

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 9


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,04 persen; sektor industri pengolahan
sebesar 13,99 persen dan sektor lainnya 14,87 persen. Pola Struktur ini masih tetap
sama dibanding tahun sebelumnya meskipun peranan setiap sektor menunjukkan
angka yang semakin berimbang. (BPS Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2013).

Gambar 2.4. Distribusi Presentase PDRB menurut Lapangan Usaha Pontianak


ADHB Tahun 2012

2.4.12. Pendidikan

Faktor pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi pendidikan masyarakat berarti kualitas
sumber daya manusia di Kabupaten Pontianak akan semakin baik. Agar kualitas
pendidikan yang baik dapat tercapai, maka perlu didukung oleh sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai. Sarana dan prasarana pendidikan tersebut meliputi gedung
sekolah dan ruang kelas dengan disertai fasilitas pendukung yang memadai.
Disamping itu, ketersediaan guru juga harus mencukupi dengan disertai kurikulum
dan manajemen yang baik.

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 10


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Ketersediaan fasilitas pendidikan, baik sarana maupun prasarana akan sangat


menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pada tahun 2012, di tingkat
sekolah dasar (SD), jumlah sekolah mengalami peningkatan sekitar 2,25 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 222 buah sekolah menjadi 227
buah sekolah. Sementara itu, jumlah guru meningkat sekitar 14,55 persen. Sebaliknya
jumlah murid turun sekitar 1,21 persen.

Berbeda dengan tingkat sedasar (SD), pada tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama
(SMP), jumlah sekolahdan murid mengalami peningkatan,masing-masing sebesar
2,60 persen dan 5,72 persen. Sebaliknya jumlah guru mengalami penurunan sekitar
20,73 persen. Sedangkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas, jumlah murid
mengalami peningkatan sekitar 3,42 persen. Sebaliknya jumlah guru mengalami
penurunan sekitar 15,24 persen.

2.4.13. Kesehatan

Salah satu yang menjadi tolok ukur dari kualitas masyarakat diantaranya adalah
masalah kesehatan. Dan salah satu tujuan pembangunan penduduk adalah
meningkatkan kualitas masyarakat. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas
masyarakat diantaranya dengan meningkatkan kesadaran cara hidup sehat bagi
masyarakat yang ditopang oleh meningkatnya sarana kesehatan yang memadai dan
peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat.

Rumah Sakit dan puskesmas merupakan salah satu prasarana yang paling vital di
kabupaten Pontianak.Prasarana kesehatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah
Puskesmas yang menurut laporan Dinas Kesehatanpada tahun 2012 tercatat sebanyak
14 unit Puskesmas, 23 unit PuskesmasPembantu, dan 13 unit Puskesmas Keliling.
Sedangkan jumlah Rumah Sakitpada tahun yang sama sebanyak 1 buah. (BPS
Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2013)

Pantai secara alamiah akan bergerak mencari keseimbangan dengan menyesuaikan


diri terhadap perubahan gaya yang bekerja terhadapnya. Pergerakan ini dipengaruhi
oleh angin, gelombang, arus, bentuk garis pantai dan dasar laut serta inflow sedimen
dari daratan melalui sungai yang bermuara ke pantai. Perlakuan terhadap kawasan
pantai, seperti reklamasi, pembukaan tambak, pembuatan bangunan yang menjorok ke

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 11


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

laut akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perubahan garis pantai
dalam rangka mencari keseimbangan baru yang seringkali tidak diharapkan.
Pantai dikatakan dalam keadaan kritis bila perubahan garis pantai yang mengarah ke
daratan telah mengancam terhadap keberadaan infrastruktur yang ada seperti; jalan
raya, pemukiman penduduk, perkantoran, sekolah, pertambakan, pertanian dan lain-
lain dimana bila tidak segera dilakukan penanganan akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar. Kawasan pantai Kabupaten Pontianak pada beberapa ruas bagian pantai
telah mengalami masalah erosi dan abrasi pantai yang dapat dikategorikan sebagai
pantai yang kritis yang tentunya harus segera ditanggulangi. Usaha penaggulangan
memang telah nampak dilakukan oleh pemerintah setempat dan masyarakat dengan
membuat revetment dari pasir yang ditahan dengan cerucuk kayu dolken dan
membuat drain di belakang mangrove atau tanggul penahan intrusi air laut, namun
penanganannya masih bersifat parsial dan sementara karena belum secara efektif
dapat menanggulangi masalah erosi dan abrasi pantai yang ada. Hal lain yang
menunjukkan bahwa kawasan pantai Pontianak telah tergolong pada pantai yang kritis
pada beberapa ruas bagian yaitu dengan memasukannya pantai Kabupaten Pontianak
dalam program penanggulangan masalah pantai yang dilakukan oleh Satuan Kerja
Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Provinsi Kalimantan Barat.

2.4.14. SURVEY IDENTIFIKASI

2.4.15. Survey Pendahuluan

Telah dilakukan survey identifikasi awal berupa kegiatan peninjauan lapangan


pendahuluan pada Pantai Kabupaten Pontianak. Peninjauan lapangan pendahuluan ini
telah dilakukan pada tanggal 12 s/d 14 Mei 2014 oleh Konsultan beserta Direksi
Pekerjaan Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Kalimantan I terhadap kawasan pantai
Kabupaten Pontianak dalam rangka kesepakatan untuk menentukan ruas bagian pantai
yang paling urgen untuk dilakukan pengamanan.
Kriteria survey identifikasi yang dilakukan didasarkan atas kondisi pantai dengan
melihat secara faktual dan visual kondisi yang ada mengenai :
1. Kondisi fisik pantai saat ini
2. Kondisi areal pemanfaatan lahan di kawasan pantai

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 12


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

3. Keberadaan kondisi infrastruktur yang ada


4. Kemungkinan terdapatnya daerah borrow area untuk material batu.
Penelusuran terhadap kawasan pantai Kabupaten Pontianak dilakukan sepanjang ±10
km. Dari hasil peninjauan lapangan dengan melihat secara faktual dan visual kondisi
pantai yang ada berdasarkan kriteria pengidentifikasian, lokasi pekerjaan terletak pada
2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Pinyuh, dan Kecamatan Mempawah
Timur. Adapun kedua lokasi pantai bermasalah diurut dari utara ke selatan adalah
sebagai berikut:
1. Kecamatan Mempawah Timur sepanjang 5 km.
2. Kecamatan Sungai Pinyuh sepanjang 5 km.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas panjang pantai yang disurvey dapat
dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5. Panjang Pantai yang disurvey

2.4.16. Identifikasi Masalah dan Saran Penanggulangan

Daerah pesisisr lokasi pekerjaan, mengalir sungai mempawah yang berpola aliran
dendritik, dimana laju aliran sungai-sungai tersebut sangat lemah baik pada saat

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 13


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

pasang maupun pada saat surut dengan muatan suspense yang terdiri dari material
lempungan.

Sedimen di daerah perencanaan, umumnya tersusun oleh material yang terdiri atas
pecahan cangkang, berukuran halus sampai kasar dan bersifat labil. Bentuk
morfologi seperti diatas jika terkena gelombang pada saat air pasang dapat
terbongkar dan membentuk suatu lereng pantai yang landau. Kondisi ini terlihat di
pantai daerah tinjauan. Kemiringan dasar pantai umumnya sangat landai berkisar
Antara perbandingan 1 : 100 sampai 1: 200.

Pada lokasi pekerjaan terdapat tumbuhan mangrove yang secara alamiah berfungsi
sebagai pelindung pantai dengan kisaran lebar ± 50 m, namun mangrove yang
tumbuh disepanjang pesisir lokasi pekerjaan tersebut kurang memadai sebagi
pelindung pantai karena pada bagian pantai di lokasi ini telah terjadi erosi pantai
yang mengancam terhadap tambak dan perkebunan yang berada di lokasi pekerjaan,
dan bila tidak segera dilakukan pengamanan akan menimbulkan kerugian yang
sangat besar dengan terjadinya kerusakan pada aset atau infrastruktur yang ada

Disarankan untuk memperluas areal mangrove dan memasang pemecah gelombang


berupa revetment dari susunan batu kosong yang juga berfungsi sebagai tanggul laut
atau kubus beton.

Sungai Bakau

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 14


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Gambar 2.6. Gambar Situasi Alternatif Penanganan

STROM WAVE + WIND

MANGROVE EKSISTING
WATER BREAK

HWL BIBIT MANGROVE BARU

LWL LUMPUR

GEOTEKSTIL

Gambar 2.7. Gambar Alternatif 1 Pemecah Gelombang dengan Konstruksi Armor

STROM WAVE + WIND

WATER BREAK MANGROVE EKSISTING


+ 2.50 1.5
1 Kubus beton 0.50 m

HWL BIBIT MANGROVE BARU


Hws + 1.50

LWL + 0.70 + 0.70 LUMPUR


± 0.00

GEOTEKSTIL Geotekstil

Gambar 2.8. Gambar Alternatif 1 Pemecah Gelombang dengan Konstruksi Beton


Kubus

Berdasarkan pengamatan lapangan selama penelusuran kawasan pantai Pontianak


diperoleh lokasi borrow area untuk materai batu. Namun material yang ada kurang
memadai untuk digunakan sebagai konstruksi pengaman pantai (armor/batu kosong),
hal ini bisa dilihat pada foto dokumentasi berikut.

Berikut ini foto-foto lapangan pada lokasi studi saat dilakukan peninjauan lapangan
pendahuluan di halaman berikut.

Koordinasi team leader dan direksi Team leader, direksi, dan Kepala Bappeda
pekerjaan ke Dinas PU Kab. Pontianak Kab. Pontianak

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 15


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Kondisi mangrove yang terkena abrasi di Kondisi pantai di bagian tengah lokasi
dekat S. Mempawah pekerjaan

Kondisi lumpur di lokasi pekerjaan Wawancara dengan masyarakat

Plang imbauan untuk menanam mangrove Konstruksi pengaman pantai yang dibuat
kembali oleh masyarakat

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 16


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

Konstruksi pengaman pantai yang dibuat Lokasi borrow area


oleh masyarakat

Kondisi mangrove yang ada di belakang Tanggul pengaman banjir yang diakibatkan
Kantor Balai Benih oleh intrusi air laut

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 17


LAPORAN PENDAHULUAN
SID Pengaman Pantai Kabupaten Pontianak

2.1. KONDISI WILAYAH KABUPATEN PONTIANAK...................................................1


2.1.1. Keadaan Geografis...........................................................................................1
2.1.2. Topografi-Geomorfologi..................................................................................2
2.1.3. Kondisi Klimatologi dan Hidrologi..................................................................3
2.2. KONDISI EKSISTING SEKITAR LOKASI PEKERJAAN........................................5
2.2.1. Letak Administratif.......................................................................................5
2.2.2. Kondisi Sedimen Dasar dan Suspensi Pantai...............................................5
2.2.3. Kondisi Tata Guna Lahan.............................................................................6
2.3. KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN..........................................8
2.3.1. Demografi, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk.................................8
2.3.2. Sosial Ekonomi...........................................................................................9
2.3.3. Pendidikan.................................................................................................10
2.3.4. Kesehatan..................................................................................................11
2.4. SURVEY IDENTIFIKASI............................................................................................12
2.4.1. Survey Pendahuluan...........................................................................12
2.4.2. Identifikasi Masalah dan Saran Penanggulangan..............................13

Tabel 2.1.Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Kecamatan Sungai Pinyuh
2011............................................................................................................................................4
Tabel 2.2. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Kecamatan Mempawah
Timur Tahun 2009......................................................................................................................5
Tabel 2.3. Penggunaan Tanah Menurut Kecamatan di Lokasi Pekerjaan tahun 2012 (Ha)......6
Tabel 2.4. Penggunaan Lahan Sawah dan Tanah Kering pada Lokasi Pekerjaan Tahun 2012. 7
Tabel 2.5. Tingkat Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pontianak Tahun 2012.......................8
Tabel 2.6. Keadaan Penduduk Pontianak Menurut Jenis Kelamin di Lokasi Pekerjaan Tahun
2012............................................................................................................................................9

Gambar 2.1. Peta Administratif Kabupaten Pontianak.............................................................1


Gambar 2.2. Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan..................................................2
Gambar 2.3. Penggunaan Lahan Sawah dan Tanah Kering pada Lokasi Pekerjaan Tahun
2012............................................................................................................................................8
Gambar 2.4. Distribusi Presentase PDRB menurut Lapangan Usaha Pontianak ADHB Tahun
2012..........................................................................................................................................10
Gambar 2.5. Panjang Pantai yang disurvey............................................................................13
Gambar 2.6. Gambar Situasi Alternatif Penanganan..............................................................14
Gambar 2.7. Gambar Alternatif 1 Pemecah Gelombang dengan Konstruksi Armor.............14
Gambar 2.8. Gambar Alternatif 1 Pemecah Gelombang dengan Konstruksi Beton Kubus...15

PT.Secon Dwitunggal Putra II - 18

Anda mungkin juga menyukai