Anda di halaman 1dari 4

DASAR TEORI FOSIL JEJAK

1. Pengertian Fosil Jejak


Fosil jejak (trace fossils) merupakan hasil dari aktivitas suatu organisme yang
terawetkan di dalam lapisan batuan (Ekdale, et. al, 1984). Fosil jejak sendiri dianggap
adalah struktur biogenik pada batuan sedimen yang merupakan pencerminan akan suatu
kehidupan dari suatu lingkungan pengendapan (Boggs, 2006). Klasifikasi dalam fosil
jejak dapat didasarkan pada 4 hal, yaitu : taksonomi, model pengawetan, pola hidup, dan
lingkungan pengendapan (Ekdale, et. al, 1984). Secara umum dari keempat dasar
klasifikasi tersebut, tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, dan bergantung pada tujuan
penggunaan fosil jejak tersebut. Fosil jejak sendiri dianggap merupakan indikator
penting dan sangat representatif dalam menggambarkan lingkungan pengendapan dan
juga terkait proses-proses yang ada di dalamnya namun tidak secara langsung mewakili
kedalaman atau bathimetri dari lingkungan pengendapan ( Boggs, 2006). Fosil jejak
merupakan sebuah parameter identifikasi yang sangat sensitif dalam perubahan keadaan
lingkungan pengendapan terkait keadaan oksigen, salinitas, kecepatan sedimentasi, serta
kekuatan arus.
2. Pola Hidup (Behavior)
a) Domichnia: merupakan jejak-jejak tempat tinggal dari suatu organisme

b) Repichnia: merupakan jejak yang dibentuk oleh pergerakan organisme termasuk


berlari, merayap, dan berjalan. Bentuk dapat memotong bidang perlapisan, sejajar,
berkelok atau berpola tidak teratur.
c) Cubichnia, merupakan jejak yang dibentuk pada saat organisme istirahat selama
beberapa waktu.

d) Fodinichnia, jejak yang terbentuk pada infaunal deposit feeders, kombinasi antara
tempat tinggal sementara dengan pencarian makanan.

e) Pascichnia, jejak yang terbentuk dari kombinasi antara mencari makan dan berpindah
tempat.

spirolhaphe
f) Agrichnia, jejak yang berbentuk tidak teratur, belum dapat ditentukan jenis
aktivitasnya.
g) Fugichnia, merupakan jejak yang terbentuk dari aktivitas melepaskan diri dari kejaran
organisme pemangsa.

Rizhocorallium

3. Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan merupakan lokasi/ tempat mengendapannya material
sedimen beserta kondisi fisika, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme
pengendapan tertentu (Boggs, 2006).
4. Model Pengawetan

Referensi
Prayoga, O. A., & Hartono, H. G. (2015). Korelasi Lithofasies Dan Ichnofasies Sebagai
Parameter Identifikasi Fasies Gunungapi Purba Pada Sistem Lingkungan
Pengendapan Formasi Sambipitu, Daerah Ngalang, Yogyakarta. ReTII. ( Diakses
pada tanggal 6 juni 2021)
Astriandhita, K. M., Winantris, B. M., Sulastya, P., & Putra, P. (2017). DINAMIKA
LINGKUNGAN PENGENDAPAN DELTA KALIGARANG,
SEMARANG. RISET Geologi dan Pertambangan, 27(2). (Diakses pada tanggal 6
juni 2021)
Ppt mata kuliah paleontologi acara 10 materi fosil jejak (Diakses pada tanggal 5 juni
2021)
Ekdale, A.A., Broomley, R.G., dan Pemberton, S.G. (1984). Ichnology: The use of Trace
Fossils in Sedimentology and Stratigraphy, SEPM. Tulsa-Oklahoma

Anda mungkin juga menyukai