Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

BLOK 6.1

PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI (PAS)

KELOMPOK 2

Stanley Andrew Halim 1523017014

Jonathan Overian Buon 1523017016

Alkaf Mu’nis Bahsin 1523017017

Kevin Aditya Aryawijaya 1523017019

Silvie Widya Octrisia 1523017022

Gde Sukris Wiranda 1523017028

Ahmad 1523017029

Selly Andriani Puspitadewi 1523017043

Nixie Sabari 1523017051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2019
DAFTAR ISI
BAB I
Skenario Pemicu........................................................................................................................... 2
Kata Kunci.................................................................................................................................... 2
Mind Map...................................................................................................................................... 2
Rumusan Masalah......................................................................................................................... 2
Pemeriksaan pelaku....................................................................................................................... 3
Anamnesis dan pemeriksaan terduga pelaku................................................................................ 4
Pemeriksaan bayi.......................................................................................................................... 4

BAB II
1. Jelaskan mengenai cara, sebab dan mekanisme kematian!............................................... 5
2. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk ibu dan bayi?............................................. 6
3. Identifikasi anak korban pembunuhan.............................................................................. 8
4. Apa saja tanda-tanda bayi lahir hidup?............................................................................. 9
5. Syarat terpenuhi definisi pembunuhan anak sendiri.........................................................
6. Definisi dan aspek hokum mengenai dugaan pembunuhan anak sendiri..........................

Kesimpulan .................................................................................................................................
Peta Konsep.................................................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................................................
Lembar Penilaian Daftar Pustaka ............................................................................................

BAB I
1
SKENARIO PEMICU

Skenario Pemicu
Seorang mayat bayi ditemukan oleh warga di pinggir sungai di dalam kardus mi
instan. Polisi membawa mayat bayi tersebut unutk diperiksa. Polisi mengamankan
perempuan terduga ibu dari bayi tersebut karena menerima laporan masyarakat
bahwa sehari setelah ditemukan mayat bayi, perempuan tersebut pindah dari tempat
kosnya.

Kata Kunci
1. Seorang mayat bayi
2. Ditemukan di pinggi sungai
3. Di dalam kardus mi instan
4. Perempuan terduga ibu dari bayi, pindah dari kosnya

Mind Map

Pemeriksaan :
Ditemukan seorang
Pemeriksaan ibu
mayat bayi
Pemeriksaan bayi (bayi lahir hidup/mati,
tanda kekerasan, sebab kematian)

Cara :
Wajar (sakit, usia bayi belum aterm) Dugaan pembunuhan Definisi
Tidak wajar (pembunuhan, kecelakaan) anak sendiri

Aspek hukum

Sebab : ditusuk / dibekap/ disiksa / racun

Mekanisme

Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai cara, sebab dan mekanisme kematian!
2. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk ibu dan bayi?
3. Identifikasi anak korban pembunuhan
4. Apa saja tanda-tanda bayi lahir hidup?
5. Syarat terpenuhi definisi pembunuhan anak sendiri
6. Definisi dan aspek hukum mengenai dugaan pembunuhan anak sendiri

2
a) Pemeriksaan Pelaku
I. Anamnesis
1. Identitas pasien
Nama : wanita, 18 tahun
Pekerjaan : toko
Alamat : Sidodari, Surabaya
Status : belum menikah (pacaran)
2. Riwayat kehamilan
- Kontrol 1x di puskesmas, disangkanya sakit asam lambung
- Hamil ± 9 bulan
- Lupa mens terakhir kapan
- Saat periksa di puskesmas, diberitahu tangga lahirnya tetapi lupa
- Berencana melahirkan sendiri di tempat
- Belum pernah hamil sebelumnya
- Mengaku tidak punya uang untuk biaya persalinan
- Pernah minum- minuman tradisional, nanas muda yang dicampur minuman tertentu
(saran dari teman) – usaha menggugurkan
- Badan bertambah gemuk sejak pacaran dan perut bertambah besar
- Setelah hamil, selalu memakai baju longgar sehingga tidak diketahui teman
- Mengaku tidak punya niat membunuh, hanya karena takut dan tidak tahu harus
bagaimana
3. Post partus
- Setelah persalinan, merasa lemas beberapa saat. Setelah itu biasa lagi
4. Rencana menutupi post partus
- Ijin 2 hari karena sakit, kondisi tubuh tidak memungkinkan untuk masuk kerja karena
pinggul dan kemaluan asih nyeri
- Nyeri bila digunakan berjalan danaktivtias lama

II. Pemeriksaan Fisik


1) Keadaan Umum :
Wajah pucat
Konjungtiva anemis
Vital signs : BB/TB = 58kg /153cm
TD = 90/60 mmHg
Suhu = 37,2 ºC
Nadi = 100x/menit
Pernapasan = 16x/menit
2) Pemeriksaan Payudara :
- Payudara membesar
- Areola mamae lebar dan cokleat gelap
- Putting keluar susu saat dipijit
3) Pemeriksaan Abdomen :
- Perut kendut berlipat
- Striae gravidarum
- Uterus teraba sekepal tangan di atas tulang kemaluan
4) Pemeriksaan Kemaluan :
3
- Luka robek masih relative baru pada perineum
- Keluar cairan darah merah dari vagina

b) Anamnesis dan Pemeriksaan Terduga Pelaku


 Polisi melakukan penyelidikan guna mengetahui ibu dan cara kematian bayi tersebut.
 Seminggu pasca temuan polisi akhirnya mengamankan perempuan tersebut karena
menerima laporan masyarakat bahwa sehari setelah ditemukan mayat bayi, perempuan
tersebut pindah dari tempat kosnya.
 Perempuan tersebut berusia 18 tahun, hamil di luar nikah. Perempuan tersebut merasa malu
apalagi pacarnya tidak mau bertanggung jawab. Perempuan tersebut berusahan unutk
menggugurkan kandungannya dengan memakan nanas muda dan meminum obat tradisional
yang didapat dari kawannya. Obat tradisional yang dikonsumsi tersebut mengandung garam
logam timah hitam yang dapat mengakibatkan keracunan. Semua usaha yang dilakukan si
perempuan tersebut tidak berhasil, hingga usia kehamilannya mencapai waktu normal untuk
melahirkan.
 Akhirnya pada 1 tengah malam, ia melahirkan di sebuah halaman kosong tidak jauh dari
tempat kos. Pada proses kelahiran spontan tersebut, bayi sempat menagis namun ibu segera
membekap mulut si bayi karena takut metahuan telah melahirkan. Setelah persalinan
lengkap, mayat bayi dibungkus selembar kain sarung. Kemudian diletakkan di pinggir
sungai yang dilewati saat perjalanan pulang.
 Besok paginya, mayat bayi ditemukan di pinggir sungai dan warga melaporkan ke polisi.
Polisi membawa mayat bayi untuk di otopsi

c) Pemeriksaan Bayi
 Bayi dalam kardus mie instant terbungkus kain sarung
 Bayi perempuan. Berat badan 3kg. panjang badan 52 cm lingkar kepala 30 cm. lingkar dada
30 cm. lingkar perut 28 cm. anggota tubuh lengkap. Jari-jari normal. Telinga terbentuk
sempurna. Putting susu terbentuk. Badan penuh vernix caseosa. Pada pantat tampak
meconium. Sebagian tubuh bayi menempel bercak-bercak darah warna kemerahan. Tali
plasenta tidak terpotong panjang 42 cm. kotiledon plasenta lengkap. Pada plasenta terdapat
bekuan-bekuan darah menempel disela-sela kotiledon.
 Wajah tampak membiru, bibir membiru. Kuku jari membiru
 Sekitar mata, hidung, mulut dan dagu dtampak memar merah kebiruan.
 Pada dada kiri di atas tulang selangka tampak memar merah kebiruan
 Selaput lendir kelopak mata (konjungtiva palpebra) ditemukan bintik perdarahan dan
pelebaran pembuluh darah
 Paru-paru agak mengembang tidak memenuhi rongga dada, tepi paru tumpul, warna paru
merah muda. Tes apung paru positif.
 Darah bayi relative encer dan gelap
 Tes inti penulangan ditemukan inti penulangan pada tulang tibia

(+) lain-lain
 Ditemukan dua helai rambut hitam lurus panjang masing-masing 28 cm dan 35 cm
 Pada sarung terdapat bercak darah

BAB II
4
1. Mekanisme mengenai cara, sebab, dan mekanisme pembunuhan
1.1 Cara Kematian
Cara kematian dibagi menjadi dua : wajar & tidak wajar.
Kematian wajar disebabkan karena penyakit atau usia ( >80 thn), cara kematian tidak wajar
disebabkan oleh berbagai jenis kekerasan (pembunuhan , bunuh diri , kecelakan , dan
kematian yang penyebabnya tidak jelas).
Pembagian cara kematian dengan kekerasan pada janin/bayi dibagi lagi menjadi :
1. Kekerasan dalam uterus
2. Kekerasan selama proses kelahiran
3. Kekerasan setelah kelahiran lengkap
Pada kasus ini cara kematian bayi tidak wajar yaitu kekerasan setelah kelahiran lengkap
karena dibekap oleh ibunya setelah dilahirkan yang merupakan salah satu bentuk kekerasan.
1.2 Sebab Kematian
Sebab kematian adalah setiap luka, cedera atau penyakit yang mengakibatkan rangkaian
gangguan fisiologis tubuh yang berakhir dengan kematian pada seseorang. Misalnya luka
tembak pada kepala, luka tusuk pada dada, intoksikasi sianida, tuberkulosis paru,
adenokarsinoma pada paru-paru, dan arterosklerosis koronaria.
Dari pemeriksaan luka, dapat diambil kesimpulan benda apa yang menyebabkan, misalnya :
- Persentuhan benda tumpul
- Persentuhan benda tajam
- Tembakan
- Ledakan geranat dan sebagainya
Pada kasus :
Penyebab dari kematian bayi tersebut dikarenakan adanya bekapan oleh ibunya, sehingga
bayi tersebut tidak dapat bernafas dan menyebabkan bayi tersebut asfiksia yang akhirnya
mengakibatkan kematian bayi.1
1.3 Mekanisme Pembunuhan
Pada kasus tersebut mekanisme kematian yang memungkinkan adalah asphyxia. Asphyxia
adalah suatu keadaan terjadinya kekurangan oksigen yang disebabkan karena terganggunya
saluran pernapasan. Anoxia adalah kegagalan oksigen mencapai sel-sel tubuh. Anoxic
Anoxia adalah macam anoxia yang berkaitan dengan kasus yaitu keadaan tak dapat
masuknya oksigen ke dalam aliran darah atau tidak cukup bisa mencapai aliran darah. Tipe
anoxic anoxia adalah mekanik dikarenakan di kasus kemungkinan bayi dibekap saluran
pernapasannya sehingga korban tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup ke aliran
darah.2

1
Aflaine Iwan, Nila Nirmalasari, & Muhammad henry. 2019. Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal. Edisi 2. Depok.
Rajawali Pers.
2
Hoedinvanto, Hariadi A. 2012. . Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal. Edisi 8. Surabaya.
5
2. Pemeriksaan yang diperlukan ibu dan Bayi
2.1 Pemeriksaan Bayi
Umur Panjang
(bulan) (cm)
1 1x1 = 1
2 2x2 = 2
3 3x3 = 9
4 4x4 = 16
5 5x5 = 25
6 6x5 = 30
7 7x5 = 35
8 8x5 = 40
9 9x5 = 45
10 10x5 = 50
Mencari tanda-tanda bayi lahir hidup atau mati karena kasus pembunuhan anak memiliki
ancaman hukuman yang berbeda dengan kasus lainnya :
2.2.1. Viabilitas bayi (bayi dapat hidup diluar kandungan ibu tanpa perawatan khusus)
- Umur ≥ 28 minggu kandungan
- Panjang badan ≥ 35cm
- BB ≥ 2500gr
- Tidak ada cacat bawaan berat seperti genetik
- Lingkaran fronto occipital ≥ 32cm
2.2.2. Penentuan umur bayi
- Panjang kepala-tumit (Rumus De Haas)
 Memperkirakan umur janin intra uterin berdasarkan panjang badan (vertex-tumit)
 Untuk 5 bulan pertama panjang kepala-tumit (cm) = kuadrat umur gestasi (bulan)
dan selanjutnya = umur gestasi (bulan) x 5 cm
- Pusat penulangan
 Tidak langsung (foto X-ray)
 Langsung (pisau)
1) Distal femur dan proksimal tibia (fleksikan tungkai bawah lalu lepaskan kulit dari tulang. Buat
irisan tipis-tipis pada epifisis femur hingga ditemukan pusat penulangan diafisis yang berwarna
merah di tengah epifisis berwarna putih keruh)
2) Kalkaneus, talus dan kuboid (pegang kaki Umur janin Pusat penulangan
dengan tangan kiri, tumit di telapak tangan
38 minggu Proksimal tibia
jari-jari kaki mengarah ke pelaku otopsi.
40 minggu Kuboid
Buat irisan dalam di celah jari ke 3-4 telapak
kaki. Irisan akan mengenai pusat penulangan 9 bulan / 36 Distal femur (paling
minggu bermakna)
kalkaneus, diperdalam teriris talus. Untuk
7 bulan / 28 Talus
kuboid dibuat sebelah lateral dan sejajar minggu
irisan pertama) 6 bulan / 24 Kalkaneus
2.2.3. Lama bayi hidup minggu
- Tali pusat dan pembuluh darah
 Bayi hidup lebih dari 24 jam terdapat perubahan di tali pusat dan pembuluh darah
(obliterasi arteri dan vena umbilikalis)

6
 Bayi hidup kurang dari 24 jam tidak dapat ditentukan karena penutupan ductus
arteriosus dan foramen ovale waktunya bervariasi.
- Perubahan Hb (Barcroft)
 Waktu lahir : Hb 20 gr/dL, 80% HbF, eritrosit 6.2 juta
 Hari ke-8 : Hb 18 gr/dL, HbF menurun, eritrosit 5.4 juta
 Bulan ke-3 : 7-8% HbF
 Bulan ke-6 : 0% HbF
- Perbedaan Hb fetal dan Hb dewasa (selubilitas, bentuk, sifat isoelektrik, spektrogram, inti
sel darah merah hilang setelah 24 jam)
2.2.4. Tanda-tanda pernah bernafas
- Tes apung paru (Docimasia Hidrostatica Pulmonum)
 Tes apung paru (+) karena berat jenis paru kurang dari berat jenis air sehingga
mengapung
 Memastikan tes apung paru (+) karena pernapasan/pembusukan (artificial inflation)
dengan tes hidrostatik :
1. Sebelum paru busuk masukkan paru jantung thymus ke air
2. Apabila mengapung dilanjutkan masing-masing paru
3. Apabila mengapung dilanjutkan 1 lobus
4. Apabila mengapung dilanjutkan 1 bagian kecil (beberapa alveoli) yang ditekan oleh
kaki terlebih dahulu
 False negative karena atelektasis, pernapasan lemah, pneumonia.
- Tes apung usus (Uji Breslau)
 Udara di lambung dan usus (diangkat dengan diikat esofagus dan jejunum lalu
diapungkan)
- Dada telah mengembang
- Diafragma turun ke sela iga ke-5
2.2.5. Tanda-tanda pernah dirawat / belum dirawat

Pernah dirawat Belum dirawat


Diberi pakaian Belum diberi pakaian
Tali pusat dipotong, tepi potongan tidak Tali pusat tersambung antara perut dan
teratur saat diapungkan di air plasenta
Pernah diberi makanan/susu dalam Tubuh berlumuran darah, Vernix caseosa
lambung (lemak bayi) masih melekat di dahi,
lipatan leher, lipatan ketiak, bokong, paha.

Tubuh sudah dibersihkan


2.2.6. Hubungan bayi dengan ibunya
- Golongan darah (tidak dapat diketahui apabila tidak ada pasangan)
- DNA (menggunakan tulang rusuk yang diperoleh ketika mengambil paru-paru)
- Kronologi waktu (waktu partus dan umur bayi)
2.2.7. Mencari sebab kematian secara fisik
- Kelalaian (asfiksisa cairan inhalasi ketuban/darah, terjerat tali pusat, perdarahan tali pusat
karena ikat tidak baik, suffocation dibawah selimut, kedinginan atau kelaparan)

7
- Kekerasan (memasukkan alat dalam vagina, perut tertumbuk jatuh atau ditendang, retak
tulang tengkorak, kekerasan pada kepala contusio cerebri, kaput suksadenum, jeratan,
cekikan, luka iris, tusuk, tenggelam)3
2.2 Pemeriksan Ibu
2.2.1 . Tanda baru melahirkan anak:
a. Robekan baru pada alat kelamin
b. Ostium uteri dapat dilewati ujung jari
c. Keluar darah dari rahim
d. Ukuran rahim: saat post partum setinggi pusat, 6-7 hari post partum setinggi
tulang kemaluan
e. Payudara mengeluarkan air susu
f. Hiperpigmentasi aerola mammae
g. Striae gravidarum dari warna merah menjadi putih

2.2.2 Berapa lama telah melahirkan:


a. Ukuran rahim 2-3 minggu kembali ke ukuran semula
b. Getah nifas 1-3 hari post partum berwarna merah, 4-9 hari post partum berwarna
putih, 10-14 hari post partum getah nifas habis
c. Robekan alat kelamin sembuh dalam 8-10 hari

2.2.3 Mencari tanda-tanda partus precipitatus:


a. Robekan pada alat kelamin
b. Insersio uteri (rahim terbalik) yaitu bagian dalam rahim menjadi keluar, lebih
-lebih bila tali pusat pendek
c. Robekan tali pusat anak yang biasanya terdapat pada anak atau pada tempat lekat
tali pusat. Robekan ini harus tumpul dibuktikan dengan pemeriksaan
histopatologis
d. Luka pada kepala bayi menyebabkan perdarahan di bawah kulit kepala dan
perdarahan di dalam tengkorak
2.2.4 Pemeriksaan golongan darah
2.2.5 Pemeriksaan histopatologi: sisa plasenta dalam darah yang berasal dari rahim. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan

3. Identifikasi anak korban pembunuhan


Identifikasi dalam kedokteran forensik merupakan upaya membantu penyidik untuk memastikan
identitas seseorang, baik dalam keadaan hidup atau mati. Pada kasus dugaan pembunuhan anak, ibu
kandung korban adalah tersangka utama. Identifikasi harus dapat membuktikan tersangka adalah
ibu kandung dari bayi yang ditemukan sebagai korban, sehingga penting untuk mencari kesesuaian
identitas antara bayi dan tersangka. Identifikasi bayi tidak banyak berbeda dengan orang dewasa
kecuali untuk beberapa hal terkait ukuran tubuh yang hampir tidak akan membantu untuk mencari
kesesuaian antara bayi dan tersangka. Identifikasi bisa dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan golongan darah

3
Hoedinvanto, Hariadi A. 2012. . Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal. Edisi 8. Surabaya.
8
Pemeriksaan ini bukan untuk menetapkan tersangka tapi untuk menyingkirkan orang yang
diduga tersangka.
Contoh : bayi golongan darah O tidak mungkin memiliki orang tua golongan darah AB, tapi
bukan berarti orang golongan darah A, B, O menjadi tersangka.
2. Pemeriksaan Sidik Jari
3. Pemeriksaan DNA
Pemeriksaan ini cukup mahal jadi akan dilakukan ketika ada orang yang bersedia membiayai.
Pemeriksaan DNA membutuhkan bagian dari tubuh bayi seperti darah dan tulang, biasanya
yang diambil adalah bagian dari tulang karena lebih tahan lama meskipun diawetkan dengan
metode sederhana.4

5. Tanda-tanda bayi lahir hidup


Tanda-tanda bayi lahir hidup atau mati dapat dilihat dari:
1. Pernapasan : letak diafragma
Gambaran makrosopik paru
Uji apung paru (+)/(-)
Mikroskopik paru
2. Menangis atau tidak saat lahir
3. Pergerakan otot (pada post mortem tidak dapat dibuktikan)
4. Peredaran darah, denyut jantung, dan perubahan hemoglobin
5. Isi usus & lambung (Breslau test)
6. Keadaan tali pusat (meliputi denyut tali pusat, keadaan terputusnya tali pusat, sudah
mongering atau belum)
7. Keadaan kulit (bukti lahir mati : ante partum rigor mortis, maserasi)

No.
Paru belum bernapas Paru sudah bernapas
1. Volume kecil, kolaps, menempel Volume 4-6x lebih besar, sebagian
pada vertebra, konsistensi padat, menutupi jantung, konsistensi seperti karet
tidak ada krepitasi busa (ada krepitasi)
2. Tepi paru tajam Tepi paru tumpul
3. Warna homogen, merah
Warna merah muda
kebiruan/ungu
4. Kalau diperas di bawah
permukaan air tidak keluar
Gelembung gas yang keluar halus dan rata
gelembung gas atau bila sudah
ukurannya.
ada pembusukan gelembungnya
besar dan tidak rata.
5. Tidak tampak alveoli yang Tampak alveoli, kadang-kadang terpisah
berkembang pada permukaan sendiri
6. Kalau diperas hanya keluar Bila diperas keluar banyak darah berbuih
darah sedikit dan tidak berbuih walaupun belum ada pembusukan (volume
(kecuali bila sudah ada darah dua kali volume sebelum napas.

4
Wilianto, Warih dan Hariadi Apuranto. Pembunuhan Anak dengan Jerat Tali Pusat Disertai Kekerasan Tumpul Pada
Kepala. 2012. Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia Vol. 14 No. 3.

9
pembusukan)
7. Berat paru kurang lebih 1/70 BB Berat paru kurang lebih 1/35 BB

8. Seluruh bagian paru tenggelam Bagian-bagian paru yang mengembang


dalam air terapung dalam air.

Tanda-tanda bayi lahir hidup :


- Dada sudah mengembang diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5 (terutama pada bayi
yang telah lama hidup)
- Pemeriksaan mikroskopis paru, paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian
kandung jantung, paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura yang tegang
- Krepitasi (+)
- Uji apung paru (+), tes apung usus (+)
1
- Tepi paru tumpul, berat paru berat badan bayi
35
- Warna paru merah muda
- Terdapat udara dalam duodenum, menunjukkan bayi telah hidup 6-12 jam
- Uji telinga tengah (middle ear test) (+)

 Bukti korban bayi lahir hidup :


 Paru-paru agak mengembang tidak memenuhi rongga dada
 Tepi paru tumpul
 Warna paru merah muda
 Tes apung paru (+)
 Saat lahir menangis (kesaksian ibu) yang kemudian dibekap
5. Syarat terpenuhi definisi pembunuhan anak sendiri
Berdasarkan hukum di Indonesia, infanticide adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang
ibu terhadap anak kandungnya, pada saat anak itu dilahirkan atau tidak lama kemudian, karena
takut akan ketahuan bahwa ia melahirkan anak.
Menurut definisi WHO, bayi dinyatakan lahir hidup bila pada saat seluruh tubuhnya dilahirkan ia
bernafas atau menunjukkan salah satu tanda kehidupan lain seperti denyut atau detak jantung,
denyut nadi tali pusat, atau gerakan otot rangka.

KRITERIA INFANTICIDE
a. Ibu : hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak sendiri,
tidak dipersoalkan apakah ia kawin atau tidak.
Kasus : seorang perempuan yang diduga ibu kandung diamankan polisi karena laporan
masyarakat bahwa sehari setelah ditemukan mayat bayi, perempuan tsb pindah kos. (Dapat
diperkuat dengan identifikasi menggunakan sampel darah, DNA, dan sampel rambut)

b. Anak: merupakan anak kandung sendiri.


Kasus : ditemukan bayi oleh masyarakat di pinggir sungai (Dapat diperkuat dengan identifikasi
menggunakan sampel darah, DNA, dan sampel rambut)

10
c. Waktu : dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat tetapi hanya
dinyatakan “ pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian” sehingga boleh dianggap pada saat
belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Dalam hal ini, dapat diartikan
bahwa waktu pembunuhan dilakukan segera pada saat anak dilahirkan atau beberapa saat
kemudian setelah dilahirkan.
Kasus : dari pernyataan terduga ibu kandung yaitu pada proses kelahiran tersebut bayi sempat
menangis, namun ibu segera membekap mulut si bayi

d. Psikis : ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui oleh
orang telah melahirkan anak tersebut, biasanya anak yang dibunuh itu didapat dari hubungan
yang tidak sah.
Kasus : dari pernyataan terduga ibu kandung, ia merasa malu apalagi pacarnya tidak mau
bertanggung jawab

Dengan adanya batasan yang tegas tersebut, suatu pembunuhan yang tidak memenuhi salah satu
kriteria di atas tidak dapat disebut sebagai pembunuhan anak, melainkan suatu pembunuhan
biasa.5

6. Definisi dan aspek hokum mengenai dugaan pembunuhan anak sendiri


Pembunuhan anak sendiri (Infanticide) adalah pembunuhan yangdilakukan oleh seorang ibu atas
anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah
melahirkan anak. dengan demikian berdasarkan pengertian di atas, persyaratan yang harus
dipenuhi dalam kasus pembunuhan anak, adalah
1.Pelaku adalah ibu kandung.
2.Korban adalah anak kandung
3.Alasan melakukan tindakan tersebut adalah takut ketahuan telah melahirkan anak
4.waktu pembunuhan, yaitu tepat pada saat melahirkan atau beberapa saatsetelah melahirkan.
untuk itu, dengan adanya batasan yang tegas tersebut, suatu pembunuhanyang tidak memenuhi
salah satu kriteria di atas tidak dapat disebut sebagai pembunuhan anak, melainkan suatu
pembunuhan biasa.
dalam Kasus, pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa
orang. Adapun bunyi pasalnya adalah :
1. Pasal 341 KUHP : Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam
karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
2. Pasal 342 KUHP : Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukankarena takut
akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anak sendiri denganrencana, dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
3. Pasal 323 KUHP : Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 342 KUHP, diartikan sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana.
Berdasarkan undang-undang tersebut, dapat dilihat adanya tiga Faktor penting, yaitu
1. Ibu, yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak
sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah atau belum. Sedangkan, bagi orang lain
5
http://yankes.kemkes.go.id/read-infanticide-pembunuhan-bayi-sendiri-7545.html
11
yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau
pembunuhan berencana,dengan hukuman yang lebih berat, yaitu 15 tahun penjara pasal 3 38
pembunuhan tanpa rencana, atau 20 tahun, seumur hidup hukuman mati pasal 339 dan 340,
pembunuhan dengan rencana.
2. Waktu, yaitu dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat, tetapi hanya
dinyatakan “pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian”. Sehingga boleh dianggap pada saat
belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. bila rasa kasih sayang sudah
timbul maka ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh anaknya.
3. Psikis, yaitu ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutanakan diketahui
orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya anak yang dilahirkan tersebut didapatkan dari
hubungan tidak sah.6

6
http://jaapl.org/content/jaapl/23/3/375.full.pdf

12
Kesimpulan

Telah ditemukan adanya mayat seorang bayi didalam kardus mie instan yang terbungkus
sarung di pinggir sungai dan bayi tersebut ditemukan oleh warga yang berada disekitar. Dari hasil
pemeriksaan terhadap terduga ibu dari bayi tersebut, didapatkan pengakuan bahwa ibu tersebut
melahirkan seorang bayi di halaman kosong dekat kos di malam hari. Karena tangisan bayinya takut
terdengar oleh warga, ibu dari bayi tersebut langsung membekap mulut bayi dengan kain, sampai
bayi tersebut mengalami asfiksi dan menyebabkan bayi tersebut meninggal, kemudian sang ibu
membungkus bayi tersebut dengan sarung dan memasukkan bayi dalam kardus mie instan.
Pemeriksaan fisik pada terduga ibu juga mendukung pernyataan bahwa ibu tersebut memang belum
lama ini melahirkan seorang bayi. Pemeriksaan lanjutan untuk bayi dilakukan untuk menentukan
usia bayi pada saat dilahirkan, dan menentukan apakah bayi lahir hidup atau lahir mati. Dari hasil
pemeriksaan bayi didapatkan bayi lahir hidup dan cukup umur sesuai pernyataan dari terduga ibu
yang hamil kurang lebih 9 bulan. Dari kasus tersebut didapatkan dugaan Pembunuhan Anak Sendiri
(PAS)/infanticide.

13
Peta Konsep
Identifikasi :
Sample darah dan DNA
Sample rambut yang
dicurigai punya ibu
Wanita, 18 tahun pacar

Usaha mengugurkan :
Hamil di luar Minum obat
tradisional Aspek hokum :
nikah Pasal 341 KUHP
Makan nanas muda

Infanticide/PAS
Usia kehamilan
cukup umur

melahirkan Bayi lahir hidup : (Sebeb) Mayat bayi


Px (pernafasan terapung Dibekap karena didalam kardus,
(+) ketakutan dipunggir sungai
Menangis melahirkan : Identifikasi
Pergerakan otot Luka memar pada korban : Asfaksia
Perdarahan, denyut hidung dan pipi (Mekanisme)
jantung Luka memar pada
Isi usus dan lambung bibir atas
Keadaan tali pusat Luka memar pada
Keadaan kulit dada

(Cara) tidak Wajar

14
Daftar Pustaka
1. Aflaine Iwan, Nila Nirmalasari, & Muhammad henry. 2019. Ilmu Kedokteran Forensik &
Medikolegal. Edisi 2. Depok. Rajawali Pers.
2. Hoedinvanto, Hariadi A. 2012. . Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal. Edisi 8.
Surbaya.
3. Wilianto, Warih dan Hariadi Apuranto. Pembunuhan Anak dengan Jerat Tali Pusat Disertai
Kekerasan Tumpul Pada Kepala. 2012. Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia Vol. 14 No.
3.
4. http://yankes.kemkes.go.id/read-infanticide-pembunuhan-bayi-sendiri-7545.html
5. http://jaapl.org/content/jaapl/23/3/375.full.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai