TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,
dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak
melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalandi taman juga bisa
dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat (Hidayat, 2006). Sedangkan
pengertian tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang
yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup
(Guyton, 1997). Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal,
tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan
penurunan respon terhadap stimulus eksternal.
Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan
kesehatan. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek
terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal
dan keseimbangan diantara berbagai susunan syaraf, kedua yaitu efek pada
struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan berbagai organ dalam
tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut
selama tidur. Gangguan dalam tidur bisa dialami oleh siapa saja. Gangguan
pola tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan
jumlah atau kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan
biologis atau kebutuhan emosi. Gangguan tidur bisa berupa insomnia,
narkolepsi, somnabolisme (tidur berjalan), enuresa (ngompol), dan delirium
(mengigau) (Alimul, 2006).
B. Etiologi
Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur, yaitu :
a. Psikologis
1) Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan
2) Ansietas
3) Suhu tubuh
b. Lingkungan
1) Suhu, kelembaban yang berubah-ubah
2) Stimulasi yang berlebih
3) Kegaduhan
4) Pengobatan
c. Fisiologis
1) Demam
2) Hipertiodisme
3) Ulkus gastrik
4) Gangguan hati
5) Nafas pendek
6) Urgensi berkemih
7) Mual
8) Gangguan ketidaknymanan
d. Faktor Predisposisi
Menurut Potter and Perry (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur antara lain:
1) Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang
lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit
menjadikan seseorang kurang tidur bahkan tidak dapat tidur.
2) Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Seseorang
dengan kelelahan tingkat menengah dapat tidur nyeyak, sedangkan
pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur
REM lebih pendek.
3) Sres Psikologi
Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan oleh kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin
darah melalui sistem saraf simpatis dan akan mengurangi tahap
REM dan NREM.
4) Obat-Obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu,
a) Diuretik
b) Antidepresan
c) Kafein
d) Betabloker
e) Narkotika
f) Amfetamin
5) Nutrisi
Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat
mempercepat tidur.
6) Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang
untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan
seseorang dapat tidur nyenyak dan sebaliknya.
7) Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat
menimbulkan gangguan proses tidur.
C. Patofisiologi
Tidur merupakan hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur
merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer
endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal (Guyton, 1997).
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme
cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk
tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS) dibagian batang otak
atas mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kesadaran RAS
memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima
stimulus dari korteks serebri yaitu emosi, proses, pikir.
Gangguan pola tidur dapat dipengaruhi oleh proses penuaan, ansietas,
suhu tubuh, faktor lingkungan (suhu, kelembaban yang berubah-ubah,
stimulasi yang berlebih, kegaduhan, pengobatan, faktor fisiologis (demam,
hipertiodisme, ulkus gastrik, gangguan hati, nafas pendek, urgensi berkemih,
mual, gangguan ketidaknyamanan). Hal tersebut membuat kerja RAS
berlebihan menyebabkan kewaspadaan berlebih dan akhirnya mengganggu
pola tidur pasien (Potter and Perry, 2006).
a. Pathway Nyeri akut
Faktor psikologis Faktor Lingkungan Faktor Fisiologis
Cemas
Merangsang Sistem
Aktivasi Retikuler (SAR)
untuk menurunkan
pengeluaran serotonin
E. Manifestasi Klinis
1) Ketidakpuasan Tidur
2) Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur
3) Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik
4) Tidak dapat tidur (insomnia)
5) Total waktu tidur kurang dari usia yang normal
6) Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur (mengorok, berhenti nafas,
menggerakan anggota keluarga)
7) Bangun 3 kali atau lebih di malam hari
F. Pemeriksaan Penunjang
Menentukan secara pasti gangguan tidur adalah pemeriksaan
polisomnografi. Polisomnografi adalah alat uji diagnostik untuk mengevaluasi
gangguan tidur. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG),
elektromiogram (EMG), dan elektro-ukologram (EOG) sekaligus. Dengan alat
ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan
tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di
malam hari (Potter and Perry, 2006).
G. Penatalaksanaan Medis
1. Menurut Remelda, (2008) Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan
obat-obatan karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan
efek ketergantungan.Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang
dapatmengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa
pekerjaan kantorke rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi,
peningkatan spiritualdan pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan
nyaman.Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur
dan suasanakamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti
irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin
menjalankanwaktu-waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat
yangmenyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga
ahli ataudokter psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita
dalammemandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan
untukmeningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa
berdaya ataumerasa bahwa dirinya masih berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur
sipenderita gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun
pagisi penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam
danmelarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan
kepercayaan sipenderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita
yangtidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok
danalkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk
berekreasi ketempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi FarmakologiMenurut Remelda, (2008) Mengingat banyaknya efek
samping yang ditimbulkandari obat-obatan seperti ketergantungan, maka
terapi ini hanya boleh dilakukanoleh dokter yang kompeten di bidangnya.
Obat-obatan untuk penanganangangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.
Untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu dengan cara
pemberianobat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam,Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping
dari obat tersebutmengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi
mental dan psikomotor,gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb
( Remelda, 2008)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR
A. PENGKAJIAN
a. Identitas (nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, no.rm,
diagnosa medis)
b. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Keluhan / gejala apa yang menyebabkan pasien berobat atau
keluhan saat awal dilakukan pengkajian pertama kali,
Karakteristiknya dan waktunya
b) Riwayat penyakit sekarang
Kronologi kejadian saat ini, Pengaruh penyakit terhadap pasien
dan bagaimana sifat gejala : mendadak, perlahan-lahan, terus-
menerus, hilang timbul, lokasi gejalanya dimana dan sifatnya
bagaimana : menjalar, menyebar, berpindah-pindah, atau
menetap, bagaimana berat ringanya keluhan, lamanya keluhan
berlangsung, upaya apa saja yang telah dilakukan, apa yang
diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan.
c) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit masa kanak-kanak, Imunisasi, Alergi, pengalaman
dirawat sebelumnya dan pengobatan terakhir
d) Riwayat penyakit keluarga
Dengan siapa tinggal dan berapa jumlah anggota keluarga,
apakah ada yang menderita penyakit serupa, apakah ada yang
menderita penyakit menular dan menurun, bagaimana efek bagi
keluarga bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit
c. Pola kesehatan fungsional (Pola Gordon)
a) pola presepsi dan pemeliharaan kesehatan
Arti sehat dan sakit bagi pasien
Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini
Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining,
kunjungan ke pusat pelayanan ksehatan, diet, latihan dan
olahraga, manajemen stress, faktor ekonomi
Pemeriksaan diri sendiri : payudara, riwayat medis
Pemeriksaan diri sendiri : pyudara, riwayat medis keluarga,
pengobatan yang sudah dilakukan. eluarga, pengobatan
yang sudah dilakukan.
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan.
b) pola nutrisi dan cairan
Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan
Jenis dan jumlah (makanan dan minuman)
Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang
dihabiskan, nafsu makan Kepuasan akan berat badan
Faktor pencernaan : nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa
dan bau, gigi, mukosa mulut, mual asa dan bau, gigi,
mukosa mulut, mual atau muntah, pembatasan makanan,
alergi makanan
Data pemeriksaan fisik yng berkaitan (berat badan saat ini
dan SMRS)
c) pola istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur
dan m tidur dan bangun, ritual menjelang tidur, lingkun
bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat
kesegaran setelah tidur)
Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
Jadwal istirahat dan relaksasi
Gejala gangguan pola tidur
Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
Data
pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum,
mengantuk)
d) pola aktivitas dan latihan
Aktivitas kehidupan sehari-hari
Olahraga : tipe, frekuensi, durasi dan intensitas
Aktivitas menyenangkan
Keyakinan tenatng latihan dan olahraga
Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi,
makan, kamar mandi)
Mandiri, bergantung, atau perlu bantuan
Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga)
Data pemeriksaan fisik (pernapasa, Data pemeriksaan fisik
(pernapasa, kardiovaskular kardiovaskular, muskuloskeletal,
neurologi)
e) pola eliminasi
Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc),
warna, bau, nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK,
adanya perubahan lain
Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc),
warna, bau, nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAB,
adanya perubahan lain
Keyakinan budaya dan kesehatan
Kemampuan perawatan diri : ke kamar mandi, kebersihan
diri
Penggunaan bantuan untuk ekskresi
Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen,
genitalia, rektum, prostat)
f) pola presepsi dan kognitif
Gambaran tentang indra khusus (pnglihatan, Gambaran
tentang indra khusus (pnglihatan, penciuma penciuman,
pendengar, perasa, peraba)
Penggunaan alat bantu indra
Persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara
komprehensif)
Keyakinan budaya terhadap nyeri
Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan
untuk mengontrol dan mengatasi nyeri
Data pemeriksaan fisik yang berhubungan Data
pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis
(neurologis, ketidaknyamanan)
g) pola reproduksi dan seksual
Masalah menstruasi
Papsmear terakhir
Perawatan payudara setiap bulan
Apakah ada kesukaran dalam berhubungan seksual
Apakah penyakit sekarang mengganggu fungsi seksual
h) pola presepsi dan konsep diri
Keadaan sosial : peekrjaan, situasi Keadaan sosial :
peekrjaan, situasi keluarga, kelom keluarga, kelompok
sosial pok sosial
Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki
Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaiyan dengan tubuh
(yg disukai dan tidak)
Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri
Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perub Ancaman
terhadap konsep diri (sakit, perubahan per ahan peran)
Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan atau
psikologi
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri,
murung, gidak mau berinteraksi)
i) pola mekanisme koping
Masalah utama selama masuk RS (keuangan, dll)
Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya
Takut terhadap kekerasan
Pandangan terhadap masa depan
Koping mekanisme yang digunakan saat terjadinya masalah
j) pola nilai dan kepercayaan
Apakah klien menganut suatu agama
Menurut agama klien bagaimana hubungan manusia dengan
penciptan-Nya
Dalam keadaan sakit apakah klien mengalami hambatan
dalam ibadah
d. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Keadaan umum
c. Tanda-tanda vital
d. Kepala
e. Wajah
f. Hidung
g. Telinga
h. Mulut dan tenggirikan
i. Leher
j. Thorak
k. Abdomen
l. Ekstremitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola tidur b.d faktor fisiologi, psikologis, lingkungan
2. Nyeri akut b.d agen penecedera fisik, kimiawi
3. Gangguan pola eliminasi b.d faktor fisiologis
4. Hipertermi b.d dengan proses penyakit
5. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Alimul, H. Aziz. (2006) P.engantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Guyton, Arthur. (1997). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
NANDA. (2011). Diagnosa Keperawatan 2011-2014. Jakarta: EGC.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan