Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERWATAN PADA NY. E.

DENGAN DIAGNOSA MEDIS


STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG STROKE DI RUMAH SAKIT
RAGAM BEGAWE CARAM Kec.TANJUNG RAYA KABUPATEN MESUJI

Oleh
Lisnawati Aritonang
NIM: 20222072098519

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU - LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG UNIT STROKE ANGGREK 2
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Tanggal MRS : 25 April 2022


Tanggal pengkajian : 26 April
2022 Jam pengkajian : 07.30 WIB
Hari rawat ke 2
Data diperoleh dengan wawancara langsung dengan pasien (auto-anamnesa) dan
keluarga (allo-anamnesa), pemeriksaan fisik dan catatan medis.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Simo, Boyolali
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
No. RM : 01220xxx
Diagnosis medis : Stroke Non Hemoragik
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Simo, Boyolali
Hubungan : Anak

2
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kelemahan tangan dan kaki kanan dan sulit
digerakkan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kepalanya terasa pusing, tangan dan kaki kanan
terasa tebal, lemah dan sulit digerakkan, dan badannya terasa lemas 1
hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan bila bicara sulit karena lidah juga
terasa tebal. Kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke IGD RSUD Dr.
Moewardi Surakarta pada tanggal 25 April 2022 pada pukul 10.10
WIB. Di IGD pasien mendapatkan pemeriksaan dengan hasil, TD:
170/100 mmHg, S :36,5ºC, RR : 18x/menit, N : 78x/menit, SpO2 :
98%, GCS E4V5M6 (15). Pasien mendapatkan perawatan infus NS 20
tpm, injeksi ranitidine 50 mg, extra injeksi diphenhidramin 10 mg,
injeksi mecobalamin 500 mcg. Kemudian pada pukul 14.48 WIB
(25/4/22) pasien dipindahkan ke ruang rawat inap unit stroke Anggrek
2, pasien terpasang infus NS 20 tpm, di ruang Anggrek 2 pasien
mendapatkan pemeriksaan dengan hasil, TD : 160/100 mmHg, S :
36,5ºC, RR : 18x/menit, N : 80x/menit, SpO2 : 99%, GCS E4V5M6
(15).
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26/4/22 pasien
mengatakan tangan dan kaki kanannya masih terasa tebal, lemah dan
sulit digerakkan, badannya masih lemas dan pasien mengatakan bicara
masih sulit dan lidah juga masih terasa tebal, pasien terlihat pelo saat
bicara. TD : 150/90 mmHg, S : 36,7 ºC, RR : 18x/menit, N :78x/menit,
SpO2 : 98%.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak 10
tahun yang lalu, pasien kontrol rutin di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Keluarga pasien mengatakan pasien juga mempunyai
3
riwayat penyakit aritmia jantung sejak 2016 dan kontrol rutin setiap 1
bulan sekali di RS Jogja untuk melakukan pengobatan ablasi jantung
sampai tahun 2018.
Pasien juga mempunyai riwayat operasi yaitu operasi usus buntu pada
tahun 2011 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pasien tidak
mempunyai riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan keluarganya ada yang mempunyai
riwayat penyakit keturunan yaitu penyakit hipertensi yang diderita
ayah pasien. Pasien mengatakan keluarganya tidak mempunyai riwayat
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV.
e. Genogram

X X X x

Ny.S
56 th

Keterangan :
: Laki- laki : Keturunan

: Perempuan : Hubungan darah/saudara

: Meninggal laki-laki : Tinggal serumah


X : Meninggal laki-laki : Pasien

: Menikah

Penjelasan : pasien anak ke- 3 dari 5 bersaudara, kakak pertamanya


perempuan, kakak keduanya laki-laki, dan kedua adiknya perempuan.
Pasien sudah menikah dan mempunyai 3 anak, 1 laki-laki dan 2
perempuan. Bapak dan ibu pasien sudah meninggal. Kedua anak
perempuannya sudah menikah dan mempunyai rumah sendiri. Pasien
4
tinggal bersama anak laki-laki dan suaminya.
f. Perilaku yang Mempengaruhi Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak pernah
mengkonsumsi alkohol, tidak melakukan olahraga teratur, pasien tidak
pernah merokok dan tidak suka minum kopi.
3. Pengkajian Kebutuhan Perawatan Diri Universal (Universal Self Care
Requisite)
a. Pemenuhan kebutuhan oksigen
Pasien mengatakan tidak sesak nafas, pasien tidak menggunakan alat
bantu nafas dan tidak diberikan terapi O2. Respirasi : 18x/menit, SpO2
: 98%, CRT < 3 detik.
b. Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Sebelum sakit : pasien minum ±1,5 liter
perhari.
Selama sakit : keluarga pasien mengatakan pasien hanya minum ±700
cc perhari. Pasien terpasang infus NS 20 tpm, tidak ada edema.
c. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien makan 3x sehari
dengan porsi sedang.
Selama sakit : keluarga pasien mengatakan pasien mendapat makan
dari rumah sakit 3x sehari, dan makanan selalu dihabiskan. Diit dari
rumah sakit yaitu diit rendah garam dan diit lunak bubur 1700 kkal.
d. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
Sebelum Sakit : BAK sehari 5-6x, BAB 1x sehari dengan feses lunak.
Selama Sakit : BAK sehari 6-7x, sejak dirawat di RS selama 2 hari
pasien BAB sudah 1x dengan konsistensi feses lunak dan berwarna
coklat.

5
e. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat
- Aktivitas
Aktivitas dan Latihan Sebelum Sakit Selama Sakit
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi  
Berpakaian  
Eliminasi  
Makan dan minum  
Mobilisasi  
Keterangan:
0: Mandiri 3: Dibantu alat dan orang lain
1: Dibantu Alat 4: Tergantung total
2: Dibantu orang lain
Alat bantu : Tongkat/Splint/Brace/Kursi Roda/Pispot/Lain-lain.
- Istirahat
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien tidur pada pukul
21.00 WIB dan bangun pada pukul 04.30 WIB.
Selama sakit : keluarga pasien mengatakan pasien tidur pukul 21.00
WIB dan bangun pada pukul 04.00 WIB.
f. Pemenuhan kebutuhan interaksi sosial
Pasien mengatakan hubungan pasien dengan orang terdekat maupun
teman atau tetangga baik, interaksi dan komunikasi dengan orang lain
juga baik, tidak mengalami konflik yang berat.
g. Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan dan kesejahteraan
Keluarga pasien mengatakan kontrol rutin untuk hipertensinya selama
1 bulan sekali tetapi untuk obatnya jarang diminum dan terkadang
lupa. Pasien juga tidak pernah melakukan olahraga.
h. Pemenuhan peningkatan kesehatan
Pasien kontrol rutin dengan dokter 1 bulan sekali.

6
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 150/90
mmHg Suhu : 36,7 ºC
Respirasi rate : 18x/menit
Nadi :78x/menit
SpO2 : 98%
b. Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
GCS = E4V5M6 (15)
c. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Bentuk mesochepal, simetris, rambut sebagian ber uban, tidak ada
kelainan, tidak ada benjolan, kulit kering.
2) Muka/Wajah
Wajah asimetris, mulut merot ke kiri.
3) Mata
Mata pasien tampak simetris kiri dan kanan, tidak tampak massa
dan lesi. Kedua alis simetris kiri dan kanan. Bola mata dapat
bergerak mengikuti pergerakan tangan. Sklera tidak ikterik,
konjungtiva anemis. Pupil tampak isokor (3 mm/3 mm), reflek
cahaya (+/+).
4) Telinga
Simetris kanan dan kiri, tampak bersih, tidak ada cairan keluar,
tidak ada gangguan pendengaran.
5) Hidung
Kondisi kedua lubang hidung simetris antara kiri dan kanan,
tampak bersih, tidak tampak massa atau lesi, tidak ada nyeri tekan
pada sinus, tidak ada dislokasi tulang hidung.
6) Mulut dan gigi
7
Mulut asimetris antara kanan dan kiri, mulut merot ke kiri, gigi
kekuningan, mukosa mulut lembab.
7) Leher
Bersih, tidak tampak pembesaran tiroid, tidak ada nyeri tekan.
8) Integumen
Kulit bersih, kulit berwarna coklat, kulit kering dan bersisik, turgor
kulit baik.
9) Thorax/Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, frekuensi nafas 18x/menit,
tidak tampak retraksi dinding dada, tidak ada
luka.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pergerakan dinding
dada antara kanan dan kiri teraba sama.
Perkusi : sonor di seluruh lapang dada.
Auskultasi : suara nafas vesikuler dan tidak ada suara
nafas tambahan.
10) Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada lipatan perut.
Auskultasi : bising usus 15x/menit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : tympani.
11) Genetalia
Tidak nyeri saat berkemih, tidak dipasang DC.
12) Ekstermitas
Atas kanan : lemah, tidak ada edema, kulit berwarna
coklat. Atas kiri : tidak ada edema, terpasang infus NS 20
tpm. Bawah kanan : lemah, tidak ada edema, kulit berwarna
coklat. Bawah kiri : tidak ada edema, kulit berwarna coklat.
Kekuatan Otot

Atas kanan Atas kiri


2 4

Bawah kanan Bawah8 kiri


2 5
Keterangan kekuatan otot:
0 : Lumpuh total.
1 : Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat.
2 : Gerakan otot penuh melawan gravitasi, dengan topangan.
3 : Gerakan yang normal melawan gravitasi.
4 : Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan minimal.
5 : Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan
melawan tahanan maksimal.
- ROM
ROM pasif pada ekstremitas kanan dan ROM aktif pada ekstremitas
kiri.
5. Sistem Persarafan
a. Fungsi 12 saraf kranial
Nervus 1 : indera penciuman pasien normal.
Nervus 2 : pasien dapat melihat dengan baik.
Nervus 3 : pupil mata isokor.
Nervus 4 : pasien mampu menggerakan bola mata sesuai perintah (ke
atas dan ke bawah).
Nervus 5 : fungsi sensasi pasien normal, mampu merespon sentuhan
yang diberikan.
Nervus 6 : pasien mampu menggerakan mata kekanan dan kekiri tanpa
menengok.
Nervus 7 : indera pengecap pasien normal, otot wajah pasien tertarik ke
sisi kiri.
Nervus 8 : fungsi pendengaran pasien normal.
Nervus 9 : fungsi pengecapan normal, pasien mampu membedakan rasa
yang diberikan peneliti, tidak ada kesulitan menelan.
Nervus 10 : gerakan ovula simetris, reflek menelan dan muntah baik.
Nervus 11 : gerakan bahu abnormal pada bahu dextra dimana pasien
9
tidak mampu menahan tahanan yang diberikan peneliti.
Kelemahan anggota gerak kanan (hemiparese dextra).
Nervus 12 : pasien mampu menjulurkan lidah ke kiri dan ke kanan,
gerakan lidah normal.
b. Fungsi motorik

Atas kanan Atas kiri


2 4

Bawah kanan Bawah kiri


2 5

Kekuatan otot ekstremitas dextra abnormal, pasien mampu


menggerakkan namun tidak mampu melawan gravitasi. Sedangkan
ekstremitas sinistra normal, pasien mampu menahan gravitasi dan
tahanan penuh dari peneliti.
c. Fungsi sensorik
Fungsi sensorik pada ekstremitas sinistra pasien normal, pasien
mampu merespon rangsangan yang diberikan. Sedangkan pada
ekstremitas dextra pasien tidak dapat merespon rangsangan yang
diberikan.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 25 April 2022 pukul
11.03 WIB (saat di IGD)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN METODE

HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.5 g/Dl 12.0-15.6 Flow cytometry
Hematokrit 40 % 33-45 Flow cytometry
Leukosit 7.9 ribu/ul 4.5-11.0 Flow cytometry
Trombosit 326 ribu/ul 150-450 Flow cytometry
Eritrosit 4.91 juta/ul 4.10-5.10 Flow cytometry
INDEX ERITROSIT 10
MCV 81.2 /um 80.0-96.0 Flow cytometry
MCH 27.5 Pg 28.0-33.0 Flow cytometry
MCHC 33.8 g/dL 33.0-36.0 Flow cytometry
RDW 13.1 % 11.6-14.6 Flow cytometry
MPV 8.9 Fl 7.2-11.1
PDW 16 % 25-65
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.50 % 0.00-4.00 Flow cytometry
Basofil 0.30 % 0.00-2.00 Flow cytometry
Netrofil 72.80 % 55.00-80.00 Flow cytometry
Limfosit 22.00 % 22.00-44.00 Flow cytometry
Monosit 4.40 % 0.00-7.00 Flow cytometry
HEMOSTASIS
PT 12.00 Detik 10.0-15.0 Semi automatic
APTT 29.2 Detik 20.0-40.0 Semi automatic
INR 0.860 - Semi automatic
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu 129 mg/dl 60-140 HEXOKINASE
AST (SGOT) 24 u/l <31 IFCC tanpa
ALT (SGPT) 15 u/l <34 IFCC tanpa
FUNGSI GINJAL
Kreatinin 0.9 mg/dL 0.6-1.1 ENZIMATIK
Ureum 29 mg/dL <50 Enzimatic uv

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 26 April 2022 pada


pukul 09.02 WIB

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN METODE

KIMIA KLINIK
HbA1c 6.6 % 4.8-5.9 IFCC
Glukosa Darah Puasa 76 mg/dl 70-110 HEXOKINASE
Glukosa 2 jam PP 95 mg/dl 80-140 HEXOKINASE
11
Asam Urat 6.1 mg/dl 2.4-6.1 Enzymatic
Colorimetric
Cholesterol Total 163 mg/dl 50-200 CHOD-PAP
Cholesterol LDL 104 mg/dl 89-210 Flowcytometer
Cholesterol HDL 36 mg/dl 37-91 Non
imunological
Trigliserida 171 mg/dl <150 Glyserol kinase
SEROLOGI
HbsAg Nonreactive Nonrective CMIA

b. Hasil Pemeriksaan CT-Scan


Pemeriksaan tanggal 25 April
2022 Kesimpulan :
- Infark di periventricular gyrus precuneus lobus parietalis kiri
- Multipel kalsifikasi diffuse di vermis cerebellum, cerebellum
bilateral dan cortical subcortical white matter lobus frontoparietalis
bilateral
- Sinusitis maxillaris kanan
- Concha bullosa pada concha media bilateral
- Deviasi septum nasi ke kiri grade 1
c. Hasil Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan tanggal 25 April
2022 Interpretation :Sinus rhythm
ECG within normal limits
Measurement :
HR : 76/min
RR : 794 ms
QRS : 90 ms
QT/QTc : 390 ms/438 ms
P/PQ(PR) : 112 ms/158 ms
P/QRS/T : 48º /38º/0º

12
7. Program Terapi
Infus NS 20 tpm
Injeksi ranitidin 50 mg/12 jam
Injeksi mecobalamin 500 mcg/ml/12 jam
Injeksi citicoline 250 mg/12 jam
Amlodipin 10 mg/24 jam
Gabapentin 300 mg kapsul/24 jam
Aspilet 80 mg tablet/24 jam
Atorvastatin 20 mg tablet/24 jam
B. ANALISA DATA

No. Data Fokus Problem Etiologi


1. DS : Gangguan Hemiparese,
- Pasien mengatakan tangan dan mobilitas fisik penurunan
kaki kanan terasa tebal, lemah (D. 0054) kekuatan otot,
dan sulit digerakkan gangguan
DO : neuromuskular
- Kekuatan otot :
ta ka ta ki
2 4
ka ka ka ki
2 5
- Skor kekuatan otot ekstremitas
dextra 2
- Hasil pemeriksaan nervus 11
aksesorius yaitu kelemahan
anggota gerak kanan
(hemiparase dextra)
- Di dapatkan hasil CT-Scan :
Infark di periventricular gyrus
precuneus lobus parietalis kiri
- ROM pasif pada ekstremitas
kanan dan ROM aktif pada
ekstremitas kiri
- Kekuatan otot ekstremitas
dextra abnormal, pasien
mampu menggerakkan namun
tidak mampu melawan
13
gravitasi
2. DS : Gangguan Gangguan
- Pasien mengatakan bicara sulit komunikasi neuromuskular
dan lidah juga masih terasa verbal (D. 0119)
tebal.
DO :
- Pasien terlihat pelo saat bicara
- Hasil pemeriksaan nervus 7
Fasialis : otot wajah pasien
tertarik ke sisi kiri.
- Bibir pasien tampak merot ke
kiri
3. DS : Risiko gangguan Penurunan
- Pasien mengatakan tubuhnya integritas kulit mobilitas
tidak terdapat luka (D. 0139)
DO :
- Kondisi kulit pasien kering dan
bersisik
- Skor kemampuan aktivitas 3
- ROM ekstremitas dextra pasif
- Ekstremitas dextra tidak
mampu merespon rangsangan
peneliti
- Hemiparese ektremitas dextra

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik b.d hemiparese, penurunan kekuatan otot,
gangguan neuromuskular (D. 0054)
2. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan neuromuskular (D. 0119)
3. Risiko gangguan integritas kulit b.d penurunan mobilitas (D. 0139)

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Dx
Hasil
1. Luaran utama : Intervensi : dukungan
mobilitas fisik ambulasi (I.06171)
(L.05042)

Setelah dilakukan O (Observasi) :


tindakan keperawatan a. Identifikasi toleransi a. Membantu
selama 3x24 jam fisik mengetahui
diharapkan mobilitas 14
fisik meningkat kondisi mobilisasi
dengan kriteria hasil T (Terapeutik) : pasien
: b. Latih pasien teknik b. Untuk
a. Pergerakan nonfarmakologis (mis. meningkatkan
ekstremitas ROM aktif & pasif) kekuatan otot dan
meningkat sendi
b. Kekuatan otot c. Fasilitasi aktivitas c. Meningkatkan
meningkat (5) pergerakan dengan alat kekuatan otot yang
c. Rentang gerak bantu (mis. Tongkat, diperlukan untuk
(ROM) meningkat kruk) mobilisasi
d. Kaku sendi d. Libatkan keluarga d. Membantu pasien
menurun dalam meningkatkan meningkatkan
e. Gerakan tidak pergerakan pergerakan
terkoordinasi E (Edukasi) :
menurun e. Ajarkan untuk e. Meningkatkan
f. Kelemahan fisik melakukan mobilisasi kekuatan otot dan
membaik. sederhana ketahanan otot
(mis.berjalan dari
tempat tidur ke kursi)
2. Luaran utama : Intervensi : promosi
komunikasi verbal komunikasi : defisit
(L.13118) bicara (I.13492)

Setelah dilakukan
O (Observasi) :
tindakan keperawatan
a. Monitor proses a. Untuk mengetahui
selama 3x24 jam proses kogntif,
kognitif, anatomis, dan
diharapkan anatomis dan
fisiologis yang
komunikasi verbal fisiologis yang
berkaitan dengan
meningkat dengan berkaitan dengan
bicara (mis. Memori,
kriteria hasil : bicara
pendengaran, bahasa)
a. Kemampuan b. Untuk mengetahui
b. Dengarkan dengan
berbicara kemampuan
tekun jika pasien mulai
meningkat (5) komunikasi pasien
bicara
b. Pelo, gagap T (Terapeutik) :
menurun c. Berdiri di lapang c. Untuk mengetahui
c. Pemahaman kemampuan
pasien pada saat
komunikasi komunikasi pasien
berbicara
membaik d. Untuk
d. Lakukan komunikasi mempermudah
dengan wajar, bahasa komunikasi
jelas, sederhana dan dengan pasien
bila perlu diulang
E (Edukasi) : e. Untuk
e. Ajarkan pasien dan meningkatkan
keluraga dalam melatih kemampuan
komunikasi
15 verbal komunikasi pasien
pada pasien
f. Latih otot bicara secara f. Untuk
optimal meningkatkan
kemampuan
komunikasi pasien
K (Kolaborasi) :
g. Kolaborasi dengan ahli g. Untuk
terapi wicara meningkatan
tingkat komunikasi
pasien dan
mengetahui
perkembangan
kmunikasi verbal
pasien.
3. Luaran utama : Intervensi : perawatan
integritas kulit integritas kulit (I.11353)
(L.14125)
O (Observasi) :
Setelah dilakukan a. Identifikasi penyebab
a. Mengetahui
tindakan keperawatan gangguan integritas penyebab
selama 3x24 jam kulit (mis.perubahan
gangguan
diharapkan integritas sirkulasi, penurunan
integritas kulit
kulit meningkat mobilitas)
dengan kriteria hasil : T (Terapeutik) :
b. Mengurangi
a. Elastisitas kulit b. Ubah posisi tiap 2 jam
keparahan akibat
meningkat (5) jika tirah baring
b. Kerusakan lapisan c. Bersihkan perineal tirah baring
c. Agar perineal
kulit menurun dengan air hangat
c. Kemerahan terutama selama tetap bersih
menurun periode diare
d. Suhu kulit d. Gunakan produk
d. Agar kulit tidak
membaik berbahan petrolium
kering
atau minyak pada kulit
kering
E (Edukasi) :
e. Anjurkan
e. Agar kulit tidak
menggunakan lotion
kering
atau serum
f. Anjurkan minum air
f. Agar kebutuhan
yang cukup
cairan pasien
g. Anjurkan terpenuhi
meningkatkan asupan g. Agar kerusakan
nutrisi kulit cepat teratasi

16
E. IMPLEMENTASI
Hari/ No. Implementasi Respon TTD
Tanggal/ Dx
Jam
Selasa, 1 Mengidentifikasi Ds :
26/5/23 toleransi fisik - Pasien mengatakan
07.45 tangan dan kaki kanan
WIB lemah dan sulit
digerakkan
- Pasien mengatakan
sulit untuk duduk
maupun berpindah
tempat
Do :
- Kekuatan otot :
ta ka ta ki
2 4
ka ka ka ki
2 5

08.00 1,2,3 Memberikan terapi obat : Ds : Pasien mengatakan


WIB Inj. Ranitidine 50 mg bersedia di berikan obat
Inj. Mecobalamin 500 Do : obat masuk
mcg/ml melalui iv dan per oral
Inj. Citicoline 250 mg
Oral Amlodipine 10 mg
Oral Gabapentin 300
mg Oral Aspilet 80 mg
Oral Atorvastatin 20 mg

08.30 1 Melatih ROM Ds : pasien mengatakan


WIB tangan dan kaki kanan
lemah dan sulit digerakkan
Do :
- Tampak bisa fleksi dan
ekstensi tidak bisa
melawan gravitasi
- ROM ekstremitas
dextra pasif
- Kekuatan otot
ekstremitas dextra 2
09.00 1 Melibatkan keluarga Ds : keluarga pasien
WIB dalam meningkatkan mengatakan bersedia
pergerakan untuk diajarkan ROM
17 agar
bisa meningkatkan
pergerakan untuk pasien
Do : keluarga pasien
tampak kooperatif
09.30 2 - Melakukan Ds : Pasien mengatakan
WIB komunikasi dengan bicara susah, bibir merot
wajar, bahasa jelas, ke kiri dan lidah terasa
sederhana dan bila tebal
perlu diulang Do :
- Mendengarkan - Bibir pasien tampak
dengan tekun jika merot
pasien mulai - Pasien tampak lemas
berbicara dan menjawab
- Berdiri di lapang pertanyaan dan pelo
pasien pada saat
berbicara
09.45 2 - Melatih otot bicara Ds : Pasien dan
WIB secara optimal keluarga mengatakan
- Melibatkan keluraga bersedia
dalam melatih
komunikasi verbal Do :
pada pasien - Pasien tampak masih
lemas
- Keluarga pasien
tampak kooperatif
10.30 3 Mengkaji keadaan kulit Ds : pasien mengatakan
WIB tidak ada luka di
kulitnya Do : kulit
pasien kering, akral
teraba dingin, tidak
ada luka dekubitus
10.45 3 Melakukan tirah baring Ds :
WIB (miring kanan kiri per - Pasien mengatakan
2 jam) bersedia dilakukan
ubah posisi
- Pasien dan keluarga
mengatakan bersedia
untuk ubah posisi
setiap 2 jam
- Pasien mengatakan
nyaman
Do :
- Posisi pasien
sebelumnya Head up
30º
18 - Posisi sekarang lateral
sinistra
12.00 1,2,3 Memonitor tanda-tanda Ds : pasien mengatakan
WIB vital bersedia dilakukan
pemeriksaan
Do :
- KU : sedang
- Kesadaran : CM
- TTV :
TD : 150/90
mmHg S : 36,7 ºC
RR :
18x/menit
N :78x/menit
SpO2 : 98%
- Pasien tampak lemas
12.30 3 Memberikan pelembab Ds : pasien mengatakan
WIB (lotion) bersedia diberi lotion
Do : kulit pasien
kering,
akral ekstremitas dextra
teraba dingin
Rabu, 1 Mengidentifikasi Ds :
27/5/23 toleransi fisik - Pasien mengatakan
07.40 tangan dan kaki kanan
WIB masih lemah dan sulit
digerakkan
- Pasien mengatakan
sulit untuk duduk
maupun berpindah
tempat
Do :
- Kekuatan otot :
ta ka ta ki
2 4
ka ka ka ki
2 5
08.00 1,2,3 Memberikan terapi obat : Ds : Pasien mengatakan
WIB Inj. Ranitidine 50 mg bersedia di berikan obat
Inj. Mecobalamin 500 Do : obat masuk
mcg/ml melalui iv dan per oral
Inj. Citicoline 250 mg
Oral Amlodipine 10 mg
Oral Gabapentin 300
mg Oral Aspilet 80 mg
Oral Atorvastatin1920 mg
08.30 1 Melatih ROM Ds : pasien mengatakan
WIB tangan dan kaki kanan
masih lemah dan sulit
digerakkan
Do :
- Tampak bisa fleksi dan
ekstensi tidak bisa
melawan gravitasi
- Kekuatan otot
ekstremitas dextra 2
- ROM ekstremitas
dextra pasif
09.00 1 Melibatkan keluarga Ds : keluarga pasien
WIB dalam meningkatkan mengatakan bersedia
pergerakan untuk diajarkan ROM
agar bisa meningkatkan
pergerakan untuk pasien
Do : keluarga pasien
tampak kooperatif
09.30 2 - Melakukan Ds : Pasien mengatakan
WIB komunikasi dengan bicara masih susah, bibir
wajar, bahasa jelas, masih merot ke kiri tetapi
sederhana dan bila rasa tebal di lidah sudah
perlu diulang berkurang
- Mendengarkan Do :
dengan tekun jika - Bibir pasien tampak
pasien mulai merot
berbicara - Pasien masih
- Berdiri di lapang sedikit pelo
pasien pada saat
berbicara
09.45 2 - Melatih otot bicara Ds : Pasien dan
WIB secara optimal keluarga mengatakan
- Melibatkan keluraga bersedia
April
dalam melatih
komunikasi verbal Do :
pada pasien - Pasien tampak lebih
segar
- Keluarga pasien
tampak kooperatif
10.00 3 Mengkaji keadaan kulit Ds : pasien mengatakan
WIB tidak ada luka di
kulitnya Do : kulit
lembab, akral hangat
pada esktremitas dextra,
tidak ada luka
dekubitus
20
10.15 3 Melakukan tirah baring Ds :
WIB (miring kanan kiri per - Pasien dan keluarga
2 jam) mengatakan bersedia
untuk ubah posisi
setiap 2 jam
- Pasien mengatakan
nyaman dengan
posisinya sekarang
Do :
- Posisi lateral dextra
10.30 3 Memberikan pelembab Ds : pasien mengatakan
WIB (lotion) bersedia diberi lotion
Do : kulit lembab, akral
hangat pada estremitas
dextra
12.00 1,2,3 Memonitor tanda-tanda Ds : pasien mengatakan
WIB vital bersedia dilakukan
pemeriksaan
Do :
- KU : sedang
- TTV :
TD : 147/90 mmHg
S : 36,2 ºC
RR :
21x/menit
N :90x/menit
SpO2 : 98%
- Pasien tampak lebih
segar
Kamis, 1 Mengidentifikasi Ds :
28/5/23 toleransi fisik - Pasien mengatakan
14.15 tangan dan kaki
WIB kanannya sudah bisa
digerakkan tetapi
masih terasa lemas
- Pasien mengatakan
bisa duduk apabila
dibantu oleh keluarga
Do :
- Kekuatan otot :
ta ka ta ki
3 4
ka ka ka ki
3 5
21
14.30 1 Melatih ROM Ds : Pasien mengatakan
WIB tangan dan kaki
kanannya sudah bisa
digerakkan tetapi masih
terasa lemas

Do :
- ROM ekstremitas
dextra pasif
- Kekuatan otot
ekstremitas dextra 3
15.00 1 Melibatkan keluarga Ds : keluarga pasien
WIB dalam meningkatkan mengatakan bersedia
pergerakan untuk diajarkan ROM
agar bisa meningkatkan
pergerakan untuk pasien
Do : keluarga pasien
tampak kooperatif
15.30 2 - Melakukan Ds : Pasien mengatakan
WIB komunikasi dengan bicara masih susah, bibir
wajar, bahasa jelas, masih merot ke kiri tetapi
sederhana dan bila lidah sudah tidak terasa
perlu diulang tebal
- Mendengarkan Do :
dengan tekun jika - Bibir pasien tampak
pasien mulai mulai membaik tetapi
berbicara masih merot
- Berdiri di lapang - Bicara pasien sudah
pasien pada saat lebih jelas
berbicara
15.55 2 - Melatih otot bicara Ds : Pasien dan
WIB secara optimal keluarga mengatakan
- Melibatkan keluraga bersedia
April
dalam melatih
komunikasi verbal Do :
pada pasien - Pasien tampak lebih
segar
- Keluarga pasien
tampak kooperatif
17.00 1,2,3 Memonitor tanda-tanda Ds : pasien mengatakan
WIB vital bersedia dilakukan
pemeriksaan
Do :
- KU : sedang
- Kesadaran : CM
22 - TTV :
TD : 130/86 mmHg
S : 36,6 ºC
RR :
20x/menit
N :79x/menit
SpO2 : 98%
- Pasien tampak lebih
segar
17.30 3 Mengkaji keadaan kulit Ds : pasien mengatakan
WIB tidak ada luka di
kulitnya Do : kulit
lembab, akral hangat
pada esktremitas
dextra, tidak ada
luka dekubitus
17.40 3 Melakukan tirah baring Ds :
WIB (miring kanan kiri per - Pasien mengatakan
2 jam) bersedia dilakukan
ubah posisi
- Pasien dan keluarga
mengatakan bersedia
untuk ubah posisi
setiap 2 jam
- Pasien mengatakan
nyaman
Do :
- Posisi pasien
sebelumnya lateral
sinistra
- Posisi sekarang lateral
dextra
18.15 3 Memberikan pelembab Ds : pasien mengatakan
WIB (lotion) bersedia diberi lotion
Do : kulit lembab, akral
hangat pada estremitas
dextra
20.00 1,2,3 Memberikan terapi obat : Ds : pasien mengatakan
WIB Inj. Ranitidine 50 mg bersedia di berikan obat
Inj. Mecobalamin 500 Do : obat masuk melalui
mcg/ml iv
Inj. Citicoline 250 mg

23
F. EVALUASI

Hari/ No. Evaluasi TTD


Tanggal/ Dx
Jam
Kamis, 1 S:
28/5/23 - Pasien mengatakan tangan dan kaki kanannya
20.00 sudah bisa digerakkan tetapi masih terasa
WIB lemas
- Pasien mengatakan bisa duduk
apabila dibantu oleh keluarga
O:
- Kekuatan otot :
ta ka ta ki
3 4
ka ka ka ki
3 5
- ROM ektremitas dextra masih pasif
- Kekuatan otot ekstremitas dextra 3
- Pasien tampak berbaring
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor KU dan TTV
- Anjurkan latihan ROM secara mandiri
- Libatkan keluarga untuk melatih ROM
- Berikan terapi obat sesuai advis dokter
Kamis, 2 S : Pasien mengatakan bicara masih susah, bibir
28/5/23 masih merot ke kiri tetapi rasa tebal di lidah
20.00 sudah tidak terasa tebal
WIB O:
- Bibir pasien tampak mulai membaik tetapi
masih merot
- Bicara pasien sudah lebih jelas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Lakukan komunikasi dengan wajar, bahasa
jelas, sederhana dan bila perlu diulang
- Libatkan keluarga dalam melatih komunikasi
verbal pada pasien
- Berikan terapi obat sesuai advis dokter
Kamis, 3 S:
28/5/23 - Pasien mengatakan tidak ada luka di kulitnya
20.00 O:
WIB - Kulit lembab, akral hangat pada esktremitas
24 ada luka dekubitus
dextra, tidak
- Posisi pasien lateral dextra
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

25

Anda mungkin juga menyukai