Fasilitator :
Disusun oleh :
Kelompok 7
1
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah- Nya sehingga penulisan makalah tentang “Limfoma Non-Hodkin” dapat
selesai tepat waktu. Adapun penulisan makalah ini sebagai tugas kelompok untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Pernafasan, Kardiovaskuler
dan Hematologi.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya
bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan keperawatan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................5
2.1 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................6
3.1 TUJUAN........................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................7
2.1 DEFINISI........................................................................................................................7
2.2 ANATOMI SISTEM LIMFATIK.........................................................................................7
2.3 ETIOLOGI......................................................................................................................9
2.4 MANIFESTASI KLINIS.....................................................................................................9
2.5 PATOFISIOLOGI...........................................................................................................11
2.6 WOC...........................................................................................................................12
2.7 KLASIFIKASI STADIUM (Armitage JO 2009, Cheson BD et al 2014).............................13
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................................................................13
2.9 PROSEDUR DIAGNOSTIK.............................................................................................15
2.10 PENATALAKSANAAN...................................................................................................17
BAB III.........................................................................................................................................21
PENUTUP....................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................21
3.1 Saran...........................................................................................................................21
3
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Jumlah penderita limfoma dirasa cukup fantastis sehingga patut diwaspadai.
Hendaknya masyarakat lebih peduli terhadap deteksi dini kanker khususnya
limfoma, serta menambah pengetahuan mengenai penyakit limfoma agar
penderita limfoma tidak semakin bertambah. Melihat hal dan permasalahan diatas
penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk asuhan
keperawatan dengan harapan paling tidak penulis bisa meringankan beban yang
dialami penderita.
3.1 TUJUAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
LNH merupakan proliferasi klonal yang ganas limfosit T dan B yang terdapat
bersama berbagai tingkat beban tumor. Keganasan ini tidak boleh diracunkan
dengan kelainan limfoproliferatif poliklonal. Kedua kelompok penyakit tadi
terjadi dengan frekuensi meningkat pada anak dengan status imunodefisiensi
herediter seperti ataksia-telangiektasia, sindrom Wiskott-Aldrich, imunodefisiensi
campuran, dan sindrom lomfoproliferatif terkait-X (XLP). (Behrman, dkk,
2012)Limfoma non Hodgkin adalah penyakit yang menyerang sel dari sistem
limfatik, yang dikenal sebagai sel darah putih atau limfosit. Pada limfoma non
Hodgkin limfosit mulai berperilaku seperti kanker dan tumbuh serta berlipat
ganda secara tidak terkontrol, dan tidak mati seperti proses seharusnya. Karena hal
ini limfoma non Hodgkin disebut sebagai kanker.
Sistem limfatik terdapat di seluruh bagian tubuh manusia, kecuali sistem saraf
pusat. Bagian terbesarnya terdapat di sumsum tulang, lien, kelenjar timus,
limfonodi dan tonsil. Organ-organ lain termasuk hepar, paru-paru, usus, jantung,
dan kulit juga mengandung jaringan limfatik.
8
Gambar 1.Anatomi Sistem Limfatik (guytton,1997)
9
melewati thorax dan bersatu dengan vena besar di leher sebelah kiri. Ductus
limfatikus dextra mengumpulkan cairan limfe dari leher sebelah kanan, thorax,
dan extremitas bagian superior kemudian menyatu dengan vena besar pada leher
kanan.
Limpa berada di kuadran kiri atas abdomen. Tidak seperti jaringan limfoid
lainnya, darah juga mengalir melewati limpa. Hal ini dapat membantu untuk
mengontrol volume darah dan jumlah sel darah yang bersirkulasi dalam tubuh
serta dapat membantu menghancurkan sel darah yang telah rusak (F.Martin. 2005)
2.3 ETIOLOGI
10
e. Penurunan nafsu makan
f. Pembesaran kelenjar getah bening yang terlibat
g. Dapat pula ditemukan adanya benjolan yang tidak nyeri dileher ketiak atau
pangkal paha (terutama bila berukuran di atas 2 cm); atau sesak napas akibat
pembesaran kelenjar getah bening mediastinum maupun splenomegali.
Tiga gejala pertama harus diwaspadai karena terkait dengan prognosis yang
kurang baik, begitu pula bila terdapatnya Bulky Disease (KGB berukuran > 6-10
cm atau mediastinum >33% rongga toraks).
Keterlibatan intraabdominal
- Kemungkinan gejala yang menyerupai appendicitis (nyeri, nyeri tekan di
kuadran kanan bawah)
- Intususepsi
- Massa ovarium, pelvis, retroperitoneal
- Asites
- Muntah
- Diare
- Penurunan berat badan
Keterlibatan mediastinum
- Efusi plura
- Kompresi trakea
- Sindrom vena kava superior
- Batuk, mengi, dipsnea, gawat pernafasan
- Edema ekstremitas atas
- Perubahan status mental
Keterlibatan primer nasal, paranasal, oral dan faringeal
- Kongesti nasal
11
- Rinorea
- Epistaksis
- Sakit kepala
- Proptosis
- Iritabilitas
- Penurunan berat badan(Betz &Sowden, 2009)
2.5 PATOFISIOLOGI
12
5. Pemeriksaan hispatologis tumor sesuai dengan LNH
2.6 WOC
13
2.7 KLASIFIKASI STADIUM (Armitage JO 2009, Cheson BD et al 2014)
Keterangan :
C : Keterlibatan ekstranodal
A. Pemeriksaan penunjang
Tabel 1.1 Tes Diagnostik dan Intrepretasi pada Klien dengan LNH
14
Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil
Hitung darah lengkap :
Sel darah putih Variasi normal, menurun atau meningkat
secara nyata
Diferensial sel darah putih Neutofilia, monnosit, basofilia, dan
eosinofilia mungkin ditemukan. Limfofenia
sebagai gejala lanjut.
Eritrosit
Normositik, hipokromik ringan sampai
Morfologi sel darah merah sedang
15
tulang.
Mengevaluasi luasnya keterlibatan nodus
Foto toraks, vertebrata, ekstremitas
limfe retroferitoneal
proksimal, serta nyeri tekan pada
Menentetukan keterlibatan sumsum tulang,
area pelvis.
invasi sumsum tulang terlihat tahap luas.
Memastikan klasifikasi diagnosis limfoma.
Ct scan dada, abdominal, tulang
USG abdominal
16
- Kelainan/pembesaran organ (hati/limpa)
- Performance status: ECOG atau WHO/Karnofsky
3. Pemeriksaan Diagnostik (Hehn S, dkk, 2004)
A. Biopsi eksisional atau core biopsy
1. Biopsi KGB dilakukan cukup pada 1 kelenjar yang paling representatif,
superfisial, dan perifer. Jika terdapat kelenjar superfisial/perifer yang
paling representatif, maka tidak perlu biopsi intraabdominal atau
intratorakal. Kelenjar getang bening yang disarankan adalah dari leher
dan supraclavicular, pilihan kedua adalah aksila dan terakhir adalah
ingunial spesimen kelenjar diperiksa :
a) Rutin
b) Histopatologi
c) Immunohistokimia
d) Molekuler (hibridisasi insitu) EBV
2. Diadnosis awal harus ditegakkan berdasarkan histopatologi dan tidak
cukup hanya dengan sitologi. Pada kondisi tertentu dimana KGB sulit
dibiopsi, maka kombinasi core biopsy FNAB bersama-sama dengan
teknik lain (IHK, flowcytometri, dll) mungkin dapat mencukupi untuk
diagnosis
B. Laboratorium
1. Rutin
Hemotologi :
- Darah perifer lengkap (DPL) : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, LED,
hitung jenis
- Gambaran Darah Tepi (GDT): morfologi sel darah
2. Analisis Urin : Urin lengkap
3. Kimia Klinik :
- SGOT, SGPT, Bilirubin (total/drek.indirek), LDH, Protein total,
albumin-globulin
- Alkali fosfatase, asam urat, ureum, kreatinin
- Gula darah sewaktu
- Elektrolit : Na, K, CI, Ca, P
17
C. Aspirasi Sumsum Tulang (BMP) dan biopsi sumsum tulang dari 2 sisi
spina illiaca dengan hasil spesimen minimal panjang 1.5 cm dan
disarankan 2 cm
D. Radiologi
Untuk pemeriksaan rutin/standard dilakukan pemeriksaan CT Scan
thorak/abdomen. Bila fasilitas tersedia, dapat dilakukan PET CT Scan
E. Konsultan THT
Bila cicncin waldever terkena dilakukan laringoskopi
F. Cairan tubuh lain (cairan pleura, cairan asites, cairan liquor serebrospinal)
Jika dilakukan punsi/aspirasi diperiksa sitologi dengan cara cytospin,
disampin pemeriksaan rutin lainnya
G. Konsultasi Jantung
Menggunakan echogardiogram untuk melihat funsi jantung limfoma
hodgkin maupun non-hodgkin dapat ditegakkan melalui prosedur-prosedur
di bawah ini (Price S.A dan Wilson L.M, 2005)
2.10 PENATALAKSANAAN
Pilihan terapi bergantung pada beberapa hal, antara lain: tipe limfoma
(jenis histologi), stadium, sifat tumor (indolen/agresif), usia, dan keadaan umum
pasien
Tujuan Tatalaksana
- Mengontrol nyeri
- Mengoptimalkan pengembalian kemampuan mobilisasi ambulasi aman
- Meningkatkan ketahanan dan kemampuan kardiorespirasi
- Memperbaiki fungsi pemrosesan sensoris dan motorik
- Memaksimalkan pengembalian fungsi otak sesuai hendaya
- Memelihara dan atau meningkatkan fungsi psiko-sosial-spiritual
- Meningkatkan kualitas hidup dengan memperbaiki dan memaksimalkan
kemampuan aktivitas fungsional
18
A. LNH INDOLEN STADIUM I DAN II
Radioterapi memperpanjang disease free survival pada beberapa pasien.
Standar pilihan terapi :
- Iradiasi
- Kemoterapi dilanjutkan dengan radiasi
- Kemoterapi (terutama pada stadium ≥2 menurut kriteria GELF)
- Kombinasi kemoterapi dan imunoterapi
- Observasi
19
- Kemoterapi intensif ± Total Body irradiation (TBI) diikuti dengan stem
cell resque dapat dipertimbangkan pada kasus tertentu
- Raditerapi paliatif, diberikan pada tumor yang besar (bulky) untuk
mengurangi nyeri/obstruksi.
C. LNH INDOLEN/ low grade RELAPS
Standar pilihan terapi:
- Radiasi paliatif
- Kemoterapi
- Transplantasi sumsum tulang
D. LNH AGRESIF / High grade: (Ki-67 > 30%) Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah:
- MCL (Mantle cell lymphoma, pleomorphic variant)
- Diffuse large B cell lymphoma, Follicular lymphoma gr III, B cell
lymphoma unclassifiable with features between diffuse large B cell and
Burkitt,
- T cell lymphomas
Nyeri yang tidak diatasi dengan baik dan benar dapat menimbulkan disabilitas.
20
- Edukasi pasien untuk ikut serta dalam penanganan nyeri memberi efek baik
pada pengontrolan nyeri (Level 1)
- Terapi medikamentosa sesuai prinsip tatalaksana nyeri World Health
Organization (WHO) dan WHO analgesic ladder (Level2)
- Terapi Non Medikamentosa Modalitas Kedokteran
- Fisik dan Rehabilitasi
EDUKASI
21
Kemoterapi
Nutrisi Edukasi jumlah nutrisi, jenis dan cara pemberian
nutrisi
lainnya Anjurkan untuk kontrol rutin pasca pengobatan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Limfoma adalah neoplasma ganas yang berasal dari sel asli jaringan
limfoid (yaitu, limfosit dan prekursor serta turunannya, dan yang jarang adalah
histiosit). Limfoma non-Hodgkin (LNH) adalah suatu kelompok penyakit
heterogen yang diddefinisikan sebagai keganasan jaringan limfoid selain
penyakit Hodgkin.
22
Pada anak, terdapat empat diagnosa keperawatan yaitu, Nyeri akut
berhubungan dengan pembesaran kelenjar limfe. Resiko kekurangan volume
cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh. Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menelan atau
mencerna makanan. Inkontinensia defekasi berhubungan dengan abnormalitas
tekanan abdomen tinggi dan tekanan usus tinggi.
3.1 SARAN
23
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
EGC.
Corwin Elizabeth J., (2009). Patofisiologi : Buku Saku. Alih bahasa : Nike Budi
Subekti. Editor edisi Bahasa Indonesia : Egi Komara Yudha (et. al). Edisi 3.
Jakarta : EGC.
24
EGC.
Haryanto, Sri. (2009). Terapi Pengobatan Tumor dan Kanker. Penerbit Kanisius :
Yogjakarta.
Kumar, Abbas, dan Fausto. 2005. Phatologic Basis of Diseases 7th Edition.
Medika.
Pearce, Evelyn C (2002). Anatomy and Physiology for Nurses. Anatomi dan
25