L
DENGAN POST PARTUM SPONTAN
DI RUANG ALAMANDA
Oleh :
Ika wulandari
P07120118017
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Nama pasien : Ny.Y Nama suami : Tn. D
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Suku bangsa : Sasak Suku bangsa : Sasak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lingsar Alamat : Lingsar
Status kawin : Menikah Status kawin : Menikah
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan Utama (alasan masuk RS) :
Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan.
3) genogram
1. riwayat lingkungan
kebersihan : pasien mengatakan lingkungan rumahnya cukup
bersih selalu disapu dan dipel setiap hari.
bahaya : pasien mengatakan lingkungan rumahnya cukup aman
dan nyaman.
2. aspek psikososial
persepsi ibu setelah bersalin
Pasien mengatakan senang bayinya lahir dalam keadaan sehat dan
mengatakan akan menunda dulu untuk kehamilan selanjutnya.
apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan
sehari-hari? Bila ya bagaimana
Pasien mengatakan lebih banyak berbaring dan mengurangi untuk
beraktivitas dan saat beraktivitas dibantu oleh keluarga dan tidak
melakukan pekerjaan yang berat-berat.
ibu tinggal dengan siapa?
Pasien mengatakan tinggal dengan suaminya
siapa orang yang terpenting bagi ibu
Pasien mengatakan yang terpenting sekarang adalah bayinya sehat.
sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini
Pasien mengatakan keluarganya sangat senang dengan kelahiran
anaknya.
4. pemeriksaan fisik
Keadaan umum : sedang Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmhg Nadi : 101x/menit
Respirasi : 20x/menit Suhu : 36,6 ⁰C
Berat badan : 55kg Tinggi badan : 160 cm
Kepala :
bentuk normal
ketombe tidak ada
rambut tidak berminyak
kutu tidak ada
pertumbuhan rambut merata
lesi tidak ada
benjolan tidak ada
Mata :
kelopak mata tidak ada bintil
gerakan mata normal
konjungtiva tidak anemis
sclera tidak ikterik
akomodasi normal
pupil isokor
hidung :
reaksi alergi tidak ada
sinus normal
tidak ada pengeluaran darah maupun secret dari hidung
tidak ada polip hidung
tidak ada lesi
tidak ada nyeri tekan
pernafasan :
jalan nafas lancar
suara nafas vesikuler
menggunakan otot bantu nafas : tidak
tidak ada suara nafas tambahan
Abdomen
bentuk abdomen terlihat agak buncit/bulat
mengecil : iya
linea & striae ada
luka bekas operasi tidak ada
TFU 2 jari bawah pusat
Kontraksi ada
Fundus teraba keras
Nyeri tekan abdomen tidak ada
Distensi vesika urinaria tidak ada
Kebersihan : terlihat bersih
Distensi abdomen tidak ada
Peristaltic usus 12x/menit
Umbilicus menonjol
Genitourinary :
Perineum : jahitan episiotomy derajat 2 didinding perineum sepanjang
3cm R : tidak ada, E : tidak tampak kebiruan, E: tidak ada edema, D:
tidak ada pengeluaran push pada jahitan, A : penutupan luka baik,
jahitan tidak rembes
Episiotomy ada
Edema tidak ada
Lochea rubra
Vesika urinaria kosong
Perdarahan tidak ada
Kebersihan : cukup bersih
Rectum tidak ada hemoroid
Nilai
Pemeri Hasi Sat
Rujuk
ksaan l uan
an
Darah
Rutin
Hemogl 14.4 13.5 – 9/
obin 17.5 dl
Lekosit 13.3 4 – 10 Rib
u
Eritrosit 4.73 4.5 – Juta
6.8
Hematr 43.1 40 – %
okit 50
Monosit 0.4 0.2-1.0
Granula 11.5 2-4
sit
Trombo 22,1 150 – ribu
sit 400
Limfosit 10.5 25-40
%
Monosit 2.8 2-8
%
Granula 86.6 50-80
sit %
SGOT 18 >29
SGPT 9 >25
Ureum 15-
47
kreatini 0.50 <1
n
2. USG
3. rontgen
4. terapi yang didapat
pemeriksa,
A. ANALISA DATA
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (peregangan perineum, luka episiotomy, involusi
uteri) ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan, pasien
mengatakan nyeri akibat luka jahitan perinium, pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk, pasien mengatakan nyeri pada bagian perinium, pasien
mengatakan skala nyeri diangka 5, pasien mengatakan nyeri hilang timbul dan
terasa saat bergerak dan duduk, pasien tampak meringis, TD : 110/70 mmhg,
Nadi : 101 x/menit, Suhu : 36,6 0C, RR : 20 x/menit.
2. Resiko infeksi b/d luka episiotomy ditandai dengan adanya jahitan episiotomy
derajat 2 didinding perineum sepanjang 3cm R : tidak ada, E : tidak tampak
kebiruan, E: tidak ada edema, D: tidak ada pengeluaran push pada jahitan, A :
penutupan luka baik, jahitan tidak rembes.
3. Ketidakefektifan pemberian ASI b/d kontarksi duktus dan alveoli tidak efektif
ditandai dengan pasien mengatakan asi tidak keluar dan tidak tahu cara merawat
payudara.
berkemih. RR : 20 x/menit
V. EVALUASI :
(ika wulandari)