Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

PENYELIDIKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK


UNTUK MENUNJANG PENYELIDIKAN AIRTANAH

a K. V / I 

Lokasi Penyelidikan © 2017

LOKASI:

DESA WATES
KEC. WATES
KAB. BLITAR
PROVINSI JAWA TIMUR

Bandung, Maret 2017

CV SUFFINDO
CV SUFFINDO i
Bandung, Maret 2017

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan Penyelidikan 1
I.3 Waktu dan Lokasi Penyelidikan 1
I.4 Peralatan yang dipergunakan 2

BAB II GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN 4


II.1 Geologi Daerah Penyelidikan 4
II.2 Hidrogeologi 4

BAB III PENYELIDIKAN CARA TAHANAN JENIS 6

BAB IV HASIL PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN 8


IV.1 Tabel Korelasi Tahanan Jenis 8
IV.2 Penampang Tegak Tahanan Jenis 8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 11


V.1 Kesimpulan 11
V.2 Saran-saran 12

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Peta Lokasi Pendugaan Geolistrik Di Lokasi Penyelidikan 3
2. Peta Hidrogeologi daerah penyelidikan dan sekitarnya 5
3. Susunan Elektroda Menurut Aturan Schlumberger 6
4. Penampang Tegak Tahanan Jenis 9

DAFTAR TABEL

Halaman
1. Tabel Korelasi Tahanan Jenis 8
2. Hasil Interpretasi dan Korelasi Antara Geologi, Hidrogeologi
dan Pendugaan Geolistrik di Lokasi Penyelidikan 10

LAMPIRAN
Hasil Interpretasi Komputer
Dokumentasi Kegiatan Pendugaan Geolistrik
CV SUFFINDO 1
Bandung, Maret 2017

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kebutuhan air untuk keperluan perumahan maupun industri saat ini

sangat besar sehingga diperlukan penyediaan air yang besar pula. Untuk

kebutuhan tersebut diharapkan sebagian besar akan dapat dipenuhi dari

sumber air tanah dengan pembuatan sumur bor. Untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik, perencanaan pengembangan sumur bor perlu ditunjang

dengan pendugaan geolistrik terhadap lokasi proyek.

I.2 Tujuan Penyelidikan

Penyelidikan pendugaan geolistrik bertujuan untuk mengetahui

keberadaan lapisan batuan yang berfungsi sebagai akuifer, dimana hasil

pendugaan geolistrik ini akan memberikan gambaran tentang keadaan lapisan

batuan bawah permukaan tanah seperti ketebalan, kedalaman, serta

penyebaran lapisan batuan sehingga nantinya akan membantu perencanaan

lokasi dan kedalaman sumur bor.

I.3 Waktu dan Lokasi Penyelidikan

Pendugaan geolistrik di lokasi ini telah dilaksanakan pada tanggal

11 Maret 2017 menghasilkan 5 (lima) titik duga geolistrik di lokasi Desa

Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.


CV SUFFINDO 2
Bandung, Maret 2017

I.4 Peralatan yang dipergunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah

sebagai berikut :

 Peralatan geolistrik DC Terrameter SAZ 3000

 Elektroda arus yang terbuat dari logam atau stainless steel, elektroda

potensial tembaga

 Kabel

 Alat navigasi (GPS) dan komunikasi

 Palu atau martil dan alat penunjang lainnya.


CV SUFFINDO 3
Bandung, Maret 2017

Koordinat
titik duga:
GL.1
112°22’17.1” BT
8°15’20.7” LS
GL.2
112°22’25.7” BT
8°15’13.6” LS
GL.3
112°22’29.4” BT
8°15’12.3” LS
GL.4
112°22’47.8” BT
8°15’11.9” LS
GL.5
112°22’42.0” BT
8°15’35.7” LS

Gambar 1. Peta Lokasi Pendugaan Geolistrik


CV SUFFINDO 4
Bandung, Maret 2017

BAB II

GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI

II.1 Geologi Daerah Penyelidikan

Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia, Lembar Blitar (M. Z.

Sjarifudin, dan S. Hamidi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,

Bandung, 1992), secara vertikal maupun lateral, satuan batuan yang

menyusun daerah ini adalah:

FORMASI NAMPOL; batupasir gampingan-tufan, batulempung, dan napal.

FORMASI WUNI; breksi andesit-basal, lahar, breksi, lava andesitm dan


sisipan batupasir tufan.

FORMASI CAMPURDARAT; batugamping kristalin dan sisipan


batulempung.

ANGGOTA TUF FORMASI MANDALIKA; tuf kaca, tuf kristal, tuf breksi, dan
umumnya berbatuapung.

II.2 Hidrogeologi

Bila dikaitkan dengan geologi regional maka hidrogeologi atau muka air

tanah daerah penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di

sekitar daerah ini. Kondisi hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan

sistem akuifer tertentu. Berdasarkan Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar

Kediri (R. Soekardi Poespowardoyo, Direktorat Geologi Tata Lingkungan,

Bandung, 1984), daerah penyelidikan termasuk kedalam sistem akuifer

bercelah atau sarang produktif kecil dan daerah airtanah langka.


CV SUFFINDO 5
Bandung, Maret 2017
CV SUFFINDO 6
Bandung, Maret 2017

BAB III

PENYELIDIKAN CARA TAHANAN JENIS

Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap

arus listrik, dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga

tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor,

diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit, kepadatan batuan, jumlah

mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut di atas apabila arus listrik searah (Direct

Current) dialirkan ke dalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B,

maka akan timbul beda potensial antara kedua elektroda arus tersebut. Beda

potensial ini kemudian diukur oleh pesawat penerima (receiver) melaui

elektroda potensial M dan N dalam satuan milivolt.

Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda

dengan menggunakan susunan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda

potensial MN selalu ditempatkan diantara 2 buah elektroda arus (Gambar 3).

Gambar 3. Susunan elektroda menurut aturan Schlumberger


CV SUFFINDO 7
Bandung, Maret 2017

Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai

dengan jarak yang telah ditentukan, sedangkan elektroda potensial MN hanya

bisa dipindahkan pada jarak-jarak tertentu.

Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran,

maka Hukum Ohm yang digunakan sebagai dasar setiap penyelidikan

geolistrik dalam memperoleh harga tahanan jenis semu harus dikalikan

dengan faktor jaraknya (K-Factor). Sehingga rumus untuk memperoleh harga

tahanan jenis semu dapat ditulis sebagai berikut:

∆𝑉
𝜌𝑎= K. 𝐼
dapat ditulis juga sebagai:
�� 2 ��
( ) − ( )2 ∆𝑉
𝜌𝑎= {π. 2 2

�� }.
𝐼
dimana:

a = Tahanan jenis semu

K = Konstanta faktor geometrik,

V = Beda potensial yang diukur (Volt)

I = Besar arus yang digunakan (Ampere)

AB = Jarak elektroda arus AB (meter)

MN = Jarak elektroda potensial MN (meter)


CV SUFFINDO 8
Bandung, Maret 2017

BAB IV

HASIL PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Korelasi Tahanan Jenis

IV.2 Penampang Tegak Tahanan Jenis

Dari hasil interpretasi pendugaan geolistrik dan telah dikorelasikan

dengan data geologi dan hidrogeologi setempat, di daerah penyelidikan

pendugaan geolistrik ini bertahanan jenis antara 5 – 250 Ohm-meter. Dan dari

kisaran harga tahanan jenis tersebut secara umum dapat dikelompokkan

dengan berdasarkan perbedaan kontras harga tahanan jenisnya, yaitu:

Tahanan Jenis Perkiraan Litologi Perkiraan Hidrogeologi


< 10 Lempung
25 – 50 Pasir Tufaan diduga akuifer
50 – 75 Tufa Pasiran diduga akuifer
75 – 125 Tufa Breksi
> 150 Breksi
CV SUFFINDO 9
Bandung, Maret 2017

Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan

batuan dibawah tanah secara vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang

tegak tahanan jenis masing-masing titik duga geolistrik.

GL.1 GL.2 GL.3 GL.4 GL.5


0 14 7 12 18 0
7
5 6 5
10 10 7 10
63 53
20 86 20

30 37 30
93 74 37 198
40 40
139 125
50 50
58
60 64 60

70 109 70
106
80 57 80
43 32
90 90
63
100 100
73
110 110

120 120

130 130

140 140

150 127 150


85
160 133 85 160
176
170 170

180 180

190 190

200 200

Keterangan:
diduga pada lapisan ini merupakan
akuifer (lapisan pembawa air)

Gambar 4. Penampang Tegak Tahanan Jenis


CV SUFFINDO 10
Bandung, Maret 2017

Tabel Hasil Penafsiran dan korelasi antara geologi, hidrogeologi dan


pendugaan geolistrik di lokasi penyelidikan

Hasil Penafsiran
Titik Perkiraan
Lapisan Kedalaman Tahanan Jenis Perkiraan Litologi
duga Hidrogeologi
(meter) (ohm-meter)
1 0.00 – 5.39 7.27 Tanah Penutup
2 5.39 – 11.06 9.53 Lempung
3 11.06 – 22.58 62.76 Tufa
4 22.58 – 45.47 92.53 Tufa Breksi
GL.1
5 45.47 – 63.78 57.73 Tufa Pasiran akuifer
6 63.78 – 81.83 105.57 Breksi
7 81.83 – 126.81 73.08 Tufa Pasiran akuifer
8 126.81 – 200.00 176.48 Breksi
1 0.00 – 3.35 14.38 Tanah Penutup
2 3.35 – 15.76 6.57 Lempung
3 15.76 – 18.04 49.12 Tufa
GL.2
4 18.04 – 55.60 74.34 Tufa Breksi
5 55.60 – 102.74 56.89 Tufa Pasiran akuifer
6 102.74 – 200.00 127.25 Breksi
1 0.00 – 3.83 7.14 Tanah Penutup
2 3.83 – 10.29 5.37 Lempung
3 10.29 – 27.42 53.45 Tufa
4 27.42 – 42.96 36.77 Tufa Pasiran akuifer
GL.3 5 42.96 – 51.26 138.93 Breksi
6 51.26 – 68.35 64.08 Tufa Pasiran akuifer
7 68.35 – 75.21 108.57 Breksi
8 75.21 – 114.72 63.28 Tufa Pasiran akuifer
9 114.72 – 200.00 132.99 Tufa Breksi
1 0.00 – 2.56 11.53 Tanah Penutup
2 2.56 – 8.38 5.92 Lempung
3 8.38 – 15.41 46.12 Tufa
4 15.41 – 28.37 85.53 Tufa Breksi
GL.4
5 28.37 – 35.86 37.26 Tufa Pasiran
6 35.86 – 61.65 125.03 Breksi
7 61.65 – 103.62 43.41 Tufa Pasiran akuifer
8 103.62 – 200.00 85.29 Tufa Breksi
1 0.00 – 3.96 17.88 Tanah Penutup
2 3.96 – 10.22 5.47 Lempung
3 10.22 – 18.72 45.03 Tufa
GL.5
4 18.72 – 54.83 198.17 Lempung
5 54.83 – 114.97 32.39 Tufa Pasiran akuifer
6 114.97 – 200.00 85.06 Tufa Breksi
CV SUFFINDO 11
Bandung, Maret 2017

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Dari hasil penafsiran dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut:

1. Pendugaan geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang

keadaan lapisan batuan baik vertikal maupun lateral.

2. Kondisi hidrogeologi di daerah penyelidikan, termasuk dalam sistem

akuifer bercelah atau sarang produktivitas akuifer daerah airtanah

langka.

3. Batuan yang diharapkan dapat bertindak sebagai akuifer adalah tufa

pasiran.

4. Dari hasil penyelidikan pendugaan geolistrik, dapat diketahui lapisan

akuifer, yaitu:

Titik Kedalaman Tebal


Duga (meter) (meter)
45.47 – 63.78
GL.1 63.29
81.83 – 126.81
GL.2 55.60 – 102.74 47.14
27.42 – 42.96
GL.3 51.26 – 68.35 72.41
75.21 – 114.72
GL.4 61.65 – 103.62 41.97
GL.5 54.83 – 114.97 60.14
CV SUFFINDO 12
Bandung, Maret 2017

V.2 Saran-saran

1. Penyediaan air bersih di lokasi penyelidikan yang diharapkan bisa diambil

dari air tanah dalam dengan memakai cara pemboran dapat dilaksanakan

dan disarankan di sekitar titik duga GL.2, GL.4, GL.3 (skala prioritas)

dengan kedalaman pemboran  160 m.

2. Setelah pemboran selesai, disarankan untuk melakukan penyelidikan

penampang sumur bor (well logging) agar dapat menentukan letak

saringan pada akuifer yang akan disadap.

Penanggung Jawab Laporan dan Analisa Data:

Susetiyo Budi
CV SUFFINDO ii
Bandung, Maret 2017

LAMPIRAN
Hasil Interpretasi Komputer
PENDUGAAN GEOLISTRIK Dl LOKASI DESA WATES
KECA MATAN WATES, KABUPATEN BLITA R, PROVINSI JAWA TIMUR
1000
GL.l Depth
0.00
Resistivity
7.27
5.39 9.53
11.06 62.76
22.58 92.53
45.47 57.73
63.78 105.57
81.83 73.08
126.81 176.48

100

R
h
0

m
/
10

/
rms error : 5.2 5

7 ]0 b3 93 I5 fO b I 7 ]7b
I I I I

10 100 1 000
AB/2 (m)
PENDUGAAN GEOLISTRIK Dl LOKASI DESA WATES
KECAMATAN WATES , KABUPATEN BLITAR , PROV INSI JAWA TIMUR
1000
Depth Resistivity
GL.2 0.00 14.38
3.35 6.57
15.76 49.12
18.04 74.34
55.60 56.89
102.74 127.25

100

R
h
0

. v
----- ----- ----
m

10

rms error : 5.02

1'1
I
7
t 9
1
7'1
I
57
II
127

10 100 1 000
AB/2 (m)
PENDUGAAN GEOLISTRIK Dl LOKASI DESA WATES
KECAMATAN WATES , KABUPATEN BLITAR , PROV INSI JAWA TIMUR
1000
Depth Resistivity
GL.3 0.00 7.14
3.83 5.37
10.29 53.45
27.42 36.77
42.96 138.93
51.26 64.08
68.35 108.57
75.21 63.28
114.72 132.99

100

R
h
0
v---
m

10
_..., /
- rms error : 4.14

7
I
5
II 53 1 37 ll3'7 1 b If .zti b3 I
133

10 100 1 000
AB/2 (m)
PENDUGAAN GEOLISTRIK Dl LOKASI DESA WATES
KECA MATAN WATES, KABUPATEN BLITA R, PROVINSI JAWA TIMUR
1000
Depth Resistivity
GL.4 0.00 11.53
2.56 5.92
8.38 46.12
15.41 85.53
28.37 37.26
35.86 125.03
61.65 43.41
103.62 85.29

100

R
h
0

.. ..,......-
10
_. ...... v
------- rms error : 4.00

r7
12 b l.fb &b 125 '13 &5
I I I 1 I II

10 100 1000
AB/2 (m)
PENDUGAAN GEOLISTRIK Dl LOKASI DESA WATES
KECA MATAN WATES, KABUPATEN BLITA R, PROVINSI JAWA TIMUR
1000
Depth Resistivity
GL.S 0.00 17.88
3.96 5.47
10.22 45.03
18.72 198.17
54.83 32.39
114.97 85.06

100

R
h
0

----- ----
m

10

---
rms error : 5.46

]19 5 '15 ] ljl9 32 195


I I I I

10 100 1 000
AB/2 (m)
CV SUFFINDO iii
Bandung, Maret 2017

LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Pendugaan Geolistrik
GL.1 GL.2

GL.3 GL.4

GL.5

Anda mungkin juga menyukai