PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat-NYA
penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada batas waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah yang berjudul Penanganan Sampah di Wilayah Objek Wisata
Tangga Dua Ribu untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Prinsip Ilmu Lingkungan
di Program Studi Pascasarjana Kependudukan dan Lingkungan Hidup Universitas
Negeri Gorontalo.
Makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis menerima
dengan baik bila ada kritik dan masukan untuk kesempurnaan makalah ini
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
BAB II. TEORI PENDUKUNG................................................................... 3
2.1 Definisi Lingkungan Hidup............................................................... 3
2.2 Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Upaya Perbaikannya…………. 4
BAB III. METODOLOGI KAJIAN……………………………………………… 6
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kajian…………………………….. 6
3.2 Lokasi Penelitian…………………………………………………….….. 6
BAB IV. PEMBAHASAN............................................................................. 7
4.1 Kondisi Alam dan Budaya ……………………………………………. 7
4.2 Penyebab Masalah Sampah …………………………………………. 8
BAB V. PENUTUP...................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tangga Dua Ribu adalah salah satu objek wisata yang berada di Kawasan
Pengembangan Pariwisata Pohe-Bongo yang diarahkan pengembangannya sebagai
wisata pesisir pantai sesuai Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Gorontalo Nomor 2
Tahun 2019. Objek Wisata Tangga Dua Ribu hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari
pusat Kota Gorontalo dan dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 15 menit
dengan kendaraan bermotor. Objek Wisata ini menyajikan panorama laut di siang
hari dan indahnya kerlap-kerlip lampu dari kapal-kapal yang lalu lintas di sekitaran
Pelabuhan Gorontalo pada malam hari sehingga menjadi salah satu pilihan tempat
bersantai dan berwisata bagi masyarakat Gorontalo maupun wisatawan yang
mengunjungi Gorontalo.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini
dirumuskan sebagi berikut:
1. Bagaimana kondisi kelestarian alam dan budaya di wilayah Objek Wisata Tangga
Dua Ribu?
2. Apa penyebab masalah sampah di wilayah Objek Wisata Tangga Dua Ribu tidak
maksimal?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Industrialiasasi yang dimulai pada abad akhir abad ke-18 juga diikuti dengan
munculnya permasalahan lingkungan yang mulai mengancam keberlangsungan
makhluk hidup. Rachel Carson menulis buku yang berjudul Silent Spring yang
memberi gambaran tentang rusaknya lingkungan, matinya berbagai jenis hewan,
karena penggunaan pestisida yang berlebihan oleh manusia. Permasalahan
lingkungan, khususnya isu lingkungan global semakin kompleks dan
mengkhawatirkan bangsa-bangsa di dunia.
Indonesia sebagai salah satu anggota masyarakat dunia dan juga peserta
dalam konferensi tersebut memberikan respon penanganan masalah lingkungan
4
hidup melalui berbagai kebijakan, upaya, dan tindakan yang diregulasi melalui
berbagai peraturan perundang-undangan, antara lain :
Sejak 1973, aspek lingkungan hidup masuk dalam GBHN ( Garis-Garis Besar
Haluan Negara). Pada 1990, dibentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedal) yang bertugas mengoordinasikan pencegahan dan penanggulangan
kerusakan dan pencemaran lingkungan secara nasional.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan lokasi Objek Wisata Tangga Dua
Ribu dan wawancara langsung kepada aparat Kelurahan Pohe dan pemilik warung di
lokasi objek wisata pada tanggal 05 Juni 2023.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Objek Wisata Tangga Dua Ribu terbentang sepanjang 200 meter mengikuti
garis pantai selatan Gorontalo merupakan bagian dari Teluk Gorontalo atau Teluk
Tomini. Bagian bibir pantai di cor beton dan ditata dengan indah oleh Pemerintah
Daerah Kota Gorontalo melalui Dinas Pariwisata Kota Gorontalo. Bibir pantai
tersebut menjadi pusat aktifitas pariwisata dengan banyaknya warung-warung yang
menyediakan tempat memandang dan menjual makanan serta minuman.
“Semakin ramai daerah sini dengan banyaknya pengunjung yang datang dan
masyarakat yang membuka usaha jualan di area tempat wisata Tangga Dua
Ribu. Masyarakat juga semakin terbuka dengan budaya lain karena
pengunjung juga dari beragam budaya.” (Wawancara, 05 Juni 2023)
Menjelang sore, kehidupan sosial di tempat tersebut semakin hidup. Hal ini
ditandai dengan pemilik warung yang mulai berdatangan dan mempersiapkan jualan,
pemancing yang makin banyak, dan para pengunjung atau wisatawan yang mulai
berdatangan. Menurut Helen, aktifitas pariwisata di daerah tersebut biasanya
berlangsung sampai jam 12.
7
tersebut berpotensi untuk jatuh ke laut (Lampiran.1). Banyaknya sampah yang tidak
terkendali dan dikelola dengan baik telah menyimpang dari tujuan pengembangan
wisata di Gorontalo dalam Perda Provinsi Gorontalo Nomor 2 Tahun 2019 pasal 6
ayat a yang berbunyi : “ mewujudkan destinasi pariwisata yang bersih, sehat, dan
bermartabat”.
Sampah yang terdapat di Kawasan Objek Wisata Tangga Dua Ribu sebagian
besar adalah limbah dari makanan yang dijual warung-warung di kawasan tersebut.
Sebagian lainnya adalah sampah organik yang jatuh dari pohon sekitar kawasan
tersebut. Makanan dan minuman yang dijual antara lain : gorengan, jagung bakar,
aneka minuman kelapa, makanan kemasan ringan, minuman kemasan, minuman
panas atau dingin, aneka masakan nasi, dan juga rokok,
Limbah organik yang terpantau di lokasi tersebut antara lain : sampah kulit
buah-buahan, sampah jagung, sampah kelapa, dan sampah sisa makanan. Limbah
anorganik yang terpantau di lokasi tersebut antara lain : bekas bungkus makanan
kemasan, bekas bungkus minuman kemasan, limbah tekstil dan perabot rusak.
8
BAB V
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
Lepold, Aldo. 1949. A Sand County Almanac. New York : Oxford University Press
10
11
LAMPIRAN
Dokumentasi
Lampiran 1. Dokumentasi