DISUSUN OLEH:
NAMA:AHMAD MAKLUL FARID
KELAS:XIIA KEPERAWATAN
NO.ABSEN:02
1
LEMBAR KONSULTASI
HARI/TANGGAL MATERI KONSULTASI PARAF
PEMBIMBING PEMBIMBING
2
3
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini di gunakan untuk memenuhi syarat penugasan ilmu penyakit dan
penunjang diagnostik dengan gangguan penyakit STT [SOFT TISSUE TUMOR].
Mengetahui
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiratan Allah SWT karena dengan
rahmat dan karuni-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
laporan ini. Semoga sholawat serta salam selalu di limpahkan kepada junjugan
nabi besar muhamad SAW berserta sahabat dan keluarganya,serta
pengikutnya di akhir zaman amin.
Penulis telas menyelesaikan laporan keperawatan penyakit “STT
AURICULA” Laporan ini disusun agar dapat menambah informasi kepada para
pembaca tentang penyakit stt auricula.
sedalam-dalamnya kepada:
2.Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun material
Semoga laporan ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca
laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan namun penulis ini menyadari laporan ini
jauh sempurna, oleh karena itu kritik dan saran masih banya di perlukan semoga
laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan pendapat rhido allah amin.
5
COVER……………………………………………………………………………………………
LEMBAR KONSULTASI………………………………………………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
BAB 1.PENDAHULUAN………………………………………………………………………..
6
BAB III.ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………………………………
3.1 Pengkajian…………………………………………………………………………….
3.1.1 Identitas………………………………………………………………………...
3.1.2 Riwayat Penyakit………………………………………………………………
3.1.3 Pengkajian Bio-Psiko-Sosial-spiritual……………………………………….
3.1.4 Pemeriksaan Fisik……………………………………………………………..
3.2 Diagnosa Keperawatan……………………………………………………………..
3.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………………………..
BAB IV.LAPORAN KASUS……………………………………………………………………..
4.1 Pengkajian……………………………………………………………………………..
4.1.1 Identitas……………………………………………………………………….
4.1.2 Riwayat Penyakit…………………………………………………………….
4.1.3 Pengkajian Bio-Psiko-Sosial-spiritual……………………………………...
4.1.4 Pemeriksaan Fisik……………………………………………………………
4.1.5 Implementasi Keperawatan…………………………………………………
4.1.6 Evaluasi Keperawatan………………………………………………………
BAB V.PENUTUP………………………………………………………………………………..
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..
5.2 Saran………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Soft Tissue Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam
tubuh,yang di sebabkan oleh pertumbuhan sel baru terjadi di berbagai bagian tubuh,
tumor dapat di bedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma. Neoplasma
dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak
menyusup, tidak merusak, tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya dan
umumnya tidak bermetastasis misal nya pada kasus ganglion (Rendi & Maegareth,
2015).
Menurut Kemenkes RI (2015), kasus tumor berdasarkan diagnosis dokter di
Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 1,4%, dan 2018 mengalami peningkatan
sebanyak 1,8 % Angka ini merupakan angka yang paling tinggi dari angka per tahun.
Sedangkan kasus tumor di propinsi Lampung pada tahun 2013 sebanyak 1.3 % dan
tahun 2018 sebanyak 1.6 % Angka ini menunjukan bahwa terjadi nya peningkatan
jumlah kasus per tahun. Pada klien Soft Tissue Tumor Ganglion di Ruang Bedah terjadi
permasalahan sistem Muskuloskeletal karena tangan klien adanya benjolan di pangkal
punggung tangan kiri klien, besar benjolanan ± 3 cm dan nyeri saat di tekan pada
bagian benjolan oleh sebab itu klien harus di lakukan pembedahan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi.
Angka kejadian tumor jinak 2 tahun terahir (2017 – 2019), di Ruang Bedah,RS
Mayjend HM Ryacudu Kotabumi yaitu tahun 2017, dengan jumlah kasus periode
Januari hingga April sebanyak 102 kasus dan tahun 2018 sebanyak 124 kasus.
Perbandingan jumlah kasus tumor jinak periode Tahun 2017 – 2019 seperti terlihat
pada grafik 1.1.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang penulis merumuskan masalah bagaimana
gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan Gangguan Rasa Aman Nyeri :
Akut pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion di Ruang Bedah RSD
Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara.
8
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Nn. Z di Ruang Bedah RSD
Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Nn. Z di Ruang Bedah RSD Mayjend HM
Lampung Utara.
9
1.4 MANFAAT
1. Bagi penulis Menambah pengetahuan serta informasi yang dapat di manfaat oleh
penulis dan mahasiswa sebagai bahan bacaan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada kasus soft tissue tumor ganglion.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Soft tissue Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh,
tetapi dalam artian khusus adalah benjolan yang di sebabkan oleh neoplasma. secara
klinis, di bedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma. Neoplasma dapat
bersifat jinak atau ganas, neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak
menyusup, tidak merusak, tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya dan
umumnya tidak bermetastasis, misalnya ganglion (Rendy & Margareth, 2015).
Ganglion dapat dijelaskan sebagai kontong berisi cairan yang muncul dari kapsul
sendiri atau lapisan tendon. Ganglion dapat muncul pada hampir sendi atau lapisan
tendon maupun pergelangan tangan dan tangan. Ganglion dapat menghambat
pergerakan sendi, atau menimbulkan ketidaknyamanan karna kompresi atau distensi
dari jaringan linak lokal. Kista ganglion pada sendi inter-falangeal distal (DIP) dapat
menimbulkan derformitas dari kuku jari. Kista ganglion dapat dengan mudah
didiagnosis melalui lokasi dan bentuknya. Biasanya tidak melekat pada kulit di atasnya
dan melekat kuat dengan sendi atau lapisan tendon dibawahnya (Black & Hawrks,
2010)
11
2.2 ANATOMI FISIOLOGI
1. Pengertian Sel
Sel adalah satu unit dasar dari tubuh manusia dimana setiap organ merupakan
gregasi/ penyatuan dari berbagai macam sel yang di persatukan satu sama lai oleh
sekongan struktur struktur instraselluler. Setiap jenis sel dikhususkan untuk melakukan
suatu fungsi tertentu. Misalnya sel darah merah yang jumlah nya 25 triliun untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (Mustikawati, 2017: 10).
Sel mengandung struktur fisik yang sangat terorganisasi yang dinamakan organel.
Struktur penting dalam fungsi sel sebagai unsur-unsur kimia. Organel sel yng penting
adalah membrane sel, plasma sel, inti sel (nucleus), inti dari inti sel (nucleolus), dan
kromatin. Di dalam sel terdapat tiga komponen utama yaitu membrane sel, plasma sel
(sitoplasma) dan mitokondria.
a.Membran Sel
Membrane sel merupakan struktur elastis yang sangat tipis, yaitu 7,5 – 10 nm.
Hamper seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus yang merupakan gabungan protein
dan lemak, merupakan tempat lewatnya berbagai zat yang keluar dan masuk sel.
Membrane ini bertugas untuk mengatur hidupnya sel dan menerima segala bentuk
rangsangan.
12
Fungsi membrane sel:
3) Permeabilitas selektif sebagai filter yang selektif dan alat transport aktif nutrient
dan pengeluaran.( Sjamsuhidajat : 2010).
b. Plasma
Plasma (sitoplasma) berupa carina kol oil encer yang mengisi ruang di
antara nucleus dan membrane sel berisi 80-90% air dan mengandung
berbagai zat yang terlarut di dalamnya.
c. Inti Sel
Inti sel (nucleus) sebagai pusat pengawasan sel berfungsi mengawasi
reaksi kimia yang terjadi dalam sel dan reproduksi sel. (Sjamsuhidajat,2010)
d. Nukleolus
Nukleolus adalah suatu struktur protein sederhana yang mengandung ARN
dalam jumlah yang besar. Nucleolus akan membesar bila sel secara aktif
menyintesis protein. Gen-gen dari suatu pasangan kromosom menyintesis
ribonukleat kemudian menyimpannya dalam nucleolus dimulai dengan fibril
ARN membentuk ribosom granular. ARN memegang peranan penting untuk
pembentukan protein. (Sjamsuhidajat,2010)
e. Kromatin
Kromatin adalah jalinan benang-benang halus dalam plasma inti. Benang
ini terpilin longgar diselaputi oleh protein. Sel mengalami pembelahan,
kromatin memendek dan membesar yang disebut kromosom. Kromosom
13
terdiri dari serat-serat (fibril) halus yang terbentuk oleh dua macam molekul
(AND dan histon) (Sjamsuhidajat,2010)
2.Fisiologi Sel
Semua sel mempunyai karakteristik dasar tertentu yang mirip satu sama lain. Dalam
seluruh sel, oksigen bergabung dengan hasil pemecahan karbohidrat, lemak, dan
protein untuk melepaskan energy yang dibutuhkan sebagai fungsi sel. Semua sel juga
membawa hasil akhir dari reaksi kimianya kedalam cairan yang mengelilinginya.
(Sjamsuhidajat, 2010).
3.Pembelahan sel
a. Populasi sel bersifat statis, tidak mengalami sintesis DNA dan pembelahan.
b. Populasi sel berkembang, sebagian kecil sel mengalami sintesis DNA dan
pembelahan sel memungkinkan pertumbuhan.
c. Populasi sel dengan masa hidup tertentu, dalam populasi ini harus ada
pembelahan sel secara terus menerus untuk mengganti sel yang mati.
(Sjamsuhidajat,2010)
4.Abnormal Sel
Sel abnormal adalah sel yang tumbuh berlebih, tidak terkordinasi dengan jaringan
normal dan tumbuh terusmenerus meskipun rangsangan yang menimbulkan telah
hilang. Sel abnormal mengalami transformasi, oleh karena itu mereka terus-menerus
membelah. Pada Sel abnormal, proliferasi berlangsung terus. Proliferasi yang bersifat
progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan
dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic. Sel abnormal bersifat otonomi karena
ukuranya meningkat terus. Proliferasi sel abnormal menimbulkan massa sel abnormal,
menimbulkan benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor. (Sjamsuhidajat,2010)
14
a. Klasifikasi atas dasar sifat biologi tumor:
Tumor jinak tumbuh lambat dan bisanya mempunyai kapsul. Tidak tumbuh infiltratif,
tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang
jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan sempurna kecuali yang
terletak di tempat yang sangat penting.
2) Tumor ganas (Maligna) Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif
dan merusak jaringan sekitar. Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh melalui
aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian (Syaifuddin, 2008).
2.3 ETIOLOGI
a. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi
untuk beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa
gen memiliki peran penting dalam diagnosis.
b. radiasi
c. infeksi
Infeksi virus Epstein-bar dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan
meningkat kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
d. trauma
15
Hubungan trauma dan soft tissue tumor nampaknya kebetulan. Trauma mungkin
menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada (Sjamsuhidajat, 2010). (M. Clevo.2012:
84).
2.4 KLASIFIKASI
Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya
sekitar 1%dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15 % dari
seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada
anak-anak paling sering padaumur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling
banyak pada umur 45-50 tahun.Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada
anggota gerak bawah yaitu sebesar 46%dimana 75%-nya ada di atas lutut terutama di
daerah paha.Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga
telapak tangan sekitar 13%.30% di tubuh bagian di bagian luar maupun dalam, seperti
pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak di dalam perut maupun dekat ginjal
atau yang disebut daerah retroperitoneum.Pada daerah kepala dan leher sekitar 9%
dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada.
2.5 PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak (soft tissue tumors) adalah proliferasi
masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh, tidak termasuk
visera, selaput otak, dan sistem limforetikuler. Dapat timbul di tempat mana saja,
meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di
ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher dan 30% di badan dan retroperitoneum,
parameter-parameter yang penting untuk menentukan penatalaksanaan klinisnya
adalah:
2.1.5.1 Ukuran makin besar massa tumor, makin buruk hasil akhirnya.
2.1.5.2 Klasifikasi histologi dan penentuan stadium (granding) yang akurat (terutama di
dasarkan pada derajat diferensiasinya), dan perkiraan laju pertumbuhan yang
didasarkan pada mitos dan perluasan nekrosis.
2.1.5.3 Staging
16
2.1.5.4 Lokasi tumor. Makin superfisial, prognosis makin baik (M. Clevo, 2012)
PATWAY
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39