Oleh :
Pembimbing :
Dr. dr. Putu Pramana Suarjaya, Sp.An, M.Kes, KNA, KMN, FIPM
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya maka laporan kasus dengan topik “Anestesi Pada Pasien GA-
LMA” ini dapat selesai pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan kasus ini dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya di bagian Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar. Untuk itu, ucapan
terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Dr. dr. IMG Widnyana, Sp.An, M.Kes, KAR selaku Kepala
Departemen/SMF dan dr. I Gusti Agung Gede Utara Hartawan, Sp.An,
MARS, SH selaku Koordinator Pendidikan di departemen Anestesiologi
dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Sanglah Denpasar yang telah memberikan saya kesempatan untuk belajar
di bagian ini.
2. Dr. dr. Putu Pramana Suarjaya, Sp.An, M.Kes, KNA, KMN, FIPM selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam
pembuatan laporan kasus ini.
3. Dokter-dokter residen yang juga turut membimbing dalam pembelajaran
mengenai laporan kasus ini.
4. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam penyusunan laporan kasus
ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan tinjauan pustaka ini. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
BAB II KASUS................................................................................................3
2.2 Anamnesis.........................................................................................3
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
KASUS
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama : benjolan di dada sebelah kanan
Pasien datang diantar oleh orang tua dengan keluhan benjolan di dada
sebelah kanan yang disadari sejak 5 tahun yang lalu. Benjolan tersebut
awalnya berukuran sebesar telur ayam dan membesar hingga saat ini
sebesar telur bebek. Keluhan nyeri, kemerahan dan keluar cairan dari
benjolan disangkal. Tidak ada keluhan penurunan berat badan.
Demam, batuk, pilek dan sesak nafas 2 minggu terakhir disangkal.
Makan dan minum dikatakan baik. BAB dan BAK dikatakan normal.
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
Riwayat asma, hipertensi, dan penyakit sistemik lainnya tidak ada
Kebiasaan minum alkohol dan merokok tidak ada
Riwayat operasi sebelumnya tidak ada
3
4
PEMBAHASAN
7
8
a. LMA Klasik
LMA ini merupakan alat bantu jalan napas supraglotis yang paling sering
digunakan sebagai alternatif pilihan dari intubasi endotrakea. Jenis klasik ini
mempunyai kemampuan menjaga jalan napas secara adekuat serta
menyebabkan angka kejadian komplikasi dan morbiditas faringolaringeal
yang rendah. Keberhasilan LMA yang klasik mendorong munculnya berbagai
jenis LMA lainnya dengan beberapa tujuan tertentu seperti untuk blind
intubasi disertai dengan akses ke lambung (Proseal LMA). Jenis LMA proseal
memberikan dua keuntungan: (1) adanya akses ke lambung memungkinkan
untuk memasukkan selang lambung dan kemudian dekompresi lambung; (2)
desain ulang terhadap balon LMA memungkinkan untuk mengembangkan
balon LMA lebih besar dan posisi balon LMA yang lebih tepat terhadap jalan
nafas.9
9
c. LMA Fast Track
LMA Fast track terdiri dari sutu tube stainless steel yang melengkung
(diameter internal 13 mm ) yang dilapisi dengan silicone, connector 15 mm,
handle, cuff, dan suatu batang pengangkat epiglottis. LMA ini dirancang
sebagai saluran untuk intubasi dan memiliki fitur khusus yang
meningkatkan tingkat sukses intubasi dan tidak membatasi ukuran
tabung endotrakeal.9
1 <5 4
1,5 5 - 10 7
2 10 – 20 10
2½ 20 – 30 14
3 30 - 50 20
4 50 - 70 30
5 > 70 40
- Resusitasi neonatal
3. Situasi jalan nafas sulit :
- Terencana
- Penyelamatan jalan nafas
- Membantu intubasi endotracheal
Teknik-teknik lain yang dapat dilakukan bila kesulitan insersi LMA yaitu
ditangan yang terampil, teknik standard insersi LMA dapat berhasil pada sebagian
besar pasien (>98%) pada usaha yang pertama atau yang kedua. Penyebab yang
lazim akan kegagalan insersi LMA adalah karena penguasaan teknik yang rendah,
anastesi yang dangkal (yang menyebabkan terjadi batuk, mual, dan
laryngospasme), pengguna belum berpengalaman, sulit mengatasi lengkungan 90°
dibelakang pharynx ke hipopharynx, lidah dan tosil yang besar, dan penggunaan
ukuran LMA yang tidak tepat. Beberapa teknik manuver telah dilakukan untuk
mengatasi kesulitan tersebut diantaranya: menarik lidah kedepan, menggangkat
dagu, dan menggunakan laryngoscope, menggunakan bilah lidah atau forcep
Magill untuk menggangkat lidah. Masukkan LMA dengan balon menghadap ke
bawah dan kemudian diputar 180° setelah sampai dinding posterior parynx.11
Balon dapat dikembangkan sebagian atau penuh bila memasukkan LMA
tanpa kesulitan. Walaupun trik ini dapat memudahkan operator yang belum
berpengalaman namun dapat terjadi komplikasi berupa obstruksi parsial jalan
nafas jika ujung LMA arytenoid didepan larynx. lebih jauh hal tersebut dapat
menyebabkan batuk atau laryngospame karena rangsangan pada refleks pelindung
jalan nafas yang disebabkan oleh posisi LMA yang tinggi di dalam pharynx. Pada
pasien dengan lengkung palatum yang tinggi, mendekati palatum durum secara
16
agak diagonal dari samping dengan posisi LMA bersudut 15° atau 20° dari lateral
ke midline dapat juga membantu.11
Keuntungan Kerugian
Dibandingkan - Tangan operator bebas - Lebih invasif
17
- Ada beberapa
kontraindikasi
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Sirait, Robert Hotman. The Comparison of the Use of Spinal Anesthesia with
General Anesthesia in Appendectomy Patients at Rumah Sakit Umum
Universitas Kristen Indonesia from January 2016 - August 2018. Solid State
Technology. 2020. 63;5.
2. Forman S, Chin V. General Anesthetics and Molecular Mechanisms of
Unconsciousness. International Anesthesiology Clinics. 2018;46(3):43-53.
3. Aisyah, Irawan, D., Syukri, A. Gambaran Kejadian Nyeri Tenggorok (Sore
Throat) Pada Pasien Yang Menjalani Anestesi Umum Dengan Menggunakan
Laryngeal Mask Airway (LMA) Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Education of Medical. 2013.
http://repository.unri.ac.id:80/handle/123456789/2681
4. Strametz R, Bergold MN, Weberschock T. Laryngeal mask airway versus
endotracheal tube for percutaneous dilatational tracheostomy in critically ill
adults. Cochrane Database Syst Rev. 2018 Nov 15;11
5. Singh A, Bhalotra AR, Anand R. A comparative evaluation of ProSeal
laryngeal mask airway, I-gel and Supreme laryngeal mask airway in adult
patients undergoing elective surgery: A randomised trial. Indian J
Anaesth. 2018 Nov;62(11):858-864.
6. Armstrong L, Caulkett N, Boysen S, Pearson JM, Knight CG, Windeyer MC.
Assessing the Efficacy of Ventilation of Anesthetized Neonatal Calves Using
a Laryngeal Mask Airway or Mask Resuscitator. Front Vet Sci. 2018;5:292.
7. Gomillion MC, Jung Hee Han. Magnetic Resonance Imaging a case of 2
years old boy. Anesthesiology Problem-Oriented Patient Management Yao &
Artusio’s. 6th ed. 2008. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, USA.
8. Okeyemi, A., Suleiman, A.Z., Oyedepo, O.O., Bolaji, B.O., Adebogye, B.M.,
Ige, O.A. Comparative Study of Haemodynamic Effects of Intravenous
Ketamine-fentanyl and Propofol-fentanyl for Laryngeal Mask Airway
Insertions in Children Undergoing Herniotomy under General Anaesthesia in
a Nigerian Tertiary Hospital. Nigerian Postgraduate Medical Journal. 2022.
29;1.
9. Harahap, Yustisa Sofirina, et al. 2016. “Perbandingan Angka Keberhasilan
Pemasangan Laryngeal Mask Airway (LMA) Jenis Klasik Pada Usaha
Pertama Antara Teknik Balon Dikempiskan Dan Dikembangkan Sebagian
Pada Pasien Dewasa.” Jurnal Anestesi Perioperatif, vol. 4, no. 1
10. Agung H, 2015. Referat Laryngeal Mask Airway (Pada Penatalaksanaan
Jalan Nafas Yang Sulit), Bagian Anesthesiologi dan Reanimasi FK UGM,
Yogyakarta.
20
21