Anda di halaman 1dari 3

Master Plan BALAI TEKNIK AIR MINUM DAN SANITASI WILAYAH II

Latar Belakang

Sesuai dengan Rencana Strategis Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi tahun 2014-2019 bahwa pengembangan program dan kegiatan Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II untuk memberikan peningkatan pelayanan
terhadap proses pembinaan teknis dan pelatihan pengembangan sumber daya aparatur dan sumber daya manusia dalam pelayanan air minum dan sanitasi.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut maka perlu ditunjang dengan Rencana Induk (Master Plan) kawasan Balai menjadi suatu kawasan yang mampu menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana sesuai dengan jumlah peserta
pelatihan dan sumber daya manusia yang ada maupun proyeksi masa lima tahun kedepan.

Saat ini kegiatan pelatihan balai teknik ini mampu menampung hanya ± 60 orang belum termasuk tenaga pengajar (trainer) dan karyawannya. Dengan luas lahan kawasan balai secara menyeluruh ± 20.000 m2, area tapak
terbangun sekitar ± 4.685 m2 koefisien dasar Bangunan. Dari proporsi luas lahan dan area terbangun masih bisa ditingkatkan koefisien dasar bangunan sehingga selain mengoptimalkan luas ruang-ruang yang ada (eksisting)
area tersebut, masih bisa ditambahkan area terbangun untuk meningkatkan luas ruang dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menampung kegiatan di masa yang akan datang.

Bila dikaitkan dengan Program pengembangan Balai yaitu dengan adanya penambahan kapasitas daya tampung peserta pelatihan (bimbingan teknis), memerlukan penambahan fasilitas, sarana dan prasarana. Dengan
demikian pengembangan Balai bisa optimal dan menghemat area terbuka kawasan sehingga pengembangan pembangunan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas fungsi fungsi tersebut.

Dalam Program Pengembangan Balai melalui Rencana Strategis dan Master Plan tentunya tidak terlepas dari kerangka pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yaitu: Hemat energi, berkelanjutan, dan sebuah
keseluruhan dalam kesatuan (holistik).

“Pembangunan yang berkelanjutan (sustainable) adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus berkompromi dengan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka
nanti.”

The United Nations World Commission on Environment and Development, Brundtland Report,1987.

Secara ringkas bahwa pengembangan pembangunan kawasan balai tersebut harus tetap memproyeksikan masa depan, sehingga luasan area tapak terbangun dibandingkan dengan luasan area terbuka baik area hijau maupun
area perkerasan masih cukup ideal. Karena sarana luas lantai ruang terbangun berbanding dengan kapasitas manusia pengguna harus tetap memperhatikan prasarana jalan kawasan dan area parkir kendaraan secara
berimbang atau masih tercukupi.

Maksud dan Tujuan:

Sesuai dengan peranan Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi secara umum yaitu sebagai pusat pelatihan bimbingan teknis haruslah dapat menjadi motor penggerak ke arah modernisasi dan peningkatan Sumber Daya Manusia
yang diharapkan dapat menjembatani keadaan sekarang dan masa yang akan datang sesuai kebutuhan pembangunan.

Untuk meningkatkan balai sebagai Pusat pelatihan bimbingan teknis dan pembelajaran dengan cara mengembangkan kapasitas daya tampung pelatihan baik kelas, workshop, maupun fasilitas yang sudah ada dengan
penambahan sarana dan prasarananya.

Kondisi Lahan/Tapak dan Bangunan:

Luas lahan/tapak balai di wiyung tersebut adalah seluas ± 20.000 m2 atau ± 2 ha. Tapak terbangun koefisien dasar bangunan ± 4.685 m2.

Daya tampung peserta pelatihan adalah ± 60 orang, dengan jumlah kelas utama adalah 2 ruang kelas dengan 1 ruang laboratotium komputer berada di dalam gedung diklat. Ada kelas tambahan sejumlah 4 ruang kelas yang
tidak optimal karena letaknya di lantai 3 gedung sanitasi karena jangkauan dan jarak terlalu jauh dengan 2 kelas utama.
Gedung empat lantai yang berfungsi sebagai ruang Satuan Kerja Seksi sanitasi dan Seksi air minum dari Balai Teknik wilayah II pada lantai 1 dan 2, sedangkan pada lantai 3 adalah fungsi kelas tambahan dan pada lantai 4
adalah fungsi kamar tambahan.

Auditorium dengan kapasitas ± 200 orang dengan kondisi minimal karena merupakan bangunan bekas gudang yang difungsikan sebagai auditorium.

Laboratorium Air Minum dan Mini treatmen bersebelahan dengan laboratorium penyambungan pipa air bersih

Laboratorium pelatihan sampah dan limbah berdekatan dengan gedung baru Pusat Informasi

Gedung Akomodasi (mess/penginapan) dengan daya tampung 64 orang memiliki 32 kamar dengan KM/WC.

Mushola dengan kapasitas ± 30 orang.

Dan beberapa bangunan rumah karyawan, gudang, pos satpam dan parkiran.

Permasalahan dan tantangan:

Jumlah peserta pelatihan bimbingan teknis akan meningkat karena kebutuhan pembinaan SDM bagi daerah di kawasan wilayah II, memerlukan pelayanan yang baik dan layak untuk dapat memenuhi syarat dan berhasil
mengikuti program pelatihan bimbingan teknis sebagai tenaga profesional.

Konsekuensi logis dari pelatihan bimbingan teknis adalah kebutuhan akan sarana kelas, laboratorium dan penginapan serta fasilitas-fasilitas penunjangnya yang berkualitas baik.

Strategi Pencapaian Tujuan:

Pendekatan Sitematik, pelaksanaan kegiatan selalu ditinjau dalam satu kesatuan sistem, dimana kepentingan institusi sebagai sistem utama menjadi prioritas pengembangan.

Pendekatan Skala prioritas, Dari beragamnya aktifitas fungsi balai, maka diutamakan bagian yang mampu memberikan dampak positif terbesar pada institusi balai.

Alur Kegiatan Balai

Berkaitan dengan Penyelenggara atau Pengelola yang berwenang yaitu Mulai dari Pimpinan/Kepala Balai, Kepala Seksi, Perangkat Satuan Kerja beserta staf dan karyawan.

Berkaitan dengan Peserta kegiatan pelatihan dan pembelajaran bimbingan teknis, dimulai dari peserta datang, menginap di penginapan, upacara pembukaan di auditorium, pemberian materi di kelas, pelatihan di
laboratorium (workshop), makan di ruang makan, istirahat pada ruang-ruang penunjang, ibadah khususnya sholat di mushola, toilet, ruang-ruang bersama tempat duduk dan kumpul, ruang hiburan dan olah raga untuk
penyegaran (refreshing).

Dari alur kegiatan tersebut berdasarkan fungsi-fungsi harus ditunjang dengan ruang-ruang yang memadai. Kesinambungan/keterhubungan antar fungsi dan ruang harus optimal efisien dan efektif, sehingga pengguna ruang
dengan fasilitasnya merasa nyaman dan aman.

Pengelolaan kegunaan (utilitas) masing-masing gedung dan kawasan harus direncanakan dengan baik sehingga memenuhi aspek fungsional keterjangkauan dan kesehatan lingkungan.

Rencana Pengembangan:

Auditorium dari kapasitas ± 200 orang ditingkatkan menjadi ± 400 orang. Auditorium yang ada direnovasi diperluas.

Ruang kelas dari kapasitas ± 60 orang sebanding 2 kelas ditingkatkan menjadi ± 180 orang sebanding 6 kelas. Dengan penempatan di gedung balai teknik air minum dan sanitasi (d/h gedung PLP Satker), 4 kelas di lantai 3 dan 4
kelas di lantai 4, jumlah total kelas adalah 8 kelas dengan rata-rata mampu menampung 30 orang tiap kelas.
Ruang Makan bersama yang ada pada gedung balai teknik air minum dan sanitasi direncanakan di lantai 1 mampu menampung ±190 orang.

Pada lantai 2 direncanakan sebagai fungsi penunjang adalah untuk ruang olah raga fitness, ruang audio visual area duduk dan baca.

Keterhubungan pergerakan (circullation linkage system) dan area istirahat dalam arti ruang-ruang transisi menyediakan ruang teras dan pergerakan (sirkulasi) yang terbuka. Menghubungkan antar gedung sehingga pergerakan
manusia dari satu gedung ke gedung lainnya, dari satu lantai ke lantai lainnya selalu terhubung dengan jembatan dan jalan lereng kemiringan (ramp), meminimalisir tangga. Sehingga hubungan antar gedung tidak harus naik
turun antar lantai, telah diupayakan seminim mungkin naik turun untuk mencapainya. Jalur pergerakan tersebut terlindungi oleh atap sehingga aman terhadap panas matahari dan air hujan.

Tempat Akomodasi (penginapan/mess) dari kapasitas ± 64 orang ditingkatkan menjadi ± 192 orang (peserta dan instruktur). Dengan menambah satu gedung penginapan 4 lantai yang terdiri dari 68 kamar. Asrama B ini
tersambung jembatan dengan gedung penginapan eksisting (asrama A). Gedung penginapan eksisting (asrama A) direnovasi dengan mengembangkan luasan kamar dan toiletnya, jumlah kamar tetap 32 kamar. Jumlah kamar
seluruhnya adalah 100 kamar termasuk kamar untuk instruktur yang berbeda fasilitas di dalamnya.

Tempat Sholat (mushola) dari kapasitas ± 30 orang menjadi ± 60 orang, dengan memperluas area sholat terbuka tanpa dinding namun beratap. sistem penggunaanya bergantian.

Fasilitas hiburan atau penyegaran (refreshing) seperti ruang karaoke, olah raga fitnes, atau tenis meja bisa ditempatkan pada lantai 2 gedung balai teknik air minum dan sanitasi (satker/PLP).

Tempat pelatihan kerja workshop dan laboratorium diatur secara bergantian sistematis sesuai penjadwalan penggunaan sehingga tetap mampu menampung seluruh peserta.

Untuk kantor Satuan kerja air minum dan sanitasi direncanakan Gedung kantor baru di area belakang bersebelahan dengan kantor PIP2B. gedung Knator Satker tersebut terdiri dari 4 lantai dengan fungsi parkir pada lantai 1,
fungsi ruang kerja Satker di lantai 2 dan 3, sedangkan di lantai 4 difungsikan sebagai ruang arsip dan untuk kebutuhan fungsi-fungsi baru di Balai tersebut sehingga jika diproyeksikan masa depan masih memiliki ruang kerja
yang mampu menampung unit atau satuan lain yang semakin berkembang jumlah personilnya.

Untuk kantor Pimpinan yang biasa disebut Gedung Diklat akan difungsikan khusus ruang kerja pimpinan dan staff balai air minum dan sanitasi, sehingga pada saatnya jumlah personil bertambah maka ruang-ruang kerja
tersebut masih mampu menampung.

Dari optimalisasi fungsi-fungsi ruang dan gedung menjadikan perencanaan dan pengembangan balai tersebut lebih efisien dan efektif. Hal ini dikarenakan telah mampu meningkatkan kesinambungan hubungan antar gedung
dan antar lantai yang tetap mempertimbangkan jangkauan jarak yang memberi kemudahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan dengan sistem pergerakan jalan kaki pengguna.

Area terbuka kawasan balai masih terjaga kelestariannya dengan tidak menghabiskan ruang terbuka hijau dan masih bisa berfungsi sebagai taman dan parkiran yang akan terus meningkat kebutuhannya seiring dengan
peningkatan kapasitas balai.

Anda mungkin juga menyukai