Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN.GERSILA


DENGAN PENYAKIT STT [SOFT TISSUE TUMOR]
DI RUANG MUZDALIFAH RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR
MATARAM

DISUSUN OLEH:
NAMA:AHMAD MAKLUL FARID

KELAS:XIIA KEPERAWATAN

NO.ABSEN:02

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


MENENGAH KEJURUAN YARSI MATARAM TAHUN PELAJARAN 2021/2022
LEMBAR KOMSULTASI

HARI/TANGGA MATERI KONSULTASI PARAF


L PEMBIMBING PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di gunakan untuk memenuhi syarat penugasan ilmu penyakit dan
penunjang diagnostik dengan gangguan penyakit STT [SOFT TISSUE TUMOR].

Laporan ini disusun oleh:

NAMA :AHMAD MAKLUL FARID

KELAS :XII KEPERAWATAN

TANGGAL:06 October 2021

Mengetahui

Pembimbing lahan Pembimbing pendiidkan

(Andre sagita amd kep) (Zuhdi s.kep.ners)


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiratan Allah SWT karena dengan
rahmat dan karuni-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
laporan ini. Semoga sholawat serta salam selalu di limpahkan kepada junjugan
nabi besar muhamad SAW berserta sahabat dan keluarganya,serta
pengikutnya di akhir zaman amin.
Penulis telas menyelesaikan laporan keperawatan penyakit “STT
AURICULA” Laporan ini disusun agar dapat menambah informasi kepada para
pembaca tentang penyakit stt auricula.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasi

sedalam-dalamnya kepada:

1.Bapak andre sagita A,Md,kep selaku pembimbing ruangan muzdalifah RSI


Siti Hajar Mataram dan bapak zuhdi s.kep.Ners selaku pembimbing pendidikan
Smk Yarsi Mataram.

2.Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun material

Semoga laporan ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca
laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan namun penulis ini menyadari laporan ini
jauh sempurna, oleh karena itu kritik dan saran masih banya di perlukan semoga
laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan pendapat rhido allah amin.
COVER ………………………………………………………………
………………………..

LEMBAR KONSULTASI……………………………………………………………………..

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..

BAB I.Pendahuluaan………………………………………………………………………

1,1 Latar belakakang...........................................................................................

1.2 Rumus masalah…………………………………………………………………

1.3 Tujuaan…………………………………………………………………………..

3.1 Tujuan umum…………………………………………………………………………..

3.1 Tujuan khusus....................................................................................................

BAB II.Tinjauan pustaka…………………………………………………………………

2.1 Definisi…………………………………………………………………………..

2.2 Anatomi fisiologi………………………………………………………………

2.3 Etiologi…………………………………………………………………………

2.4 Klasifikasi ……………………………………………………………………..

2.5 Patofisiologi……………………………………………………………………

2.6 Manifestasi klinis ……………………………………………………………..

2.7 pemeriksaan penunjang………………………………………………………


2.8 penatalaksanaan………………………………………………………………

2.9 komplikasi……………………………………………………………………..
BAB III Asuhan keperawatan………………………………………………………………

3.1 Pengkajiaan …………………………………………………………………..

3.1.1 Identitas………………………………………………………………….

3.1.2 Riwayat penyakit………………………………………………………

3.1.3.Pengkajiaan Bio – social – spiritual ……………………………….

3.1.4 Pemeriksaan fisik…………………………………………………….

3.2 Diagnosa keperawatan………………………………………………………

3.3 Intervensi keperawataan……………………………………………………..

BAB IV. Laporan kasus………………………………………………………………

4.1 Pengkajian…………………………………………………………….

4.1.1 Identitas………………………………………………………….

4.1.2 Riwayat penyakit……………………………………………….

4.1.3 Pengkajiaan Bio – social –spiritual…………………………..

4.1.4 Pemeriksaan fisik……………………………………………..

4.1.5 Pemeriksaan penunjang…………………………………………

4.1.6 Terafi................................................................................

4.2 Analisia data ………………………………………………………………….

4.3 Diangnosa keperawatam ………………………………………………….

4.4 Intervensi keperawatan……………………………………………………

4.5 implementasi
keperawatan………………………………………………….

4.6 Evaluasi keperawatan……………………………………………………..


BAB V. Penutup……………………………………………………………………….

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………..

5.2 Saran……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Soft Tissue Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam


tubuh, yang di sebabkan oleh pertumbuhan sel baru terjadi di berbagai bagian
tubuh, tumor dapat di bedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma.
Neoplasma dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor jinak tumbuh dengan batas
tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi membesar dan menekan
jaringan sekitarnya dan umumnya tidak bermetastasis misal nya pada kasus
ganglion (Rendi & Maegareth, 2015).
Menurut Kemenkes RI (2015), kasus tumor berdasarkan diagnosis dokter di
Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 1,4%, dan 2018 mengalami peningkatan
sebanyak 1,8 % Angka ini merupakan angka yang paling tinggi dari angka per
tahun. Sedangkan kasus tumor di propinsi Lampung pada tahun 2013 sebanyak
1.3 % dan tahun 2018 sebanyak 1.6 % Angka ini menunjukan bahwa terjadi nya
peningkatan jumlah kasus per tahun. Pada klien Soft Tissue Tumor Ganglion di
Ruang Bedah terjadi permasalahan sistem Muskuloskeletal karena tangan klien
adanya benjolan di pangkal punggung tangan kiri klien, besar benjolanan ± 3 cm
dan nyeri saat di tekan pada bagian benjolan oleh sebab itu klien harus di
lakukan pembedahan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Angka kejadian tumor jinak 2 tahun terahir (2017 – 2019), di Ruang Bedah
RS Mayjend HM Ryacudu Kotabumi yaitu tahun 2017, dengan jumlah kasus
periode Januari hingga April sebanyak 102 kasus dan tahun 2018 sebanyak 124
kasus. Perbandingan jumlah kasus tumor jinak periode Tahun 2017 – 2019
seperti terlihat pada grafik 1.1.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang penulis merumuskan masalah bagaimana
gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan Gangguan Rasa Aman Nyeri :
Akut pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion di Ruang Bedah RSD
Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memberikan gambaran pelaksanaan asuhan


keperawatan dengan Gangguan Rasa Aman Nyeri : Akut pada Kasus Perioperatif Soft
Tissue Tumor Ganglion menggunakan pendekatan proses keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus laporan tugas akhir ini yaitu :

a. Memberikan gambaran tentang pengkajian keperawatan pada Kasus


Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Nn. Z di Ruang Bedah
RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara.

b. Menentukan diagnosa keperawatan pada Kasus Perioperatif Soft


Tissue Tumor Ganglion terhadap Nn. Z di Ruang Bedah RSD Mayjend
HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara.

c. Merumuskan rencana keperawatan pada Kasus Perioperatif Soft Tissue


Tumor Ganglion terhadap Nn. Z di Ruang Bedah RSD Mayjend HM
Ryacudu Kotabumi Lampung Utara.

d. Melakukan tindakan asuhan keperawatan keperawatan pada Kasus


Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Nn. Z di Ruang Bedah
RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Kasus Perioperatif Soft Tissue
Tumor Ganglion terhadap Nn. Z di Ruang Bedah RSD Mayjend HM
Ryacudu Kotabumi Lampung Utara.

1.4 Manfaat

1. Bagi penulis Menambah pengetahuan serta informasi yang dapat di


manfaat oleh penulis dan mahasiswa sebagai bahan bacaan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada kasus soft tissue tumor ganglion.

2. Bagi keilmuan keperawatan Mendapatkan pengetahuan dan gambaran


dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus soft tissue tumor
ganglion, sehingga dapat di aplikasikan saat memberikan pelayanan
keperawatan pada kasus soft tissue tumor ganglion, Laporan ini dapat di
jadikan sebagai pedoman atau panduan bagi perawat dalam memberikan
asuhan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Soft tissue Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam


tubuh, tetapi dalam artian khusus adalah benjolan yang di sebabkan oleh
neoplasma. secara klinis, di bedakan atas golongan neoplasma dan
nonneoplasma. Neoplasma dapat bersifat jinak atau ganas, neoplasma jinak
tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi
membesar dan menekan jaringan sekitarnya dan umumnya tidak bermetastasis,
misalnya ganglion (Rendy & Margareth, 2015).

Ganglion dapat dijelaskan sebagai kontong berisi cairan yang muncul dari
kapsul sendiri atau lapisan tendon. Ganglion dapat muncul pada hampir sendi
atau lapisan tendon maupun pergelangan tangan dan tangan. Ganglion dapat
menghambat pergerakan sendi, atau menimbulkan ketidaknyamanan karna
kompresi atau distensi dari jaringan linak lokal. Kista ganglion pada sendi inter-
falangeal distal (DIP) dapat menimbulkan derformitas dari kuku jari. Kista
ganglion dapat dengan mudah didiagnosis melalui lokasi dan bentuknya.
Biasanya tidak melekat pada kulit di atasnya dan melekat kuat dengan sendi
atau lapisan tendon dibawahnya (Black & Hawrks, 2010
2.2 Anatomi Fisiologi

1. Pengertian Sel

Sel adalah satu unit dasar dari tubuh manusia dimana setiap organ
merupakan gregasi/ penyatuan dari berbagai macam sel yang di persatukan satu
sama lai oleh sekongan struktur struktur instraselluler. Setiap jenis sel
dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Misalnya sel darah merah
yang jumlah nya 25 triliun untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
(Mustikawati, 2017: 10).

Sel mengandung struktur fisik yang sangat terorganisasi yang dinamakan


organel. Struktur penting dalam fungsi sel sebagai unsur-unsur kimia. Organel
sel yng penting adalah membrane sel, plasma sel, inti sel (nucleus), inti dari inti
sel (nucleolus), dan kromatin. Di dalam sel terdapat tiga komponen utama yaitu
membrane sel, plasma sel (sitoplasma) dan mitokondria.

a. Membran Sel
Membrane sel merupakan struktur elastis yang sangat tipis, yaitu 7,5 – 10
nm. Hamper seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus yang merupakan
gabungan protein dan lemak, merupakan tempat lewatnya berbagai zat yang
keluar dan masuk sel. Membrane ini bertugas untuk mengatur hidupnya sel
dan menerima segala bentuk rangsangan.
Fungsi membrane sel:
1) Komunikasi antar-sel dengan sel lain: adanya transmitter, enzim-enzim,
nutrient, dan antibody dalam cairan ekstra sel memungkinkan adanya
hubungan antar-sel.
2) Merangsang dan mengakibatkan potensial aksi serta banyak reseptor
yang dapat mengenali messenger kimia. Cairan intrasel memiliki muatan
kation kalium (K+ ) anion PO4, dan asam amino. Cairan ekstrasel memiliki
kation utama natrium (Na+ ) dan anion utama klorida (Cl- ).
3) Permeabilitas selektif sebagai filter yang selektif dan alat transport aktif
nutrient dan pengeluaran.( Sjamsuhidajat : 2010).
b. Plasma
Plasma (sitoplasma) berupa carina kol oil encer yang mengisi ruang di
antara nucleus dan membrane sel berisi 80-90% air dan mengandung
berbagai zat yang terlarut di dalamnya.
c. Inti Sel
Inti sel (nucleus) sebagai pusat pengawasan sel berfungsi mengawasi
reaksi kimia yang terjadi dalam sel dan reproduksi sel. (Sjamsuhidajat,2010)
d. Nukleolus
Nukleolus adalah suatu struktur protein sederhana yang mengandung ARN
dalam jumlah yang besar. Nucleolus akan membesar bila sel secara aktif
menyintesis protein. Gen-gen dari suatu pasangan kromosom menyintesis
ribonukleat kemudian menyimpannya dalam nucleolus dimulai dengan fibril
ARN membentuk ribosom granular. ARN memegang peranan penting untuk
pembentukan protein. (Sjamsuhidajat,2010)
e. Kromatin
Kromatin adalah jalinan benang-benang halus dalam plasma inti. Benang
ini terpilin longgar diselaputi oleh protein. Sel mengalami pembelahan,
kromatin memendek dan membesar yang disebut kromosom. Kromosom
terdiri dari serat-serat (fibril) halus yang terbentuk oleh dua macam molekul
(AND dan histon) (Sjamsuhidajat,2010)
2.Fisiologi Sel
Semua sel mempunyai karakteristik dasar tertentu yang mirip satu sama lain.
Dalam seluruh sel, oksigen bergabung dengan hasil pemecahan karbohidrat,
lemak, dan protein untuk melepaskan energy yang dibutuhkan sebagai fungsi
sel. Semua sel juga membawa hasil akhir dari reaksi kimianya kedalam cairan
yang mengelilinginya. (Sjamsuhidajat, 2010).

3.Pembelahan sel
Pembelahan sel (reproduksi sel) berhubungan dengan keperluan pertumbuhan
dan penggantian di dalam jaringan. Pembelahn sel bertalian dengan kebutuhan
penggantian di dalam jaringan. Ada tiga macam populasi sel yaitu :
a. Populasi sel bersifat statis, tidak mengalami sintesis DNA dan pembelahan.
b. Populasi sel berkembang, sebagian kecil sel mengalami sintesis DNA dan
pembelahan sel memungkinkan pertumbuhan.
c. Populasi sel dengan masa hidup tertentu, dalam populasi ini harus ada
pembelahan sel secara terus menerus untuk mengganti sel yang mati.
(Sjamsuhidajat,2010)

4.Abnormal Sel
Sel abnormal adalah sel yang tumbuh berlebih, tidak terkordinasi dengan
jaringan normal dan tumbuh terusmenerus meskipun rangsangan yang
menimbulkan telah hilang. Sel abnormal mengalami transformasi, oleh karena itu
mereka terus-menerus membelah. Pada Sel abnormal, proliferasi berlangsung
terus. Proliferasi yang bersifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan
jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat
parasitic. Sel abnormal bersifat otonomi karena ukuranya meningkat terus.
Proliferasi sel abnormal menimbulkan massa sel abnormal, menimbulkan
benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor. (Sjamsuhidajat,2010)
a. Klasifikasi atas dasar sifat biologi tumor:
1) Tumor jinak (Benigna
Tumor jinak tumbuh lambat dan bisanya mempunyai kapsul. Tidak tumbuh
infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar
pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan
sempurna kecuali yang terletak di tempat yang sangat penting.
2) Tumor ganas (Maligna) Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat,
infiltratif dan merusak jaringan sekitar. Disamping itu dapat menyebar keseluruh
tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian
(Syaifuddin, 2008).

2.3 Etiologi

a. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor
predisposisi untuk beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang
abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam diagnosis.
b.radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi
yang mendorong tranformasi neoplastic.
c.infeksi
Infeksi virus Epstein-bar dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan
meningkat kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
d.trauma
Hubungan trauma dan soft tissue tumor nampaknya kebetulan. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada (Sjamsuhidajat, 2010).
(M. Clevo.2012: 84).
2.4 Klasifikasi

Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya


hanya sekitar 1%dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15
% dari seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur.
Pada anak-anak paling sering padaumur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling
banyak pada umur 45-50 tahun.Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada
anggota gerak bawah yaitu sebesar 46%dimana 75%-nya ada di atas lutut terutama di
daerah paha.Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga
telapak tangan sekitar 13%.30% di tubuh bagian di bagian luar maupun dalam, seperti
pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak di dalam perut maupun dekat ginjal
atau yang disebut daerah retroperitoneum.Pada daerah kepala dan leher sekitar 9%
dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada.
.
2.5 Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak (soft tissue tumors) adalah proliferasi
masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh, tidak termasuk
visera, selaput otak, dan sistem limforetikuler. Dapat timbul di tempat mana saja,
meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di
ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher dan 30% di badan dan retroperitoneum,
parameter-parameter yang penting untuk menentukan penatalaksanaan klinisnya
adalah:
2.1.5.1 Ukuran makin besar massa tumor, makin buruk hasil akhirnya.
2.1.5.2 Klasifikasi histologi dan penentuan stadium (granding) yang akurat (terutama di
dasarkan pada derajat diferensiasinya), dan perkiraan laju pertumbuhan yang
didasarkan pada mitos dan perluasan nekrosis.
2.1.5.3 Staging
2.1.5.4 Lokasi tumor. Makin superfisial, prognosis makin baik (M. Clevo, 2012)
Patway
2.6 MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala STT tidak spesifik. Tergantung di mana letak tumor atau
benjolan tersebut berada. Awal mulanya gejala berupa adanya benjolan dibawah kulit
yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang merasakan sakit yang biasanya
terjadi akibat pendarahan atau nekrosis dalam tumor dan bisa juga karena adanya
penekanan pada saraf-saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila
di raba terasa lunak dan bila di gerakan relatif masih mudah digerakan dari jaringan
sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat yang jauh.
Pada tahap awal, STT biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak
relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar, mendorong jaringan
normal. Kadang gejala pertama penderita merasa nyeri atau bengkak (M. Clevo, 2012).

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


2.1.7.1 Pemeriksaan X-ay
X-ray untuk membantu pemhaman lebih lanjut tentang tumor jaringan
lunak, transparasi serta hubungannya dengan tulang yang berdekatan. Jika
batasnya jelas, sering didiagnosa sebagai tumor jinak, namun batas yang jelas
tetapi melihat klasifikasi, dapat didiagnosa sebagai tumor 15ganas jaringan
lunak, situasi terjadi di sarkoma sinovial, rhambdomyosarcom, dan lainnya.
(Robert Priharjo, 2012).
2.1.7.2 Pemeriksaan USG
Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan amplop dan
tumor jaringan internal, dan oleh karena itu bisa untuk membedakan antara jinak
atau ganas. Tumor ganas jaringan lunak tubuh yang agak tidak jelas, gema
samar-samar, seperti sarkoma otot lurik, myosarcoma sinovial, sel tumor
mendalami sitologi aspirasi akupunktur.
2.1.7.3 CT scan
CT scan memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spesial karakter tumor
jaringan lunak yang merupakan metode umum untuk diagnosa tumor jaringan
lunak dalam berapa tahun terakhir.

2.1.7.4 Pemeriksaan MRI


Mendiagnosa tumor jaringan lunak dapat melengkapi kekurangan dari x-ray
dan CT scan, MRI dapat melihat tampilan luar penampang berbagai tingkatan
tumor dari semua jangkauan, tumor jaringan lunak retroperitoneal, tumor
panggul, memperluas ke pinggul atau paha, tumor fossa poplitea serta gambar
yang lebih jelas dari tumor tulang atau invasi sumsum tulang adalah untuk
mendasarkan pengembangan rencana pengobatan yang lebih baik. 2.1.7.5
Pemeriksaaan histologi a. Sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan
patologis yang akurat dioptimalkan untuk situasi berikut:
2.1.7.5 Pemeriksaaan histologi
a. Sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang akurat
dioptimalkan untuk situasi berikut:
1) Ulserasi tumor jaringan lunak, pap smear atau metode pengempulan untuk
mendapatkan sel, pemeriksaan mikroskopik.
2) Sarcoma jaringan lunak yang disebabkan efusi pleura, hanya untuk
mengambil spesimen segara harus dilakukan konsentrasi sedimentasi
sentrifugal, selanjutnya smear.
3) Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor yang
mendalam yang ditunjukan untuk radioterapi atau kemoterapi, metastasis dan
lesi rekuren juga berlaku.
b. Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat
didiagnosa, dilkukan forsep biopsi.
c. Memotong biopsi: metode ini adalah kebanyakan untuk operasi. d. Biopsi
Eksisi: berlaku untuk tumor kecil jaringan lunak, bersama dengan bagian dari
jaringan normal di sekitar tumor reseksi seluruh tumor untuk pemeriksaan
histologis (Robert Priharjo, 2012).
2.8 Penatalaksanaan

2.1.8.1 Penatalaksanaan Medik


a. Bedah
Mungkin cara ini sangat berisiko. Akan tetpi, para ahli
bedah mencapai angka keberhasilan yang sangat
memuaskan. Tindakan bedah ini bertujuan untuk
mengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan
menggunakan zat kimia untuk menghambat
pertumbuhan kerja sel tumor. Pada saat sekaranga
ebagian besar penyakit yang berhubungan dengan
tumor dan kanker dirawat dengan cara kemoterapi ini.
c. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi
yang bersumber dari radioaktif. Kadang radiasi yang
diterima merupakan terapi tunggal. Tetapi terkadang
dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi
bedah (Robert Priharjo, 2012).
2.1.8.2 Penatalaksanaan Keperawatan
a. Perhatikan kebersihan luka pada pasien.
b. Perawatn luka pada pasien.
c. Pemberian obat.
d. Amati ada atau tidak komplikasi atau potensial yang
terjadi setelah dilakukan operasi (Robert Priharjo,
2012)
2.9 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi setelah pembedahan soft tissue
tumor salah satu nya pada ganglion menimpulkan infeksi, kekakuan,
nyeri, bekas luka tak sedap, dan keloid selain itu terdapat keterbatasan
gerak, kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah (Erawati & dkk,
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAAN
3.1.1 IDENTITAS
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Status perkawinan
e. Agama
f. Suku bangsa
g. Pendidikan
h. Bahasa yang digunakan
i. Pekerjaan
j. Alamat
k. Diagnosa medis
2. PENANGGUNG JAWAB
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Hubungan dengan pasien
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Alamat
3.1.2 RIWAYAT PENYAKIT/KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
3.1.3 PENGKAJIAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPRITUAL
a. Data Fisiologis
1) Respirasi :
2) Sirkulasi :
3) Nutrisi dan Cairan:
4) Eliminasi :
5) Aktivitas dan istirahat :
6) Neurosensori :
7) Reproduksi dan seksualitas :
b. Data Psikologis
1) Nyeri dan kenyamanan :
2) Integritas Ego :
3) Pertumbuhan dan perkembangan :
c. Data Prilaku
1) Kebersihan diri :
2) Penyuluhan dan pembelajaran :
d. Data Relasional
1) Interaksi social :
e. Data Lingkungan
1) Keamanan dan proteksi
3.1.4 PEMERIKSAAN FISIK
a. Umum Keadaan
umum Kesadaran
GCS
1) TB/BB IMT
2) Postur tubuh Warna kulit Turgor kulit
b. Gejala cardinal Nadi Suhu Respirasi
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
2) Mata
3) Hidung
4) Telinga
5) Mulut
6) Thorak
7) Abdomen
8) Genitorinaria
9) Muskuloskeletal
10)pemeriksaan penunjang
11)Theravy medic

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Penentuan diagnosa keperawatan harus berdasarkan analisa data dari hasil
pengkajian, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokkan menjadi
diagnosa aktual, potensial dan kemungkinan. (Diyono dan Mulyati, 2013),
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan tumor
abdomen antara lain
: Pre operasi
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
b. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
c. Resiko tinggi terhadap diare
d. Kurang pengetahuan mengenai prognisis dan kebutuhan pengobatan.
Post operasi
a. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
b. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
e. Kerusakan intregitas kulit / jaringan berhubungan dengan insisi bedah
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnose tujuan intervensi rasional


keperawatan
Kemungkinan 1.Dorong klien untuk 1. Memberikan kesempatan
Ansietas/cemas dibuktikan oleh: mengungkapkan untuk memeriksa takut
berhubungan peningkatan pikiran dan perasaan. realistis serta kesalahan
dengan perubahan ketegangan, konsep tentang diagnosis.
status kesehatan. gelisah, 2.Berikan lingkungan 2. Membantu klien untuk
mengekspresikan terbuka dimana klien merasa diterima pada
masalah mengenai merasa aman untuk adanya kondisi tanpa
perubahan dalam mendiskusikan perasaan dihakimi dan
kejadian hidup. perasaannya. meningkatkan rasa
Hasil yang 3. Pertahankan kontak terhormat.
diharapkan : sesering mungkin 3. Memberikan keyakinan
• Menunjukkan dengan klien. bahwa klien tidak sendiri
rentang yang tepat 4.Bantu klien/keluarga atau ditolak.
dari perasaan dan dalam mengenali dan 4. Dukungan dan konseling
berkurangnya rasa mengklasifikasikan sesering diperlukan untuk
takut rasa takut untuk memungkinkan
• Tampak rileks dan memulai individumengenal dan
melaporkan mengembangkan menghadapi rasa takut.
ansietas berkurang strategi koping.
pada tingkat dapat 5.Berikan informasi
diatasi. yang akurat 5. Dapat menurunkan
• ansietas
Mendemonstrasika
n penggunaan
mekanisme koping
efektif dan
partisipasi aktif
dalam pengaturan
obat
Nyeri berhubungan Kemungkinan 1. Tentukan riwayat 1. Informasi memberikan
dengan proses dibuktikan oleh: nyeri misalnya lokasi, data dasar untuk
penyakit. keluhan nyeri, durasi dan skala. mengevaluasi kebutuhan /
respon autonomic keefektifan intervensi.
gelisah, perilaku 2. Berikan tindakan 2. Dapat meningkatkan
berhati-hati Hasil kenyaman dasar relaksasi
yang diharapkan : misal: massage
• Melaporkan nyeri punggung dan
yang dirasakan aktivitas hiburan
menurun atau misalnya music.
menghilang 3.Dorong penggunaan 3. Memungkinkan klien untuk
• Mengikuti aturan keterampilan berpartisipasi secara aktif
farmakologis yang penggunaan dalam meningkatkan rasa
ditentuka keterampilan control.
manajement nyeri
misalnya relaksasi
napas dalam.
4.Kolaborasi 4.Analgetik dapat
pemberian analgetik menghambat stimulus nyeri.
sesuai indikasi.+6

Anda mungkin juga menyukai