Ny. M lahir pada tanggal 19 Mei 1961 (58 Ny. Y lahir pada tanggal 22 Juli 1945 (74
tahun) sudah menikah dan memiliki 1 orang tahun) seorang janda dan memiliki 10
anak, tinggal di Desa Tebing Kaning, orang anak, tinggal di Desa Simpang
Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu dan Ngalam, Kec. Sukaraja, Kabupaten
beragama Islam, bekerja sebagai ibu rumah Seluma, beragama Islam, bekerja sebagai
tangga, komunikasi menggunakan Bahasa ibu rumah tangga, bahasa sehaari-hari
Jawa serta Pendidikan terakhir adalah SMA. menggunakan Bahasa Serawai serta
Pendidikan terakhir adalah SLTP.
a. Riwayat kesehatan
Informasi mengenai riwayat kesehatan pasien didapatkan dari
menanyakan langsung kepada pasien, kelurga pasien, perawat ruangan serta
observasi peneliti serta tambahan informasi dari status pasien. Didapatkan
riwayat kesehatan pasien sebagai berikut :
Table 4.2 Riwayat kesehatan
No Riwayat Kesehatan Ny. M
1. Keluhan Utama Pasien tiba pada tanggal 13 Februari 2020 dirujuk Pasien tiba pada
kerumah sakit M.Yunus Bengkulu setelah dirawat di M.Yunus pada p
RS Arga Makmur selama tiga hari untuk dilakukan yakni tidak dapa
tindakan lebih lanjut. Keluhan utama MRS, pasien kanan dan lemah
mengatakan tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki
sebelah kiri, berbicara pelo dan lemah.
2. Keluhan Sekarang Pada saat dikaji pada tanggal 17 Februari 2020 pukul Pada saat dikaji
08.00 WIB di ruang Stroke RSUD Dr. M. Yunus 08.30 WIB di
Bengkulu didapatkan pasien kesulitan dalam menelan Bengkulu didapa
semenjak dirawat, berbicara pelo, dan kelemahan pada kedua dirawat, s
ekstrmitas bagian kiri. gatal pada tang
bagian kanan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu Keluarga klien mengatakan klien memiliki riwayat Keluarga klien
hipertensi selama 10 tahun dan belum pernah dirawat hipertensi kuran
di rumah sakit. Tidak pernah memiliki riwayat operasi, dirawat di rum
tidak menggunakan narkoba, tidak minum alkohol dan trakeostomi peng
tidak memiliki riwayat alergi. narkoba, tidak
riwayat alergi.
d. Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2020,
informasi didapatkan dari menanyakan langsung kepada pasien, kelurga
pasien, dan pemeriksaan peneliti. Didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 : Pengkajian Fisik
Ny. M Ny. Y
Keadaan Umum Tingkat Kesadaran Ny.M Tingkat Kesadaran Ny.Y
Composmentis, keadaan umum Composmentis, keadaan umum
lemah. lemah.
Tanda-tanda Vital Tekanan darah 150/100 mmHg, Tekanan darah 150/100
frekuensi nadi 98 x/m, suhu mmHg, frekuensi nadi 98 x/m,
37.4°C, pernafasan 22x/m, suhu 36.8°C, pernafasan
SPO2 : 97%, BB 68 Kg. 27x/m, SPO2 : 96%, terpasang
terapi oksigen dengan
kecepatan 3L dan berat badan
klien 65 Kg
Sistem Integumen Warna kulit sawo matang, Warna kulit sawo matang,
tekstur kulit elastis, turgor kulit tekstur kulit elastis, turgor kulit
elastis kembali meliputi, semula elastis kembali meliputi, semula
ketika dicubit dan pucat pada ketika dicubit dan pucat pada
tumit dan , kulit teraba kering tumit dan, kulit teraba kering
pada tangan dan kaki namun pada tangan dan kaki namun
teraba lembab pada area teraba lembab pada area
punggung dan pinggang. punggung dan pinggang..
Rambut tidak rata denga warna Rambut tidak rata denga warna
hitam terdapat uban yang hitam terdapat uban yang
tersebar dan tekstur halus tersebar dan tekstur halus
dengan kebersihan rambut dengan kebersihan rambut
bersih dan kulit kepala sedikit bersih dan kulit kepala sedikit
kering. kering.
Sistem Didapatkan ektermitas lengkap Didapatkan ektermitas lengkap
Moskuloskeletal saat dilakukan palpasi otot saat dilakukan palpasi otot
lembek tan tulang tidak ada lembek tan tulang tidak ada
kelainan baik itu lordosis, kelainan baik itu lordosis,
skoliosis dan kifosis, dengan skoliosis dan kifosis, dengan
tonus otot terdapat kekakuan tonus otot terdapat kekakuan
terutamadi ektermitas kiri. terutama di ektermitas kiri.
Fungsi tulang normal tidak ada Fungsi tulang normal tidak ada
kelainan fungsi tulang, tidak kelainan fungsi tulang, tidak
terdapat fraktur, sedangkan terdapat fraktur, sedangkan
terdapat gangguan pada terdapat gangguan pada
pergerakan sendi dimana sendi pergerakan sendi dimana sendi
susah untuk digerakkan. susah untuk digerakkan.
Kekuatan otot Kekuatan otot
000 444 000 555
000 444 000 555
e. Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien yang peneliti
dapatkan dari status pasien sebagai penunjang, sebagai berikut :
Tabel 4.5 Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium Ny. M pada tangga 17 Februari 2020
Nama pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematokrit 36 Lk : 37-47% Pr : 40-54%
Hb 11.7 Lk : 13.0-18.0 gr/dl Pr
: 12.0-16.0 gr/dl
Leukosit 9.900 4.000-10.000 mm3
Trombosit 223.000 150.000-450.000 t/mm3
Trigliserida 81 <150
Gula Darah Sewaktu 133 <140
Uric Acid 4,6 2,2-6,6
Kolestrol 208 150-250
LDL Kolestrol 130 <150
HDL Kolestrol 77 37-91
Hasil Laboratorium Ny. M pada tangga 20 Februari 2020
Nama pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hb 12,1 Lk : 13.0-18.0 gr/dl Pr :
12.0-16.0 gr/dl
Leukosit 8.600 4.000-10.000 mm3
Trombosit 246.000 150.000-450.000 t/mm3
Kolestrol 278 150-250
LDL Kolestrol 194 <150
HDL Kolestrol 86 37-91
f. Penatalaksanaan Obat
Tabel 4.6 : Penatalaksanaan Obat
Ny. M
Setelah dilakukan intervensi Perencanaan keperawatan akan diterapkan pada Rasional dalam perencanaan keperawataan yang a
keperawatan selama 3 x 24 jam pasien Ny. M dan Ny. Y dengan Pencegahan Luka diterapkan dimulai dari tahap obesrvasi dengan tinda
diharapkan : Tekan(SIKI) dimulai dari tahap observasi dengan yakni ; 1) Memberikan informasi tentang derajat l
SLKI: Integritas jaringan : tindakan keperawatan meliputi, ; 1) Periksa luka tekan 2) Mengkaji dan mencegah terjadinya luka te
kulit dan membran mukosa tekan dengan menggunakan skala (skala braden) 2 kembali 3) Suhu kulit normal menurunkan risiko l
Di pertahankan pada level 3 Periksa adanya luka tekan sebelumnya, 3) Monitor tekan 5) Mencegah kulit klien memerah 6) Kulit di
Di tingkatkankan ke level 5 suhu kulit yang 4) Monitor status kulit harian 5) tonjoloan tulang rentan mengalami luka tekan
Deskripsi Level : Monitor kulit diatas tonjolan tulang atau titik tekan Sumber tekanan dan gesekan dapat memicu timbul
1. Sangat terganggu saat mengubah posisi 6) Monitor sumber tekanan dan luka tekan 8) Aktivitas klien diperhatikan mengin
2. Banyak terganggu gesekan 7) Monitor mobilitas dan aktivitas individu. gesekan. Selanjutnya rasional tahap terpeutik den
3. Cukup terganggu Selanjutnya tahap terapeutik dengan tindakan tindakan keperawatan yakni ; 1) Menghin
4. Sedikit terganggu keperawatan yaitu ; 1) Keringkan daerah kulit yang friksi/abrasi kulit 2) Meningkatkan sirkulasi, tonus o
5. Tidak terganggu lembab akibat keringat, cairan, luka, dan dan gerakan tulang sendi dan meningkatkan partisi
inkontinensia fekal 2) Ubah posisi pasien setiap 1-2 pasien 3) Mencegah terjadinya kelelahan umum
Dengan kriteria hasil : jam sekali 3) fasilitasi gerakan kecil (ROM) pada kekakuan sendi. Mensatbilkan sendi, mengura
1. Suhu kulit (1/2/3/4/5) tubuh setiap shift 4) Pastikan intake nutrisi yang gerakan/rasa sakit pada sendi 4) Membantu da
2. Sensasi (1/2/3/4/5) cukup terutama protein, vitamin B, C, besi, kalori, penyembuhan/regenerasi seluler 5) Mencegah kelela
3. Elastisitas (1/2/3/4/5) dan menggunakan suplemen yang tepat 5) pada pasien tirah baring dan mencegah perluasan luk
4. Hidrasi (1/2/3/4/5) Pengaturan posisi mirng ( Faridah, dkk, 2019) 6) Meningkatkan sirkulasi kejaringan, meningkatkan to
5. Keringat (1/2/3/4/5) Pemberian Massage menggunakan virgin coconut il vaskular dan mengurangi edema jaring
6. Tekstur (1/2/3/4/5) (VCO) (Irawan Dewandono, 2017) . Terakhir tahap Kontraindikasi : pada area kulit yang memerah
7. Perfusi jaringan (1/2/3/4/5) edukasi dengan tindakan keperawatan yakni, ajarkan mengalami kerusakan, massage mengelilingi area
8. Integritas kulit (1/2/3/4/5) anggota keluarga merawat mencegah ulkus dekubitus menstimulus sirkulasi untuk mencegah luka bertm
pasien (Utoyo, 2014) luas. Terakhir rasional tahap edukasi dengan tinda
keperawatan yakni ; 1) Memampukan keluarga/or
terdekat pada pencegahan luka tekan secara konsisten
4. Gambaran Implementasi Keperawatan
Ny. M
Implementasi
Dilakukan implementasi keperawatan pada Selasa, 18 Februari Dilakukan implementas
hari ke 1
2020 pukul 06.30 WIB meliputi, memeriksa luka tekan dengan 2020 pukul 07.00 WIB
menggunakan skala (skala braden), memeriksa adanya luka menggunakan skala (s
tekan sebelumnya, memonitor suhu kulit yang tertekan, tekan sebelumnya, m
memonitor status kulit harian, memonitor kulit diatas tonjolan memonitor status kulit
tulang atau titik tekan saat mengubah posisi, memonitor sumber tulang atau titik tekan s
tekanan dan gesekan, memonitor mobilitas dan aktivitas tekanan dan gesekan
individu, mengeringkan daerah kulit yang lembab akibat individu, mengeringka
keringat, cairan, luka, dan inkontinensia fekal, mengubah posisi keringat, cairan, luka, d
pasien setiap 1-2 jam sekali, memfasilitasi gerakan kecil (ROM) pasien setiap 1-2 jam
pada tubuh setiap shift, memastikan intake nutrisi yang cukup (ROM) pada tubuh seti
terutama protein, vitamin B, C, besi, kalori, dan menggunakan cukup terutama prote
suplemen yang tepat, mengatur posisi miring ( Faridah, dkk, menggunakan supleme
2019), memberikan Massage menggunakan virgin coconut il ( Faridah, dkk, 2019)
(VCO) (Irawan Dewandono, 2017), dan mengajarkan anggota virgin coconut il (VC
keluarga merawat mencegah ulkus dekubitus pasien (Utoyo, mengajarkan anggota
2014). dekubitus pasien (Utoyo
Evaluasi hari ke 3 Setelah dilakukan implementasi pada Kamis, 20 februari 2020 Setelah dilakukan implementasi pada Kamis, 20 februari
pukul 15.00 wib didapatkan respon hasil (formatif) yaitu, nilai pukul 15.30 wib didapatkan respon hasil (formatif) y
pengukuran luka tekan dari skala braden adalah 14, tidak nilai pengukuran luka tekan dari skala braden adalah 15,
ditemukan riwayat luka tekan pada pasien, suhu 36,8 °c, kulit ditemukan riwayat luka tekan pada pasien, suhu 36.9°c,
pasien teraba lembab dan tidak pucat, kulit yang berada diatas pasien teraba kering dan pucat, kulit yang berasda d
tonjolan tulang tidak pucat lagi dan tidak terdapat bekas dari tonjolan tulang berwarna pucat terutama pada area tumit
tekanan linen, sumber gesekan dari linen berkurang, pasien terdapat bekas dari tekannan linen, sumber gesekan dari
bedrest total dan aktivitas meliputi, makan melalui NGT dan yang tidak rapi, pasien bedrest total dan aktivitas mel
minum dibantu oleh keluarga pasien, pasein terpasang pampers, makan dan minum dibantu oleh keluarga pasien, p
keringat dikeringkan dengan handuk kecil, pasien dalam posisi terpasang pampers, keringat dikeringkan dengan handuk
miring dengan bantal sebagai penyangga di punggung, pinggan dan pasien belum BAB, pasien dalam posisi miring de
dan tumit, pasien diberikan rom pasif pada ekstremitas kanan bantal sebagai penyangga di punggung, pinggan dan t
dan mampu melakukan rom aktif. pada bagian ekstremitas kiri pasien diberikan rom pasif pada ekstremitas kanan
pasien terlihat meringis dan mengatakan tangan kirinya tidak mampu melakukan rom aktif, pasien mengatakan mak
terasa ketika dipegang, pasien menghabiskan makanan melalui selalu bersisa setengah porsi, pasien dalam posisi m
NGT, pasien dalam posisi miring dengan bantal sebagai dengan bantal sebagai penyangga di punggung, pinggan
penyangga di punggung, pinggan dan tumit selama dua jam, tumit selama dua jam, pasien terlihat rileks dan tertidur k
pasien terlihat rileks ketika di massage, keluarga pasien paham di massage, keluarga pasien paham dan mengerti pasien
dan mengerti pasien tidak boleh terkena gesekan, kulit tidak boleh terkena gesekan, kulit tidak terlalu kering dan lem
terlalu kering dan lemban serta pengaturan posisi tubuh miring serta pengaturan posisi tubuh miring dan massage.
dan massage. Respon perkembangan (sumatif) dilakukan pada p
Respon perkembangan (sumatif) dilakukan pada pukul 16.30 16.30 WIB didapatkan hasil pasien mengatakan tertidur
WIB didapatkan hasil pasien mengatakan menghabiskan di massage, pasien mengatakan merasa rileks saat p
makanannya, pasien mengatakan tertidur saat di massage, dimiringkan, pasien mengatakan tidak terasa pusing, p
pasien mengatakan merasa rileks saat posisi dimiringkan. menghabiskan makanan. Tekanan darah 130/90 mm
Tekanan darah 130/100 mmHg, frekuensi nadi 96 x/menit, frekuensi nadi 97 x/menit, pernafasan 25 x/menit,
pernafasan 23 x/menit, suhu 36.8°C, kulit teraba tidak lembab, 36,8°C, kulit teraba tidak lembab, gesekan pada pung
gesekan pada punggung berkurang. Integritas jaringan : kulit berkurang. Integritas jaringan : kulit dan membran mu
dan membran mukosa berada diskala 5 (tidak terganggu). berada diskala 5 (tidak terganggu). Masalah teratasi inter
Masalah teratasi intervensi SIKI : Pencegahan Luka Tekan, SIKI : Pencegahan Luka Tekan, dihentikan.
dihentikan.
B. Pembahasan
a. Pengkajian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. M Yunus Bengkulu, sampel
yang diteliti berjumlah 2 pasien. Data pasien didapatkan dengan
melakukan pengkajian secara langsung kepada pasien atau keluarga
melalui wawancara dan observasi. Selain itu pengumpulan data sekunder
juga diambil dari bagian keperawatan guna mendukung penelitian ini.
Berdasarkan jawaban yang didapatkan melalui wawancara dan observasi
di peroleh data yang kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian dan
disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan secara deskriptif.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam
menangani masalah-masalah pasien sehingga dapat menentukan tindakan
keperawatan yang tepat (Muttaqin, 2008).
Pada tahap pengkajian awal, data penting yang harus di temukan
pada pasien dengan stroke adalah keluhan pasien masuk rumah sakit
karena mengalami kelumpuhan. Gejala klinis khas yang bisa ditemukan
pada penderita stroke adalah ditandai dengan kelumpuhan sesisi wajah
atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo),
perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, proses kencing terganggu,
vertigo dan gangguan fungsi otak (Riskesdas, 2018).
Terdapat 2 klien yang dilakukan pengkajian yaitu, pasien pertama
perempuan Ny. M berusia 58 tahun Pasien tiba pada tanggal 13 Februari
2020 dirujuk kerumah sakit M.Yunus Bengkulu setelah dirawat di RS
Arga Makmur selama tiga hari untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.
Keluhan utama MRS, pasien mengatakan tidak bisa menggerakkan tangan
dan kaki sebelah kiri, berbicara pelo dan lemah. Pasien kedua perempuan
berusia 74 tahun menuju RSUD M.Yunus Bengkulu Pasien tiba pada
tanggal 14 Februari 2020 di IGD RSUD M.Yunus pada pukul 06.00 WIB.
Keluhan pasien MRS yakni tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki
sebelah kanan dan lemah.
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah kebagian otak,
sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa
tahun (Brunner and Suddarth). Faktor terjadinya stroke pada kedua pasien
yaitu memiliki riwayat hipertensi. Ny. M memiliki riwayat hipertensi
selama 10 tahun dan Ny. Y kurang lebih selama 20 tahun dan pernah
dirawat di rumah sakit.
Dari hasil pengkajian peneliti dalam pemeriksaan tanda-tanda vital
pada pasien pertama Ny. M tekanan darah 150/100 mmHg, frekuensi nadi
98 x/m, suhu 37.4°C, pernafasan 22x/m, SPO2 : 97%, BB 68 Kg . Pasien
kedua Ny. Y didapatkan hasil tekanan darah 150/100 mmHg, frekuensi
nadi 98 x/m, suhu 36.8°C, pernafasan 27x/m, SPO2 : 96%, terpasang
terapi oksigen dengan kecepatan 3L dan berat badan klien 65 Kg.
Komplikasi jangka panjang (>14 hari) pada pasien stroke
mengalami kelumpuhan anggota gerak, gangguan vaskuler dan luka tekan
(NANDA, 2013). National pressure Ulcer Advisory panel (NPUAP)
mengatakan luka tekan merupakan nekrosis jaringan lokal yang cenderung
terjadi ketika jaringan lunak tertekan di antara tonjolan tulang dengan
permukaan eksternal dalam jangka waktu lama.
Menurut Potter & Perry (2005) ada 10 faktor yang mempengaruhi
pembentukan luka dekubitus diantaranya gaya gesek, friksi, kelembaban,
nutrisi buruk, anemia, infeksi, demam, gangguan sirkulasi perifer, obesitas,
kakesia, dan usia. Pengkajian dalam mengurangi resiko luka tekan
menggunakan skala braden dengan menilai presepsi sensori, kelembaban,
baring total, mobilitas, nutrisi dan gesekan. Penilaian presepsi sensori pada
Ny. M berespon terhadap perintah verbal namun tidak selalu
mengkomunikasikan ketidaknyamanannya. Pasien Ny. Y berespon penuh
terhadap perintah verbal. Penialian kelembaban Pasien Ny. M dan Ny. Y
terpapar pada kelembaban diarea penonjolan tulang sering lembab karena
pasien berkeringat dan membutuhkan pergantian linen setiap kali
pergantian shift. Pemenuhan aktivitas Ny. M dan Ny. Y mengalami baring
total diatas bed untuk pemenuhan aktivitas meliputi, makan dan minum
dibantu keluarga. Penilaian mobilitas pasien Ny. M dan Ny. Y didapatkan
tidak dapat menggerakkan tubuh dan ekstremitas tanpa bantuan keluarga.
Selanjutnya pada penilaian pemenuhan kebutuhan nutrisi, Ny. M tidak
adekuat dan hanya mengabiskan ½ porsi makanan yang disajikan dan Ny.
Y adekuat dan mengabiskan ¾ porsi makanan yang disajikan. Terakhir
penialian terhadap gesekan Ny. M dan Ny. Y Setiap kali mengangkat
pasien Ny. M terjadi gesekan dengan linen yang tidak rapi, pasien sering
merosot, dan harus dibantu memperbaiki posisi.
Pemeriksaan fisik pada sistem integumen kedua pasien didapatkan
hasil warna kulit sawo matang, tekstur kulit elastis, turgor kulit elastis
kembali meliputi, semula ketika dicubit dan pucat pada tumit dan, kulit
teraba kering pada tangan dan kaki namun teraba lembab pada area
punggung dan pinggang.. Rambut tidak rata denga warna hitam terdapat
uban yang tersebar dan tekstur halus dengan kebersihan rambut bersih dan
kulit kepala sedikit kering.
Pemeriksaan penunjang pada pasien stroke dengan resiko luka
tekan meliputi analisis urin, biopsy dan pemeriksaan darah. Pada Ny. M
pemeriksaan yang telah dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium yaitu
gula darah sewaktu, ureum, hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit,
kolestrol. Kemudian pada Ny. S pemeriksaan yang telah dilakukan adalah
pemeriksaan laboratorium yaitu yaitu hemoglobin, hematokrit, leukosit,
trombosit, kolestrol.
Penatalaksanaan obat yang diberikan pada pasien Ny. M yaitu berupa
terapi IVFD RL, drip neurobion, omeprazole, paracetamol infus, manitol,
amplodipine, neurodex, paracetamol. Psien Ny. Y terapi IVFD RL,
omeprazole, paracetamol infus, manitol, amplodipine.
b. Diagnosa
Pada Ny. M muncul diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan
dengan imobilitas, risiko gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan
dengan imobilisasi, risiko luka tekan berhubungan dengan imobilisasi.
Pada Ny. Y muncul diagnosa ketidakefektifan pola napas berhubungan
dengan hipersekresi dijalan nafas, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan imobilitas, risiko gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan
dengan imobilisasi, risiko luka tekan berhubungan dengan imobilisasi.
Diagnosa keperawatan yang menjadi fokus utama penderita stroke
adalah risiko luka tekan (Tim Pokja SDKI). Pada pasien Ny. M
ditemukan data subjektif ; 1) Klien mengatakan kesulitan bergerak dan
sudah 6 hari ditempat tidur, 2) Klien mengatakan tidak bisa
menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri, 3) Klien mengatakan
badannya terasa panas, 4) Klien mengatakan kesulitan menelan makanan,
Data Objektif yang didapatkan; 1) Klien tampak lemah, 2) Kulit teraba
kering 3) Tampak gesekan pada klien di area punggung dan pinggang, 4)
Klien tampak bedrest, 5) Frekuensi nadi 98 x/m, tekanan darah 150/100
mmHg suhu 37.4°C, pernafasan 22x/m dan SPO2 : 96%, 6) Klien tampak
pucat, 7) Berat badan klien 68 Kg,. Pasien Ny. Y didapatkan data
subjektif .
c. Perencanaan
Menurut Alimul (2012) perencanaan keperawatan merupakan
keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai
akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensial. Pada pasien stroke dengan komplikasi berupa kelumpuhan yang
berdampak pada resiko luka tekan, maka peneliti mengangkat diagnosa
keperawatan risiko luka tekan maka perawat mengacu pada tujuan dan
kriteria hasil yang terdapat didalam SLKI yakni integritas jaringan : kulit
dan membran mukosa dan intervensi keperawatan yang mengacu kepada
pencegah luka tekan.
Tetapi ada satu intervensi yang tidak dapat dilanjutkan yaitu
monitor berat badan dan perubahannya karena pasien mengalami
kelumpuhan dan tidak dapat memonitor perubahan berat badan. Sehingga
peneliti tidak dapat menerapkan intervensi tersebut.
d. Implementasi
Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan
(tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencan tindakan
keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal
diantaranyanya bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik
komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang
hak-hak klien serta dalam memahami tingkat perkembangan klien. Dalam
pelaksanaan rencana tindakan terdapat 2 jenis tindakan yaitu tindakan
jenis mandiri dan tindakan kolaborasi. (Alimul, 2009).
Pada kasus Ny.M dan Tn. Y selama 3 hari berturut-turut sejak
Rabu 18 Februari 2020 sampai dengan Rabu 20 Februari 2020 di ruang
stroke RSUD M Yunus Bengkulu. Pada kedua pasien Ny. M dan Ny. Y
dilakukan tindakan memeriksa luka tekan dengan menggunakan skala
(skala braden), memeriksa adanya luka tekan sebelumnya, memonitor
suhu kulit yang tertekan, memonitor berat badan dan perubahannya,
memonitor status kulit harian, memonitor kulit diatas tonjolan tulang atau
titik tekan saat mengubah posisi, memonitor sumber tekanan dan gesekan,
memonitor mobilitas dan aktivitas individu, mengeringkan daerah kulit
yang lembab akibat keringat, cairan, luka, dan inkontinensia fekal,
mengubah posisi pasien setiap 1-2 jam sekali, memfasilitasi gerakan kecil
(ROM) pada tubuh setiap shift, memastikan intake nutrisi yang cukup
terutama protein, vitamin B, C, besi, kalori, dan menggunakan suplemen
yang tepat, mengatur posisi tubuh miring ( Faridah, dkk, 2019),
memberikan Massage menggunakan virgin coconut oil (VCO) (Irawan
Dewandono, 2017), dan mengajarkan anggota keluarga merawat
mencegah ulkus dekubitus pasien (Utoyo, 2014).
Pada intervensi memberikan Massage menggunakan virgin
coconut oil. Tindakan ini dilakukan dua kali sehari setelah mandi pada
pukul 06.00 WIB dan 15.30 WIB. Tindakan diawali dengan mengoleskan
VCO dengan tangan ke punggung, kaki dan tangan secara perlahan lalu di
massage dari bawah keatas dengan jari selama kurang lebih 5-10 menit.
Hasil yang didapatkan peneliti adalah sesuai dengan peneliti lain yaitu
pasien merasa rileks dan tertidur saat di massage. Berdasarkan hasil lain
Massage menggunakan virgin coconut oil dalam hasil penelitian Irawan
Derajat Dewandono (2017) didapatkan hasil pasien merasa nyaman.
Kenyamanan yang dirasakan oleh pasien adalah perasaan tenang, rileks,
mengantuk dan bahkan tertidur. Meningkatkan sirkulasi kejaringan,
meningkatkan tonus vaskular dan mengurangi edema jaringan. Efek dan
kegunaan massage effleurage adalah dapat memberikan relaksasi kepada
pasien, memberikan sensasi nyaman dan mengurangi rasa nyeri.
Massage dengan VCO sebagai pelumas didapatkan hasil kulit lembab
dan sebagai anti mikroba.
Pada intervensi memberikan tindakan mengatur posisi tubuh miring.
Tujuan posisi miring selanjutnya yaitu mengurangi kemungkinan tekanan
yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap sehingga
menyebabkan luka tekan atau sering disebut dengan dekubitus. Tindakan
posisi miring diberikan setelah pasien di massage oleh peneliti
dipertahankan maksimal selama dua jam dan diubah setiap dua jam sekali,
dalam tindakan tersebut peneliti dibantu oleh keluarga pasien dan
menjelaskan kepada keluarga tujuan tindakan tersebut. Hasil yang
didapatkan peneliti adalah sesuai dengan peneliti lain yaitu membantu
menurunkan resiko luka tekan pada pasien. Hasil penelitian lain (Umi
Faridah, dkk, 2019) bahwa perlakuan pemberian posisi miring lebih efektif
menurunkan derajat dekubitus dibandingkan kelompok kontrol tanpa
perlakuan.
Tindakan ketiga yakni mengedukasi keluarga pasien dalam
mencegah ulkus dekubitus pada pasien (Utoyo, 2014). Hasil yang
peneiliti lakukan sesuai dengan peneliatian lain. Edukasi yang diberikan
tentang merubah posisi dengan tirah baring, melindungi bagian tubuh
yang tulangnya menonjol dengan bahan yang lembut, menjaga kebersihan
dan kekeringan kulit, melakukan gerakan ROM, menyediakan penyangga
yang nyaman dan ventilasi yang baik, dan tidak membatasi gerakan
(Utoyo, 2014 dalam Rofik Abi Kurniawan, 2017). Edukasi tersebut
efektif menambah pengetahuan kelurga pasien ikut serta mencegah luka
tekan.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan.
Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai
setelah implementasi keperawatan,dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan. Metode evaluasi yang digunakan pada kasus ini
menggunakan metode SOAP.
Evaluasi tindakan yang diberikan kepada Ny. M dan Ny.Y disusun
dengan menggunakan metode SOAP, kedua pasien tersebut menggunakan
diagnosa risiko luka tekan, setelah dilakukan tindakan, resiko luka tekan
pasien menurun. Pada Ny. M pasien mengatakan tertidur saat di massage,
pasien mengatakan merasa rileks saat posisi dimiringkan, pasien
menghabiskan makanan dan penilaian dengan skala braden meningkat
menjadi 14 dan pada Ny.Y mengatakan tertidur saat di massage, pasien
mengatakan merasa rileks saat posisi dimiringkan, pasien mengatakan
tidak terasa pusing, pasien menghabiskan makanan dan penilaian dengan
skala braden meningkat menjadi 15. Intervensi pada diagnosa resiko luka
tekan pada kedua pasien ini dapat dilanjutkan.
C. Keterbatasan
Dalam studi kasus ini peneliti mengalami kendala yakni kekurangan
referensi dalam pencegahan luka tekan baik dari peneliti maupun di intansi
pendidikan sehingga peneliti harus mencari lebih banyak referensi guna
melengkapi informasi dan bahan dalam penulisan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan studi kasus manajemen pencegahan luka tekan pada Ny.M
dan Ny. Y dengan penyakit Stroke Hemoragik yang telah peneliti lakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Data fokus yang didapat dari
hasil pemeriksaan kedua pasien adalah pada Ny. M dengan keluhan tidak
dapat menggerakkan tangan dan kaki kiri, berbicara pelo dan lemas, dan
pada Ny. Y didapatkan keluhan dapat menggerakkan tangan dan kaki kanan,
dan lemas. Berdasarkan pengkajian tersebut, keluhan yang dialami kedua
pasien tersebut tidak jauh berbeda dan menunjukkan gejala yang sama. Hal
tersebut sama dengan teoritis yang disusun oleh peneliti.
2. Diagnosa Keperawatan
Prioritas diagnosa keperawatan risiko luka tekan berhubungan dengan
imobilisasi muncul pada kasus Ny. M dan Ny. Y, sesuai dengan hasil
pengkajian dan tujuan intervensi peneliti.
3. Intervensi Keperawatan
Perencenaan keperawatan pada Ny. M dan Ny. Y telah direncanakan
sesuai diagnosa yang telah ditegakkan yang merujuk pada buku SLKI, SIKI,
dan beberapa jurnal sebagai evidence base. Intervensi disusun berdasarkan
fokus dari penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu mengenai manajemen
pencegahan luka tekan pada pasien dengan diagnosa medis Stroke
Hemoragik.
4. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan semua intervensi yang disusun, hampir semua dilakukan
implementasi pada kedua pasien. Implementasi manajemen pencegahan luka
tekan selama 3 hari pada kedua pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang didapatkan pada kedua pasien pada hari ketiga dengan
diagnosa risiko luka tekan berhubungan dengan imobilisasi yaitu pada Ny.
M dengan menggunakan metode SO-A-P yang didapatkan berhasil tercapai
sesuai level yang ingin dicapai yaitu level 5 dan pasien menunjukkan
perubahan yang positif atau semakin membaik, sedangkan pada Ny. Y
dengan menggunakan metode S-O-A-P yang didapatkan berhasil tercapai
sesuai level yang ingin dicapai yaitu level 5.
B. SARAN
a. Bagi Mahasiswa
Karya tulis yang disusun ini dapat digunakan bagi mahasiswa
sebagai refernsi dan informasi mengenai pencegahan luka tekan.
b. Bagi Perawat
Karya tulis ilmiah ini sebaiknya dapat digunakan perawat sebagai
wawasan tamabahan dan acuan intervensi yang dapat diberikan pada pasien
stroke dalam mencegah luka tekan. Perawat sebaiknya dapat meneruskan
manajemen pencegahan luka tekan pada pasien stroke.
3. Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dan
fasilitas secara maksimal kepada perawat dan pasien, sehingga diharapkan
proses perawatan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar
yang ada dan bagi peneliti dalam proses pengurusan perizinan diberikan
waktu pengurusan yang singkat.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
berupa informasi dan ilmu mengenai manajemen pencegahan luka tekan
pada pasien stroke bagi institusi pada umunya dan mahasiswa pada
khususnya, sehingga dalam praktiknya dapat menerapkan dan
mengembangkan hasil karya tulsi ilmiah ini lebih lanjut. Selain itu,
diharapkan melengkapi referensi mengenai luka tekan dan buku-buku yang
berhubungan dengan penyakit kulit.