Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI PUBLIK

"PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM OTONOMI


DAERAH"

OLEH : KELOMPOK 10

RISNAYANTI (1794040003)
KHUSNUL KOATIMAH (1894040020)
A.SITI MUQNI ALFIANI (1894041008)
NUR SYEHRANI (1894040022)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DALAM OTONOMI DAERAH”

Makalah tentang “PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


DALAM OTONOMI DAERAH”” ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 19 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Fungsi Lingkungan Hidup........................................................ 3


B. Kesadaran Masyarakat ............................................................. 3
C. Lingkungan sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah ............ 4
D. Sifat-sifat Lingkungan Hidup dan Pengolahannya................... 4
E. Peranan Ekonomi Lingkungan.............................................. ... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan karunia Tuhan Yang
Maha Esa yang diberikan kepada seluruh umat manusia tanpa terkecuali.Untuk
itu lingkungan yang baik dan sehat merupakan suatu hak mutlak yang
dikaruniakan bagi umat manusia untuk dinikmati. Karenanya hak untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sama bagi semua
manusia bahkan mahluk hidup yang ada didunia. Di dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan
hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi
setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan seluruh
pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang
hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.1 Lingkungan yang baik
dan sehat merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menunjang
kelangsungan hidup manusia. Selain setiap orang berhak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat, juga memiliki kewajiban untuk melakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, lingkungan hidup yang baik dan sehat bukan
saja merupakan suatu hak, tapi didalamnya juga harus memiliki tanggung jawab
untu k menjaga dan melindungi serta mengelola atau melestarikan agar semakin
hari semakin baik dan sehat dan didalamnya pula tercipta masyarakat yang baik
dan sehat. Oleh karena itu jelaslah bahwa lingkungan merupakan suatu hal yang
penting yang patut, dijaga, dilindungi, dikelolah serta dilestarikan, salah satunya
adalah hutan. Hutan merupakan suatu pondasi alam dalam menyediakan dan
mengendalikan berbagai kebutuhan manusia, seperti udara, air dan sebagainya.
Selain sebagai sumber daya alam hutan juga merupakan faktor ekonomi yang
dilihat dari hasil-hasil yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Lingkungan Hidup?
2. Menjelaskan Tentang Kesadaran Masyarakat Untuk Lingkungan Hidup?
3. Menjelaskan Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Otonomi Daerah?
4. Menjelaskan Sifat-Sifat Lingkunagn Hidup Dan Pengelolaannya?
5. Menjelaskan Peran Ekonomi Lingkungan?
C. Tujuan
1. Mengetahui Yang Dimaksud Dengan Lingkungan Hidup.
2. Mengetahui Tentang Kesadaran Masyarakat Untuk Lingkungan Hidup.
3. Memahami Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Otonomi Daerah.
4. Mememahami Sifat-Sifat Lingkunagn Hidup Dan Pengelolaannya.
5. Memahami Peran Ekonomi Lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan hidup merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia


karena ia memiliki tiga fungsi pokok yaitu : Pertama, sebagai penyedia bahan
mentah (sumberdaya alam) yang akan diolah lagi menjadi produk baik yang
dapat dikonsumsi sebagai sandang, pangan, papan, maupun produk-produk
alat produksi seperti mesin, pabrik, jembatan dan sebagainya. Fungsi kedua
yaitu, sebagai sumber kesenangan yang sifatnya alami seperti memberikan
kesegaran karena adanya udara yang sejuk dan nyaman untuk dihirup,
menyediakan sinar matahari yang hangat, menyediakan pantai yang bersih dan
indah untuk keperluan rekreasi dan sebagainya. Yang ketiga adalah bahwa
lingkungan menyediakan diri sebagai tempat unntuk menampung dan
mengolah limbah secara alami.

Namun karena menggebunya pembangunan nasional selama ini, ternyata


ketiga fungsi pokok lingkungan tersebut sudah semakin memburuk.
Tersedianya sumber daya alam sebagai faktor produksi sudah terus berkurang,
kemampuan menyediakan kesenangan dan hiburan juga langsung menurun,
demikian pula kemampuannya sebagai penampung limbah juga banyak
berkurang sehingga timbullah pencemaran.

B. KESADARAN MASYARAKAT

Kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup yang bersih dan baik sudah
mulai tampak di Indonesia dari adanya berbagai tuntutan masyarakat agar
suatu pabrik tertentu ditutup karena mengganggu lingkungan dengan bau
busuk, air yang tidak sehat untuk diminum dan sebagainya. Oleh karena itu
kampanye lingkungan hidup kalah populer daripada kampanye bahan pangan.
Makan kenyang lebih penting daripada lingkungan yang bersih. Ini berarti
bahwa lingkungan lebih bersifat sebagai barang publik. Inndividu atau
perorangan kurang memberikan perhatiannya, karena lingkungan tidak
memberikan keuntungan langsung dalam arti uang.
C. LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH

Istilah lingkungan hidup sebenarnya menunjuk pada pengertian kuantitas


maupun kualitas sumberdaya alam, baik yang sifatnya dapat diperbarui
maupun yang tidak dapat diperbarui; termasuk lingkungan ambient yang
terdiri dari air, udara, landscape, atmosfir. Dengan demikian maka lingkungan
hidup merupakan faktor penentu bagi kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan
kegiatan dan kehidupan manusia.

Di daerah-daerah terutama daerah provinsi dan di beberapa daerah


kabupaten dan kota telah ada apa yang disebut Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah (BAPEDALDA). Fungsinya yang utama adalah untuk
mengendalikan pembangunan yang ada di daerah terutama dalam kaitannya
dengan pengurangan dan pengurasan sumberdaya alam maupun pencemara
lingkungan. Seharusnya lembaga ini yang secara aktif mencari celah-celah
kebijakan di daerah dalam kaitannya dengan pengaturan dan penciptaan
pendapatan asli daerah yang baru. Karena pencemaran lingkungan merupakan
dampak yang negatif dalam arti merugikan masyarakat, maka sebaiknya
dampak tersebut diminimisasikan.

D. SIFAT-SIFAT LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAANNYA

a. Common property resources.

Lingkungan pada umumnya merupakan sumber daya alam milik


bersama (common property) yang karenanya akan mendorong
terkurasnya sumberdaya alam serta menurunnya fungsi lingkungan dan
kualitas lingkungan secara cepat.

b. Public goods.

Lingkungan disamping memiliki “common property” juga


memiliki sifat sebagai barang publik (public goods), khususnya dalam
hal pembuangan limbah dan pencemaran. Barang publik adalah barang
yang dapat dikonsumsi siapapun tanpa keharusan untuk membayarnya.
c. Eksternalitas.

Sekaligus pencemaran sebagai manfaat negatif yang diterima oleh


kelompok masyarakat yang tidak melakukan kegiatan merupakan suatu
eksternalitas negatif, dan juga selama masih dimungkinkan, pelaksana
kegiatan seperti perusahaan atau pabrik yang menciptakan limbah itu
tidak akan berusaha mengurangi pencemaran tersebut. Usaha
pengurangan limbah dan pencemaran itu merupakan tindakan yang
bersifat menginternalkan biaya eksternal. Jadi dengan kata lain biaya
eksternal itu harus hilang atau berkurang melalui pemasangan “water
treatment plant” dan/atau dust collector.

d. Lingkungan tidak mengenal batas wilayah (borderless).

Lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan sumber daya air


dan udara seringkali tidak mengenal batas-batas wilayah. Sulit untuk
membatasi pencemaran udara ataupun pencemaran air. Banyak lautan
yang berada di kawasan 200 mil zona ekonomi tetapi pemisahan
sumberdaya airnya tidak dapat ditarik pasti sehingga air yanng ada di
batas laut itu tidak bercampur dengan air diluar batas zone ekonomi
ekslusif itu.

e. Nilai ekonomi sumber daya lingkungan.

Pada umunya barang atau jasa yang jumlahnya terbatas dibanding


dengan jumlah penggunaanya akan berakibat pada nilai ekonomi
barang tersebut. Nilai ekonomi suatu barang akan semakin tinggi
dengan semakin langkanya barang atau sumberdaya alam yang
bersangkutan. Sebaliknya barang-barang yang walaupun persediaanya
berlimpah, tetapi tidak ada manfaat atau pengunaanya, maka barang
atau sumberdaya alam itu tidak mempunyai nilai ekonomi.
E. PERANAN EKONOMI LINGKUNGAN

a. Mempertegas Peranan Pemerintah

Karena sifatnya barang publik, maka tidak ada kecendrungan untuk


memelihara kualitas maupun kuantitas sumber daya tersebut, sebab
tidak mendatangkan keuntungan secara langsung. Namun demikian
bila masalah lingkungan yang bersifat sebagai barang publik itu tidak
diperhatikan, padahal lingkungan hidup adalah penting bagi kegiatan
dan kehidupan manusia, maka pemerintah yang harus ambil bagian.

b. Mengubah Property Rights

Untuk mengubah property rights dari common property menjadi


private property diperlukan sistem pengaturan hukum dan perundang-
undangam yang jelas. Pemberian hak penguasaan atas sumber daya
alam tertentu seperti sumber daya hutan misalnya dapat dilaksanakan
dengan cara pemberian ijin operasional tertentu. Utnuk itu penerima
hak biasanya diwajibkan membayar iuran hak penggunaan hutan
(IHPH).

c. Internalisasi Biaya Eksternal

Untuk terlaksananya internalisasi biaya eksternal itu, pemerintah


dapat menggunakan dua pendekatan yaitu dengan : a) pendekatan
pengaturan dan perundang-undangan (command and control) dan b)
pendekatan intensif ekonomi (economic incentives). Dalam prakteknya
kedua pendekatan ini tidak akan dapat dipisahkan, melainkan justru
harus dipakai bersama dengan saling melengkapi.

d. Optimalisasi

Ekonomi lingkungan berperan dalam mengoptimalkan keputusan


di antara berbagai pilihan kebijakan. Sejauh manakah sebaiknya
penanggulangan pencemaran dilakukan agar tetap mempertahankan
tingkat produksi yang ada. Cara umum yang digunakan adalah dengan
pendekatan marginal cost sama dengan marginal benefit (MC=MR),
karena disadari bahwa setiap kegiatan selalu menimbulkan dua produk
yang berupa manfaat dan biaya.
e. Penilaian Lingkungan

Peranan ekonomi lingkungan yang menonjol adalah yang berkaitan


dengan pemberian nilai terhadap kerusakan/kehilangan maupun
manfaat. Dalam menentukan tinggi rendahnya pungutan lingkungan
dan juga menentukan seberapa besar biaya perijinan, diperlukan
perkiraan nilai terhadap manfaat maupun biaya yang ditimbulkan oleh
suatu kebijakan dalam kaitannya dengan lingkungan hidup.

f. Kerjasama Antarwilayah, Negara, Dan Daerah

Karena sumber daya lingkungan itu tidak mengenal batas,


khususnya untuk air dan udara, maka pemecahannya perlu adanya
kerjasama antarwilayah, negara, dan bangsa agar pengelolaan sumber
daya alam itu mencapai titik yang optimal.

g. Resource Accounting

Karena sumber daya alam dan lingkungan itu sangat beraneka


ragam, maka untuk mengukur kesejahteraan suatu bangsa, perhitungan
sumber daya alam dan lingkungan dalam arti uang (moneter) akan
sangat berguna dan disarankan agar setiap lembaga pengelola sumber
daya alam dan lingkungan, baik itu perusahaan, pemerintah daerah,
ataupun pemerintah pusat, wajib memiliki neraca sumber daya alam
dan lingkungan (natural resource and environmental accounting).
BAB III
PENUTUP
Kesimpuan

Bahwa lingkungan yang mencakup sumber daya alam dalam arti


kuantitas maupun kualitas, yang meliputi udara, air, dan tanah, harus dilindungi
keberadaanya guna menjamin terlaksananya kegiatan dan kehidupan manusia
secara berkesinambungan.

Untuk menjamin terjaganya fungsi lingkungan, baik pendektan


pengaturan dan pengawasan maupun pendekatan intensif ekonomi dapat
digunakan bersama-sama. Kebijakan menginternalkan biaya-biaya eksternal
dapat ditempuh melalui kedua pendekatan tersebut.

Perlu dipahami bahwa peran pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan


hidup menjadi semakin penting terutama dengan pelaksanaan sistem otonomi
daerah dimana pengelolaan lingkungan banyak diserahkan kepada pemerintah
daerah.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unpas.ac.id/31503/4/BAB%20I.pdf

sumber buku ekonomi publik bab 14

Anda mungkin juga menyukai