Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

GEOLOGI DASAR

SUNGAI CIPAMINGKIS

Oleh :
Kelompok 3
Bagas Dwi Purba Mahanani
Fauziah Nurramadini Aulia
Kingezla Fauzatinnisa
Muhammad Ariful Jani Al Baith
Mohammad Gilang Rizal Triana
Naufal Daffa Renggana

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


POLITEKNIK ENERGI DAN PERTAMBANGAN BANDUNG
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Kegiatan Lapangan ini bermaksud untuk mempraktikkan perkuliahan mata kuliah
geologi dasar dan teknik eksplorasi dengan ruang lingkup yang terdiri dari :

a. Pemetaan geologi dengan metode :


• Tap and compass, dan
• Tracing float disekitar lokasi (menelusuri sungai)
b. Pengolahan data lapangan yang meliputi pengukuran strike and dip, jumlah
kekar dan singkapan, serta mengidentifikasi pola struktur sedimen endapan.
c. Penyusunan laporan berdasar pada data lapangan yang telah disusun dengan
merinci peralatan dan software yang digunakan, sebagai berikut :
Peralatan :
• Buku lapangan
• Kompas
• Komparator
• Palu geologi
• Tape (meteran), dan
• Lup
Software :
• Google Earth
• Google Maps
• Autocad Map 2022
• Sedlog 3.1
• Microsoft Excel dan
• Microsoft Word

Kegiatan lapangan praktikum ini dilakukan selama dua hari satu malam,
yaitu pada tanggal 8 November 2021 sampai dengan 9 November 2021.
1.2 Kondisi Umum Lokasi
Morfologi atau bentang alam disekitar area sungai adalah perbukitan
bergelombang yang berada pada timur titik kumpul atau titik awal pengukuran tape
and compass.

Area penginapan selama kegiatan praktikum berada di salah satu rumah warga
yang dekat dengan kantor Desa Sukanegara, tempat perbelanjaan yaitu pasar
Dayeuh dan Sekolah Dasar Negeri.

Pada lokasi Sungai Cipamingkis ini, jenis endapan yang banyak ditemui adalah
batuan sedimen, tepatnya sedimen non – klastik. Batuan sedimen non – klastik
merupakan batuan sedimen sebagai hasil dari aktifitas organisme /
pengendapan sisa-sisa organisme, proses penguapan air laut, dan pengendapan
unsur kimia tertentu (Hadi dan Sepriadi : 2021).

Kondisi demografi penduduk sekitar area Sungai Cipamingkis beberapa adalah


seorang penambang alluvial dan sebagian yang lainnya bermata pencaharian
sebagai seorang petani. Area sungai dekat dengan perumahan warga, sehingga
aktifitas selama praktikum tidak tersulitkan.

Gambar 1.2.1 Morfologi Lokasi Kegiatan Lapangan


1.3 Susunan Kegiatan (sebutkan koordinat nya buat peta rute perjalanan)
Kegiatan praktikum ini berlangsung dengan pendataan jumlah mahasiswa
sebanyak 33 orang, yang terdiri dari mahasiswa program studi teknologi
pertambangan tingkat I dan tingkat II, dengan rincian 18 orang mahasiwa tingkat
pertama dan 15 orang mahasiswa tingkat kedua. Kemudian kegiatan ini didampingi
oleh dosen pembimbing sebanyak 4 orang dan 2 orang supir. Dengan susunan
kegiatan seperti pada tabel 1.

Hari / Tanggal Waktu Lokasi Aktifitas Mobilisai


05:30 Kampus PEPB Kumpul
06:00 Kampus PEPB Menuju Sungai Cipamingkis
10:30 Sampai lokasi tujuan dan pengarahan
Sabtu / 8 November 2021 10:45 Kegiatan Eksplorasi
Hilir sungai Cipamingkis
16:00 Selesai melakukan kegiatan eksplorasi
16:15 Menuju penginapan
16:30 Penginapan Istirahat BUS PEPB
09:00 Penginapan Menuju hulu Sungai Cipamingkis
09:15 sampai lokasi tujuan dan Pengarahan
09:30 Kegiatan Eksplorasi
Minggu / 9 November 2021 Hulu sungai Cipamingkis
15:00 Selesai melakukan kegiatan eksplorasi
16:00 Pulang menuju kampus PEPB
19:00 Kampus PEPB Sampai di kampus PEPB

Tabel 1.3.1 Susunan Kegiatan Praktikum


BAB II LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH

2.1 Geologi Regional


Kegiatan lapangan ini dilakukan di Sungai Cipamingkis, tepatnya kampung
Dayeuh, Desa Sukanegara, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat. Untuk mencapai lokasi dari Kota Bandung – Dayeuh dapat melalui jalan darat
dengan jarak kurang lebih 140 kilometer dengan kondisi jalan aspal beserta kendala
lalu lintasnya memiliki estimasi waktu yaitu 4 jam perjalanan.Titik kumpul awal
berada di kampus Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung yang secara
geografis berada pada koordinat (107° 34' 45,50" BT dan 6°55' 09,50" LS).

Gambar 2.1.1 Rute Perjalanan Ke Lokasi


Lokasi kegiatan lapangan (Sungai Cipamingkis) berada di bagian tenggara
Kota Jakarta dan berada di barat daya Kota Bandung yang secara geografis
berada di titik koordinat UTM 723000 mE sampai 726000 mE sumbu X dan
9275000 mE sampai 9276000 mE sumbu Y (Tabel 2) atau berada pada koordinat
longitude 107° 1’ 0” BT sampai 107° 2’ 37,60” BT dan pada latitude 6° 71’ 40” LS
sampai 6° 33’ 17,60” LS (Tabel 3) dengan luas boundary area lapangan seluas 9
km2.

Koordinat UTM
Titik X Y
A 723000 9275000
B 726000 9278000
Tabel 2.1.2 Tabel Koordinat UTM

Koordinat Longitutde - Latitude


Titik Longitude Latitude
A 107° 1’ 0” 6° 71’ 40”
B 107° 2’ 37,60” 6° 71’ 40”
C 107° 1’ 0” 6° 33’ 17,60”
D 107° 2’ 37,60” 6° 33’ 17,60”
Tabel 2.1.3 Tabel Koordinat Longitude - Latitude

JAKARTA

BANDUNG

Gambar 2.1.4 Peta Lokasi Kegiatan


Gambar 2.1.5 Peta Dasar Area Eksplorasi

Berikut adalah batas – batas wilayah boundary area kegiatan lapangan :

• Utara : Hutan dan pedesaan


• Timur :Hutan, persawahan, dan perbukitan (dengan ketinggian 1700
kaki)
• Barat : Persawahan dan pedesaan
• Selatan : Hutan dan Perkebunan

Gambar 1.4.6 Boundary Area Eksplorasi


BAB III TINJAUAN GEOLOGI

3.1 Peta geologi regional


Geologi daerah Kabupaten Bogor telah diteliti oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, dengan hasil berupa Peta Geologi Lembar Cianjur
dengan skala 1 : 100.000 (Sudjatmiko : 1972).

Gambar 3.1.1 Peta Geologi Lembar Cianjur. Oleh Sudjatmiko : 1972

Geologi daerah Jonggol seperti dideskripsikan pada Peta Geologi Regional


Lembar Cianjur tersebut, terletak pada formasi Jatiluhur dan Klapaunggal. Pada
area sekitar sungai terdapat beberapa patahan dan sebanyak dua buah bentuk
lapisan antiklin dengan arah umum barat ke timur. Selain itu, juga terlihat beberapa
arah dip dengan sudut yang bervariasi yang didominasi oleh dip dengan
kemirangan 10° - 29°.

Dari hasil kegiatan eksplorasi di lokasi penambangan ditemukan 3 (tiga)


seam endapan sedimen yang memiliki ketebalan 2,41 Meter – 7,68 Meter.
Gambar 3.1.2 Peta Geologi Regional

3.2 Penjelasan formasi batuan


Berdasarkan peta geologi regional diatas, formasi batuan penyususn di area
tersebut adalah (dari tua ke muda ) :

1. Batuan Gamping Klapanunggal (Mk)


Batu gamping terumbu tebal dan pejal, mengandung foraminifera
besar, moluska, echinodermata dll. Tersingkap di sisi barat laut lembar
peta.
2. Alluvium Tua (Qoa)
Konglomerat dan pasitr sungai yang bersusunan andesit dan basal.
Batu gulinh-batuguling dari batu gamping tererosikan, batupasir, kongkresi-
kongkresi silika dan andesit. Satuam ini membentuk undapk timbunan pada
beberapa ketinggian, antara 35 m – 320 m di atas dasar sungai tertentu
(ludwig,1933)
3. Formasi Jatiluhur (Mdm)
Anggota napal dan batupasir kuarsa napal abu-abu tua,
batulempung napalan dan serpih lempungan dengan sisipan-sisipan
batupasir kuarsa, kuarsit dan batugamping napalan .
4. Breksi Dan Lava (Qyk)
Di Daerah G.Limo terdapat bongkah-bongkah tufa andesit , breksi
andesit dan lava andesit sepanjang s.cibeet dan s. Cikundul
5. Batu Pasir Tufaan dan Konglomerat (0-60 M) (Qos)
Batu pasir dan konglomerat berasal dari endapan lahar Qob. Satuan
ini menempati sebagian besar dataran plered dan tanah meja di timur laut
Purwakarta.
BAB IV HASIL KEGIATAN

4.1 Hasil Kegiatan Hari Ke - 1


Seperti pada gambar 4.1.1 Sungai Cipamingkis tersebut diapit oleh dua
bukit bergelombang. Dimana sungai tersebut merupakan salah satu dari sungai
pusat yang ada di Kabupaten Bogor. Air sungai tersebut mengalir dari arah selatan
ke utara. Pada lokasi hari pertama Sungai Cipamingkis memiliki elevasi 195 mdpl.
Selain itu, terdapat beberapa jenis batuan yaitu ada batu pasir, batu lempung, dan
batu lanau. Di sekitar Sungai lokasi hari pertama terdapat beberapa jenis
tumbuhan seperti pohon pisang, pohon jagung, pohon kelapa, pohon kencana,
pohon jambu dan tanaman padi.

Gambar 4.1.1 Peta Eksplorasi Lokasi 1


Gambar 4.1.2 Morfologi Lokasi 1

Kegiatan eksplorasi pada hari pertama dilakukan dengan membuat peta


lintasan dari stasiun pertama sampai stasiun terakhir beserta komponen yang
terdapat pada lintasan, seperti nilai strike and dip, azimuth dan jaraknya (gambar
8). Berdasarkan lintasan yang telah dilalui, dapat diketahui bahwa ada beberapa
endapan utama, yaitu endapan sedimen alluvial, endapan sedimen non – klastik
yang berupa batu lempung, batu lananu dan batu pasir, kemudian banyak juga
ditemukan boulder dengan beragam bentuk, tekstur dan variasi.
Gambar 4.1.4 Singkapan dan Kekar Lokasi 1

Gambar 4.1.3 Peta Lintasan Lokasi 1


Berikut adalah beberapa kekar dan singkapan yang ditemukan pada
lintasan hari pertama beserta kolom stratigrafinya :

Tabel Tape and Compass


From To Jarak Azimuth Litologi Strike and Dip Kekar
N 316° E/65°
N 116° E/72°
N 122° E/58°
N 334° E/56°
7.12 meter 189° Batu Lempung N 35° E/29°
N 117° E/88°
N 123° E/58°
N 139° E/74°
A B
N 152° E/80°
N 45° E/24° N 105° E/76°
N 55° E/14° N 74° E/88°
N 58° E/10° N 50° E/86°
22.58 meter 189° Batu Lanau
N 42° E/14° N 56° E/12°
N 55° E/82°
N 46° E/72°
N 47° E/13° N 234° E/90°
N 55° E/15° N 222° E/88°
N 50° E/12° N 19° E/82°
N 95° E/87°
B C 17.04 meter 146° Batu Pasir
N 38° E/64°
N 24° E/63°
N 229° E/82°
N 30° E/88°
Tabel 4.1.5 Data Lapangan Lokasi 1
Tabel 4.1.6 Kolom Stratigrafi Lokasi 1
4.2 Hasil Lokasi Hari Ke - 2
Hari kedua berlokasi di sebelah barat dari lokasi hari pertama. Lokasi hari
kedua ini diapit oleh bukit dan sawah milik masyarakat sekitar. Pada hari kedua
sungai berada pada elevasi 216,4 meter diatas permukaan laut. Di lokasi ini
terdapat batu lempung dan batu pasir. Terdapat cukup banyak bongkahan batu
alluvial dengan ukuran, warna dan tekstur yang bervariasi. Lokasi kegiatan
tersebut dekat dengan Jembatan Leungsir yang memisahkan antara Desa
Sukanegara dan Desa Sukajaya. Titik kegiatan hari kedua ini berada di titk
koordinat 632’38’’LS dan 1071’44’’BT.

Gambar 4.2.1 Peta Eksplorasi Lokasi 2


Gambar 4.2.2 Patahan Lokasi 2

Pada lokasi kedua, ditemukan beberapa contoh patahan yang mudah untuk
diidentifikasi secara visual, salah satu contoh bagian singkapan yang terdapat
patahan ditunjukkan pada gambar (hkj), peristiwa ini diasumsikan bahwa lapisan
tersebut merupakan bagian antikllin yang ekstrem sehingga menyebabkan
struktur sedimen menjadi patah (brittle).
Gambar 4.2.3 Peta Lintasan Lokasi 2

Tabel Tape and Compass


Strike and
From To Jarak Azimuth Litologi Kekar
Dip
2,53 N 164°
Litologi
meter E/40°
N 48° E/26°
3,68 N 349°
A B 110° Lanau
meter E/38°
7,68 N 287°
Pasir N 28° E/28°
meter E/51°
6,50 N 241°
Pasir
meter E/35°
B C 117° N 35° E/22°
6,55
Lanau N 71° E/70°
meter
Tabel 4.2.4 Data Lapangan Lokasi 2
Gambar 4.2.5 Kolom Stratigrafi Lokasi 2
4.3 Kesimpulan
Berdasarkan penghitungan ketebalan dan identifikasi endapan, dapat
dilihat pada kolom stratigrafi lokasi pertama dan kedua, bahwa kegiatan eksplorasi
yang dilaksnakan pada hari pertama menunjukkan endapan batuan yang lebih
muda daripada kegiatan eksplorasi yang dilaksnakan pada hari kedua. Hal
tersebut disebabkan oleh arah dip yang menuju kearah hilir.

Kolom stratigrafi kedua lokasi dapat dilihat pada gambar 4.3.1. Namun,
terdapat kolom yang tidak teridentifikasi jenis dan tebal batuannya, dikarenakan
keterbatasan data selama kegiatan eksplorasi berlangsung.
Gambar 4.3.1 Kolom Stratigrafi Kedua Lokasi
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, H., & Sepriadi, S. (2021, January 1). A ANALISIS TIPE DAN STRUKTUR
BATUAN UNTUK MENENTUKAN METODE PENAMBANGAN YANG AKAN
DIGUNAKAN. Jurnal Teknik Patra Akademika, 11(02), 64-73.
https://doi.org/https://doi.org/10.52506/jtpa.v11i02.115

http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/2904/06bab2_Prinandi
_10070109068_skr_2015.pdf?sequence=6&isAllowed=y
LAMPIRAN
Grain Size Roundness Sorting Pictures

Sample Sub Very Well


Very Fine – Medium Sand
1 Rounded Sorted

Sample Medium Sand – Coarse


Rounded Well Sorted
2 Sand

Sample Sub Moderately


Silt – Fine Sand
3 Angular Sorted

Sample Very
Medium Sand Poorly Sorted
4 Angular

Sample Sub Very Poorly


Medium Sand
5 Rounded Sorted

Lampiran 1Tabel Sample Lokasi 1 dan 2


Lampiran 2 Gambar Bidang Strike dan Poles Streonet Singkapan dan Kekar Hari Ke - 1

Lampiran 3 Gambar Kontur Stereonet Hari Ke - 1


Lampiran 4 Gambar Bidang Strike dan Poles Streonet Singkapan dan Kekar Hari Ke - 2

Lampiran 5 Gambar Kontur Stereonet Hari Ke - 2

Anda mungkin juga menyukai