DOSEN PENGAMPU :
DISUSUSN OLEH :
NADIA 113063C118025
NENI 113063C118027
NIKENNI 11306311C8028
PHILEMON 113063C118032
RISNO 113063C118037
TAHUN 2020/2021
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktu nya, makalah
ini yang berjudul “makalah keperawatan maternitas “ASUHAN KEPERAWATAN KANKER’’
diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada kita
semua. kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. oleh sebab itu kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi.
akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam pembentukan makalah ini dari awal hingga akhir.
3
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Kenker................................................................................................................6
B. Jenis-jenis kanker..................................................................................................................6
C. Jenis atau Lokasi Kanker......................................................................................................8
D. Etiologi.................................................................................................................................9
E. Patofisiologi........................................................................................................................10
F. Manifestasi Klinik..............................................................................................................11
G. Pemeriksaan penunjang......................................................................................................11
BAB II........................................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................................12
A. Pengkajian Keperawatan pada Askep Kanker....................................................................12
2. Sistem Gastrointestinal.......................................................................................................12
4. Sistem Respiratorik & Kardiovaskular...............................................................................12
5. Sistem Neuromuskular........................................................................................................12
6. Sistem Genitourinari...........................................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan pada Askep Kanker.......................................................................13
C. Intervensi............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19
4
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Kenker
Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya
terdapat pada manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, akibat adanya
kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu sebab
kerusakan itu ialah adanya mutasi gen. Mutasi gen adalah suatu keadaan ketika sel
mengalami perubahan sebagai akibat adanya paparan sinar ultraviolet, sinar UV, bahan
kimia ataupun bahan-bahan yang berasal dari alam (Sukardja, 2000).
Kanker adalah salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan kesakitan
dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai
4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah
penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga juta di antaranya ditemukan
di negara yang sedang berkembang (Anonim, 2010).
B. Jenis-jenis kanker
1. Jenis-jenis Penyakit Kanker
Jenis-jenis kanker yaitu; karsioma, limfoma, sarkoma, glioma, karsinoma
in situ. Karsinoma merupakan jenis kanker berasal dari sel yang melapisi
permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel
kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon,
rektum, lambung, pankreas (Akmal, dkk., 2010: 188).
Limfoma termasuk jenis kanker berasal dari jaringan yang membentuk
darah, misalnya sumsum tulang, lueukimia, limfoma merupakan jenis kanker
yang tidak membentuk masa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan
mengganggu fungsi sel darah normal (Akmal, dkk., 2010: 80).
Sarkoma adalah jenis kanker akibat kerusakan jaringan penujang di
permukaan tubuh seperti jaringan ikat, sel-sel otot dan tulang. Glioma adalah
kanker susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan panjang) di susunan saraf
pusat. Karsinoma in situ adalah istilah untuk menjelaskan sel epitel abnormal
yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga dianggap lesi prainvasif
(kelainan/ luka yang belum menyebar) (Akmal, dkk., 2010: 81).
Jenis kanker menurut penulis dibedakan berdasarkan sel penyebab awal
dan organ yang diserang. Dengan demikian, jenis kanker dapat dibedakan menjadi
karsioma, limfoma, sarkoma, glioma, karsinoma in situ.
7
2. Tahapan Penyakit kanker
Kanker tahap awal memasuki stadium satu yaitu kanker telah masuk ke
lapisan sekitarnya. Pada stadium dua, kanker menyebar ke jaringan terdekat tetapi
belum sampai ke kelenjar getah bening (http://kanker.roche.co.id, diakses
14/09/14).
Tahap lanjut atau stadium lanjut apabila kanker memasuki stadium tiga.
Stadium tiga berarti kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat
tetapi belum sampai ke organ tubuh yang letaknya lebih jauh. Tahap akhir atau
disebut stadium akhir apabila telah masuk pada stadium empat. Stadium empat
menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke organ tubuh atau jaringan lain
(http://kanker.roche.co.id, diakses 14/09/14).
3. Faktor Penyebab Penyakit Kanker
Penyebab kanker berupa gabungan dari sekumpulan faktor genetik dan
lingkungan (Akmal, dkk., 2010: 80). Harmanto dalam Sunaryati (2011: 16)
menyebutkan bahwa, faktor penyebab tumbuhnya kanker bersifat internal dan
eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu faktor keturunan, baik dari pihak
orang tua secara langsung maupun nenek moyang, daya tahan tubuh yang buruk.
Faktor eksternal seperti pola hidup tidak sehat di antaranya mengonsumsi
makanan dengan bahan karsinogen, makanan berlemak, minuman beralkohol,
kebiasaan merokok, diet salah dalam waktu lama; sinar ultraviolet dan radioaktif;
infeksi menahun/ perangsangan/ iritasi; pencemaran lingkungan atau polusi udara;
obat yang mempengaruhi hormon; berganti-ganti pasangan (Sunaryati 2011: 16).
Faktor penyebab kanker menurut penulis berupa faktor dari dalam diri
individu dan faktor dari luar diri individu. Faktor dari dalam diri individu berupa
factor keturunan dan kelainan hormon tubuh. Faktor dari luar berasal dari faktor
lingkungan.
4. Terapi Penyakit Kanker
Terapi kanker dapat dilakukan dengan terapi medis dan non medis. Terapi
medis dilakukan dengan pembedahan, radiasi/ radioterapi, kemoterapi,
imunoterapi, terapi gen (Sunaryati, 2011: 23). Terapi non medis dilakukan
melalui terapi alternatif dan keagamaan. Terapi keagamaan adalah penyembuhan
yang dilakukan dengan pendekatan keagamaan, mencakup terapi mental doa.
Terapi keagamaan dilakukan dengan cara terapis/ membantu pasien
menyadari adanya stres, mengelola stres, terapis memberikan dukungan moral
pada pasien kanker, tetap aktif dan bergembira, berempati, memahami beban
mental yang dialami penderita dalam pemulihan kanker, hal demikian dilakukan
agar pasien lebih optimis dalam menjalankan hidup, membuang dendam dan
kebencian (Akmal, dkk., 2010: 191).
8
Terapi keagamaan dengan bimbingan doa, dzikir dan ibadah yang dapat
mendekatkan diri kepada Allah. Terapi keagamaaan mampu meningkatkan rasa
percaya diri dan optimis. Rasa percaya diri dan optimisme merupakan dua hal
yang sangat berpengaruh baik dalam penyembuhan suatu penyakit (Hawari, 2001:
146).
9
Merupakan neoplasma terbanyak kedua yang ditemukan pada pria berusia 50 tahun
keatas. Kebanyakan sarkoma berasal dari kelenjar prostat posterior, sedangkan yang
lainnya dari ureter, yang ditandahi dengan kesulitan berkemih, hematuria, anuria,
retensi urin (Wilkins, 2011).
8. Gaster
Terjadi umunya pada pria yang berusia lebih dari 40 tahun. Yang disebabkan karena
gastritis, inflamasi lambung kronis, ulser gastritis, atrofi gastrik. Dan ditandahi
dengan distensi abdominal, ketidaknyamanan gastrik kronis, disfagia, darah ditinja,
muntah berat, berat badan turu, anoreksia, merasa penuh setelah makan, anemia, dan
letih (Wilkins, 2011).
9. Ovarium
Merupakan penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi. Faktor resiko yang
memepengaruhinya yaitu riwayat kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita
kanker ovarium, usia lanjut, peritas rendah dan obesitas. Yang ditandahi dengan
peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung,
konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, peningkatan ukuran pinggang, nyeri
tungkai, dan nyeri panggul (Suddarth, 2016).
10. Serviks
Merupakan kanker yang paling umum ketiga disistem reproduksi wanita dan
diklasifikasikan sebagai preinvasif atau invasif, yang ditandahi pada stdium awal
yaitu kemungkinan perdarahan vaginal abnormal, keluaran persisten dari vagina, dan
nyeri pada stadium lanjut terjadi nyeri pelvis, kebocoran vaginal berupa urine dan
tinja dari fistula, anoreksia, berat badan turun, dan anemia (Wilkins, 2011).
11. Kandung kemih,dll
Terjadi pada penderita yang berusia lebih dari 55 tahun yang banyak dialami oleh
pria. Biasanya muncul didasar kandung kemih dan mengenahi lubang ureter serta
leher kandung kemih. Yang ditandahi hematuria dan tidak nyeri, terjadi infeksi
saluran kemih dan urgensi / desakan berkemih, perubahan urine, nyeri panggul atau
punggung karena adanya metastase (Padila, 2013) dan (Suddarth, 2016).
D. Etiologi
Faktor Penyebab Penyakit Kanker
Penyebab kanker berupa gabungan dari sekumpulan faktor genetik dan
lingkungan (Akmal, dkk., 2010: 80). Harmanto dalam Sunaryati (2011: 16)
menyebutkan bahwa, faktor penyebab tumbuhnya kanker bersifat internal dan
eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu faktor keturunan, baik dari pihak
orang tua secara langsung maupun nenek moyang, daya tahan tubuh yang buruk.
Faktor eksternal seperti pola hidup tidak sehat di antaranya mengonsumsi
makanan dengan bahan karsinogen, makanan berlemak, minuman beralkohol,
10
kebiasaan merokok, diet salah dalam waktu lama; sinar ultraviolet dan radioaktif;
infeksi menahun/ perangsangan/ iritasi; pencemaran lingkungan atau polusi udara;
obat yang mempengaruhi hormon; berganti-ganti pasangan (Sunaryati 2011: 16).
Faktor penyebab kanker menurut penulis berupa faktor dari dalam diri
individu dan faktor dari luar diri individu. Faktor dari dalam diri individu berupa
factor keturunan dan kelainan hormon tubuh. Faktor dari luar berasal dari faktor
lingkungan.
1. Lingkungan, social
2. Fisik: radiasi, perlukaan/ lecet
3. Kimia: makanan, industri, farmasi, rokok
4. Genetik: payudara, uterus
5. Virus: umumnya pada binatang (Padila, 2013). Penyebab kanker yaitu tubuh
yang sehat tidak mampu mempertahankan diri terhadap kanker, ini terjadi
karena interaksi kompleks antara pajanan karsinogen dan mutasi yang sudah
menumpuk dalam beberapa gen yang disebut onkogen, sehingga
mengaktifkan pembelahan sel yang mempengaruhi perkembangan embrionik.
Gen kanker lain yaitu gen supresor tumor, ini akan menghentikan
pembelahan sel. Penyebab kerusakan gen yang didapat yaitu: virus, radisi,
karsinogen lingkungan serta makanan dan hormon. Faktor– faktor lain yang
mempengaruhi terjadinya kanker yaitu usia, status gizi, keseimbangan
hormonal dan respons terhadap stres (Kowalak, 2011).
E. Patofisiologi
Sel-sel kanker disebut neoplasma ganas/ maligna dan diklasifikasikan serta diberi
nama berdasarkan tempat jaringan yang tumbuhnya sel kanker tersebut. Kegagalan
sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara cepat dan tepat tersebut
meneyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani dengan
menggunakan imun yang normal. Kategori agens atau faktor tertentu yang berperan
dalam karsinomagenesis (transpormasi maligna) mencakup virus dan bakteri, agens
fisik, agens kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agens hormonal.
(Suddarth, 2016)
11
Neoplasma merupakan pertumbuhan baru. Menurut seorang ankolog dari inggris
menemakan neoplasma sebagai massa jaringan yang abnormal, tumbuhan berlebih, dan
tidak terkordinasi dengan jaringan yang normal, dan selalu tumbuh meskipun
rangsangan yang menimbulkan sudah hilang. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa
neoplasma sehingga menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh,
sehingga terbentuknya tumor. Istilah tumor digunakan untuk pembengkakan oleh
sembaban jaringan atau perdarahan. Tumor dibedakan menjadi dua yaitu jinak dan
ganas. Jika tumor ganas dinamakan kanker. (Padila, 2013)
F. Manifestasi Klinik
6. Sel-sel kanker menyebar dari satu organ atau bagian tubuh ke organ atau bagian tubuh
yang lain melalui invasi dan bermetastase. Sehingga manifestasinya seseuai organ atau
tubuh yang terkena.
8. Gejala disebabkan oleh penghancuran jaringan dan penggantian oleh jaringan kanker
nonfungsional atau jaringan yang sangat produktif (misalnya gangguan sumsum tulang dan
anemia atau kelebihan produksi steroid adrenal), tekanan pada struktur sekitar, peningkatan
kebutuhan metabolik, dan gangguan produksi sel-sel darah (Suddarth, 2016).
G. Pemeriksaan penunjang
10. pembedahan,
11. kemotherapi,
12. radiasi,
13. imunotherapi, atau
14. Pemeriksaan darah, darah lengkap, thrombosit, kimia darah: elektrolit & LFT & BUN &
chreatinin
15. Imaging : foto toraks, scan-nuklir, CT-scan, MRI.
12
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Sistem Integumen
a. Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
b. Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
c. Perhatikan pigmentasi kulit
d. Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah
2. Sistem Gastrointestinal
a. Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah
pemberian kemotherapi
b. Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
c. Kaji diare & konstipasi
d. Kaji anoreksia
e. Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
3. Sistem Hematopoetik
a. Kaji Netropenia
Kaji tanda infeksi
Auskultasi paru
Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
Kaji suhu
b. Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 - menengah, < 20.000/m3 - berat
c. Kaji Anemia
Warna kulit, capilarry refill
Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
13
c. Evaluasi refleks
d. Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
e. Kaji gangguan pendengaran
f. Diskusikan ADL
6. Sistem Genitourinari
a. Kaji frekwensi BAK
b. Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
c. Kaji : hematuria, oliguria, anuria
d. Monitor BUN, kreatinin
C. Intervensi
14
Tanda-tanda infeksi: demam, adanya nyeri menelan, nyeri saat eliminasi, adanya
exudat
Tanda perdarahan: pusing, adanya perdarahan
Tanda anemia: pucat, lemah, sesak nafas saat aktifitas
Fungsi pernafasan & suara nafas
Laboratorium: DPL
Lakukan tindakan khusus jika angka neutrofil <500/mm3
Lindungi klien dari terpaparnya bakteri
Tempatkan klien di ruang isolasi
Pasang papan pengumuman di pintu masuk ruang isolasi klien yang
menginformasikan: pengunjung harus cuci tangan sebelum masuk, pengunjung yang
FLU dilarang masuk dan DILARANG membawa buah, bunga atau sayuran segar ke
ruangan klien
Pasang papan pengumuman yang menginformasikan TIDAK BOLEH menginjeksi
per-IM dan mengukur suhu per-rektum
Rencanakan program kebersihan mulut, mandi sehari sekali, dan kebersihan area
perineum dalam kegiatan perawatan klien
Kaji tempat penusukan infus, ganti balutan dengan teknik aseptik 2 hari sekali atau
apabila ada tanda-tanda plebitis
Hindari tindakan invasif (jika memungkinkan)
Cuci tangan sebelum merawat klien, tidak menempatkan petugas kesehatan yang
FLU (atau infeksi lain) atau yang merawat klien yang te Lakukan tindakan khusus
jika angka neutrofil <500/mm3
Kaji terus menerus adanya infeksi pada klien
Monitor tanda vital terutama pada peningkatan temperatur
Monitor angka lab neutrofil
Kaji tanda infeksi seperti kemerahan, adanya peradangan di area tertentu (mukosa
mulut, tempat bekas penusukan suntik/infus, dll)
Monitor perubahan warna urin, sputum & feses
15
Ajarkan cara sikat gigi dengan sikat gigi lembut, hindari penggunaan dental floss
Pasang pembatas tempat tidur
Cegah konstipasi dengan pemberian cairan minimal 3 L/hari Monitor terjadinya
perdarahan
Kaji tanda infeksi dini: petekie, ekimosis, epistaksis, darah di feses, urin, dan
muntahan
Perubahan tekanan darah ortostatik >10 mmHg atau nadi >100/mnt
Monitor hematokrit & trombosit Lapor dokter jika ada tanda perdarahan
Diskusikan tanda & gejala infeksi yang terjadi ke dokter yang bertanggung
jawab, kolaborasi perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan kultur, pemberian
antipiretik & antibiotik
16
Anjurkan klien untuk minum 3L/hari
Monitor intake-output tiap 4 jam
Kaji frekuensi, konsistensi & volume diare/muntah
Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa
Beri obat antidiare/antimuntah sesuai program
Rawat area kulit perineum dengan salep betametasone atau Zinc
Beri cairan rehidrasi (cairan fisiologis) per-infus sesuai program
Kaji & catat kondisi mukosa mulut (lidah, bibir, dinding & langit-langit mulut) &
kaji adanya stomatitis tiap shift. Ajarkan pada klien cara mendeteksi dini adanya
stomatitis
Kaji kenyamanan & kemampuan untuk makan & minum
Kaji status nutrisi klien
Anjurkan & ajarkan klien membersihkan mulut (kumur-kumur) tiap 2 jam
Gunakan cairan fisiologis, atau campuran cairan fisiologis dan BicNat (1 sdt
dicampur 800 cc air) tiap 4 jam atau,
Gunakan larutan H2O2 dg perbandingan 1 : 4, atau
Obat kumur Listerine
Anjurkan & ajarkan sikat gigi dan menggunakan dental floss, & tidak dilakukan jika
leukosit<1500/mm3>
Anjurkan & jelaskan klien untuk melepas gigi palsu saat kumur-kumur & saat
sedang iritasi mukosa
Anjurkan & ajarkan klien untuk melembabkan mulut dengan cara banyak minum
dan menggunakan pelembab bibir
Hindarkan makanan yang merangsang (pedas, panas & asam) & jelaskan pada
klien
17
Diagnosa 7. Resiko Gangguan komunikasi verbal akibat nyeri di mulut
18
Jika terjadi kerontokan alis & bulu mata, gunakan kacamata hitam & topi jika
bepergian
19
DAFTAR PUSTAKA
Gale, D., & Charette, J. (2000). Rencana asuhan keperawatan onkologi. Jakarta: EGC.
20