Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER

DOSEN PENGAMPU :

WARJIMAN, S.Kep,Ners, MSN

DISUSUSN OLEH :

KRISTIA MATHIUS 113063C118018

NADIA 113063C118025

NENI 113063C118027

NIKENNI 11306311C8028

PHILEMON 113063C118032

RISNO 113063C118037

ROBI ANGGARA 113063C118038

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHTAN SUAKA INSAN BANJARMASIN

PROGRAM STUDI SERJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

TAHUN 2020/2021

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktu nya, makalah
ini yang berjudul “makalah keperawatan maternitas “ASUHAN KEPERAWATAN KANKER’’
diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada kita
semua. kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. oleh sebab itu kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi.

akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam pembentukan makalah ini dari awal hingga akhir.

3
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Kenker................................................................................................................6
B. Jenis-jenis kanker..................................................................................................................6
C. Jenis atau Lokasi Kanker......................................................................................................8
D. Etiologi.................................................................................................................................9
E. Patofisiologi........................................................................................................................10
F. Manifestasi Klinik..............................................................................................................11
G. Pemeriksaan penunjang......................................................................................................11
BAB II........................................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................................12
A. Pengkajian Keperawatan pada Askep Kanker....................................................................12
2. Sistem Gastrointestinal.......................................................................................................12
4. Sistem Respiratorik & Kardiovaskular...............................................................................12
5. Sistem Neuromuskular........................................................................................................12
6. Sistem Genitourinari...........................................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan pada Askep Kanker.......................................................................13
C. Intervensi............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19

4
5
6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Kenker
Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya
terdapat pada manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, akibat adanya
kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu sebab
kerusakan itu ialah adanya mutasi gen. Mutasi gen adalah suatu keadaan ketika sel
mengalami perubahan sebagai akibat adanya paparan sinar ultraviolet, sinar UV, bahan
kimia ataupun bahan-bahan yang berasal dari alam (Sukardja, 2000).
Kanker adalah salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan kesakitan
dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai
4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah
penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga juta di antaranya ditemukan
di negara yang sedang berkembang (Anonim, 2010).

B. Jenis-jenis kanker
1. Jenis-jenis Penyakit Kanker
Jenis-jenis kanker yaitu; karsioma, limfoma, sarkoma, glioma, karsinoma
in situ. Karsinoma merupakan jenis kanker berasal dari sel yang melapisi
permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel
kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon,
rektum, lambung, pankreas (Akmal, dkk., 2010: 188).
Limfoma termasuk jenis kanker berasal dari jaringan yang membentuk
darah, misalnya sumsum tulang, lueukimia, limfoma merupakan jenis kanker
yang tidak membentuk masa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan
mengganggu fungsi sel darah normal (Akmal, dkk., 2010: 80).
Sarkoma adalah jenis kanker akibat kerusakan jaringan penujang di
permukaan tubuh seperti jaringan ikat, sel-sel otot dan tulang. Glioma adalah
kanker susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan panjang) di susunan saraf
pusat. Karsinoma in situ adalah istilah untuk menjelaskan sel epitel abnormal
yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga dianggap lesi prainvasif
(kelainan/ luka yang belum menyebar) (Akmal, dkk., 2010: 81).
Jenis kanker menurut penulis dibedakan berdasarkan sel penyebab awal
dan organ yang diserang. Dengan demikian, jenis kanker dapat dibedakan menjadi
karsioma, limfoma, sarkoma, glioma, karsinoma in situ.

7
2. Tahapan Penyakit kanker
Kanker tahap awal memasuki stadium satu yaitu kanker telah masuk ke
lapisan sekitarnya. Pada stadium dua, kanker menyebar ke jaringan terdekat tetapi
belum sampai ke kelenjar getah bening (http://kanker.roche.co.id, diakses
14/09/14).
Tahap lanjut atau stadium lanjut apabila kanker memasuki stadium tiga.
Stadium tiga berarti kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat
tetapi belum sampai ke organ tubuh yang letaknya lebih jauh. Tahap akhir atau
disebut stadium akhir apabila telah masuk pada stadium empat. Stadium empat
menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke organ tubuh atau jaringan lain
(http://kanker.roche.co.id, diakses 14/09/14).
3. Faktor Penyebab Penyakit Kanker
Penyebab kanker berupa gabungan dari sekumpulan faktor genetik dan
lingkungan (Akmal, dkk., 2010: 80). Harmanto dalam Sunaryati (2011: 16)
menyebutkan bahwa, faktor penyebab tumbuhnya kanker bersifat internal dan
eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu faktor keturunan, baik dari pihak
orang tua secara langsung maupun nenek moyang, daya tahan tubuh yang buruk.
Faktor eksternal seperti pola hidup tidak sehat di antaranya mengonsumsi
makanan dengan bahan karsinogen, makanan berlemak, minuman beralkohol,
kebiasaan merokok, diet salah dalam waktu lama; sinar ultraviolet dan radioaktif;
infeksi menahun/ perangsangan/ iritasi; pencemaran lingkungan atau polusi udara;
obat yang mempengaruhi hormon; berganti-ganti pasangan (Sunaryati 2011: 16).
Faktor penyebab kanker menurut penulis berupa faktor dari dalam diri
individu dan faktor dari luar diri individu. Faktor dari dalam diri individu berupa
factor keturunan dan kelainan hormon tubuh. Faktor dari luar berasal dari faktor
lingkungan.
4. Terapi Penyakit Kanker
Terapi kanker dapat dilakukan dengan terapi medis dan non medis. Terapi
medis dilakukan dengan pembedahan, radiasi/ radioterapi, kemoterapi,
imunoterapi, terapi gen (Sunaryati, 2011: 23). Terapi non medis dilakukan
melalui terapi alternatif dan keagamaan. Terapi keagamaan adalah penyembuhan
yang dilakukan dengan pendekatan keagamaan, mencakup terapi mental doa.
Terapi keagamaan dilakukan dengan cara terapis/ membantu pasien
menyadari adanya stres, mengelola stres, terapis memberikan dukungan moral
pada pasien kanker, tetap aktif dan bergembira, berempati, memahami beban
mental yang dialami penderita dalam pemulihan kanker, hal demikian dilakukan
agar pasien lebih optimis dalam menjalankan hidup, membuang dendam dan
kebencian (Akmal, dkk., 2010: 191).

8
Terapi keagamaan dengan bimbingan doa, dzikir dan ibadah yang dapat
mendekatkan diri kepada Allah. Terapi keagamaaan mampu meningkatkan rasa
percaya diri dan optimis. Rasa percaya diri dan optimisme merupakan dua hal
yang sangat berpengaruh baik dalam penyembuhan suatu penyakit (Hawari, 2001:
146).

C. Jenis atau Lokasi Kanker


1. Payudara
Merupakan gangguan patologis yang dimulai karena adanya perubahan gangguan
genetik pada sel tunggal dan memebutuhkan waktu beberapa tahun untuk dapat
dipalpasi. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara yaitu gender
(wanita) dan usia lanjut, adanya kanker payudara sebelumnya, riwayat keluarga:
memiliki kerabat yang memiliki derajat satu yang menderita payudara (ibu, saudara
perempuan, anak perempuan) (Suddarth, 2016).
2. Kolon rectum
Merupakan neoplasma viseral terbanyak kedua. Faktor risiko yang hewani
berlebihan, terutama sapi, dan serat rendah), penyakit lain disaluran pencernaan
(Wilkins, 2011).
3. Laring
Tumor berada di pita suara sejati dan cenderung tidak menyebar karena jaringan
ikat yang mendasari kekurangan nodus limfe, yangditandahi dengan suara parau yang
berlangsung lebih dari 3 hari (Wilkins,2011).
4. Paru
Kanker ini biasanya berkembang didinding atau epitelium pohon bronkial. Yang
ditandahi pada stadium awal tidak ada, sedangkan pada stadium lanjut berupa nyeri
dada, batuk, demam, suara parau, nyeri bahu, berat badan turun, bunyi menciut
(Wilkins, 2011).
5. Leukemia
Merupakan poliferasi ganas prekursor sel darah putih (white blood cell (WBC))
disumsum tulang dan akumulasi didarah perifer, sumsum tulang, dan jaringan tubuh
(Wilkins, 2011).
6. Pankreas
Merupakan gangguan gastrointestinal yang mematikan yang berkembang secara
cepat. Yang disebabkan karena merokok dan faktor risiko yang mempengaruhi yaitu
diabetes melitus, pangkreatitis akut, penyalagunaan alkhohol (Wilkins, 2011).
7. Prostat

9
Merupakan neoplasma terbanyak kedua yang ditemukan pada pria berusia 50 tahun
keatas. Kebanyakan sarkoma berasal dari kelenjar prostat posterior, sedangkan yang
lainnya dari ureter, yang ditandahi dengan kesulitan berkemih, hematuria, anuria,
retensi urin (Wilkins, 2011).
8. Gaster
Terjadi umunya pada pria yang berusia lebih dari 40 tahun. Yang disebabkan karena
gastritis, inflamasi lambung kronis, ulser gastritis, atrofi gastrik. Dan ditandahi
dengan distensi abdominal, ketidaknyamanan gastrik kronis, disfagia, darah ditinja,
muntah berat, berat badan turu, anoreksia, merasa penuh setelah makan, anemia, dan
letih (Wilkins, 2011).
9. Ovarium
Merupakan penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi. Faktor resiko yang
memepengaruhinya yaitu riwayat kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita
kanker ovarium, usia lanjut, peritas rendah dan obesitas. Yang ditandahi dengan
peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung,
konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, peningkatan ukuran pinggang, nyeri
tungkai, dan nyeri panggul (Suddarth, 2016).
10. Serviks
Merupakan kanker yang paling umum ketiga disistem reproduksi wanita dan
diklasifikasikan sebagai preinvasif atau invasif, yang ditandahi pada stdium awal
yaitu kemungkinan perdarahan vaginal abnormal, keluaran persisten dari vagina, dan
nyeri pada stadium lanjut terjadi nyeri pelvis, kebocoran vaginal berupa urine dan
tinja dari fistula, anoreksia, berat badan turun, dan anemia (Wilkins, 2011).
11. Kandung kemih,dll
Terjadi pada penderita yang berusia lebih dari 55 tahun yang banyak dialami oleh
pria. Biasanya muncul didasar kandung kemih dan mengenahi lubang ureter serta
leher kandung kemih. Yang ditandahi hematuria dan tidak nyeri, terjadi infeksi
saluran kemih dan urgensi / desakan berkemih, perubahan urine, nyeri panggul atau
punggung karena adanya metastase (Padila, 2013) dan (Suddarth, 2016).

D. Etiologi
Faktor Penyebab Penyakit Kanker
Penyebab kanker berupa gabungan dari sekumpulan faktor genetik dan
lingkungan (Akmal, dkk., 2010: 80). Harmanto dalam Sunaryati (2011: 16)
menyebutkan bahwa, faktor penyebab tumbuhnya kanker bersifat internal dan
eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu faktor keturunan, baik dari pihak
orang tua secara langsung maupun nenek moyang, daya tahan tubuh yang buruk.
Faktor eksternal seperti pola hidup tidak sehat di antaranya mengonsumsi
makanan dengan bahan karsinogen, makanan berlemak, minuman beralkohol,

10
kebiasaan merokok, diet salah dalam waktu lama; sinar ultraviolet dan radioaktif;
infeksi menahun/ perangsangan/ iritasi; pencemaran lingkungan atau polusi udara;
obat yang mempengaruhi hormon; berganti-ganti pasangan (Sunaryati 2011: 16).
Faktor penyebab kanker menurut penulis berupa faktor dari dalam diri
individu dan faktor dari luar diri individu. Faktor dari dalam diri individu berupa
factor keturunan dan kelainan hormon tubuh. Faktor dari luar berasal dari faktor
lingkungan.

1. Lingkungan, social
2. Fisik: radiasi, perlukaan/ lecet
3. Kimia: makanan, industri, farmasi, rokok
4. Genetik: payudara, uterus
5. Virus: umumnya pada binatang (Padila, 2013). Penyebab kanker yaitu tubuh
yang sehat tidak mampu mempertahankan diri terhadap kanker, ini terjadi
karena interaksi kompleks antara pajanan karsinogen dan mutasi yang sudah
menumpuk dalam beberapa gen yang disebut onkogen, sehingga
mengaktifkan pembelahan sel yang mempengaruhi perkembangan embrionik.
Gen kanker lain yaitu gen supresor tumor, ini akan menghentikan
pembelahan sel. Penyebab kerusakan gen yang didapat yaitu: virus, radisi,
karsinogen lingkungan serta makanan dan hormon. Faktor– faktor lain yang
mempengaruhi terjadinya kanker yaitu usia, status gizi, keseimbangan
hormonal dan respons terhadap stres (Kowalak, 2011).

E. Patofisiologi

Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara


abnormal, membiarkan sinyal pengatur pertumbuhan dilingkungan sekitarnya sel. Sel
mendapatkan karakteristik invasif sehingga terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel
menginfiltrasi jaringan dan memperoleh akses kelimfe dan pembuluh darah, yang
membawa sel kearea tubuh yang lain. kejadian ini dinamakan metastasis (kanker
menyebar kebagian tubuh yang lain).

Sel-sel kanker disebut neoplasma ganas/ maligna dan diklasifikasikan serta diberi
nama berdasarkan tempat jaringan yang tumbuhnya sel kanker tersebut. Kegagalan
sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara cepat dan tepat tersebut
meneyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani dengan
menggunakan imun yang normal. Kategori agens atau faktor tertentu yang berperan
dalam karsinomagenesis (transpormasi maligna) mencakup virus dan bakteri, agens
fisik, agens kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agens hormonal.
(Suddarth, 2016)

11
Neoplasma merupakan pertumbuhan baru. Menurut seorang ankolog dari inggris
menemakan neoplasma sebagai massa jaringan yang abnormal, tumbuhan berlebih, dan
tidak terkordinasi dengan jaringan yang normal, dan selalu tumbuh meskipun
rangsangan yang menimbulkan sudah hilang. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa
neoplasma sehingga menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh,
sehingga terbentuknya tumor. Istilah tumor digunakan untuk pembengkakan oleh
sembaban jaringan atau perdarahan. Tumor dibedakan menjadi dua yaitu jinak dan
ganas. Jika tumor ganas dinamakan kanker. (Padila, 2013)

F. Manifestasi Klinik

6. Sel-sel kanker menyebar dari satu organ atau bagian tubuh ke organ atau bagian tubuh
yang lain melalui invasi dan bermetastase. Sehingga manifestasinya seseuai organ atau
tubuh yang terkena.

7. Kanker menyebabkan anemia, kelemahan, penurunan berat badan (disfagia (kesulitan


menelan), anoreksia, sumbatan), dan nyeri (sering kali distadium akhir).

8. Gejala disebabkan oleh penghancuran jaringan dan penggantian oleh jaringan kanker
nonfungsional atau jaringan yang sangat produktif (misalnya gangguan sumsum tulang dan
anemia atau kelebihan produksi steroid adrenal), tekanan pada struktur sekitar, peningkatan
kebutuhan metabolik, dan gangguan produksi sel-sel darah (Suddarth, 2016).

9. Gejala-gejala Penyakit Kanker


Gejala kanker timbul dari organ tubuh yang diserang sesuai dengan jenis kanker,
gejala kanker pada tahap awal berupa kelelahan secara terus menerus, demam akibat sel
kanker mempengaruhi sistem pertahanan tubuh sebagai respon dari kerja sistem imun
tubuh tidak sesuai (Akmal, dkk., 2010: 188).
Gejala kanker tahap lanjut berbeda-beda. Perbedaan gejala tergantung lokasi dan
keganasan sel kanker. Menurut Sunaryati gejala kanker yaitu penurunan berat badan
tidak sengaja dan terlihat signifikan, pertumbuhan rambut tidak normal, nyeri akibat
kanker sudah menyebar (Sunaryati, 2011: 14).

G. Pemeriksaan penunjang
10. pembedahan,
11. kemotherapi,
12. radiasi,
13. imunotherapi, atau
14. Pemeriksaan darah, darah lengkap, thrombosit, kimia darah: elektrolit & LFT & BUN &
chreatinin
15. Imaging : foto toraks, scan-nuklir, CT-scan, MRI.

12
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan pada Askep Kanker

1. Sistem Integumen
a. Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
b. Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
c. Perhatikan pigmentasi kulit
d. Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah

2. Sistem Gastrointestinal
a. Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah
pemberian kemotherapi
b. Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
c. Kaji diare & konstipasi
d. Kaji anoreksia
e. Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
3. Sistem Hematopoetik
a. Kaji Netropenia
 Kaji tanda infeksi
 Auskultasi paru
 Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
 Kaji suhu
b. Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 - menengah, < 20.000/m3 - berat
c. Kaji Anemia
 Warna kulit, capilarry refill
 Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo

4. Sistem Respiratorik & Kardiovaskular


a. Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non
produktif - terutama bleomisin

b. Kaji tanda CHF


c. Lakukan pemeriksaan EKG
5. Sistem Neuromuskular
a. Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
b. Perhatikan adanya parestesia

13
c. Evaluasi refleks
d. Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
e. Kaji gangguan pendengaran
f. Diskusikan ADL

6. Sistem Genitourinari
a. Kaji frekwensi BAK
b. Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
c. Kaji : hematuria, oliguria, anuria
d. Monitor BUN, kreatinin

B. Diagnosa Keperawatan pada Askep Kanker

 Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan netropenia


 Resiko perlukaan berhubungan dengan trombositopenia
 Resiko gangguan Perfusi Jaringan
 Resiko Gangguan Keseimbangan Cairan
 Resiko Gangguan Integritas Mukosa Mulut
 Resiko Gangguan Rasa Nyaman akibat Stomatitis
 Resiko Gangguan komunikasi verbal akibat nyeri di mulut
 Resiko Gangguan Integritas Kulit Perineum akibat diare
 Resiko Gangguan Citra Diri akibat Alopesia
 Resiko Disfungsi Seksual akibat Kemoterapi

C. Intervensi

Diagnosa 1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan netropenia

 Kaji resiko yang dapat terjadi akibat depresi sistem imun:


 Jenis, dosis, cara pemberian kemoterapi
 Stressor yang sedang dialami klien dan kemampuan koping yang dimiliki
 Kebiasaan kebersihan diri
 Pola tidur
 Pola makan
 Pola eliminasi
 Riwayat & pemeriksaan fisik

14
 Tanda-tanda infeksi: demam, adanya nyeri menelan, nyeri saat eliminasi, adanya
exudat
 Tanda perdarahan: pusing, adanya perdarahan
 Tanda anemia: pucat, lemah, sesak nafas saat aktifitas
 Fungsi pernafasan & suara nafas
 Laboratorium: DPL
 Lakukan tindakan khusus jika angka neutrofil <500/mm3
 Lindungi klien dari terpaparnya bakteri
 Tempatkan klien di ruang isolasi
 Pasang papan pengumuman di pintu masuk ruang isolasi klien yang
menginformasikan: pengunjung harus cuci tangan sebelum masuk, pengunjung yang
FLU dilarang masuk dan DILARANG membawa buah, bunga atau sayuran segar ke
ruangan klien
 Pasang papan pengumuman yang menginformasikan TIDAK BOLEH menginjeksi
per-IM dan mengukur suhu per-rektum
 Rencanakan program kebersihan mulut, mandi sehari sekali, dan kebersihan area
perineum dalam kegiatan perawatan klien
 Kaji tempat penusukan infus, ganti balutan dengan teknik aseptik 2 hari sekali atau
apabila ada tanda-tanda plebitis
 Hindari tindakan invasif (jika memungkinkan)
 Cuci tangan sebelum merawat klien, tidak menempatkan petugas kesehatan yang
FLU (atau infeksi lain) atau yang merawat klien yang te Lakukan tindakan khusus
jika angka neutrofil <500/mm3
 Kaji terus menerus adanya infeksi pada klien
 Monitor tanda vital terutama pada peningkatan temperatur
 Monitor angka lab neutrofil
 Kaji tanda infeksi seperti kemerahan, adanya peradangan di area tertentu (mukosa
mulut, tempat bekas penusukan suntik/infus, dll)
 Monitor perubahan warna urin, sputum & feses

Diagnosa 2. Resiko perlukaan berhubungan dengan trombositopenia

 Lakukan tindakan khusus jika trombosit menurun / meningkat


 Cegah klien dari trauma dan resiko perdarahan
 Pasang tanda “Dilarang” injeksi per IM dan pemberian obat aspirin
 Minimalkan penusukan vena atau tekan bekas penusukan minimal 5 menit

15
 Ajarkan cara sikat gigi dengan sikat gigi lembut, hindari penggunaan dental floss
 Pasang pembatas tempat tidur
 Cegah konstipasi dengan pemberian cairan minimal 3 L/hari Monitor terjadinya
perdarahan
 Kaji tanda infeksi dini: petekie, ekimosis, epistaksis, darah di feses, urin, dan
muntahan
 Perubahan tekanan darah ortostatik >10 mmHg atau nadi >100/mnt
 Monitor hematokrit & trombosit Lapor dokter jika ada tanda perdarahan
 Diskusikan tanda & gejala infeksi yang terjadi ke dokter yang bertanggung
jawab, kolaborasi perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan kultur, pemberian
antipiretik & antibiotik

Diagnosa 3. Resiko gangguan Perfusi Jaringan

 Kaji tanda dan gejala anemia


 Hematokrit: 31-37% (anemia ringan), 25-30% (anemia sedang), <25%>
 Tanda anemia ringan: pucat, lemah, sesak ringan, palpitasi, berkeringat dingin;
anemia sedang: meningkat tingkat keparahan tanda dari anemia ringan; tanda
anemia berat: sakit kepala, pusing, nyeri dada, sesak saat istirahat, dan takikardi)
 Anjurkan klien untuk merubah posisi secara bertahap, dari tidur ke duduk, dari
duduk ke berdiri.
 Anjurkan latihan nafas dalam selama perubahan posisi.
 Kaji respon pemberian transfusi, menjadi lebih baik atau tetap.
 Kaji pula perubahan hematokrit setelah transfusi
 Kaji adanya ketidak mampuan melakukan aktifitas, dan kebutuhan klien akan
Oksigen
 Kolaborasikan ke gizi & anjurkan klien untuk mendapatkan diet tinggi Fe (zat besi)
 Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Ketidakmampuan melakukan aktifitas
akibat anemia
 Anjurkan klien untuk meningkatkan frekuensi & kualitas istirahat & buatkan daftar
aktifitas- istirahat
 Anjurkan klien untuk mengkonsumsi diet tinggi zat besi seperti hati, telur, daging,
wortel dan kismis

Diagnosa 4. Resiko Gangguan Keseimbangan Cairan

16
 Anjurkan klien untuk minum 3L/hari
 Monitor intake-output tiap 4 jam
 Kaji frekuensi, konsistensi & volume diare/muntah
 Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa
 Beri obat antidiare/antimuntah sesuai program
 Rawat area kulit perineum dengan salep betametasone atau Zinc
 Beri cairan rehidrasi (cairan fisiologis) per-infus sesuai program

Diagnosa 5. Resiko Gangguan Integritas Mukosa Mulut

 Kaji & catat kondisi mukosa mulut (lidah, bibir, dinding & langit-langit mulut) &
kaji adanya stomatitis tiap shift. Ajarkan pada klien cara mendeteksi dini adanya
stomatitis
 Kaji kenyamanan & kemampuan untuk makan & minum
 Kaji status nutrisi klien
 Anjurkan & ajarkan klien membersihkan mulut (kumur-kumur) tiap 2 jam
 Gunakan cairan fisiologis, atau campuran cairan fisiologis dan BicNat (1 sdt
dicampur 800 cc air) tiap 4 jam atau,
 Gunakan larutan H2O2 dg perbandingan 1 : 4, atau
 Obat kumur Listerine
 Anjurkan & ajarkan sikat gigi dan menggunakan dental floss, & tidak dilakukan jika
leukosit<1500/mm3>
 Anjurkan & jelaskan klien untuk melepas gigi palsu saat kumur-kumur & saat
sedang iritasi mukosa
 Anjurkan & ajarkan klien untuk melembabkan mulut dengan cara banyak minum
dan menggunakan pelembab bibir
 Hindarkan makanan yang merangsang (pedas, panas & asam) & jelaskan pada
klien

Diagnosa 6. Resiko Gangguan Rasa Nyaman akibat Stomatitis

 Berikan (kolaborasi) obat kumur yang mengandung xylocain 2% 10-15 cc per


kumur dilakukan tiap 3 jam
 Kolaborasikan perlunya pemberian analgesic sedang-kuat per parenteral (mis.
Morphin)

17
Diagnosa 7. Resiko Gangguan komunikasi verbal akibat nyeri di mulut

 Kaji kemampuan komunikasi klien


 Kaji adanya sekret yang kental yang sulit untuk dikeluarkan, anjurkan minum
hangat
 Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika klien tidak
dapat berkomunikasi verbal
 Responsif terhadap bel panggilan dari klien

Diagnosa 8. Resiko Gangguan Integritas Kulit Perineum akibat diare

 Kaji area kulit perineum


 Anjurkan untuk membersihkan menggunakan sabun lembut saat membilas
sesudah bab
 Oleskan anastetik topikal K/P
 Gunakan pampers untuk menjaga keringnya area perineum
 Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Terjadi Nefrotoksik akibat
Kemoterapi
 Hidrasi dengan cairan fisiologis 100-150cc/jam atau sampai cairan urin bening
 Diuresis dengan furosemid sesuai dg program
 Ukur pH urin (pH > 7)
 Cegah dehidrasi dan muntah yang masif
 Hidrasi pasca kemoterapi minimal 3L/hari
 Monitor hasil lab ureum, creatinin

Diagnosa 9. Resiko Gangguan Citra Diri akibat Alopesia

 Kaji resiko terjadi alopesia, obat kemoterapi yang digunakan


 Jelaskan penyebab dari alopesia dan dampak yang terjadi, yaitu alopesia terjadi
sejenak, dapat tumbuh rambut yang baru
 Anjurkan klien menceritakan perasaannya
 Anjurakan klien mencukur rambutnya yang panjang
 Anjurkan klien mencoba memakai kerudung, wig, topi atau selendang
 Ikutkan klien pada kegiatan pasien alopesia di RS
 Ajarkan cara perawatan kulit kepala dengan menggunakan sampoo baby, “sun
cream”, dll

18
 Jika terjadi kerontokan alis & bulu mata, gunakan kacamata hitam & topi jika
bepergian

Diagnosa 10. Resiko Disfungsi Seksual akibat Kemoterapi

 Bina rasa saling percaya


 Kaji pengetahuan klien tentang efek penyakit dan pengobatannya pa da fungsi
seksual
 Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk mendiskusikan masalah klien
 Mendiskusikan strategi menghadapi disfungsi seksual
 Alternatif pengekspresian seksual
 Alternatif posisi yang meminimalkan nyeri
 Melakukan aktifitas seksual saat kondisi tubuh fit
 Membantu mengetahui perasaan seksual dirinya dan pasangannya
 Penjelasan dampak kemoterapi pada fungsi seksual
 Mendiskusikan alternatif pola dalam keluarga
 Mengajak orangtua klien untuk merawat anaknya
 Menganjurkan klien yang sulit punya anak untuk adopsi

19
DAFTAR PUSTAKA

Brooker. C. (2001). Kamus Saku Keperawatan. Jakarta: ECG.

Brunner, & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikai Bedah. Jakarta: EGC.

FKUL (2008). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta.: FKUL.

Gale, D., & Charette, J. (2000). Rencana asuhan keperawatan onkologi. Jakarta: EGC.

Lynda Juall, C. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Marilynn E. D. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

20

Anda mungkin juga menyukai