PENGGUGURAN KANDUNGAN
1. Jelaskan perbedaan mendasar antara pengertian pengguguran dalam lingkup medis dan
hukum yang berlaku di Indonesia!
2. Berdasarkan cara terjadinya (menurut medis) jelaskan pembagian abortus!
3. Jelaskan aturan-aturan hukum yang berlaku di Indonesia berkaitan dengan pengguguran
kandungan!
4. Menurut aturan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam kondisi tertentu diijinkan
melakukan pengguguran kandungan.
a. Jelaskan kondisi apa saja yang dimaksud!
b. Apakah syarat yang harus dipenuhi bila kondisi tersebut berlaku?
c. Mengapa seorang dokter bila memberikan pelayanan pengguguran kandungan yang
tidak sesuai syarat dapat dituntut secara hukum?
5. Siapa sajakah yang dapat dituntut secara hukum pada kasus pengguguran kandungan?
6. Jelaskan tatacara pemeriksaan pada korban (sekaligus pelaku) kasus pengguguran
kandungan (jelaskan masing-masing tujuan pemeriksaan tersebut)!
TOPIK DISKUSI
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI
1. Mengapa pembunuhan anak sendiri merupakan pembunuhan khusus menurut hukum yang
berlaku di Indonesia!
2. Jelaskan syarat suatu kasus disebut pembunuhan anak sendiri!
3. Jelaskan pemeriksaan pada jenazah bayi serta tujuan dari pemeriksaan tersebut!
4. Jelaskan pemeriksaan pada seorang perempuan terduga pelaku pembunuhan anak sendiri
serta tujuan dari pemeriksaan tersebut!
5. Jelaskan pemeriksaan apa yang dapat dilakukan untuk mengetahi hubungan jenazah bayi
yang ditemukan dan perempuan terduga pelaku pembunuhan anak sendiri
TOPIK DISKUSI
ASFIKSIA
1. Pada lingkup kedokteran forensik, apakah sajakah yang menjadi penyebab asfiksia?
Jelaskan masing-masing pengertian dan perbedaan nya!
2. Bila asfiksia disebabkan oleh sesuatu hal apakah asfiksia termasuk dalam pengertian sebab
kematian? Jelaskan!
3. Jelaskan perbedaan antara penyebab kematian, mekanisme kematian dan cara kematian!
4. Jelaskan hal-hal yang dapat ditemukan pada korban (tanda) yang meninggal akibat asfiksia!
5. Jelaskan tanda (hal-hal yang dapat ditemukan pada korban) seseorang meninggal oleh
karena :
a. Pembekapan
b. Gantung
c. Jerat
d. Cekik
e. Gagging
f. chocking
6. Jelaskan mekanisme kematian tenggelam di air laut dan air tawar
SOAL KASUS :
Jenazah orok (bayi baru lahir), diantar oleh Polisi Polsek Kota Baru disertai Surat Permintaan
Visum et Repertum untuk dilakukan pemeriksaan luar dan dalam (otopsi) ke Instalasi Kedokteran
Forensik sekitar pukul 10.00 WITA. Menurut keterangan petugas yang mengantar, orok tersebut
ditemukan di toilet perempuan sebuah Klinik 24 jam di dalam tempat sampah dibungkus kantong
plastik warna hitam yang diikat erat. Jenazah ditemukan oleh petugas kebersihan saat akan
membuang sampah sekitar pukul 07.00 WITA. Polisi yang dilapori segera datang ke Tempat
Kejadian Perkara, dan menemukan jenazah sudah berada di ruang periksa, tertutup kain putih. Saat
kain dibuka selain jenazah bayi terdapat kantong plastic warna hitam dalam keadaan robek,yang
menurut managemen adalah pembungkus orok saat ditemukan ditempat sampah.
Pada jenazah orok tersebut dilakukan pemeriksaan otopsi pada pukul 10.30 WITA dengan hasil
sebagai berikut (kondisi bayi seperti foto di bawah) :
Pada otopsi ditemukan : tanda-tanda asfiksia pada selaput pembungkus organ-organ terutama pada
paru-paru dan jantung. Tes apung paru hasilnya positif.
Setelah 3 hari dari penemuan orok di Klinik tersebut, Polisi menemukan indikasi perempuan
tersangka pembuang orok tersebut dari CCTV Klinik (waktu kejadiannya sesuai perkiraan waktu
kematian orok yang dijelaskan dalam Visum et repertum). Tampak seorang perempuan muda
berusia kisaran belasan tahun, berjalan menuju toilet dengan terburu-buru sambil memegangi
perutnya. Perempuan tersebut berada cukup lama di dalam toilet. Saat keluar tampak sangat lemah,
kemudian terjatuh sambil berterikan meminta pertolongan karena kesulitan untuk berjalan. Saat
dilakukan pengecekan pada register pendaftaran, perempuan tersebut adalah Nona A, umur 17
tahun, alamat Kota Denpasar, datang dengan keluahan diare berdarah sejak 1 hari sebelum masuk
Rumah Sakit. di dalam rekam medis juga terdapat catatan dari dokter yang memeriksa bahw pasien
bolak-balik ke toilet untuk buang air besar, serta pasien sempat pingsan setelah buang air besar
terakhir, namun setelah di observasi selama 2 jam, keadaannya membaik dan diperbolehkan pulang,
diagnosis pasien tersebut adalah Disentri dehidrasi ringan.
Polisi segera menuju alamat terduga, saat ditemui yang bersangkutan tinggal bersama kedua orang
tuannya di tempat kos dimana mereka menyewa 2 kamar. Terduga dalam keadaan sehat, namun
mengaku agak sedikit lemah. Ibu terduga mengatakan 3 hari yang lalu anaknya mules dan diare
sehingga dibawa ke Klinik 24 jam. Polisi menjelasakan bahwa Nona A adalah tersangka kasus
pembunuhan dan pembuangan bayi di Klinik sehingga perlu dilakukan pemeriksaan. Segera polisi,
Nona A dan Ibunya menuju Rumah Sakit dengan membawa Surat Permintaan Visum untuk
dilakukan pemeriksaan terhadap Nona A.
Berdasarkan investigasi polisi dari pengakuan Nona A, bahwa benar dia melahirkan tanpa ada yang
mengetahui di toilet Klinik 24 jam, saat lahir bayi ini sedikit merintih yang kemudian segera tangan
tersangka menutup hidung dan mulut orok tersebut agar tidak didengar orang. Sebentar kemudian
bayinya tidak bergerak, setelah itu keluarlah ari-ari. Nona A segera memasukan bayinya ke dalam
kantung plastic hitam yang sudah dia persiapkan dari rumah, dia ikat erat kemudian dimasukan ke
dalam tempat sampah. Nona A mengaku bayi itu hasil hubungannya dengan pacarnya yang berusia
19 tahun atas dasar suka sama suka. Sejak mengetahui hamil pacarnya memberikan obat-obatan
yang dibeli dipasar gelap secara on line agar kandungannya gugur, namun tidak berhasil-berhasil.
Barulah kurang lebih 6 hari sebelum kejadian di Klinik, dia beri obat dengan tulisan china, sejak
minum obat tersebut perutnya terasa mulas, yang akhirnya dia tidak tahan dan minta diantar ke
Kliniki kepada orang tuanya dan terjadilah kejadian tersebut.