Tanda Tangan
Tanggal ... November 2015 ... November 2015 ... November 2015
Laporan ini disusun dalam 6 (Enam) Bab, yaitu Pendahuluan, Kondisi Umum Lokasi
Studi, Metodologi Penyelidikan Tanah, Analisis Geoteknik, Hasil dan Analisis Daya Dukung
Pondasi, dan Kesimpulan.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada PPK
Perencanaan Program Satker Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV atas kepercayaan yang
diberikan serta Direksi Pekerjaan yang telah banyak membantu dalam penyusunan dokumen
ini.
Semoga hasil dari Pekerjaan Penyusunan “Survei Investigasi dan Desain Daerah Irigasi Air
Baku Kabupaten Kolaka Timur” ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
i
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... I-1
1.2. Maksud dan Tujuan Pekerjaan....................................................................... I-3
1.3. Nama dan Lokasi Pekerjaan........................................................................... I-4
1.4. Penanggung Jawab Pekerjaan ........................................................................ I-5
1.5. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan ........................................................... I-6
Bab VI.Kesimpulan
iii
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kabupaten Kolaka Timur Menurut Kecamatan ...................... II-10
Tabel 2.2. Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Kolaka Timur .......................... II-10
Tabel 2.3. LuasWilayah menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Loea ........................ II-11
Tabel 2.4. Penyebaran Penduduk di Kecamatan Loea ................................................... II-12
Tabel 2.5. Luas Wilayah menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tirawuta ................. II-13
Tabel 2.6. Penyebaran Penduduk di Kecamatan Tirawuta ............................................. II-14
Tabel 3.1. Hubungan antara Nilai SPT dan Relative Density pada Tanah Lanau
Lempung ........................................................................................................ III-6
Tabel 3.2. Hubungan antara Nilai SPT dan Relative Density pada Tanah Pasir ........... III-7
Tabel 4.1. Klasifikasi Tanah Lempung berdasarkan N-SPT........................................... IV-1
Tabel 4.2. Klasifikasi Tanah Pasir berdasarkan N-SPT .................................................. IV-1
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Analisa Immediate Settlement pada Pondasi .................... IV-4
Tabel 5.1. Rangkuman Hasil Uji SPT ............................................................................. V-1
Tabel 5.2. Rangkuman Hasil Perhitungan Kapasitas Ijin Pondasi Tiang Pancang pada
Kedalaman 14 meter....................................................................................... V-6
iv
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
Gambar 2.1. Lokasi IPA (Eksisting) dan IPA (Rencana) ........................................... II-2
Gambar 2.2. Lokasi System Penyediaan Air Baku Kota Kolaka Timur .................... II-3
Gambar 2.3. Lokasi System Penyediaan Air Baku Kota Kolaka Timur ..................... II-4
Gambar 2.4. Kondisi Topografi Lokasi Embung Tawainalu ..................................... II-5
Gambar 2.5. Peta Kawasan Hutan Daerah Lokasi Studi ............................................ II-6
Gambar 2.6. Peta Batas Lokasi Tapak Bangunan dan Genangan .............................. II-7
Gambar 2.7. Penyebaran Penduduk di Kecamatan Loea ........................................... II-12
Gambar 2.8. Penyebaran Penduduk di Kecamatan Tirawuta ..................................... II-15
Gambar 3.1. Lokasi Penyelidikan Tanah ................................................................... III-3
Gambar 3.2. Rotary Drilling Machine ........................................................................ III-5
Gambar 3.3. Tabung Shelby ....................................................................................... III-6
Gambar 3.3. Split Spoon Sampler .............................................................................. III-5
Gambar 4.1. Korelasi antara Nilai N-SPT dengan Kuat Geser Undrained ................ IV-2
Gambar 4.2. Korelasi antara Nilai N-SPT dengan Sudut Geser Dalam ..................... IV-3
Gambar 5.1. Ruang Lingkup Perhitungan Pondasi .................................................... V-2
v
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
BAB I
PENDAHULUAN
1) Alokasi air
2) Kontinuitas air
3) Kualitas air
4) Kelayakan teknis infrastruktur air baku beserta utilitasnya
5) Kelayakan proses pembangunan
6) Kelayakan ekonomi
7) Kelayakan operasional
8) Kelayakan keberlanjutan pemanfaatan prasarana air baku.
Nama pekerjaan ini adalah “Survey, Investigasi dan Desain (SID) Air
Baku Kabupaten Kolaka Timur”. Lokasi pekerjaan “SID Air Baku
Kabupaten Kolaka Timur” berada di Kabupaten Kolaka Timur, terletak di
Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara - Wilayah Sungai
Lasolo- Konaweha ± 120 KM sebelah Barat Kota Kendari Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara dapat ditempuh menggunakan Kendaraan roda empat.
IPA Simbune
IPA Poli-Polia
IPA Lambandia
Rencana
Existing
ana
Konstruksi
Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan
”SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
BAB II
KONDISI UMUM LOKASI STUDI
2.1 UMUM
Studi yang pernah dilaksanakan yang berkaitan dengan pekerjaan ini untuk
sementara ini masih Pola pengelolaan SDA. Dalam laporan study tersebut
direkomendasikan untuk peningkatan pelayanan air bersih dengan
pembangunan instalasi pengeloaan air minum yang baru, dengan
pembangunan dengan waduk atau embung di wialayah WS Toari – Lasusua.
Konaweha ± 120 KM sebelah Barat Kota Kendari Ibu Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara yang dapat ditempuh menggunakan Kendaraan roda empat.
Berdasarkan hasil diskusi pendahuluan sebelumnya Lokasi layanan air baku
berada di perioritaskan di Kecamatan Loea dan Kecamatan Tirawuta. Berikut
peta lokasi pekerjaan dan lokasi IPA (existing) dan rencana pembangunan
IPA pada tahap selanjutnya yang sudah direkomendasikan baik dalam study
Pola Pengeloaan SDA maupun oleh PADM Pemerintah Kabupaten Kolaka
Timur
Gambar 2.1. Lokasi IPA (Existing) dan IPA (Rencana) Kabupaten Kolaka
Timur
IPA Simbune
IPA Tawainalu
Gambar 2.2. Lokasi System Penyediaan Air Baku Kota Kolaka Timur
Gambar 2.3. Lokasi System Penyediaan Air Baku Kota Kolaka Timur
Kondisi Topografi lokasi studi untuk lokasi rencana site embung disebelah
kiri dan kanan sepanjang sungai mulai dari lokasi alternative 2 ke arah hulu
berupa perbukitan dengan kondisi cekungan yang cukup lebar yang
kemudian terus menyempit ke arah hulu sungai, sedangkan kondisi sungai
ke arah hulu kondisinya cukup terjal. Kondisi topografi ini dapat dilihat pada
gambar 2.4 di bawah berikut :
Site Alt. 1
Site Alt. 2
Site Alt. 3
Adapun batas – batas kawasan tersebut dapat di lihat pada gambar 2.5
berikut :
Gambar 2.5. Peta Kawasan Hutan Daerah Lokasi Studi Kabupaten Kolaka
Timur
IPA Seimbune
Air Terjun
Lokasi tapak bangunan dan genangan berada pada areal penggunaan lain yang
mana sebelah kiri dan kanan serta di bagian hulu dan hlir masih berbatasan
dengan areal penggunaan lain, naman sudah berdekatan sekali dengan kawasan
hutan lindung, kecual di bagian hilir barat daya berbatasan secara penuh dengan
kawasan areal penggunaan lain.
2.3.5.2. Administratif
Luas
Prosenta
No Kecamatan Wilayah Keterangan
se (%)
(km2)
1 Ladongi 183.00 2.65
2 Lambandia 226.57 3.27
3 Tirawuta 206.80 5.51
4 Mowewe 92.75 1.34
5 Uluiwoi 2306.58 33.34
6 Poli-Polia Pemekaran Kec.
162.56 2.35
Ladongi
7 Lalolae Pemekaran Kec.
81.93 1.18
Tirawuta
8 Loea Pemekaran Kec.
107.94 1.56
Tirawuta
9 Tinondo Pemekaran Kec.
203.25 2.94
Mowewe
10 Dangia
11 Aere
12 Ueesi
Total 100.00
Sumber: Kabupaten Kolaka Timur Dalam Angka 2013
Desa/Kelurahan Luas
Km2 %
Lamoare 9.21 8.53
Loea 17.25 15.98
Iwoikondo 16.31 15.11
Peatoa 10.09 9.35
Simbalai 18.61 17.24
Teposua 10.62 9.84
Mataiwoi 12.71 11.78
Lalowura 13.14 12.71
Jumlah 107.94 100.00
2.3.6.2. Musim
Kecamatan Loea memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan.
Musim Kemarau terjadi antara Bulan Mei dan Oktober, dimana angin Timur
yang bertiup dari Australia tidak banyak mengandung uap air, sehingga
mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya Musim Hujan terjadi antara
Bulan November dan Maret, dimana angin Barat yang bertiup dari Benua
Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga terjadi
musim hujan. Khusus pada Bulan April arah angin tidak menentu, demikian
pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba.
Km2 %
Rate-rate 26.63 12.88
Tawainalu 15.24 7.37
Simbune 17.03 8.24
Lalingato 20.24 9.79
Tirawuta 10.47 5.06
Poniki-poniki 12.37 5.96
Tasahea 15.16 7.33
Orawa 21.00 10.15
Woiha 16.02 7.75
Lara 19.45 9.41
Tumbudadio 14.05 6.79
Roko-roko 9.14 4.42
Loka 10.00 4.84
Jumlah 206.8 100.00
2.3.7.2. Musim
Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga
terjadi musim hujan. Khusus pada Bulan April arah angin tidak menentu,
demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal sebagai musim
pancaroba.
BAB III
METODOLOGI PENYELIDIKAN TANAH
3.1. UMUM
Pada umumnya bangunan teknik sipil dibuat atau didirikan di atas tanah
dasar, baik dengan fondasi berupa struktur penyanggah atau penopang baik
langsung di atas tanah dasar tersebut maupun berupa tanah timbunan.
Struktur yang dibuat sedemikian rupa agar mampu menahan beban dan stabil
terhadap pengaruh gerakan tanah dasar sekelilingnya. Besarnya daya
dukung dan perubahan bentuk tanah akibat pembebanan dapat dianalisis
dari data - data karakteristik tanah/batuan pada tempat yang akan diletakkan
fondasi atau struktur lainnya. Oleh karena itu untuk merencanakan suatu
struktur teknik sipil yang baik diperlukan informasi karakteristik material geologi
yang memadai.khususnya kondisi bawah permukaan,di tempat akan
diletakan bangunan bawah (substruktur) dengan melakukan investigasi
geoteknik. Investigasi geoteknik dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi bawah permukaan dan karakteristik material yang
akan digunakan agar tidak terjadi perencanaan yang berlebihan karena tidak
adanya informasi bawah permukaan, dan sebaliknya untuk menghindari
timbulnya bahaya akibat perencanaan yang tidak memadai karena kondisi
yang belum dapat diperkirakan. Investigasi geoteknik dilakukan untuk
memberikan informasi bagi Perencana tentang kondisi bawah permukaan,
sifat - sifat mekanis dan sifat - sifat fisik termasuk kemampuan memikul
beban dari material yang digunakan untuk struktur suatu bangunan teknik
sipil.
- Luas lahan, kedalaman dan ketebalan dari setiap lapisan yang dapat di
identifikasi pada kedalaman terbatas yang tergantung pada ukuran dan
sifat struktur, bersama dengan keterangan (pemerian) tanah,mencakup
tingkat kepadatannya jika tanah dari jenis tidak kohesif.
- Kedaman sampai permukaan bedrock dan karakter batuan yang
mencakup item-item misalnya: lithologi, luas lahan, kedalaman, ketebalan
setiap lapisan, jurus, kemiringan dan spasi kekar serta bidang pelapisan
adanya zona sesar dan ketentuan pelapukan atau dekomposisi serta
diskontinyuitas lainya.
III - 1
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
III - 2
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
X=38.0
X=38.50
X=384.0
GEOLOGI DAN MEKTAN
X=3825.0
X=385.0
X=3820.
X=380.
Hand Bor
Bor Mesin
Tes Pit
III - 3
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
3.3.1.Pemboran
Pemboran inti sebanyak 4 titik bor (2 titik pada lokasi alternatif 01 dan 2
titik pada lokasi alternatif 02) dilakukan hingga mencapai kedalaman
pemboran sedalam maksimal 30 m atau setelah diperoleh nilai N-SPT lebih
dari 60. Selama pengeboran, dilakukan pengamatan secara visual terhadap
lapisan tanah. Pada kedalaman tertentu dilakukan pengambilan contoh
tanah (disturbed sample dan undisturbed sample) dan Standard Penetration
Test (SPT).
Data hasil pemboran dalam disajikan dalam field logs (Bore - Logs) yang di
dalamnya tercakup: identifikasi proyek, nomor boring, lokasi, orientasi, tanggal
mulai pemboran, tanggal akhir pemboran, dan nama operator,
klasifikasi/deskripsi tanah (kekerasan, warna, derajat pelapukan, dan
identifikasi lainnya yang masih berhubungan), deskripsi litologi, kondisi
air tanah, pengambilan contoh tanah, in situ test di bore hole, dst.
III - 4
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
III - 5
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
Tabel 3.1. Hubungan antara Nilai SPT dan Relative Density Pada Tanah
Lanau Lempung
Hubungan antara nilai SPT tanah pasir terhadap kepadatan relative (relative
density) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
III - 6
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
Tabel 3.2. Hubungan antara Nilai SPT dan Relative Density Pada Tanah Pasir
Relative Density Harga N
Very loose (sangat lepas) 0-4
loose (lepas) 4- 10
Medium dense (agak kompak) 10-30
Dense (kompak) 30-50
Very dense (sangat kompak) >50
III - 7
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
pembersihan top soil sampai kedalaman 0,2 m dibuka dan mata bor
dipasang pada elevasi tersebut.
3.3.5.Test Pit
Uji laboratorium yang akan dilaksanakan terhadap sampel tanah asli (UDS)
adalah :
III - 8
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
3.4.2.Specific Gravity
Tanah yang mengandung butiran kasar dan butiran halus di uji secara
berurutan. Analisis saringan memberikan pengukuran secara langsung
terhadap distribusi ukuran partikel tanah dengan cara melewatkan contoh
pada sejumlah wire screens, dari ukuran yang terbesar hingga terkecil.
Jumlah material yang tertahan di tiap-tiap saringan kemudian ditimbang.
Prosedur pelaksanaan pengujian ini mengacu pada ASTM C 136-95a,
”Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates”.
Hasil analisis dicatat dalam combined grain size distribution plot sebagai
persentase contoh yang lebih kecil beratnya versus log diameter partikel.
Data ini diperlukan di dalam klasifikasi tanah. Kurva tersebut juga dapat
menunjukkan parameter-parameter lainnya, seperti diameter efektif (D10)
dan koefisien uniformity (Cu). Test dilakukan berdasarkan ASTM D 422-63
”Method for Particle Size Analysis of Soils.
3.4.4.Atterberg’s Limit
Liquid limit dilakukan dengan cara meletakkan pasta tanah dalam mangkuk
III - 9
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
III - 10
“SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur”
LAPORAN
GEOLOGI DAN MEKTAN
BAB IV
ANALISIS GEOTEKNIK
Tabel 4.1. Klasifikasi Tanah Lempung Berdasarkan N-SPT (After Bowles, 1988)
Tabel 4.2. Klasifikasi Tanah Pasir Berdasarkan N-SPT (After Bowles, 1988)
Lapisan tanah di lokasi SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur di Tawainalu
Kab. Kolaka Timur secara umum terbagi atas lapisan tanah lanau berwarna
abu-abu hingga lanau gravelan padat berwarna coklat abu-abu. Simplifikasi
lapisan tanah yang dijumpai di lokasi SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur di
Tawainalu Kab. Kolaka Timur ini dapat dilihat pada lampiran boring log.
Gambar 4.1. Korelasi Antara Nilai N-SPT Dengan Kuat Geser Undrained
(Terzaghi & Peck, 1967)
Gambar 4.2. Korelasi Antara Nilai N-SPT Dengan Sudut Geser Dalam (Terzaghi)
Settlement dari suatu lapisan tanah yang dibebani dapat dibedakan menjadi
2 (dua) jenis, yaitu : immediate/elastic settlement dan consolidation settlement.
Hasil penyelidikan lapangan dari uji SPT (standard penetration test) yang
dilakukan oleh Meyerhof (1965) untuk tanah pasir memberikan hubungan
persamaan sebagai berikut :
dan
Dimana :
Si = Penurunan segera dalam inci (1 inci = 2,54 cm)
2
q = Intensitas beban yang diterapkan dalam kip/ft2 (1kip/ft2= 0,49 kg/cm )
B = Lebar fondasi dalam ft (1 ft = 30,48 cm)
N = Jumlah Pukulan pada Uji SPT
Berdasarkan data tanah hasil Uji SPT di lokasi SID Air Baku Kabupaten
Kolaka Timur Di Tawainalu Kab. Kolaka Timur, dengan menggunakan
pendekatan formula Meyerhoff untuk intensitas beban (q) yang diterapkan
sebesar 2 kip/ft2 , maka dapat diketahui nilai immediate settlement seperti
tabel di bawah ini.
Immediate Settlement
N ilai Intensitas
Formula M ey erhoff (Inch)
Kedalaman SPT Beban (q)
Titik Bor 2
B=1 M eter B=2 M eter B=3 M eter
(m) (N ) (kip/ft )
BAB V
HASIL DAN ANALISIS DAYA DUKUNG
PONDASI
Pengujian SPT telah dilakukan sebanyak 3 (tiga) titik. Bor titik 01 (BH.01), Bor
titik 02 (BH.02) dan Bor titik 03 (BH.03). Nilai N-SPT yang diperoleh dari hasil
pengujian adalah sebagai berikut :
- Lapisan tanah keras pada lokasi pekerjaan berada pada lapisan tanah
yang dalam.
- Struktur atas menerima gaya horizontal.
- Struktur atas menerima gaya uplift.
Qu = Qp + Qs
dimana:
Qu = kapasitas daya dukung ultimate
Qp = kapasitas daya dukung ujung ultimate
Qs = tahanan geser selimut tiang ultimate
Qs
Qp
Dimana,
α = faktor adhesi
cu-i = kohesi tanah undrained pada lapisan ke-i
li = panjang tiang pada lapisan ke-i
p = keliling tiang
Qp = 40 Nb.Ap
Dimana,
Nb = Nilai N-SPT
Ap = Luas Penampang dasar tiang
Menurut Nicola dan Randolph (1993), pada tanah kohesif berbutir halus
(fine grained), dimana pembebanan diasumsikan terjadi pada kondisi
undrained, tahanan sisi tiang pada kondisi tekan dihitung sama dengan
kondisi tarik. Sedangkan pada tanah non-kohesif atau tanah teralirkan
bebas (free-draining), Nicola dan Randolph (1993) menyatakan bahwa
tahanan sisi biasanya dihitung 70% dari tahanan sisi untuk kondisi tekan.
Karena tanah dasar pada lokasi proyek terdiri dari tanah kohesif dan non
kohesif, tahanan sisi untuk kondisi tarik dihitung 70% dari tahanan sisi untuk
kondisi tekan.
5.2 KAPASITAS DAYA DUKUNG IJIN TIANG PANCANG
Dalam analisis dengan metoda statik, beban desain dari Tiang Pancang
dengan panjang yang diketahui, secara umum telah diperhitungkan dengan
cara membagi daya dukung ultimate pada lapisan tanah pendukung atau :
Qall = QU / SF
Dimana,
Qall = Daya dukung ijin pile
Qu = Daya dukung ultimate
SF = Angka keamanan
Pada analisis daya dukung pondasi Tiang Pancang, digunakan pile dengan
diameter 0.40 m, 0.45 m, 0.50 m dan 0.60 m. Rangkuman hasil
perhitungan pondasi Tiang Pancang dapat dilihat pada table di bawah ini.
Perhitungan pondasi tiang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Lapisan tanah pada lokasi SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur di
Tawainalu Kab. Kolaka Timur , pada umumnya adalah sebagai berikut :
- Lapisan tanah di lokasi SID Air Baku Kabupaten Kolaka Timur di Tawainalu
Kab. Kolaka Timur secara umum terbagi atas lapisan tanah lanau berwarna
abu-abu hingga lanau gravelan padat berwarna coklat abu-abu. Simplifikasi
lapisan tanah yang dijumpai di lokasi SID Air Baku Kabupaten Kolaka
Timur di Tawainalu Kab. Kolaka Timur ini dapat dilihat pada lampiran boring
log.
2. Titik Bor 01 dan Bor 02 pada Alternatif 01, Lapisan tanah dengan nilai
SPT > 60 telah ditemukan pada kedalaman 13,0 meter dan 14 meter dari
elevasi titik boring. Sedangkan Titik bor 01 dan Bor 02 pada Alternatif 2,
Lapisan tanah dengan nilai SPT > 60 telah ditemukan pada kedalaman 14,0
meter dari elevasi titik boring.