NPM : 12114201180187
KELAS : A
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2020
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Tn. Martin, 42 tahun mengalami tabrakan dengan mobil lainnya saat mengendarai mobilnya
di jalan tol sekitar pukul 14.30 WIB.Pada saat kejadin Tn. M pingsan dan segera dibawa ke
IGD RS Sehat yang mempunyai fasilitas lengkap untuk mendapatkan pertolongan. Ketika
akan dikeluarkan dari mobil Tn. M menjerit kesakitan, pasien mengatakan tidak bisa
menggangkat kaki, nyeri hebat pada daerah kaki yang mengalami benturan, Sebagai seorang
perawat yang bertugas di IGD Tn, M Lngsung ditangani, dari hasil pemeriksaan ditemukan
tungkai bawah kiri bagian atas mengalami patah tulang , serta adanya luka robek 4x1 cm di
daerah patahan serta luka kelihatan kotor. TD 120/80 mmHg, HR 88 x/menit dan RR 20
x/menit, S 36,7°c bedasarkan hasil kolaborasi dengan dokter jaga perawat disarankan untuk
melakukan pemasangn spalak/bidai, dan pemeriksaan radiologi pada kaki yang patah.
NO Reg : 147689
1. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 42 Tahun
d. Agama : Kristen
e. Alamat : Jl.Merpati
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Pendidikan : SMA
d. Pendidikan : SD
2. KELUHAN UTAMA : Nyeri hebat pada daerah kaki yang mengalami benturan
3. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien dibawa ke RS dengan keluhan nyeri hebat pada daerah kaki yang
mengalami benturan setelah menagalami kecelakaan lalu lintas.
Pada saat dilakukan pengkajian ditemukan tungkai bawah kiri bagian atas
mengalami patah tulang , serta adanya luka robek 4x1 cm di daerah patahan
serta luka kelihatan kotor Pada saat membersihkan luka, klien mengeluh nyeri.
Tn. M merintih kesakitan, nyeri tumpul dengan skala nyeri 6. Saat disentuh Tn.
M merintih sakit.
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia dan keluarganya sangat memperhatikan
masalah kesehatan. Jika ada anggota keluarga yang sakit, segera diberi obat atau
diperiksakan ke Puskesmas atau mantri.
Selama sakit : Keluarga pasien mengatakan bahwa kesehatan itu mahal harganya jadi
keluarga akan merawat Tn. M dengan baik. Pasien mengatakan jika sudah sembuh nanti
akan lebih memperhatikan kesehatan dan akan berhati-hati jika naik kendaraan.
b) Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya makan 3x/ hari dengan menu nasi, sayur
(bayam, buncis, wortel, kangkung), lauk (tempe, telur, tahu, daging). Porsi 1 piring habis.
Pasien tidak suka makanan (sayuran yang bersantan contohnya: sayur nangka, kluwih, dan
opor). Pasien biasa minum 6-7 gelas perhari ± 1400 cc, pasien biasanya minum air putih dan
teh.
Selama sakit : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu yang disediakan
RS yaitu nasi, sayur, lauk, buah, porsi makan sedang tetapi pasien hanya makan dan habis ½
porsi makanan karena masakan yang disediakan dari RS tidak enak. Pasien minum air putih
± 5-6 gelas setiap harinya ± 1200 cc. Diit dari RS yaitu RKTP ( Rendah Kalori Tinggi
Protein ).
c) Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB (Buang Air Besar) 1 kali sehari biasanya saat
pagi hari dengan konsistensi feses lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas, tidak ada
lendir/ darah, tidak ada keluhan. Pasien mengatakan sehari BAK (Buang Air Kecil) 7-8 x/
hari dengan konsistensi jernih, kekuningan dan bau khas.
Selama sakit : Pasien mengatakan semenjak dirawat, BAB tidak ada masalah tetap 1
kali dalam sehari tetapi waktunya tidak tentu. Warna feses kuning kecoklatan, bau khas dan
tidak ada lendir/ darah. Pasien mengatakan BAK 4-5 x/ hari dengan konsistensi jernih,
kekuningan dan bau khas. Pasien BAB dan BAK dibantu oleh keluarga dengan
menggunakan pispot.
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur malam ± 5-7 jam dimulai pukul 22.00–05.00
WIB, tidurnya tidak ada gangguan. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah tidur
siang.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidur setelah minum obat. Selama di RS pasien bisa
tidur tetapi jika nyeri pasien terbangun. Pasien tidur malam ± 8 jam dimulai pukul 21.00–
05.00 WIB dan tidur siang ± 2 jam dimulai pukul 12.00–14.00 WIB. Pasien tidur dengan
posisi elevasi tungkai.
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sehari-hari bekerja sebagai Wiraswasta. Berangkat
jam 06.00 pagi dan pulang tidak tentu, tapi rata-rata pulang jam 20.00 WIB. Keseharian
pasien hanya dilakukan untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada di desanya karena pekerjaannya yang selalu
pulang malam.
Selama sakit : Pasien mengatakan izin bekerja selama masih sakit. Pasien mengatakan
aktivitas sehari-harinya dibantu keluarga yang tidak lain adalah istrinya (Ny. I). Untuk
makan disuapi, minum diambilkan, BAK dan BAB dengan pispot. Pasien dibantu keluarga
karena tidak bisa bergerak.
f) Pola Kognitif
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak tahu bahaya dari patah tulang jika tidak segera
diatasi.
Selama sakit : Pasien mengatakan sudah tahu tentang tindakan penangananan dari patah
tulang yang sedang dideritanya, pasien mendapatkan informasi dari dokter dan perawat yang
merawatnya.
g) Pola Konsep Diri
1) Gambaran diri : Pasien mengatakan sedih dengan keadaannya saat ini, tetapi pasien
bisa menerima kondisinya saat ini karena masih banyak orang yang lebih menderita.
2) Harga diri : Pasien mengatakan tidak malu/ rendah diri dengan keadaannya
sekarang ini, keluarga dan sahabat selalu memberi semangat menjalani hidup.
3) Peran : Pasien mengatakan perannya sebagai ayah, kepala keluarga, dan
pencari nafkah. Sekarang ini pasien tidak bisa lagi bekerja karena kondisi pasien yang
sedang sakit. Untuk biaya RS pasien menggunakan uang tabungannya di Bank.
4) Identitas : Pasien mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang ayah yang berumur
42 tahun dan beragama Kristen.
5) Ideal diri : Pasien berharap untuk cepat sembuh sehingga dapat beraktivitas
seperti sediakala sebelum sakit dan dapat berkumpul dengan keluarga, saudara, dan sahabat.
5. Pemeriksaan Fisik
5. Rambut : Kulit kepala bersih, rambut hitam, lurus, tidak beruban, rambut pendek, tidak
berketombe, rambut bersih.
6. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada gangguan penglihatan, pupil isokor.
7. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak terdapat serumen,
tidak ada nyeri saat telinga ditekan dan ditarik.
8. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada gangguan penciuman, tidak ada
massa, tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada perdarahan, tidak terpasang O2.
9. Mulut : Mulut berbau, gigi tidak caries, lidah kotor, tidak ada stomatitis, tidak
memakai gigi palsu, fungsi pengecapan baik, membran mukosa bibir lembab.
10. Wajah : Tampak segar, tampak bekas luka jatuh tetapi luka sudah mengering,
kening berkerut menahan nyeri pada tungkai kakinya sebelah kanan.
11. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, simetris, tidak ada nyeri tekan dan
nyeri telan, tidak ada peningkatan JVP (Jugular Venous Pressure).
12. Dada
Jantung :
13. Paru-paru :
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, gerakan fokal fremitus antara kanan dan
kiri sama.
c) Perkusi : Bunyi paru resonan
d) Auskultasi : Suara dasar paru normal, terdengar vesikuler, tidak ada whezzing.
14. Abdomen :
a) Inspeksi : Tidak ada asites, tidak ada nodul, bentuk simetris, kontur
kulit lentur, tidak ada benjolan/ massa.
c) Perkusi : Tidak ada pembesaran pada hati, tidak ada nyeri tekan,
suara tympani.
15. Genetalia : Menolak dilakukan pemeriksaan. Terpasang kateter. Untuk BAB
dan BAK dengan pispot.
16. Ekstremitas :
Ekstremitas atas: Tangan kanan dan kiri dapat melawan tahanan pemeriksa dengan
kekuatan maksimal, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit), tidak ada luka
pada ekstremitas atas, dapat digerakkan dengan bebas, dan tidak ada edema.
Ekstremitas bawah :
a) Kanan : Pasien dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal, tampak
pada lutut luka sedikit kering dan warna merah.
b) Kiri : Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi, tungkai kiri
terpasang balutan, balutan kering, tidak tambas, tampak pada jari-jari kaki kanan mengalami
pembengkakan, tidak terpasang drain.
T (Time) : terus menerus berhenti jika posisi enak dan tidak bergerak.
17. Kulit : Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik (< 2 detik), tidak ada biang
keringat, tidak ada decubitus, daerah luka tampak berwarna kemerahan dan bengkak.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
- Rontgen : tampak gambar fraktur
b. Pemasangan splak/bidai
7. Analisis Data
Nama : Tn. M
Umur : 42 tahun
DO :
N : 88 x/ menit
S : 36,7 oC
RR : 20 x/ menit
DO :
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Tn. M
Umur : 42 Tahun
11 Oktober 2020 2 Setelah dilakukan tindakan (Range Of Motion) pasif dan aktif.
keperawatan selama 3×24 jam
08.20 WIB Bantu dan dorong pasien untuk
diharapkan masalah hambatan
melakukan aktivitas perawatan secara
mobilitas fisik dapat teratasi
bertahap.
dengan kriteria hasil:
Beri bantuan dalam menggunakan
Kemampuan mobilitas alat gerak.
pasien meningkat. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
Pasien menjadi tidak takut untuk melatih pasien.
untuk bergerak. Meminimalkan nyeri dan
Pasien mampu beraktivitas mencegah salah posisi.
secara bertahap.
Pasien mampu
menggunakan alat bantu gerak.
Pertahankan tirah baring
dan melatih tangan serta
ekstremitas sakit dengan lembut.
Atur posisi elevasi tungkai.
Latih dan bantu ROM
11 oktober 2020 3 Setelah dilakukan tindakan Kaji ukuran, warna, kedalaman lukan
keperawatan selama 3×24 jam perhatikan jaringan nekroti dan kondisi di
08.40 WIB
diharapkan tidak terjadi kerusakan sekitar luka
integritas kulit dengan kriteria Ubaha posisi pasien dengan sering
hasil: Beri bantalan di bawah kaki yang terpasang
bidai
Pasien mengatakan
Lakukan perawatan pada area kulit yang
ketidaknyamanan hilang.
terpasang bidai
Pasien mencapai proses
penyembuhan secara maksimal
dengan cepat.
Pasien menunjukkan
regenerasi jaringan pada area yang
luka.
Ubah posisi pasien dengan
sering.
Lakukan perawatan pada
area kulit yang dilakukan tindakan
bedah.
Kaji/ catat ukuran, warna,
kedalaman luka, perhatikan
jaringan nekrotik dan kondisi di
sekitar luka.
Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat-obatan
topikal.
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemberian diit.
1) Tujuan
2) Tahap-Tahap Pemasangan Bidai Pada pasien Fraktur (patah tulang tungkai bawah).
a. Pasang 2 bidai sebelah dalam dan sebelah luar tungkai kaki yang patah.
b. Di antara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas.