Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM UNTUK MEMETAKAN

RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI KAB PEMALANG, JAWA TENGAH 

Urip Nurwijayanto Prabowo (1), Ayu Fitri Amalia (2)


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
email: urip.nurwijayanto@gmail.com1, ayufitriamalia@ustjogja.ac.id2

Abstrak
Peak ground acceleration value can be used to determine the risk level of earthquake damage potential. This
research calculated peak ground acceleration (PGA) value of Pemalang which located in central of Java
island that nearby Indian-Australian and Europan-Asian tectonic plates subduction. This research has been
using earthquake data since 1980 – April 2018 and calculating PGA using Fukushima-Tanaka Equation to
map the risk level of earthquake damage potential as a pre-eleminary step of earthquake mitigation. The
result of this research showed that Pemalang area has PGA value about 13,89-34,44 gal where the maximum
value located in the west part of Pemalang. Based of PGA value classification, Pemalang area has low-risk
level of earthquake damage potential.

Key words: Peak ground acceleration, Fukushima-Tanaka, earthquake, Pemalang

1. PENDAHULUAN ground acceleration/PGA) (Permatasari, dkk,


Pulau Jawa termasuk bagian dari Satuan 2016). PGA merupakan nilai percepatan
Seismotektonik Busur Sangat Aktif (Jawa getaran tanah terbesar yang pernah dialami
Barat bagian barat) dan Satuan suatu tempat akibat gempabumi
Seismotektonik Busur Aktif (Jawa Barat (Broptopuspito,dkk, 2006). Resiko bahaya
bagian barat – Jawa Tengah – Jawa Timur) gempa bumi akan semakin besar jika daerah
sehingga merupakan Daerah Rawan Gempa tersebut memiliki nilai PGA yang semakin
bumi Indonesia VI, VII, VIII dan IX besar.
(Soehaimi, 2008). Tingginya aktivitas gempa Penilaian resiko gempabumi secara
bumi di pulai Jawa disebabkan karena pulau regional (makrozonasi) berdasarkan nilai
Jawa terletak pada zona pertemuan dua PGA di batuan dasar dengan periode ulang
lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia dan 2500 tahun dilakukan Asrurifak, dkk (2010)
Lempeng Indo-Australia (Natawidjaya, dengan hasil nilai PGA 1,2-3 kali dari nilai
1995). Kondisi ini membuat penilaian resiko PGA pada SNI 03-1726-2002. Penelitian
bahaya gempa bumi di pulau Jawa berbasis Ashadi, dkk (2015) menggunakan metode
makrozonasi dan mikrozonasi perlu PSHA menunjukkan PGA di jawa tengah
dilaksanakan di tingkat provinsi dan secara regional memiliki nilai 0,13 – 0,45 g.
kabupaten/kota dalam rangka mewaspadai Pada kajian ini dilakukan mikrozonasi tingkat
bahaya gempa bumi dimasa mendatang kerawanan gempa bumi di Kabupaten
(Soehaimi, 2008). Penilaian resiko gempa Pemalang berdasarkan perhitungan PGA
bumi yang pernah dialami suatu daerah dapat menggunakan persamaan Fukushima-Tanaka.
dilakukan berdasarkan pemetaan nilai Pemalang merupakan salah satu
percepatan getaran tanah maksimum (peak kabupaten di Jawa tengah yang memiliki

Jurnal Science Tech Vol. 4, No. 2, Agustus 2018 80


kepadatan penduduk yang tinggi dan
merupakan jalur utama lalu lintas di pantai
utara Jawa (pantura). Penelitian Badan
Geologi ESDM (2009) menunjukkan adanya
sesar aktif di daerah pemalang yaitu Sesar Kali
Logeni-Kali Rambut bercirikan gerak turun Gambar 1. Peta sebaran episenter dan magnitudo data
dengan pergeseran tegak 10 - 50 m dan lebar gempabumi pada penelitian.
± 1500 m, Sesar kali Wuluh yang memiliki
pergeseran tegak 20 m, serta sesar sekunder b. Perhitungan Percepatan getaran tanah
Kali Logeni dengan pergeseran tegak 15 m. maksimum (PGA
Diperkirakan sesar tersebut dapat Percepatan getaran tanah maksimum
menimbulkan gempa berkekuatan 6,5 Mw (PGA) pada penelitian ini dihitung
(Badan Geologi, 2009). Kejadian gempa bumi menggunakan persamaan Fukushima dan
goncangannya dirasakan sampai daerah Tanaka (1990) berikut

 
pemalang antara lain gempa bumi
Banjarnegara (2013), gempa bumi Kebumen loga0,41Ms logR0,033
100,41MS 0,0034
R1,28
(2014), gempa bumi Tegal (2015), gempa dimana a adalah percepatah getaran tanah, MS
bumi Tasikmalaya (2017), gempa bumi adalah magnitudo gelombang permukaan dan
Sukabumi (2018). R adalah jarak hiposenter.
Pemetaan mikrozonasi resiko bahaya Nilai MS diperoleh dari data gempa dan
gempabumi merupakan langkah awal dalam konversi magnitudo gelombang body (MB)
mengurangi resiko bencana gempabumi yang menurut Firmansyah (1991) dalam Aldiamar
selanjutnya dapat ditindak lanjuti dengan (2007). Jarak hiposenter diperoleh dari
pembuatan kebijakan oleh pemerintah daerah parameter kedalaman gempabumi (h) dan
dalam mengatur tata ruang (Soehaimi, dkk. jarak episenter gempa (∆) yang dihitung
2010). menggunakan persamaan

2. METODE R  h 2  2
a. Pengumpulan data Jarak episenter gempabumi dihitung dari
Data yang digunakan dalan penelitian ini grid titik pengukuran PGA yang ditentukan di
adalah data gempabumi dari tahun 1980 - Kab pemalang dengan jarak spasi 10 km.
April 2018 yang didapatkan dari International
Seismological Center/ISC c. Klasifikasi Tingkat Resiko Bahaya
(http://www.isc.ac.uk/). Data yang diambil Gempabumi
merupakan gempabumi dengan magnitudo Klasifikasi tingkat resiko bahaya
lebih dari 3 Ms dan posisi episenter berada gempabumi ditentukan berdasarkan nilai PGA
pada 1060-1150BT dan -30 sampai -110 LS. yang diperoleh berdasarkan peraturan Kepala
Jumlah data kejadian gempabumi yang BNPB nomor 2 Tahun 2012 mengenai
dipakai dalam penelitian ini sebanyak 3022 Pedoman Umum Pengkajian Resiko Bancana
kali. Posisi episenter dan magnitudo data pada Tabel 1. Hasil klasifikasi selanjutnya
gempabumi dapat dilihat pada Gambar 1. dipetakan menjadi peta potensi resiko bahaya
gempabumi di Kab Pemalang.

                                                                                      Jurnal Science Tech Vol. 4, No. 2, Agustus 2018 81 


 
lokasi episenter pada 6.9858 LS dan 109.056
Tabel 1. Klasifikasi tingkat resiko bahaya BT dan magnitudo 4,7 MB yang diduga akibat
gempabumi sesuai Perka BNPB No 2 Tahun dari proses aktivasi sesar lokal. Pada
2012 persamaan Fukushima Tanaka (1990),
perhitungan PGA didasarkan pada besar
Bencana Kelas tingkatan resiko
magnitudo dan jarak hiposenter gempabumi.
Rendah Sedang Tinggi Sehingga gempa bumi Tegal memberikan
0,2501g PGA kontribusi nilai PGA yang besar karena karena
Gempabumi PGA
< PGA < > memiliki jarak yang sangat dekat dengan
<0,2501g lokasi penelitian dan kedalaman sumber yang
0,70g 0,701g
dangkal (10 km).
Selain itu, tingkat resiko bahaya
gempabumi berdasarkan nilai PGA juga
diklasifikasikan sesuai kriteria Fauzi (2001)
yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi tingkat resiko bahaya


gempabumi (Fauzi, 2001)
Tingkat Resiko Nilai PGA (gal)
Sangat Kecil 0- 25
Kecil 25 – 50
Sedang I 50 – 75
Sedang II 75 – 100
Sedang III 100 – 125
Besar I 125 – 150 Gambar 2. Peta percepatan getaran tanah
maksimum kab pemalang berdasarkan persamaan
Besar II 150 – 200 Fukushima dan Tanaka (1990)
Besar III 200 – 300
Sangat Besar I 300 – 600 Pada Gambar 3.a menunjukkan tingat
Sangat Besar II > 600 resiko bahaya gempabumi lokasi penelitian
berdasarkan klasifikasi BNPB (2012)
termasuk dalam kategori rendah (<0,25g).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Gambar 3.b menunjukkan tingkat resiko
Hasil sebaran nilai PGA hasil penelitian bahaya gempabumi berdasarkan klasifikasi
berdasarkan persamaan Fukushima dan Fauzi (2001) termasuk kategori sangat kecil
Tanaka (1990) dapat dilihat pada Gambar 2. dan kecil (Kec Watukumpul dan Kec Moga).
Berdasarkan Gambar 2, nilai PGA berkisar Percepatan getaran tanah maksimum di Kab
antara 13,89-34,44 gal. Nilai PGA terbesar Pemalang berasal dari aktivitas gempabumi
berada di sebelah barat Kab Pemalang yaitu tektonik dan aktivitas sesar lokal di luar
Kac Watukumpul dan Kecamatan Moga. Nilai wilayah Kab Pemalang. Nilai PGA hasil
PGA yang tinggi di daerah tersebut perhitungan bukan berasal dari aktivitas sesar
merupakan kontribusi dari gempabumi Tegal lokal yang berada di daerah Pemalang.
yang terjadi pada tanggal 22 Maret 2015.
Gempabumi Tegal terjadi di darat dengan

                                                                                      Jurnal Science Tech Vol. 4, No. 2, Agustus 2018 82 


 
[4] Badan Geologi. 2009. Laporan Badan
Geologi Tahun 2009. Badan Geologi,
ESDM, Bandung
[5] Fauzi, 2001. Aplikasi Peta Bencana Alam
di Indonesia. Peluncuran Peta
Gempabumi dan Seminar Sehari:
Earthquake, Apridectable Event 2001
[6] Fukushima Y. and T. Tanaka, 1990. A
New Attenuation Relation for Peak
Horizontal Acceleration of Strong Motion
in Japan. Seismological Society of
a) (b) America Bulletin 80 (4) hal 757-783
Gambar 3. Persepsi Masyarakat mengenai
[7] Kirbani S.B., T.Prasetya, dan F.M.
Konsep 3R (Sumber: Hasil olah data statistik, 2017)
Widigdo, 2006. Percepatan Getaran
Tanah Maksimum Daerah Istimewa
SIMPULAN Yogyakarta 1943 – 2006. Jurnal
Hasil penelitian yang telah dilakukan Geofisika 2006/1
[8] Natawidjaya D.H., 1995. Evaluasi
adalah nilai PGA di wilayah Kab Pemalang
berdasarkan persamaan Fukushima-Tanaka Bahaya Patahan Aktif, Tsunami, dan
(1990) dan data gempabumi tahun 1980 – Goncangan Gempa. Laboratorium Riset
April 2018 berkisar antara 13,89-34,44 gal. Bencana Alam Geoteknologi. LIPI.
Klasifikasi tingkat resiko gempabumi daerah Jakarta
[9] Permatasari, Nur Intan, Nugroho Budi
penelitian berdasarkan nilai PGA termasuk
dalam kategori rendah. Wibowo, Denny Darmawan. 2016.
Pemetaan Percepatan Getaran Tanah
4. DAFTAR PUSTAKA Maksimum Dan Intensitas Gempa Bumi
Kecamatan Arjosari Pacitan Jawa Timur.
[1] Abdul Latif Ashadi, Udi Harmoko, Gatot Jurnal Fisika Volume 5, Nomor 3, Tahun
Yuliyanto, and San Linn I. Kaka, 2015. 2016. Hal 198-204
Probabilistic Seismic-Hazard Analysis [10] Soehaimi, A. 2008. Seismotektonik dan
for Central Java Province, Indonesia, Potensi Kegempaan Wilayah Jawa.
Bulletin of the Seismological Society of Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4,
America, Vol. 105, No. 3 hal 227-240
[2] Aldiamar, F. 2007. Analisa Resiko [11] Soehaimi, A., Marjiono dan Kamawan.
Gempa Dan Pembuatan Respon Spektra 2010. Mikrozonasi kerentanan bahaya
Desain Untuk Jembatan Suramadu goncangan gempabumi kota pekalongan
Dengan Permodelan Sumber Gempa 3D. berdasarkan analisis mikrotremor. Jurnal
Tesis. Jurusan Teknisk Sipil, ITB; Sumber Daya Geologi Vol 20 No 5, hal
Bandung 277-290
[3] Asrurifak, M., Irsyam, M., Budiono, B.,
Triyoso, W., Hendriyawan. 2010.
Development of Spectral Hazard Map for
Indonesia with a Return Period of 2500
Years using Probabilistic Method. Civil
Engineering Dimension, Vol. 12, No. 1,
hal 52-62

                                                                                      Jurnal Science Tech Vol. 4, No. 2, Agustus 2018 83 


 
 

Anda mungkin juga menyukai